Ilmu dan Maksiat: Jalan Menuju Surga atau Neraka
1. Tulisan Arab
قال عليٌّ رضي الله عنه:
"مَن طَلَبَ العِلْمَ فَقَدِ ابْتَغَى الجَنَّةَ، وَمَن طَلَبَ المَعْصِيَةَ فَقَدِ ابْتَغَى النَّارَ."
---
2. Bacaan Latin
Qāla ‘Alīyyun raḍiyallāhu ‘anhu:
"Man ṭalaba al-‘ilma faqad ibtagha al-jannah, wa man ṭalaba al-ma‘ṣiyah faqad ibtagha an-nār."
---
3. Terjemahan
Dari Ali r.a.:
"Barangsiapa mencari ilmu, maka surgalah yang dicari. Dan barangsiapa mencari maksiat, maka nerakalah yang dicarinya."
---
4. Hikmah
Ilmu bukan sekadar pengetahuan, melainkan jalan menuju ridha Allah.
Mencari ilmu berarti mendekat kepada surga, karena ilmu menuntun pada amal salih.
Sementara itu, maksiat adalah langkah menjauh dari Allah menuju murka-Nya.
Perkataan ini membimbing kita agar senantiasa menjadikan ilmu sebagai kompas hidup.
---
5. Tafsir Maknawi
Ilmu yang dimaksud adalah ilmu yang mendekatkan kita kepada Allah: fikih, tauhid, akhlak, dan ilmu dunia yang memberi manfaat.
Maksiat yang dimaksud bukan hanya perbuatan besar, tapi juga kebiasaan kecil yang disengaja: lalai salat, menipu, ghibah, dan menunda kebaikan.
Siapa yang bersungguh-sungguh dalam satu jalan (ilmu atau maksiat), maka ia sebenarnya sedang menetapkan tujuan hidupnya: surga atau neraka.
---
6. Hadis Terkait
"Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.”
(HR. Muslim)
“Dunia dilaknat dan apa yang ada di dalamnya dilaknat, kecuali dzikir kepada Allah dan yang terkait dengannya, serta orang alim dan pencari ilmu.”
(HR. Tirmidzi)
---
7. Ayat Al-Qur’an yang Berkaitan
QS. Al-Mujadilah: 11
> “...Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat...”
QS. Az-Zumar: 9
> “Katakanlah: Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?”
QS. Al-Isra’: 36
> “Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya...”
---
8. Relevansi di Indonesia Saat Ini
Banyak generasi muda lebih tertarik pada hiburan dan gaya hidup hedonis daripada menuntut ilmu.
Kegiatan maksiat mudah diakses melalui internet, sementara majelis ilmu semakin ditinggalkan.
Hadis ini menjadi pengingat agar bangsa Indonesia kembali menjadikan ilmu sebagai jalan hidup, bukan popularitas atau harta semata.
Gerakan literasi Islam, pengajian, dan pendidikan akhlak harus digalakkan di semua lapisan masyarakat.
---
9. Nasihat Syekh Abdul Qadir al-Jailani
> “Ilmu adalah cahaya. Ia tidak akan masuk ke dalam hati yang gelap oleh maksiat. Bersihkan dirimu terlebih dahulu, lalu carilah ilmu dengan hati yang suci, maka surga akan mendekat kepadamu.”
(Futuh al-Ghaib)
---
10. Nasihat Ibnu ‘Athaillah as-Sakandari
> “Ilmu yang tidak menjauhkanmu dari maksiat bukanlah ilmu, itu hanya hafalan. Ilmu sejati menuntunmu pada takut dan cinta kepada Allah.”
(al-Hikam)
---
11. Cerita Hikmah
"Selembar Kertas dan Seonggok Lumpur"
Di sebuah pesantren, dua santri diuji: satu disuruh menulis ayat Al-Qur’an, satu lagi disuruh menggali tanah. Setelah sebulan, kertas sang penulis bercahaya karena penuh ilmu, sedang tangan si penggali hitam penuh lumpur.
Kyai berkata, “Yang satu memilih cahaya, yang satu memilih kegelapan. Pilihanmu menentukan arahmu — surga atau neraka.”
---
No comments:
Post a Comment