Sunday, July 27, 2025

Orang yang Mulia dan Orang yang Bodoh: Cahaya Ilmu dan Kegelapan Kebodohan.

 





📰 Orang yang Mulia dan Orang yang Bodoh

Ringkasan Redaksi Asli
“Tiada pengasingan bagi orang mulia (berilmu) dan tiada tanah air bagi orang yang bodoh.”
Maksudnya, orang berilmu dan beramal saleh senantiasa dihormati dan bermanfaat di manapun ia berada, sehingga seakan-akan hidup di tanah air sendiri. Sebaliknya, orang bodoh kehilangan martabat bahkan di negerinya sendiri.


Maksud dan Hakikat

Perkataan ini menegaskan bahwa ilmu adalah kemuliaan sejati. Orang berilmu tidak terikat oleh sekat geografis, sosial, maupun budaya, sebab cahaya ilmunya diperlukan semua orang. Sementara kebodohan menjadikan seseorang terasing bahkan di rumahnya sendiri.


Tafsir dan Makna Judul

  • Orang yang Mulia: bukan sekadar keturunan atau harta, melainkan kemuliaan ilmu yang diamalkan.
  • Orang yang Bodoh: mereka yang tidak mau belajar, tidak mengambil hikmah, sehingga keberadaannya tidak dihargai.

Tujuan dan Manfaat

  1. Mengingatkan umat bahwa ilmu adalah jalan kemuliaan.
  2. Memberi motivasi agar menjadikan ilmu dan amal sebagai bekal kehidupan.
  3. Membentengi masyarakat dari kehinaan akibat kebodohan.

Latar Belakang Masalah di Jamannya

Ungkapan ini lahir dari tradisi ulama klasik yang hidup dalam masa penuh peperangan, hijrah, dan diaspora. Banyak ulama berpindah negeri, namun tetap dihormati karena ilmu mereka. Sebaliknya, banyak bangsawan atau orang kaya yang kehilangan wibawa karena miskin ilmu.


Intisari Masalah

  • Kemuliaan ditentukan oleh ilmu dan amal.
  • Kebodohan menyebabkan keterasingan dan kehilangan martabat.

Sebab Terjadinya Masalah

  1. Kurangnya perhatian terhadap ilmu.
  2. Kecintaan berlebih kepada dunia.
  3. Meremehkan peran ulama.

Dalil Al-Qur’an

  • “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadilah: 11)
  • “Katakanlah: Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” (QS. Az-Zumar: 9)

Dalil Hadis

  • Rasulullah ﷺ bersabda: “Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)

Analisis dan Argumentasi

Ilmu adalah modal sosial universal. Ia melampaui batas wilayah. Seorang alim yang hijrah akan tetap diterima. Sedangkan kebodohan menimbulkan keterasingan karena tidak ada manfaat yang diberikan.


Relevansi Saat Ini

  • Di era globalisasi, orang berilmu dapat beradaptasi di mana pun.
  • Kebodohan membuat seseorang terpinggirkan, meskipun hidup di kota besar.
  • Masyarakat modern tetap membutuhkan cahaya ulama dan cendekia.

Hikmah

  • Ilmu menjadikan seseorang bermanfaat dan dihormati.
  • Kebodohan adalah keterasingan hakiki.

Muhasabah dan Caranya

  • Evaluasi diri: apakah hidup kita memberi manfaat ilmu bagi orang lain?
  • Memperbanyak belajar, membaca, menulis, mengajar, dan berdzikir.

Doa

اللَّهُمَّ اجعلنا من أهل العلم النافع والعمل الصالح، ونجّنا من ظلمة الجهل والضياع، وكرّمنا بنور معرفتك في الدنيا والآخرة.
“Ya Allah, jadikan kami termasuk golongan ahli ilmu yang bermanfaat dan amal yang saleh. Selamatkan kami dari kegelapan kebodohan dan keterasingan, serta muliakan kami dengan cahaya-Mu di dunia dan akhirat.”


Nasehat Para Ulama Sufi

  • Hasan al-Bashri: “Ilmu tanpa amal adalah tanda kehinaan.”
  • Rabi‘ah al-Adawiyah: “Jangan kau cari kemuliaan dari manusia, carilah cahaya ilmu yang menuntunmu pada Allah.”
  • Abu Yazid al-Bistami: “Orang bodoh tidak mengenal dirinya, bagaimana ia mengenal Tuhannya?”
  • Junaid al-Baghdadi: “Kemuliaan seorang alim bukan pada banyaknya kata, tapi pada manfaatnya.”
  • Al-Hallaj: “Kebodohan adalah tirai yang menutupi wajah kebenaran.”
  • Imam al-Ghazali: “Ilmu yang tidak diamalkan, akan jadi hujjah atasmu di hari kiamat.”
  • Syekh Abdul Qadir al-Jailani: “Ilmu tanpa amal bagai pohon tanpa buah. Amal tanpa ikhlas bagai tubuh tanpa ruh.”
  • Jalaluddin Rumi: “Ilmu adalah cahaya yang membuatmu diterima di negeri asing.”
  • Ibnu ‘Arabi: “Orang berilmu adalah warga alam semesta, sedangkan orang bodoh terpenjara di dirinya.”
  • Ahmad al-Tijani: “Kemuliaan sejati ada pada ilmu yang menghubungkanmu dengan Rasulullah ﷺ.”

Daftar Pustaka

  1. Al-Qur’an al-Karim.
  2. Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Musnad Ahmad.
  3. Imam al-Ghazali, Ihya’ Ulum al-Din.
  4. Syekh Abdul Qadir al-Jailani, Futuh al-Ghaib.
  5. Jalaluddin Rumi, Matsnawi.
  6. Ibnu ‘Arabi, Futuhat al-Makkiyah.
  7. Koleksi Hikmah Hasan al-Bashri dan Rabi‘ah al-Adawiyah.

Ucapan Terima Kasih

Redaksi menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang menjaga tradisi ilmu dan amal, khususnya para ulama dan pembaca yang setia menuntut ilmu. Semoga artikel ini menjadi pengingat bahwa ilmu adalah jalan kemuliaan sejati.


✍️ Penulis: M. Djoko Ekasanu



No comments: