Ibnu Atha’illah As-Sakandari, seorang sufi besar dalam ajaran tasawuf, banyak memberikan nasihat tentang bersandar penuh kepada Allah. Salah satu hikmah terkenalnya dalam Al-Hikam berbunyi:
"Janganlah engkau berjalan bersama sesuatu yang bisa melemahkan langkahmu. Bersandarlah kepada Allah, karena sesungguhnya jika Allah mencukupimu, maka segalanya akan menjadi cukup bagimu."
Di antara nasihatnya tentang tawakkal dan bersandar kepada Allah:
-
Tinggalkan ketergantungan pada usaha semata
"Di antara tanda-tanda bersandar pada amal adalah berkurangnya pengharapan kepada Allah ketika terjadi kesalahan."
→ Maksudnya, jika seseorang merasa putus asa karena gagal dalam usahanya, itu tanda ia lebih mengandalkan usahanya daripada Allah. Seharusnya, usaha hanyalah sebab, sedangkan hati tetap bergantung penuh pada Allah. -
Rezeki sudah ditentukan oleh Allah
"Istirahatkan dirimu dari beban rencana, karena apa yang telah Allah tentukan untukmu pasti akan datang."
→ Artinya, seseorang tidak perlu terlalu cemas tentang rezeki atau masa depan. Tetap berusaha, tetapi jangan sampai hati dipenuhi kecemasan, karena Allah telah menetapkan bagian masing-masing. -
Hanya Allah tempat bergantung
"Jangan meminta kepada selain Allah sesuatu yang tidak bisa diberikan kecuali oleh Allah."
→ Artinya, jangan menggantungkan harapan kepada makhluk dalam hal-hal yang hanya Allah yang bisa memberikannya, seperti kebahagiaan, ketenangan hati, dan keberkahan hidup.
Inti dari nasihat Ibnu Atha’illah adalah menjadikan Allah sebagai satu-satunya sandaran dalam hidup, tanpa mengabaikan usaha, tetapi tetap yakin bahwa hasil akhirnya adalah ketentuan Allah yang terbaik bagi kita.
No comments:
Post a Comment