Tuesday, July 29, 2025

Dekat kepada Allah dan Jauh dari Manusia.

 




📰 DEKAT KEPADA ALLAH DAN JAUH DARI MANUSIA

"Ketika Kesendirian Menjadi Nikmat, dan Dunia Hanya Persinggahan"

✍️ Penulis: M. Djoko Ekasanu


Dekat kepada Allah swt. dan Jauh dari Manusia.

Ada yang mengatakan:
“Barangsiapa karena berbuat taat menjadi dekar kepada Allah, maka dia merasa asing hidup di tengah manusia.”
Orang yang telah mampu merasakan kenikmatan beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah, maka tidak lagi merasa nikmat hidup bergaul di tengah-tengah manusia.

📌 Ringkasan Redaksi Asli

"Barangsiapa karena berbuat taat menjadi dekat kepada Allah, maka dia merasa asing hidup di tengah manusia."
Artinya, semakin seseorang larut dalam ibadah dan kedekatan kepada Allah, semakin ia merasakan asing dengan hiruk pikuk dunia dan pergaulan yang melalaikan.


🎯 Maksud dan Hakekat

Ungkapan ini bukan ajakan untuk membenci manusia atau hidup antisosial, melainkan menekankan bahwa kedekatan dengan Allah akan mengubah rasa, selera, dan arah hidup seseorang. Yang dulunya ramai terasa nikmat, kini kesunyian bersama Allah lebih menenteramkan.


📖 Tafsir & Makna Judul

  • “Dekat kepada Allah” → hidup dengan ibadah, dzikir, cinta Ilahi.
  • “Jauh dari manusia” → tidak lagi larut dalam kesenangan dunia, bukan berarti benci, tapi lebih memilih ridha Allah daripada keramaian tanpa makna.

🎯 Tujuan dan Manfaat

  1. Membimbing manusia agar lebih fokus pada Allah.
  2. Menyadarkan bahwa dunia bukan tujuan akhir.
  3. Melatih jiwa agar kuat menghadapi kesepian dan keterasingan.
  4. Memberi teladan agar tidak hanyut dalam arus pergaulan yang melalaikan.

🕰️ Latar Belakang Masalah di Jamannya

Pada masa salafus shalih, banyak ahli ibadah merasakan ketidakcocokan dengan keramaian. Mereka memilih uzlah (menyendiri) bukan karena benci manusia, tetapi karena ramainya dunia sering membuat lupa pada Allah.


📌 Intisari Masalah

  • Dunia itu fana, Allah itu abadi.
  • Hati yang sibuk dengan Allah tidak bisa tenang dengan hal-hal yang melalaikan.
  • Rasa “asing” adalah tanda iman yang kokoh.

🔎 Sebab Terjadinya Masalah

  • Dunia makin dipenuhi gemerlap.
  • Nafsu manusia mudah tergoda.
  • Kedekatan kepada Allah membuat seorang mukmin tidak lagi cocok dengan gaya hidup duniawi.

📜 Dalil al-Qur’an dan Hadis

  1. Al-Kahfi: 28
    "Dan bersabarlah kamu bersama orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan petang hanya demi wajah-Nya."

  2. Al-Baqarah: 165
    "Orang-orang beriman itu sangat besar cintanya kepada Allah."

  3. Hadis Muslim
    "Islam bermula dalam keadaan asing, dan akan kembali asing. Maka beruntunglah orang-orang yang asing."


📊 Analisis & Argumentasi

  • Secara psikologis, manusia yang hatinya penuh dengan Allah akan kehilangan selera pada dunia.
  • Secara sosial, orang saleh memang berbeda gaya hidupnya, sehingga dianggap asing.
  • Secara spiritual, rasa asing adalah pertanda kedekatan.

🌍 Relevansi Saat Ini

  • Di zaman media sosial, orang bangga viral. Tapi yang dekat kepada Allah justru bangga dikenal malaikat.
  • Pergaulan modern sering penuh riya, pamer, dan hedonisme. Orang yang lebih suka masjid daripada mal dianggap aneh—padahal dialah yang beruntung.

🌟 Hikmah

  1. Sunyi bersama Allah lebih nikmat daripada ramai tanpa makna.
  2. Asing di dunia = dekat di surga.
  3. Cinta sejati hanyalah cinta kepada Allah.

🧭 Muhasabah & Caranya

  1. Tanya hati: aku sibuk dengan Allah atau sibuk dengan manusia?
  2. Luangkan waktu sunyi tiap hari untuk dzikir.
  3. Kurangi kelekatan pada gadget dan dunia maya.
  4. Cari sahabat yang mengingatkan kepada Allah.

🤲 Doa

“Ya Allah, jadikanlah Engkau sebagai penyejuk hatiku, pengusir gundahku, dan pengganti segala yang hilang dariku. Dekatkan aku pada-Mu, meski harus jauh dari dunia.”


📜 Nasehat Para Ulama Sufi

  • Hasan Al-Bashri: “Kalau hati sudah tenang bersama Allah, dunia terasa sempit meski luas.”
  • Rabi‘ah al-Adawiyah: “Aku menyembah Allah bukan karena surga atau neraka, tapi karena cinta-Nya.”
  • Abu Yazid al-Bistami: “Aku tinggalkan makhluk untuk mendekat hanya pada Allah.”
  • Junaid al-Baghdadi: “Tasawuf adalah bersama Allah tanpa penghalang.”
  • Al-Hallaj: “Aku adalah Kebenaran” – tanda melebur dengan Allah.
  • Imam al-Ghazali: “Dekat kepada Allah membuat asing dari dunia.”
  • Syekh Abdul Qadir al-Jailani: “Kalau hatimu menyatu dengan Tuhan, engkau sepi dari makhluk.”
  • Jalaluddin Rumi: “Kesunyian adalah rumah cintaku.”
  • Ibnu ‘Arabi: “Aku melihat Allah di segala sesuatu.”
  • Ahmad al-Tijani: “Siapa tenggelam dalam zikir, dunia jadi hambar baginya.”

📚 Daftar Pustaka

  1. Al-Qur’an al-Karim.
  2. Shahih Muslim.
  3. Ihya’ Ulumuddin – Imam al-Ghazali.
  4. Risalah al-Qusyairiyah – Imam al-Qusyairi.
  5. Futuhat al-Makkiyah – Ibnu ‘Arabi.
  6. Diwan Rumi – Jalaluddin Rumi.
  7. Fath al-Rabbani – Syekh Abdul Qadir al-Jailani.

🙏 Ucapan Terima Kasih

Penulis menyampaikan terima kasih kepada para ulama sufi dan guru-guru ruhani yang telah meninggalkan warisan hikmah. Juga kepada para pembaca yang terus mencari Allah di tengah hiruk pikuk zaman.


✍️ Penulis: M. Djoko Ekasanu



No comments: