Monday, April 28, 2025

Nasihat-nasihat dari Kitab Taurat

Nasehat-nasehat dari Kitab Taurat

Wahab bin Munabbih -semoga Allah merahmatinyaberkata: Tertulis dalam kitab Taurat dua puluh tujuh nasihat sebagai berikut:

“Barangsiapa berbekal di dunia, maka pada hari Kiamat dia akan menjadi kekasih Allah.”

“Barangsiapa yang meninggalkan marah, maka ia menjadi tetangga Allah.”

“Barangsiapa meninggalkan cinta kehidupan dunia, maka pada hari Kiamat dia menjadi orang yang aman.”

“Barangsiapa meninggalkan sifat dengki, maka pada hari Kiamat dia menjadi orang yang terpuji di hadapan para pemimpin makhluk.”

“Barangsiapa yang tidak menyukai jabatan, maka bada hari Kiamat dia menjadi orang yang mulia di sisi Maha Raja lagi Maha Perkasa.”

“Barangsiapa yang meninggalkan berlebihan, maka dia menjadi orang yang senang beserta orang yang berbuat kebaikan.

“Barangsiapa yang meninggalkan permusuhan di dunia, maka di hari Kiamat termasuk golongan orang-orang yang beruntung.”

“Barangsiapa yang meninggalkan kikir didunia, maka dia menjadi terkenal di depan para pemimpin makhluk.”

“Barangsiapa yang meninggalkan kesenangan di dunia, maka pada hari Kiamat dia menjadi orang yang berbahagia.”

“Barangsiapa meninggalkan yang haram, maka pada hari Kiamat dia menjadi tetangga para nabi.”

“Barangsiapa yang tidak melihat pada yang haram dunia, maka pada hari Kiamat Allah menggembirakan matanya di dalam surga. Barangsiapa yang meninggalkan kekayaan di dunia dan memilih kefakiran, maka pada hari Kiamat Allah membangkitkan dia beserta para wali dan para nabi.”

“Barangsiapa yang memenuhi kebutuhan orang lain di dunia, maka Allah memenuhi kebutuhannya di dunia dan akhirat.”

“Barangsiapa yang ingin dihibur di kuburnya, maka hendaklah bangun di malam yang gelap dan hendaklah salat sunah, walaupun hanya satu rakaat.”

“Barangsiapa yang ingin berada dalam naungan Allah, maka jadilah orang yang zuhud.”

“Barangsiapa yang ingin dihisab dengan mudah, maka jadilah orang yang menasihati diri sendiri dan-saudara-saudaranya.”

“Barangsiapa yang ingin dikunjungi malaikat, maka jadilah orang yang wira’i.”

“Barangsiapa yang ingin tinggal di dalam keluasan surga, maka jadilah orang yang berzikir kepada Allah pada waktu malam dan siang.”

“Barangsiapa yang ingin masuk surga tampa hisab, maka hendaklah tobat kepada Allah dengan tobat nasuha.”

“Barangsiapa yang ingin kaya, maka jadilah orang yang senang terhadap pemberian Allah baginya dan bagi orang lain yang berupa harta, kedudukan,-dan sebagainya.”

“Barangsiapa yang ingin menjadi faqih -orang yang paham- tentang agama Allah, maka jadilah orang khusyuk.”

“Barangsiapa ingin menjadi bijaksana, maka jadilah orang alim.”

“Barangsiapa yang ingin menjadi orang yang selamat dari manusia, maka janganlah membicarakan seseorang di antara mereka, kecuali pembicaraan yang baik dan ambillah pelajaran dari apa dan untuk apa dirinya diciptakan “

“barang siapa yang ingin mulia di dunia dan akhirat maka hendaklah memilih akhirat atas dunia.”

“Barangsiapa yang mengharapkan surga Firdaus dan surga Na’im yang tidak rusak, maka janganlah menyia-nyiakan usia dengan membuat kesusahan di dunia.”

“Barangsiapa yang ingin surga dunia dan akhirat. maka hendaklah menjadi orang yang murah hati, karena sesungguhnya orang yang murah hati dekat ke surga dan jauh ke neraka.”

“Barangsiapa yang ingin diterangi hatinya oleh Allah dengan cahaya yang sempurna, maka hendaknya dia bertafakur dan mengambil pelajaran.”

“Barangsiapa yang ingin mempunyai badan yang sabar, lisan yang zikir, dan hati yang khusyuk, maka hendaklah ia banyak beristigfar (memohon ampunan) bagi orang mukmin, baik laki-laki maupun perempuan dan muslim laki-laki maupun perempuan.”

Mengenai menyingkir marah, Nabi saw. bersabda:

“Orang yang kuat bukanlah diukur dengan kekuatan berkelahi, sesungguhnya orang yang kuat adalah orang yang dapat mengendalikan nafsunya ketika marah.”

Diriwayatkan, bahwa Nabi sav saw. bersabda:

“Barangsiapa yang mengekang kemarahan maka Allah menahan siksa darinya.”

Tentang dengki/hasud, Nabi saw. bersabda:

 “Janganlah kalian hasud, sesungguhnya anak Adam, yang satu membunuh yang lamnya itu karena dengki.”

Dalam hubungannya dengan cinta jabatan/pangkat duniawi, diriwayatkan, bahwa Nabi saw. bersabda:

“Tidaklah seseorang yang merasa besar dirinya dan berbuat congkak, melainkan dia akan bertemu dengan Allah dalam keadaan Dia murka kepadanya.” (H.R. Al-Bukhari, Al-Hakim dan Ahmad).

Tentang berlebihan di sini, yakni berlebihan di dunia dalam berbicara, dalam harta, kedudukan dan yang lain-lainnya. Yaitu berbagai hal yang dibolehkan, yang bisa menjerumuskan ke dalam kemaksiatan dan mengakibatkan lupa kepada Allah swt.

Kemudian diterangkan juga, bahwa orang yang meninggalkan permusuhan di dunia, maka pada hari Kiamat ia menjadi orang yang bahagia, yakni orang yang selamat dan beruntung dengan kebaikan. Nabi saw. bersabda:

“Barangsiapa meninggalkan pertengkaran, dalam keadaan ia bersalah, maka untuknya dibangunkan gedung di perkebunan surga, barangsiapa meninggalkannya dalam keadaan benar, maka untuknya dibangunkan gedung di tengah surga, dan barangsiapa meningkatkan kebagusan budi pekertinya, maka untuknya dibangunkan gedung di atas surga.”

Mengenai kekikiran di dunia, diriwayatkan bahwa Nabi saw. bersabda:

“Tidak akan berkumpul selamanya iman dan kikir di dalam. hari seseorang yang mukmin.” (H.R. Ibnu Sa’ad).

Dalam riwayat lain, Nabi saw. bersabda:

“Tidak ada penyakit yang lebih parah daripada kikir.” (H.R. Imam Ahmad, Al-Bukhari dan Muslim).

Barangsiapa yang meninggalkan yang haram di dunia, maka pada hari Kiamat Allah menggembirakari kedua matanya di surga dengan melihat sesuatu yang menggembirakan yang belum pernah terlihat oleh mata, ” belum pernah terdengar oleh telinga dan belum tersirat dalam hati. Kemudian, barangsiapa yang meninggalkan kekayaan di dunia dan dia memilih kefakiran, maka pada hari Kiamat Allah membangkitkannya beserta para wali dan nabi. Diriwayatkan, bahwa Nabi saw. bersabda:

“Jika engkau mencintai aku, maka siaplah ntuk fakir, karena sesungguhnya kefakiran lebih cepat kepada orang yang mencintaiku daripada air bah menuju ke hilir.”

(H.R. Imam Ahmad dan At-Tirmidzi). :

Mengenai membantu orang lain di dunia, Nabi saw. bersabda:

“Barangsiapa yang memenuhi kebutuhan saudaranya yang muslim, maka baginya pahala seperti orang yang berhaji dan berumrah.”

Dalam hadis lain Nabi saw. bersabda:

“Barangsiapa memenuhi kebutuhan saudaranya yang muslim, maka baginya pahala seperti orang yang mengabdikan dirinya kepada Allah seumur hidupnya.” Menurut Al-Hifni, mengabdikan umur kepada Allah di sini, yakni orang yang taat kepada Allah seumur hidupnya.

Menurut Al-Azizi, maksudnya ialah seperti orang yang melakukan salat seumur hidupnya, karena salat merupakan suatu bentuk pengabdian kepada Allah bagi orang yang ada di muka bumi.

Sehubungan dengan orang yang zuhud, yakni orang yang berpaling dari dunia dengan hatinya, Nabi saw. bersabda:

“Umat ini yang awal telah selamat dengan zuhud dan yakin dan akan rusak umat yang akhir ini dengan ketamakari dan panjang anganangan.”

Mengenai kesanggupan menasihati diri sendiri sampai akhir dan selanjutnya meningkatkan kualitas keagamaan, diriwayatkan bahwa Utsman bin Affan r.a. berkata:

“Barangsiapa yang dari hari ke hari tidak bertambah kebaikannya maka itulah orang yang berkemas-kemas menuju neraka secara sadar.” , (H.R. Al-Asakir).

Diriwayatkan, bahwa Nabi saw. bersabda:

” Apabila salah seorang di antara kamu mempunyai bahan nasihat untuk temannya, maka hendaklah ia menyampaikan kepadanya.” (H.R. Ibnu Adi).

Sedangkan wira’i atau warak, adalah menjadi syarat pokok dalam usaha mencapai istikamah dalam beragama. Warak paling rendah adalah menyingkiri penyelewengan, seperti yang disebut dalam masalah persaksian, Warak yang paling tinggi ialah warak para shiddigin (orang-orang yang jujur).

Nabi saw. bersabda:

“Sebaik-baik agama kamu adalah perbuatan warak.”

Orang yang ingin tinggal di tengah surga, maka jadilah orang yang zikir kepada Allah di waktu malam dan siang hari. Berkata Al-Qusyairi: “Seseorang tidak dapat bersambung kepada Allah, melainkan dengan selalu zikir. Adapun zikir ada dua macam, yaitu zikir dengan lidah dan zikir dengan hati. Zikir dengan lidah ini dapat menyampaikan seseorang pada zikir hati secara konsis, dan untuk mempengaruhi zikir hati. Jika seorang hamba zikir dengan lidahnya sekaligus dengan hatinya, maka inilah yang disebut ‘sempurna’ dalam tingkah perjalanannya kepada Allah.”

Adapun tentang tobat, Al-Qusyairi berkomentar: Tobat adalah tempat pertama dari tempat salik dan kedudukan pertama dari kedudukan thalib.

Berkata ahli makrifat: “Basuhlah empat bagian tubuhmu dengan empat hal, yaitu wajahmu basuhlah dengan air, mata dan lisanmu basuhlah dengan berzikir kepada Allah, hatimu dengan takwa kepada Allah, dan basuhlah dosamu dengan tobat kepada Tuhanmu.”

Barangsiapa yang ingin kaya, maka jadilah orang yang rida (senang/ puas) terhadap pembagian Allah baginya dan bagi orang lain, yaitu harta, kedudukan dan sebagainya. Abdul Wahid bin Zaid berkata: “Keridaan (kepuasan) itu adalah pintu Allah Yang Maha Agung dan merupakan surga di dunia.”

Tentang kebijaksanaan bersumber pada ilmu pengetahuan, Nabi saw. bersabda:

“Barangsiapa mulai bangun pagi mengajarkan ilmu agamanya, maka ia akan masuk ke surga.” (H.R. Abu Nu’aim).

Dalam kaitan ini Syekh Ali Al-Maghribi setiap akan mengakhiri pelajaran/pengajiannya, berdoa sebagai berikut:

“Ya, Allah, Tuhan kami, sesungguhnya aku titipkan kepada-Mu apa-apa yang aku telah baca dan kembalikanlah kepadaku ketika aku membutuhkannya. “

Orang yang ingin selamat dari orang lain, yakni dari kejahatan mereka, maka janganlah bicara kepada seorang pun di antara mereka, kecuali dengan kebaikan, Nabi saw. bersabda:

“Jauhilah api orang mukmin jangan sampai membakarmu, walaupun dia terpeleset tiap hari tujuh puluh kali, karena sumpahnya ada pada tangan Allah. Jika Allah berkehendak mengangkat derajatnya, maka Dia mengangkatnya.” (H.R. Al-Hakim).

Tentang kedermawanan, diriwayatkan dari Aisyah r.a., bahwa Nabi saw. bersabda:

“Orang dermawan itu dekat kepada Allah Ta’ala, dekat kepada manusia, dekat pada surga dan jauh dari neraka. Sedang orang kikir itu jauh dari Allah Ta’ala, jauh dari sesama manwsia, jauh dari surga dan dekat pada neraka. Orang bodoh yang dermawan lebih disukai Allah daripada orang ahli ibadah tapi kikir.”

Salah satu hikayat orang-orang mulia:

“Suatu ketika, Hasan, Husein dan Abdullah bin Ja’far Ath-Thayyar bersama-sama pergi haji. Karena satu dan lain hal, habislah bekal perjalanan mereka. Mereka kelaparan juga kehausan. Sampailah mereka disebuah kemah yang dihuni seorang nenek dan seekor kambing. Mereka meminta kambing tersebut. Lalu diberikan, bahkan si nenek sendiri memerahkan susu kambing itu untuk mereka bertiga, dan akhirnya dia menyembelihnya untuk mereka. Beberapa waktu kemudian, nenek itu – terlihat oleh Hasan di Madinah dan dia mengenalnya, lalu Hasan memberikan seribu kambing dan seribu dinar kepadanya. Kemudian dia membawa nenek itu ke saudaranya, Husein, maka Husein memberinya seperti pemberian Hasan. Lalu Husein membawa nenek itu kepada Ibnu Ja’far Ath-Thayyar, kemudian dia memberikan dua ribu kambing dan dua ribu dinar kepadanya. Nenek itu pun pulang dengan membawa empat ribu kambing dan empat ribu dinar.”

Adapun tafakur dan mengambil pelajaran yang dapat mendatangkan sinar hati dari Allah, ialah tafakur mengenai keagungan Allah dan mengambil pelajaran terhadap peristiwa kematian.

Mengenai istigfar untuk kaum mukminin dan muslimin, baik lakilaki maupun wanita, Nabi saw. bersabda:

“Barangsiapa yang mohon ampunan bagi orang mukmin dan mukminat, niscaya Allah mencatatkan baginya kebaikan setiap orang mukmin dan mukminat.” (H.R. Ath-Thabrani, dari ‘Ubadah bin Shamit).

Nabi saw. bersabda:

“Barangsiapa yang memohon ampunan bagi orang-orang mukmin dan mukminat setiap hari sebanyak dua puluh tujuh kali, maka orang. tersebut termasuk orang yang dikabulkan doanya dan menjadi penyebab turun rezeki ke ahli bumi.” (H.R. Ath-Thabrani, dari Abi Darda’).

Nabi saw. bersabda:

“Sepuluh perkara akan menolak sepuluh macam bencana, yaitu: Surah Al-Fatihah menolak murka Allah, surah Yasin menolak dahaga di hari Kiamat, surah Ad-Dukhan akan mencegah ketakutan di hari Kiamat, surah Al-Wagi’ah akan mencegah kefakiran, surah Al-Mulk akan mencegah siksa kubur, surah Al-Kautsar akan menolak. permusuhan, surah Al-Kafirun menolak datangnya kekafiran ketika dicabutnya nyawa, surah Al-Ikhlas menolak kemunafikan, surah AlFalag akan mencegah perbuatan hasud duri orang yang dengki, surah An-Naas dapat menolak was-was.”

Dalam rangka menutup kitab ini, saya mengemukakan hadis tersebut diatas dengan harapan mendapatkan berkah.

Semoga rahmat ta’zhim senantiasa melimpah kepada pemimpin kita, yaitu Nabi Muhammad saw., kepada segenap keluarga dan sahabat beliau seluruhnya, juga semoga tercurah kepada para nabi dan rasul.

Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam. Penulisan Kitab ini telah sempurna pada hari Kamis, tanggal 21 Safar 1311 H. Semoga salawat dan penghormatan buat Nabi dan orang-orang yang telah berhijrah bersamanya. Maha Suci Tuhanmu, Tuhan Yang Maha Mulia dari segala yang dikatakan oleh orang-orang kafir. Semoga keselamatan tetap terlimpah kepada para rasul, walhamdulillaahi Rabbil ‘alamin.

Friday, April 25, 2025

Ad-Dukhan ayat 16

 

Berikut penjelasan mengenai Q.S. Ad-Dukhan ayat 16 beserta tafsir lengkap: sebab turunnya, kandungan perintah dan larangan, hadis terkait, serta nasihat dari Syekh Abdul Qodir al-Jailani dan Imam Ibn ‘Athaillah as-Sakandari jika dikaitkan secara maknawi.


Q.S. Ad-Dukhan Ayat 16

الْيَوْمَ نَبْطِشُ الْبَطْشَةَ الْكُبْرَىٰ إِنَّا مُنتَقِمُونَ

Artinya:
"Pada hari ini Kami menghantam mereka dengan hantaman yang dahsyat. Sesungguhnya Kami adalah Dzat Yang Maha Membalas."
(Q.S. Ad-Dukhan: 16)


1. Asbāb al-Nuzūl (Sebab Turunnya Ayat)

Ayat ini merupakan bagian dari respon terhadap penentangan kaum Quraisy terhadap dakwah Nabi Muhammad saw. Dalam sebuah riwayat, kaum Quraisy pernah mengalami musim kekeringan dan kelaparan sebagai azab dari Allah karena mereka menolak dan menyakiti Nabi. Mereka pun meminta kepada Nabi agar mendoakan agar azab itu diangkat. Setelah azab diangkat, mereka kembali kufur. Maka turunlah ayat ini sebagai ancaman bahwa Allah akan memberikan “batshah kubra” (hantaman besar) yang lebih dahsyat, yaitu pembunuhan dalam Perang Badar.
(Riwayat Ibnu Jarir dan Ibnu Abbas)


2. Kandungan Perintah dan Larangan

Perintah:

  • Bertakwa dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya, karena penentangan hanya akan mendatangkan azab yang besar.
  • Mengimani hari pembalasan dan kekuasaan Allah dalam memberi balasan atas kezaliman.

Larangan:

  • Jangan menolak kebenaran setelah datang bukti dan peringatan.
  • Jangan menganggap enteng ancaman Allah, karena balasan-Nya bisa sangat dahsyat.

3. Hadis Terkait Ayat Ini

Tidak ada hadis yang secara langsung menafsirkan ayat 16 ini, namun terdapat hadis yang mendukung makna ancaman Allah:

“Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada orang zalim, tetapi apabila Allah mengazabnya maka tidak ada jalan baginya untuk lepas.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Dan juga hadis tentang Perang Badar sebagai momen pembalasan Allah atas kaum musyrikin:

"Sesungguhnya hari Badar adalah hari Furqan; hari ketika Allah memisahkan antara yang hak dan yang batil."
(HR. Ahmad)


4. Nasehat Syekh Abdul Qodir al-Jailani

Syekh Abdul Qodir sering memperingatkan murid-muridnya untuk tidak bermain-main dengan kemurkaan Allah. Dalam kitab Futuh al-Ghaib, beliau berkata:

"Jangan tertipu oleh tundaannya Allah dalam menghukum, karena bisa jadi engkau sedang dijerat dengan kelembutan sebelum datang pukulan yang mematikan."

Makna ini sangat relevan dengan ayat 16: bahwa Allah bisa saja menangguhkan balasan, tapi jika sudah datang waktunya, tidak ada yang bisa menolak.


5. Nasehat Ibn ‘Athaillah as-Sakandari

Dalam al-Hikam, beliau mengatakan:

"Jangan merasa aman dari makar Allah walau engkau sedang dalam nikmat, sebab Dia bisa mengubah segalanya dalam sekejap."

"Jika engkau melihat Allah memberi waktu dan tidak langsung menghukum, maka itu bukan karena Allah ridha, tetapi karena Dia sedang menunda hingga saat yang tepat."

Ini mencerminkan batshah kubra, yaitu balasan besar yang datang setelah kesombongan dan pengingkaran manusia melampaui batas.


Kesimpulan Hikmah

  • Ayat ini adalah peringatan keras terhadap pembangkangan terhadap wahyu.
  • Allah memberi waktu untuk bertobat, tapi jika terus membangkang, datanglah "batshah kubra".
  • Kita harus senantiasa introspeksi, jangan tertipu oleh kelonggaran, karena bisa jadi itu istidraj (jebakan lembut dari Allah).
  • Ambil pelajaran dari Perang Badar sebagai bukti kekuasaan Allah dalam menolong orang beriman dan membinasakan yang dzalim.

Berikut penjelasan mengenai Q.S. Ad-Dukhan ayat 16 beserta tafsir lengkap: sebab turunnya, kandungan perintah dan larangan, hadis terkait, serta nasihat dari Syekh Abdul Qodir al-Jailani dan Imam Ibn ‘Athaillah as-Sakandari jika dikaitkan secara maknawi.

---

Q.S. Ad-Dukhan Ayat 16

الْيَوْمَ نَبْطِشُ الْبَطْشَةَ الْكُبْرَىٰ إِنَّا مُنتَقِمُونَ

Artinya:

"Pada hari ini Kami menghantam mereka dengan hantaman yang dahsyat. Sesungguhnya Kami adalah Dzat Yang Maha Membalas."

(Q.S. Ad-Dukhan: 16)

---

1. Asbāb al-Nuzūl (Sebab Turunnya Ayat)

Ayat ini merupakan bagian dari respon terhadap penentangan kaum Quraisy terhadap dakwah Nabi Muhammad saw. Dalam sebuah riwayat, kaum Quraisy pernah mengalami musim kekeringan dan kelaparan sebagai azab dari Allah karena mereka menolak dan menyakiti Nabi. Mereka pun meminta kepada Nabi agar mendoakan agar azab itu diangkat. Setelah azab diangkat, mereka kembali kufur. Maka turunlah ayat ini sebagai ancaman bahwa Allah akan memberikan “batshah kubra” (hantaman besar) yang lebih dahsyat, yaitu pembunuhan dalam Perang Badar.

(Riwayat Ibnu Jarir dan Ibnu Abbas)

---

2. Kandungan Perintah dan Larangan

Perintah:

Bertakwa dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya, karena penentangan hanya akan mendatangkan azab yang besar.

Mengimani hari pembalasan dan kekuasaan Allah dalam memberi balasan atas kezaliman.

Larangan:

Jangan menolak kebenaran setelah datang bukti dan peringatan.

Jangan menganggap enteng ancaman Allah, karena balasan-Nya bisa sangat dahsyat.

---

3. Hadis Terkait Ayat Ini

Tidak ada hadis yang secara langsung menafsirkan ayat 16 ini, namun terdapat hadis yang mendukung makna ancaman Allah:

> “Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada orang zalim, tetapi apabila Allah mengazabnya maka tidak ada jalan baginya untuk lepas.”

(HR. Bukhari dan Muslim)

Dan juga hadis tentang Perang Badar sebagai momen pembalasan Allah atas kaum musyrikin:

> "Sesungguhnya hari Badar adalah hari Furqan; hari ketika Allah memisahkan antara yang hak dan yang batil."

(HR. Ahmad)

---

4. Nasehat Syekh Abdul Qodir al-Jailani

Syekh Abdul Qodir sering memperingatkan murid-muridnya untuk tidak bermain-main dengan kemurkaan Allah. Dalam kitab Futuh al-Ghaib, beliau berkata

> "Jangan tertipu oleh tundaannya Allah dalam menghukum, karena bisa jadi engkau sedang dijerat dengan kelembutan sebelum datang pukulan yang mematikan."

Makna ini sangat relevan dengan ayat 16: bahwa Allah bisa saja menangguhkan balasan, tapi jika sudah datang waktunya, tidak ada yang bisa menolak.

---

5. Nasehat Ibn ‘Athaillah as-Sakandari

Dalam al-Hikam, beliau mengatakan:

> "Jangan merasa aman dari makar Allah walau engkau sedang dalam nikmat, sebab Dia bisa mengubah segalanya dalam sekejap."

> "Jika engkau melihat Allah memberi waktu dan tidak langsung menghukum, maka itu bukan karena Allah ridha, tetapi karena Dia sedang menunda hingga saat yang tepat."

Ini mencerminkan batshah kubra, yaitu balasan besar yang datang setelah kesombongan dan pengingkaran manusia melampaui batas.

---

Kesimpulan Hikmah

Ayat ini adalah peringatan keras terhadap pembangkangan terhadap wahyu.

Allah memberi waktu untuk bertobat, tapi jika terus membangkang, datanglah "batshah kubra".

Kita harus senantiasa introspeksi, jangan tertipu oleh kelonggaran, karena bisa jadi itu istidraj (jebakan lembut dari Allah).

Ambil pelajaran dari Perang Badar sebagai bukti kekuasaan Allah dalam menolong orang beriman dan membinasakan yang dzalim.

---


Tuesday, April 22, 2025

Gambaran Surga Dan Neraka.

 Diriwayatkan dari Kulaib bin Hazim radhiyallahu ‘anhu bahwa ia berkata, “Saya pernah mendengar Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama bersabda, ‘Hai kaumku! Carilah surga sepenuh kemampuan kalian dan hindarilah neraka sepenuh kemampuan kalian karena orang yang mencari surga tidak tidur dan orang yang menghindari neraka juga tidak tidur. Sesungguhnya surga dikelilingi oleh hal-hal yang tidak disukai dan sesungguhnya neraka dikelilingi keenakan-keenakan dan kesenangan-kesenangan. Oleh karena itu sungguh janganlah kalian melalaikan akhirat!”

Disebutkan di dalam hadis lain dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu dari Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama bahwa beliau bersabda, “Akan diserukan ketika penduduk surga memasukinya, ‘Telah tiba masa dimana kalian akan hidup dan tidak akan mati selamanya, kalian akan sehat dan tidak akan sakit selamanya, kalian akan muda dan tidak akan mengalami tua, dan kalian    akan    merasakan kenikmatan dan tidak akan merasakan kesedihan selamanya.’ Seruan tersebut adalah Firman Allah Dan diserukan kepada mereka, ‘Itulah surga yang diwariskan kepadamu disebabkan apa yang dahulu kamu lakukan’.”

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu baha ia berkata, “Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama bersabda bahwa Allah berfirman, ‘Aku telah mempersiapkan bagi orang-orang sholih di surga suatu kenikmatan yang belum pernah mata lihat, telinga dengar, dan tersirat di hati manusia.’ Bacalah Firman Allah jika kalian menginginkan: Seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. 

Sesungguhnya di dalam surga terdapat sebuah pohon yang andai seorang pengendara melewati bayangan teduhnya selama 100 tahun maka ia tidak akan selesai melewatinya. Bacalah Firman Allah jika kalian menginginkan: Dan naungan yang terbentang luas dan air yang tercurah dan buah-buahan yang banyak yang tidak berhenti buahnya dan tidak terlarang mengambilnya dan kasur-kasur yang tebal lagi empuk sesungguhnya    Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung...” 

Diriwayatkan dari Mughirah bin Syukbah radhiyallahu ‘anhu bahwa sungguh Rasulullah        shollallahu ‘alaihi wa sallama bersabda, “Musa bermunajat kepada Allah. Ia berkata; ‘Ya Allah! Beritahu aku orang yang terakhir masuk surga dan berapa banyak bagian surga baginya?’ Allah menjawab, ‘Hai Musa! Tidak ada seorang muslim yang berada di neraka kecuali satu orang yang akan Aku keluarkan dari sana dengan rahmat-Ku. 

Kemudian ia berhenti di pintu surga. Kemudian Aku berkata kepadanya; Masuklah ke dalam surga! Ia menjawab; Bagaimana aku mau masuk surga sedangkan orang-orang di dalamnya telah menempati tempatnya dan derajatnya masing- masing sedangkan aku tidak kebagian sesuatu dan tempat. Kemudian Aku berkata; Hai hamba-Ku! Apakah kamu ridho di surga mendapatkan satu kerajaan yang berukuran seperti  dua kerajaan di dunia? Kemudian ia menjawab; Aku ridho. Kemudian Aku berkata; Masuklah ke dalam surga! Bagimu adalah kelipatan ganda ukuran kerajaan tersebut. Kemudian Allah memberinya satu kerajaan yang seukuran 4 (empat) kerajaan dunia.”

Penyusun, Muhammad bin Abu Bakar Semoga Allah merahmatinya, berkata, “Kerajaan tersebut    seukuran    tanah Khurasan, Irak, Yaman dan Syam.” Ia melanjutkan, “Membicarakan sifat surga tidak akan ada habisnya tetapi perlu juga membicarakan sifat neraka.”

Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, “Ketika diturunkan ayat ini ‘Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut setan) semuanya’,    maka sungguh Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama menangis.    

Para sahabatpun juga menangis karena tangisan Rasulullah shollallahu ‘alahi wa sallama padahal mereka tidak tahu wahyu apa yang diturunkan oleh Jibril kepadanya shollallahu ‘alaihi wa sallama. Tidak ada seorangpun dari mereka bertanya kepadanya shollallahu ‘alaihi wa sallama.”

Setiap kali Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama melihat Fatimah radhiyallahu ‘anhaa maka beliau selalu senang. Suatu ketika Abdurrahman bin Auf mendatangi Fatimah di rumah Fatimah. (Dalam riwayat dari Umar bin Khattab): Abdurrahman berkata, “Assalamualaiki Wahai putri Rasulullah.”

Fatimah menjawab, “‘Alaika as- Salam. Siapa anda?”

Abdurrahman menjawab, “Saya adalah Abdurrahman bin Auf.”

Fatimah bertanya, “Hai Ibnu Auf! Ada perlu apa anda datang?”

Abdurrahman menjawab, “Aku meninggalkan    Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama dalam keadaan menangis dan bersedih. Aku tidak tahu wahyu apa yang dibawa Jibril untuknya.”

“Ya sudah! Pergilah! Aku bersiap- siap dulu.” jawab Fatimah.

Kemudian Abdurrahman pergi menemui Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama dengan harapan, “Barangkali Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama akan memberitahuku tentang wahyu apa yang dibawa Jibril untuknya.”

Sementara itu Fatimah mengenakan selimut usangnya yang ditambal dengan 12 tambalan dengan pelepah dan daun kurma. Ketika Fatimah telah keluar dari rumahnya, Umar melihatnya sambil meletakkan tangannya di atas kepalanya dan berkata:

“Duh kasihan sekali! Sungguh putri-putri kaisar dan raja mengenakan sutra kasar dan sutra halus. Sedangkan putri Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama hanya mengenakan selimut dari bulu dengan 12 tambalan daun dan pelepah kurma.”

Ketika Fatimah telah menemui Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama, ia bertanya, “Wahai Rasulullah! Apakah anda tidak tahu kalau Umar heran dengan pakaianku. Demi Allah! Sejak 5 tahun yang lalu aku dan Ali tidak memiliki tikar sama sekali kecuali kulit kambing gibas yang kita gunakan untuk menikari unta kami di siang hari dan kita gunakan sendiri bertikar di malam harinya. Sedangkan bantal tidur kami adalah tulang dan perabot rumah kami adalah dari pelepah kurma.”

Rasulullah menjawab, “Hai Umar! Tinggalkan putriku! Barangkali ia sedang tidak merasa nyaman!”

Fatimah bertanya, “Demi Allah! Apa    yang    membuat    anda menangis? Wahai Rasulullah!” Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama menjawab, “Bagaimana aku tidak menangis sedangkan Jibril telah menyampaikanku wahyu ‘Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut setan) semuanya.’”

“Wahai Rasulullah! Beritahu aku salah satu pintu Jahannam!” tanya Fatimah.

Rasulullah SAW menjawab, “Hai Fatimah! Pintu Jahannam yang paling ringan terdiri dari 70.000 gunung api. Di setiap gunungnya terdapat 70.000 jurang api. Di setiap jurangnya terdapat

70.000.000 perengan api. Di setiap perengannya terdapat 1000.000 kota. Di setiap kotanya terdapat 70.000.000 bangunan- bangunan api. Di setiap bangunan- bangunannya terdapat 1000.000 rumah api. Di setiap rumahnya terdapat 70.000.000 kamar api. Di setiap kamarnya terdapat 70.000.000 peti api. Dan di setiap petinya terdapat 70.000.000 jenis siksaan yang di dalamnya terdapat siksaan yang menjelma penerima siksaan tersebut.”

Kemudian Fatimah jatuh telungkup sambil berkata, “Celakalah orang yang masuk neraka!”

Ketika Umar radhiyallahu ‘anhu mendengar gambaran kecil twntang pintu Jahannam, ia berkata, “Andai aku adalah seekor kambing gibas milik keluargaku, lalu mereka menyembelihku, memakan dagingku, memotong- motong    tubuhku, dan menghancurkan tulang-tulangku, maka aku tidak akan mendengar gambaran Jahannam.”

Kemudian Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu maju sambil berkata, “Andai aku adalah burung di padang luas, kemudian aku makan buah- buahan, minum air sungai, bertempat tinggal di batang- batang pohon, maka aku tidak akan mengalami hitungan amal dan siksa dan tidak akan mendengar gambaran Jahannam.”

Kemudian Ali radhiyallahu ‘anhu berkata, “Andai ibuku tidak melahirkanku, andai saja aku mati di usia dini, andai saja aku adalah rumput, kemudian binatang- binatang ternak memakanku, andai binatang-binatang buas memangsaku, maka aku tidak akan mendengar gambaran Jahannam.”

Kemudian Ali radhiyallahu ‘anhu berkata, “Andai ibuku tidak melahirkanku, andai saja aku mati di usia dini, andai saja aku adalah rumput, kemudian binatang- binatang ternak memakanku, andai binatang-binatang buas memangsaku, maka aku tidak akan mendengar gambaran Jahannam.”

Kemudian Salman radhiyallahu ‘anhu pergi ke arah kuburan Baqik yang memiliki pohon cemara sambil meletakkan tangannya di atas kepalanya dan berteriak keras, “Jauh sekali perjalananku! Sedikit sekali bekal perjalananku di Hari Kiamat!”

Kemudian Bilal radhiyallahu ‘anhu menemui Salman radhiyallahu ‘anhu. Bilal bertanya, “Apa yang membuat anda menangis bersedih?” Salman menjawab,

“Celakalah aku dan kamu Bilal! Apabila waktu kembali kita adalah setelah memakai pakaian dari kapas dan katun, maka kita akan memakai pakaian dari potongan- potongan api neraka. Celakalah aku dan kamu Bilal! Apabila waktu kembali kita adalah setelah memeluk istri-istri, maka kita akan bersama dengan para setan dengan    belenggu-belenggu neraka. Celakalah aku dan kamu Bilal! yaitu ketika kita diberi minuman dengan air minum Jahannam dan diberi makanan berdurinya.”

Diceritakan dari Manshur ibnu Ammar bahwa ia berkata, “Suatu ketika aku sedang berada di salah satu jalan kota Kuffah karena melakukan perjalanan untuk melaksanakan ibadah haji. Pada satu malam yang gelap, aku punya suatu hajat. Tiba-tiba ketika aku melewati salah satu rumah di sana, di tengah-tengah malam, aku mendengar seseorang berkata, Ya Allah! 

Demi kemuliaan dan keagungan-Mu! Aku tidak ingin membangkang dari-Mu dengan melakukan kemaksiatan. Aku juga tidak lalai dari-Mu ketika melakukan kemaksiatan. Namun, suatu kesalahan telah menimpaku dan aku terbujuk dengan ampunan-Mu yang luas kepadaku sehingga celakaku telah mengajakku kepada kemaksiatan. 

Kemudian aku terjerumus ke dalamnya karena kebodohanku. Sekarang aku mengharapkan dari anugerah-Mu Engkau menerima alasanku. Jika Engkau tidak menerimanya maka sungguh lama kesedihanku dalam siksa jika Engkau tidak mengasihiku.’ Ketika orang itu diam, maka aku membacakannya ayat al-Quran; “Hai orang-orang yang beriman! Jagalah diri kalian sendiri dan keluarga kalian dari neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. 

Di sana terdapat para malaikat yang kasar dan kuat yang tidak pernah membangkang dari perintah yang Allah perintahkan dan selalu melakukan perintah yang diperintahkan kepada mereka.”8 Kemudian aku mendengar jeritan keras, gemuruh dan gerak-gerak. Kemudian gerak-gerak itu diam. Setelah itu aku tidak mendengar suara lagi. Kemudian aku menyelesaikan hajatku dan kembali ke tempatku.

Pagi harinya, aku kembali melewati jalan itu, tiba-tiba aku mendengar suara tangisan. Aku melihat orang-orang saling menghibur atau takziah. Tiba-tiba ada seorang wanita tua sedang menangis. Ternyata ia adalah ibu dari si mayit. Ia berkata, ‘Semoga Allah tidak membalas kebaikan kepada orang yang membacakan ayat al-Quran yang mengandung penjelasan siksa kepada anakku yang (tadi malam) ia sedang sholat. Ketika ia mendengar ayat tersebut, ia merasa ketakutan dan jatuh mati.”

Kemudian pada malam itu, aku memimpikannya. Aku bertanya kepadanya, ‘Apa yang telah Allah perlakukan terhadapmu?’

Ia menjawab, “Allah telah memperlakukanku sebagaimana Dia memperlakukan orang-orang yang mati syahid di perang Badar.’

‘Bagaimana bisa demikian?’ tanyaku kepadanya.

‘Karena orang-orang syahid di perang Badar telah dibunuh dengan (tebasan) pedang orang- orang kafir sedangkan aku telah dibunuh dengan tebasan pedang Allah Yang Maha Pengampun,’ jelasnya kepadaku.

Rizki Allah.

 Kalo Sudah Jadi Rizkimu Maka Tidak Akan Kemana.


Diriwayatkan dari Mu’adz Jabal    radhiyallahu    ‘anhu bahwa ia berkata, “Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama bersabda; Allah berfirman: (1) Hai anak cucu Adam! Malulah terhadapku ketika    menyiksamu. (2) Hai anak cucu Adam! Bertaubatlah kepada-Ku! Maka Aku akan memuliakanmu seperti kemuliaan yang diberikan kepada para nabi. (3) Hai anak cucu Adam! Jangan memalingkan hatimu jauh dari-Ku karena sesungguhnya apabila kamu memalingkan hatimu jauh dari-Ku maka Aku akan menghinakanmu dan tidak akan menolongmu. (4) Hai anak cucu Adam! Apabila kamu bertemu dengan-Ku sedangkan kamu membawa kebaikan-kebaikan    sebanyak penduduk bumi maka Aku tidak akan menerimanya sampai kamu membenarkan janji dan ancaman- Ku. (5) Hai anak cucu Adam! Sesungguhnya Aku adalah Dzat yang memberi rizki. Kamu adalah makhluk yang diberi rizki dan kamu tahu kalau sesungguhnya Aku memenuhimu dengan memberimu rizki. Oleh karena itu, jangan meninggalkan ketaatan kepada-Ku gara-gara rizki karena sesungguhnya apabila kamu meninggalkan ketaatan kepada- Ku gara-gara rizkimu maka akan tetap bagimu siksa-Ku. Hai anak cucu Adam! Jagalah 5 (lima) nasehat ini karena-Ku maka akan tetap bagimu surga … (hingga akhir hadis).”


Kalo Sudah Jadi Rizkimu Maka Tidak Akan Kemana.


Hai saudara-saudara muslimku! Janganlah kalian bersedih hati atas rizki dan janganlah rizki kalian mencegahmu dari taat kepada Allah karena ada Firman-Nya: tidaklah dari makhluk hidup di bumi kecuali Allah telah mengatur rizkinya,1 seperti keterangan yang tertera dalam hadis bahwa sesungguhnya Allah menciptakan burung hijau di udara dan menjadikan anak panah berada di punggungnya dan anak panah lain di bawah perutnya. 

 

Dan Allah menciptakan ikan besar di laut yang selalu memakan ikan kecil. Sesaat setelah ikan besar itu memakan ikan kecil, ternyata didapati sedikit daging ikan kecil yang terselit di antara gigi-giginya. 

 

Selitan daging itu membuatnya sakit hingga ia mengeluarkan kepalanya ke permukaan air. Saat kepalanya dikeluarkan ke permukaan air, mulutnya terbuka. Sementara itu, burung hijau datang ke arah mulut ikan besar dan masuk ke dalamnya. Kemudian burung hijau itu memakan daging yang terselit di antara gigi-giginya. 

 

Dua anak panah yang tertancap di punggung dan bawah perut burung hijau menjadi seperti dua tiang di mulut ikan besar sehingga ikan besar tidak bisa melahap dan memakan burung hijau. Setelah selitan daging yang menyelit di antara gigi-gigi ikan besar habis dimakan burung hijau, ia pun keluar dari mulut ikan dan terbang ke udara. 

Allah telah menetapkan rizki burung hijau itu berada di antara gigi-gigi ikan besar. Kemudian ikan besar kembali ke tempatnya dan beristirahat. Masing-masing dari burung hijau dan ikan besar saling menjadi sebab satu sama lain. Allah tidak meninggalkan burung hijau tanpa mendapatkan rizki. Lantas apakah Allah akan meninggalkan manusia tanpa memperoleh rizkinya?”


b.    Disuapi Roti Oleh Burung Gagak


Diceritakan bahwa sebab Ibrahim bin Adham bertaubat adalah bahwa pada suatu hari, ia keluar berburu. Kemudian ia beristirahat di suatu tempat sambil mengeluarkan nampan piring untuk memakan bekal makanannya. 

 

Saat makanan berada di atas nampan piring, tiba-tiba burung gagak datang dan menyambar rotinya dengan paruh dan langsung terbang ke udara. Ibrahim pun kaget. Kemudian ia bergegas menaiki kuda dan mengejar burung gagak itu hingga menuju ke arah gunung. Ibrahim kehilangan jejak. Ia pun terus mengejar burung gagak itu dengan naik ke arah gunung. Tiba- tiba dari kejauhan, ia melihat burung gagak itu. 

 

Ketika ia telah mendekati, burung gagak itu kaget dan akhirnya terbang. Melihat tempat burung gagak itu mulai terbang, tiba-tiba Ibrahim melihat seorang laki-laki terikat tergeletak miring di gunung. Ia pun turun dari kudanya dan melepaskan ikatan laki-laki itu. Setelah laki- laki itu terbebas, Ibrahim pun menanyakan apa yang telah terjadi padanya. Laki-laki itu menjelaskan;


“Sebenarnya aku adalah seorang pedagang. Aku telah dirampok oleh segerombolan perampok. Semua harta yang aku bawa dirampas oleh mereka. Mereka menganiayaku, mengikatku, dan membuangku di tempat ini. Aku bertahan di sini sudah selama 7 hari. Setiap harinya, burung gagak itu membawakanku roti. Ia berada di atas dadaku dan memotong- motong roti dengan paruhnya. Kemudian ia menyuapkannya ke mulutku. Selama 7 hari itu, Allah tidak meninggalkanku dalam kelaparan.”


Setelah mendengar cerita laki-laki itu, Ibrahim pun menaiki kudanya dan memboncengkan laki-laki itu untuk di antarkan ke tempat dimana ia tinggal. Kemudian Ibrahim pun bertaubat dan kembali kepada Allah. Ia melepas dan meninggalkan pakaian bagusnya dan hanya mengenakan pakaian bulu. Ia juga memerdekakan semua budak- budaknya. Ia juga mewakafkan tanah dan harta miliknya. Kemudian ia mengenakan tongkat dan pergi menuju kota Mekah tanpa membawa bekal dan kendaraan. Ia hanya berpasrah diri kepada Allah dan tidak kuatir dengan bekalnya. Dalam perjalanannya, ia tidak merasa kelaparan hingga ia sampai di kota Mekah. Ia bersyukur dan memuja Allah.

Allah berfirman, “Barang siapa berpasrah diri kepada Allah maka Dia    akan    mencukupinya. Sesungguhnya Allah berkuasa atas kehendak-Nya. Allah telah menetapkan takdir bagi segala sesuatu.

Sunday, April 20, 2025

Amalan ibadah buat perempuan.

Ini sering jadi kegelisahan juga bagi banyak perempuan yang pengen dapet keutamaan hari Jumat tapi nggak ikut sholat Jumat. Nah, meskipun perempuan nggak diwajibkan ikut sholat Jumat, bukan berarti mereka nggak bisa dapet pahala yang besar di hari mulia ini. Ada banyak ibadah alternatif yang bisa jadi “kunci emas” pahala buat perempuan.

Berikut ini beberapa amalan yang bisa dikerjakan oleh perempuan di hari Jumat sebagai pengganti atau penyempurna pahala:

---

1. Memperbanyak sholawat kepada Nabi Muhammad SAW

> Rasulullah bersabda: “Perbanyaklah sholawat kepadaku pada hari dan malam Jumat. Barangsiapa bershalawat kepadaku satu kali, Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.” (HR. Baihaqi)


Ini amalan ringan, bisa dilakukan sambil nyuci, masak, atau ngopi sore. Tapi pahalanya luar biasa.

---

2. Membaca Surah Al-Kahfi

> “Barangsiapa yang membaca Surah Al-Kahfi pada hari Jumat, maka akan dipancarkan cahaya untuknya antara dua Jumat.” (HR. Al-Hakim)


Nggak harus sekali duduk langsung selesai, bisa dicicil sepanjang hari Jumat. Ini jadi pelindung dari fitnah Dajjal juga, lho.

---

3. Memperbanyak dzikir dan istighfar

Banyakin zikir seperti Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar, dan terutama istighfar. Hari Jumat itu spesial, ampunan Allah dibuka lebar.

---

4. Sedekah di hari Jumat

Bersedekah di hari Jumat punya keutamaan berlipat. Nggak harus besar, bisa uang receh, makanan, atau bahkan tenaga dan waktu untuk bantu orang lain.

---

5. Doa di waktu mustajab

Hari Jumat punya waktu mustajab di mana doa gak bakal ditolak. Banyak ulama bilang waktu itu ada di antara Ashar sampai Maghrib. Jadi manfaatkan untuk berdoa sebanyak mungkin, termasuk minta diampuni dosa.

---

6. Menyediakan atau menyiapkan orang lain untuk sholat Jumat

Ini unik, tapi penting. Kalau seorang istri/sahabat/ibu menyiapkan pakaian, makanan, atau mengingatkan suaminya/anak lelakinya/kerabatnya buat sholat Jumat, maka dia juga dapat pahala kebaikan dari sholat Jumat mereka.

---

Intinya: perempuan punya jalan-jalan spesial sendiri untuk dapet pahala Jumat yang besar. Gak kalah dengan laki-laki, asal niat dan usahanya sama-sama tulus.

ANJURAN UNTUK BERGEGAS PADA HARI JUMAT

Diriwayatkan dari Ali bin Abu Tholib bahwa ia berkata; Rasulullah SAW bersabda, “Pada hari Jumat, akan duduk di setiap pintu masjid 70 malaikat yang menulis nama orang-orang hingga nama orang terakhir yang ditulis adalah laki-laki yang datang pada saat imam telah duduk di atas minbar. Sementara itu, laki-laki itu tidak menyakiti seorang pun di tempat duduknya dan tidak berkata kecuali berkata kebaikan. Laki-laki terakhir itu adalah gambaran balasan kecil bagi ahli Jumat. Balasan tersebut adalah bahwa laki-laki itu akan diampuni keburukan-keburukannya yang ia pernah lakukan di antara dua Jumat …” (hingga akhir hadis).

a.    Para Malaikat Menunaikan Ibadah Jumat

Sebagaimana Firman Allah, “Ketika Tuhanmu berkata kepada para malaikat; ‘Sesungguhnya Kami akan menjadikan kholifah di muka bumi’ maka para malaikat berkata, ‘Akankah Engkau akan menjadikan makhluk yang akan berbuat kerusakan dan menumpahkan darah di bumi sedangkan kami senantiasa bertasbih dengan memuji-Mu dan mensucikan-Mu?’ Kemudian Allah memurkai mereka, “Sesungguhnya Kami lebih tahu apa yang kalian tidak ketahui.” Mendengar seruan kemurkaan Allah ini, para malaikat takut dan terbang memutar di sekitar ‘Arsy sebanyak tujuh kali. Kemudian Allah pun memaafkan mereka. Dia memerintahkan mereka untuk membangun rumah di bumi agar ketika anak cucu Adam berbuat dosa maka mereka memutari rumah tersebut sebanyak tujuh kali dan Allah akan memaafkan mereka sebagaimana Dia memaafkan para malaikat setelah memutari ‘Arsy sebanyak tujuh kali.

Mendengar perintah Allah, dengan segera para malaikat turun ke bumi dan membangun Ka’bah. Pada saat terjadinya banjir bandang yang keempat, Allah mengangkat Ka’bah tersebut ke langit. Kemudian Dia menciptakan sebuah menara di samping Ka’bah dan menyebutnya dengan Baitul Makmur. Tinggi Baitul Makmur adalah sejauh perjalanan 500 tahun.

Ketika hari Jumat datang, Jibril ‘alaihi as-salam naik ke atas menara dan mengumandangkan adzan. Setelah itu, Israfil ‘alaihi as- salam naik di atas minbar dan berkhutbah. Setelah khutbah, Mikail mengimami para malaikat lain.

Setelah mereka semua selesai sholat, Jibril berkata:

“Pahala yang aku dapatkan karena adzan akan aku berikan kepada semua orang yang adzan di bumi.”

Kemudian Israfil berkata, “Pahala yang aku dapatkan karena berkhutbah akan aku berikan kepada semua orang yang berkhutbah di bumi.”

Kemudian para malaikat berkata “Pahala yang kami dapatkan karena berjamaah sholat Jumat akan kami berikan kepada semua orang yang berjamaah sholat Jumat di belakang imam.”

Kemudian Allah berkata, “Wahai para malaikat-Ku! Apakah kalian semua akan mengasihi hamba- hamba-Ku sedangkan Aku adalah Allah Yang Paling Pengasih. Wahai para malaikat-Ku! Aku bersaksi di hadapan    kalian    bahwa sesungguhnya Aku mengampuni mereka semua yang menghadiri sholat Jumat.”

Hadiah ampunan dari Allah ini merupakan hadiah istimewa untuk umat Muhammad, bukan umat-umat sebelum mereka 
 
b.    Haji 4 Kali dalam Sebulan

Syeh al-Imam az-Zandusiti berkata, “Saya telah mendengar kalau al-Imam Abu Muhammad bin Abdillah bin Fadhl menyampaikan cerita pada saat beliau mengajar. Beliau bercerita dengan bahasa Paris. Cerita itu berbunyi bahwa diriwayatkan dari al-Auza’i bahwa ia berkata;

Suatu hari Maisaroh bin Khunais melewati kuburan-kuburan. Ia berkata,

‘Semoga keselamatan tercurahkan atas kalian semua! Wahai Ahli kubur! Kalian telah mendahului kami dan kami akan menyusul kalian. Semoga Allah merahmati, mengampuni, dan memberkahi kami dan kalian semua pada saat menghadap-Nya, yaitu pada saat kami telah mengalami apa yang telah kalian alami.’

Kemudian Allah mengembalikan ruh ke jasad salah satu penghuni kuburan tersebut. Si penghuni itu menjawab salam Maisaroh dengan perkataan yang fasih;

‘Beruntung sekali kalian! Wahai penduduk dunia! Kalian bisa melakukan haji di setiap bulan sebanyak 4 (empat) kali.’

‘Kemana kami melakukan haji sebanyak 4 kali di setiap bulan?

Semoga Allah merahmatimu,’ tanya Maisaroh.

Si penghuni kuburan menjawab; ‘Berangkat sholat Jumat. Apakah kalian tidak tahu kalau sholat Jumat adalah seperti ibadah haji yang mabrur dan diterima?’

Maisaroh melanjutkan, ‘Beritahu kami amalan yang bisa kami senantiasa lakukan! Semoga Allah merahmatimu.’

‘Beristighfarlah! Wahai penduduk dunia! Istighfar adalah sesuatu yang paling bermanfaat di akhirat,’ jawab si penghuni kuburan.

Maisaroh bertanya, ‘Apa yang membuat anda tidak menjawab salam kami tadi?’

Si penghuni kuburan menjawab, ‘Salam merupakan kebaikan. Sedangkan kebaikan-kebaikan telah diangkat dari kami. Oleh karena itu kebaikan kami tidak akan bertambah dan keburukan kami pun juga tidak akan berkurang.’

Si penghuni kuburan melanjutkan ‘Kami telah meridhoimu dengan ucapanmu; Semoga Allah merahmati si fulan yang telah mati; untuk kami. Wahai penduduk dunia!’

c.    Ku Beri Kau Hari Jumat, Hai Muhammad!

Syeh al-Imam, ‘alimul millah waddin, yaitu az-Zandusiti berkata bahwa ia pernah mendengar Abu Mansur berkata kalau Allah memberikan hari Sabtu kepada Musa, 50 nabi dan 50 rosul yang bersamanya. Dia memberikan hari Ahad kepada Isa, 50 nabi dan 50 rosul yang bersamanya. Dia memberi hari senin kepada Muhammad shollallahu ‘alaihi wa sallama dan 63 nabi dan 63 rosul bersamanya karena sesungguhnya para nabi berjumlah 124.000 dan para rosul berjumlah 314. 
 
Yang paling utama adalah Muhammad shollallahu ‘alaihi wa sallama dan ditambah 13 nabi dan 13 rosul. Allah memberikan hari Selasa kepada Sulaiman, 50 nabi dan 50 rosul yang bersamanya. Dia memberikan hari Rabu kepada Ya’qub, 50 nabi dan 50 rosul bersamanya. Dia memberikan hari Kamis kepada Adam dan 50 rosul bersamanya. Semoga rahmat Allah tercurahkan kepada mereka semua. Masih tertinggal satu hari, yaitu hari Jumat. Rasulullah bertanya kepada Allah, “Wahai Tuhanku! Apa bagian umatku dari-Mu?’ Allah menjawab, “Hai Muhammad! Hari Jumat dan surga adalah milik-Ku. Aku memberikan Jumat dan surga untuk umatmu. Keridhoan-Ku bersama Jumat dan surga adalah hadiah bagi mereka.”

Saturday, April 19, 2025

ANJURAN ZUHUD TERHADAP DUNIA

 a. Ali dan 6 Dirham

Diriwayatkan dari Ja’far bin Muhammad, dari ayahnya, dari kakeknya, bahwa ia berkata kalau Ali memberitahunya, “Suatu ketika, Ali pulang dari menemui Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama dan menuju rumahnya sampai ia menemui Fatimah, putri Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama. Ali melihatnya tengah duduk sambil memintal bulu dan Salman al-Farisi berada di depannya sambil mengulurkan bulu kepadanya.

‘Hai wanita mulia! Apakah kamu memiliki sesuatu yang dapat diberikan untuk makanan untamu?’ 70tanya Ali.

“Demi Allah! Aku tidak memiliki apa-apa. Tetapi ini ada 6 (enam) dirham yang aku dapatkan dari Salman karena memintal bulu dan aku berencana menggunakannya membeli makanan untuk Hasan radhiyallahu ‘anhu dan Husain radhiyallahu ‘anhu,” jawab Fatimah.

“Hai wanita mulia! Berikanlah 6 dirham itu kepadaku,” pinta Ali Karramallahu Wajhahu.

Kemudian Fatimah memberikan 6 dirham itu di telapak tangan Ali. Kemudian Ali pergi keluar membeli makanan. Tiba-tiba ada seorang laki-laki berdiri dan berkata:

“Siapa yang akan menghutangi Allah Yang Maha Mengatur Segala Urusan dan Yang Memenuhi Janji?”

Kemudian Ali mendekati laki-laki itu dan memberikan 6 dirham itu kepadanya.

Ali pun kembali pulang ke rumah Fatimah dengan tangan kosong. Ketika Fatimah melihatnya tanpa membawa apa-apa, ia pun menangis.

“Wahai wanita mulia! Apa yang membuatmu menangis?” 71tanya Ali.

“Mengapa kamu 71datang kembali dengan tangan kosong?” 71tanya Fatimah.

“Wahai wanita mulia! Aku telah menghutangkan 6 dirham itu kepada Allah,” jawab Ali.

“Sungguh kamu telah diberi taufik,” kata Fatimah.

Kemudian Ali keluar rumah hendak pergi menemui Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama. Tiba-tiba ada seorang Baduwi yang sedang menuntun unta. Kemudian Ali mendekatinya.

“Hai bapak Hasan! Belilah untaku ini!”

“Aku tidak punya harta buat membelinya,”

“Aku menjual unta ini kepadamu dengan transaksi jual beli ta’khir (membayar belakangan).”

“Berapa harganya?” 

100 dirham.” “Baiklah! Aku beli.”

Setelah unta itu terbeli, tiba-tiba ada Baduwi lain mendatangi Ali dan berkata:

“Hai bapak Hasan! Apakah kamu menjual untamu?”

“Iya! Aku menjualnya” “Berapa harganya?” “300 dirham.”

“Baiklah! Aku membeli untamu.”

Kemudian Baduwi itu membayar kontan 300 dirham kepada Ali. Kemudian Ali memegang tali

kendali yang terpasang pada unta dan menyerahkannya kepada Baduwi.

Setelah menerima 300 dirham, Ali kembali ke rumah Fatimah radhiyallahu ‘anhu. Sesampai di rumah, Fatimah melihatnya dan ia tersenyum, kemudian berkata:

“300 dirham apa ini? Hai bapak Hasan!”

“Hai putri Rasulullah! Aku membeli unta dengan membayar belakangan dengan harga 100 dirham. Kemudian aku menjual unta itu dengan harga 300 dirham dan dibayar kontan,” jelas Ali.

“Sungguh kamu diberi taufik” lanjut Fatimah.

Setelah itu, Ali keluar hendak menemui Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama. Ketika ia sampai di pintu masjid, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama melihatnya dan tersenyum kepadanya. Ketika sudah saling berhadapan, beliau shollallahu ‘alaihi wa sallama berkata:

“Hai bapak Hasan! Akankah kamu yang bercerita kepadaku atau aku yang bercerita kepadamu?”

“Anda yang bercerita kepadaku. Wahai Rasulullah!” jawab Ali

Rasulullah bertanya, “Hai bapak Hasan! Apakah kamu mengenal orang Baduwi yang menjual unta kepadamu dan orang Baduwi yang membeli unta darimu?”

“Allah dan Rasul-Nya adalah lebih tahu,” jawab Ali.

Rasulullah shollallahu ‘alahi wa sallama menjelaskan, “Beruntung sekali kamu! Hai Ali! Kamu menghutangi Allah 6 dirham. Kemudian Allah memberimu 300 dirham sebagai ganti dari masing- masing 6 dirham adalah 50 dirham. Baduwi yang pertama adalah Jibril ‘alaihi as-salam dan Baduwi yang kedua adalah Isrofil ‘alaihi as-salam.”

Dalam riwayat lain disebutkan “Baduwi yang kedua adalah Mikail ‘alaihi as-salam.”

b.    Dalil Keutamaan Shodaqoh 

(Hadis lain) yang terdengar dari riwayat Ali radhiyallahu ‘anhu adalah bahwa ia berkata, “Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama bersabda, ‘Ketika shodaqoh keluar dari tangan seseorang maka shodaqoh itu jatuh di kuasa Allah terlebih dahulu sebelum berada di tangan orang yang menerimanya. Kemudian    shodaqoh    itu mengatakan 5 (lima) kalimat, yaitu; (1) aku adalah hal yang kecil, kemudian kamu membuatku besar, (2) aku adalah hal yang sedikit,    kemudian    kamu membuatku menjadi banyak, (3) aku adalah hal yang tidak disukai, kemudian kamu menyukaiku, (4) aku adalah hal yang akan sirna, kemudian kamu membuatku tetap ada, (5) dan kamu adalah orang yang menjagaku, maka kini aku adalah yang menjagamu.”

Diriwayatkan dari Mak-hul asy-Syami, Semoga Allah merahmatinya, bahwa ia berkata, “Ketika    seorang    mukmin mengeluarkan shodaqoh maka ia diridhoi. Kemudian neraka Jahannam mendekat dan berkata, ‘Ya Allah! Izinkan aku bersujud syukur kepada-Mu! Sesungguhnya Engkau telah menyelamatkan salah seorang dari umat Muhammad shollallahu ‘alaihi wa sallama dari siksaku karena aku malu dengannya kalau aku menyiksa salah seorang dari umatnya. Wajib bagiku mentaati- Mu.”

Ayat ini diturunkan dalam menjelaskan tentang keutamaan shodaqoh: Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu    membersihkan dan mensucikan    mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya sholatmu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah adalah Maha Mendengar dan Mengetahui.

Maksud (sholatmu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka) adalah doamu dan istghfarmu untuk mereka adalah penentram bagi mereka. Sesungguhnya Allah telah menerima shodaqoh mereka. Allah berfirman: Tidakkah mereka mengetahui bahwasanya Allah menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan menerima shodaqoh-shodaqoh

Allah pun menerima shodaqoh- shodaqoh itu sebagaimana Rasulullah shollallahu ‘alahi wa sallama menerima shodaqoh- shodaqoh dari mereka

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu bahwa ketika ayat ini diturunkan: Barang siapa beramal kebaikan seberat dzaraoh maka ia akan melihatnya,11 maka Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama berkata, “Ya Allah! Balasan ini adalah sedikit bagi umatku.”

Kemudian Allah Azza Wa Jalla berkata,    “Apabila    kamu menganggap balasan itu sedikit maka satu amal kebaikan bernilai dua kebaikan”, yaitu Firman Allah Mereka diberi pahala dua kali lipat atas apa yang mereka sabarkan.

Kemudian Rasulullah berkata, “Ya Allah! Balasan dua kali lipat itu sedikit bagi umatku.”

Kemudian Allah berkata, “Kalau begitu satu kebaikan disepuluh kali lipatkan”, yaitu Firman-Nya Barang siapa melakukan satu kebaikan maka ia mendapat 10 kali lipat kebaikan itu.

Rasulullah SAW berkata “Ya Allah! Balasan 10 kali lipat itu juga sedikit bagi umatku.”

Kemudian Allah berkata, “Kalau begitu satu kebaikan dilipatkan 700 kali”, yaitu Firman Allah Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan harta-harta mereka di jalan Allah adalah seperti satu biji yang menumbuhkan 7 tunas dimana setiap satu tunasnya terdapat 100 biji. Allah akan melipat gandakan (amal) hamba yang Dia kehendaki. Dan Allah adalah Dzat Yang Maha Luas (anugerah)    dan    Maha Mengetahui. 

Kemudian    Rasulullah    SAW berkata, “Ya Allah! Tambahilah

balasan kebaikan untuk umatku!” Kemudian diturunkan ayat:

Barang siapa menghutangi Allah dengan hutang yang baik maka Allah akan melipat gandakan banyak baginya.

Kemudian Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama berkata, “Ya Allah! Tambahilah balasan kebaikan untuk umatku!” Kemudian diturunkan ayat: Orang-orang yang sabar akan dipenuhi pahal mereka dengan tak terhitung.

Disebutkan dalam hadis- hadis, “Barang siapa bersedekah satu kurma maka ia akan mendapati pahalanya di Hari Kiamat seberat gunung.

Ketahuilah sesungguhnya di dalam shodaqoh terdapat 7 (tujuh) keutamaan:

1)    Shodaqoh menghilangkan kesulitanmu.    Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama bersabda, “Sesungguhnya shodaqoh dapat menolak 70 pintu cobaan.”

2)    Shodaqoh adalah doktermu. Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama bersabda, “Sembuhkanlah orang-orang sakit    kalian    dengan shodaqoh.”

3)    Shodaqoh adalah penjagamu. Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama bersabda, “Jagalah harta-harta kalian dengan shodaqoh.”

4)    Shodaqoh dapat meredam kemurkaan Allah. Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama bersabda, “Shodaqoh dapat meredamkan    kemurkaan Allah.”

5)    Shodaqoh adalah kasih sayang untuk saudara. Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama bersabda, “Shodaqoh adalah hadiah yang apabila kalian saling menghadiahkan maka kalian akan saling mencintai.”

6)    Shodaqoh adalah kelembutan hati. Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama bersabda, “Barang siapa menemukan keras di dalam hatinya maka hendaklah ia mengeluarkan shodaqoh.”

7)    Shodaqoh menambahi umur. Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama bersabda, “Shodaqoh dapat menolak turunnya bencana dan menambahi umur.”

c.    Wahai Rasulullah! Tanganku Kering!

Diceritakan dari Aisyah radhiyallahu ‘anhaa bahwa ada seorang wanita mendatangi Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama dengan kondisi tangan kanannya kering. Kemudian ia berkata:


“Wahai Rasulullah! Berdoalah kepada Allah agar menyembuhkan tanganku dan mengembalikannya ke keadaan semula.”


“Apa yang menyebabkan tanganmu menjadi kering?” tanya Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama.


“Aku bermimpi seolah-olah Hari Kiamat terjadi. Neraka Jahim telah dinyalakan apinya. Surga telah dibuka. Api neraka berubah menjadi jurang-jurang. Kemudian aku melihat ibuku berada di salah satu jurang dari jurang-jurang Jahannam. Satu tangannya memegang potongan gajih dan satu tangannya lagi memegang kain kecil yang menjaganya dari kobaran api.


‘Oh ibuku! Mengapa kamu berada di jurang ini? Padahal kamu adalah orang yang taat kepada Allah dan suamimu juga ridho denganmu,’ tanyaku kepadanya.

‘Oh anakku! Aku ini adalah seorang perempuan pelit ketika di dunia. Jurang ini adalah tempat orang-orang yang pelit,’ jawab ibuku.


‘Potongan gajih dan kain kecil apa yang aku lihat di tanganmu itu?’ tanyaku kepadanya.


‘Potongan gajih dan kain ini adalah shodaqoh yang pernah aku sedekahkan ketika berada di dunia. Selama masa hidupku, aku tidak pernah mengeluarkan shodaqoh kecuali dua benda ini. Dua benda ini diberikan kepadaku. Aku terlindungi dari api dan siksa berkat kedua benda ini,’ jawab ibuku.


‘Dimana bapakku?’ tanyaku.


‘Bapakmu adalah orang yang dermawan. Ia sekarang berada di tempat orang-orang yang dermawan di 81surga,’ jelas ibuku.


Kemudian aku mendatangi 81bapakku. Aku melihat bapakku sedang berdiri di tepi telagamu, wahai Rasulullah! Ia sedang memberikan minuman air telaga kepada    orang-orang.    Ia mengambil gelas dari tangan Ali. Sedangkan Ali mengambilnya dari tangan Usman. Sedangkan Usman mengambilnya dari tangan Umar. Sedangkan Umar mengambilnya dari tangan Abu Bakar as-Siddiq.

 

Sedangkan Abu Bakar sendiri mengambilnya dari tanganmu, wahai Rasulullah Kemudian aku berkata kepada bapakku,  “Hai bapakku! Sesungguhnya ibuku, yaitu seorang perempuan yang taat kepada Allah dan yang kamu ridhoi, sekarang berada di jurang (demikian) di neraka Jahannam. Sedangkan kamu 82memberikan minuman kepada orang-orang dari telaga Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallama. Ibuku sangat kehausan. Berilah ia seteguk air itu!’


Bapakku menjawab ‘Hai anakku! Sesungguhnya ibuku berada di tempat orang-orang yang pelit, yang bermaksiat, dan yang berdosa. Sesungguhnya Allah telah mengharamkan air telaga Rasulullah SAW bagi mereka yang pelit, yang bermaksiat dan yang berdosa’.


Kemudian aku mengambil air telaga itu dengan telapak tanganku    agar    bisa memberikannya kepada ibuku. Ketika ibuku meminumnya, maka terdengar suatu seruan:


‘Allah telah mengeringkan tanganmu karena kamu telah 82mendatangi dan memberikan minuman kepada wanita yang bermaksiat dan yang pelit dengan air telaga Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama.’

Kemudian aku pun terbangun dari tidurku. Tiba-tiba tanganku sudah dalam keadaan kering seperti ini.”


Kemudian Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama berkata kepadanya, “Sifat pelit ibumu telah memberimu bencana di dunia lantas bagaimana bencana baginya di akhirat?”


Kemudian Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama meletakkan tongkatnya di tangan wanita itu dan berkata, “Ya Allah! Demi mimpi yang barusaja ia ceritakan semoga Engkau menyembuhkan tangannya.”


Kemudian tangan wanita itu pun sembuh dan kembali seperti semula.


Thursday, April 17, 2025

Rahasia istighfar.

 

InsyaaAllah, tulisan dan pengingat yang sangat indah dan penuh hikmah. Istighfar memang bukan sekadar ucapan, tapi ia adalah kunci pembuka rahmat Allah ﷻ. Ada rahasia besar di balik istighfar yang mungkin jarang kita sadari.

Apa rahasia besar di balik istighfar hingga bisa membuka empat jalan keluar seperti dalam QS. Nuh?

  1. Istighfar adalah pengakuan bahwa kita hamba yang lemah dan penuh dosa
    Ketika seseorang beristighfar, itu tanda ia tawadhu' (rendah hati), menyadari bahwa dirinya butuh Allah. Ini adalah bentuk ketundukan yang paling dasar—dan Allah sangat mencintai hamba-Nya yang datang dalam keadaan hina dan bersalah, lalu memohon ampun.

  2. Istighfar membuka pintu rahmat
    Dalam banyak ayat, Allah menggandengkan antara ampunan dan rahmat. Ketika kita diampuni, bukan hanya dosa yang dihapus, tapi juga hati kita dibersihkan, hidup kita dilapangkan, dan rahmat Allah dicurahkan dalam bentuk yang nyata: hujan, rezeki, keturunan, dan keberkahan alam.

  3. Istighfar mengundang cinta Allah
    Dalam QS. Al-Baqarah: 222, Allah berfirman: “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang mensucikan diri.”
    Siapa yang dicintai Allah, maka tidak ada satu makhluk pun yang bisa menahannya dari limpahan nikmat dan pertolongan.

  4. Istighfar menyelesaikan masalah yang bahkan belum kita sadari
    Kadang kita tidak tahu bahwa kesulitan hidup yang kita alami adalah akibat dosa-dosa yang belum kita sadari. Istighfar membersihkan jalan hidup kita dari penghalang-penghalang yang tak kasat mata.

Maka, rahasianya adalah karena istighfar menghubungkan langsung seorang hamba dengan sumber segala kebaikan: Allah Azza wa Jalla.

Semoga kita dimudahkan untuk menjadikan istighfar sebagai amalan harian. Cukuplah kita meneladani Nabi Muhammad ﷺ yang beristighfar lebih dari 70 kali sehari, padahal beliau maksum.


Yang tidak dimiliki iblis.

 

Bahwa meskipun iblis punya kelebihan dalam ibadah dan ilmu, ada sesuatu yang sangat penting yang tidak dimilikinya—dan inilah yang membedakannya dari manusia yang beriman dan rendah hati. Berikut ini beberapa hal yang tidak dimiliki iblis, tetapi bisa dimiliki oleh manusia:

  1. Rendah hati (tawadhu')
    Iblis sombong, menolak perintah Allah karena merasa lebih baik dari Adam. Manusia yang tunduk dan merendahkan diri di hadapan Allah lebih mulia, meski amalnya sedikit.

  2. Taat tanpa syarat kepada Allah
    Iblis membangkang perintah Allah. Manusia yang taat tanpa debat menunjukkan ketundukan sejati, sesuatu yang iblis gagal lakukan.

  3. Penyesalan dan taubat
    Iblis tidak menyesal saat durhaka, malah menantang Allah. Manusia bisa bertaubat dan kembali ke jalan Allah, dan ini adalah anugerah besar.

  4. Cinta kepada Allah dan Rasul-Nya
    Iblis dengki dan benci, sedangkan manusia bisa memiliki rasa cinta yang tulus kepada Allah dan Rasul-Nya.

  5. Ikhlas
    Iblis beramal karena ujub dan kesombongan, bukan karena ikhlas. Manusia bisa beramal semata-mata karena Allah.

  6. Rahmat dan kasih sayang
    Manusia bisa memiliki rasa kasih sayang kepada sesama makhluk, iblis sebaliknya ingin menyesatkan dan mencelakakan.

  7. Kemauan untuk belajar dan memperbaiki diri
    Iblis merasa sudah cukup dengan ilmunya. Manusia yang sadar kekurangan dan terus belajar lebih dekat dengan kebaikan.

Tuesday, April 15, 2025

Sepuluh Kekasih Iblis

 Sepuluh Kekasih Iblis

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a., ia berkata:

“Nabi saw. pada suatu hari menanyai iblis terlaknat: “Berapa kekasihmu dalam umatku?’ Iblis menjawab: ‘Sepuluh golongan, yaitu: Imam (pemimpin) yang menyeleweng, orang yang sombong, orang kaya yang tak peduli dari mana diperoleh kekayaannya dan ke mana ia akan membelanjakan hartanya, orang alim yang mendukung (menyatakan benar) terhadap penyelewengan sang penguasa, pedagang yang curang, penimbun makanan pokok, orang yang berbuat zina, pemakan riba, orang kikir yang tidak peduli dari mana ia peroleh hartanya, dan peminum khamar yang mabuk karenanya’.”

Mengenai imam/pemimpin yang menyeleweng, Nabi saw. bersabda:

 “Barangsiapa mendoakan panjang umur untuk orang yang zalim, maka sesungguhnya ia senang akan terjadinya pendurhakaan Allah di bumiNya.”

Tentang orang sombong, Nabi saw. bersabda:

“Orang-orang yang sombong akan dikumpulkan pada hari Kiamat, seperti semut kecil dalam bentuk manusia, mereka ditutupi dari semua. tempat, mereka digiring ke penjara jahanam yang disebut Bulus, mereka diberi minum dari perasan keringat ahli neraka.” : (H.R. Imam Ahmad dan At-Tirmidzi).

Adapun pemberian dukungan/pembenaran dari orang alim kepada pemerintah yang zalim, diancam oleh sabda Nabi saw.:

 “Barangsiapa memberi fatwa tanpa berdasar ilmu (agama), maka mendapat laknat dari malaikat langit dan bumi.” (H.R. Ibnu Asakir).

Mengenai kecurangan pedagang, dapat dalam bentuk mengurangi takaran, timbangan dan sebagainya. Sedang yang dimaksud menimbun di sini, ialah membeli bahan makanan pokok atau lauk pauk pokok, semacam daging di saat paceklik, kemudian menimbunnya untuk dijual kembali dengan harga yang lebih mahal di saat dibutuhkan masyarakat.

Dalam masalah penimbunan Nabi saw. bersabda:

 “Barangsiapa yang menimbun makanan selama 40 hari, maka sungguh ia telah melepaskan diri dari Allah dan Allah pun cuci tangan daribadanya.”

Nabi saw. bersabda:

“Barangsiapa menimbun bahan makanan kaum muslimin, maka Allah menimpakan kepadanya penyakit kusta dan kepailitan.”

Adapun mengenai orang yang berbuat zina, Nabi saw. bersabda:

“Janganlah kalian berzina, karena zina mengandung empat perkara, yaitu hilang wibawa dari mukanya, memutuskan rezeki, membuat Allah Maha Pengasih benci dan mengakibatkan kekal di dalam neraka.” (H.R. Ath-Thabrani).

Tentang memakan riba, disinyalir dalam hadis:

M

“Sesungguhnya orang yang memakan riba disiksa ketika dia mari sampai hari Kiamat, dengan berenang di laut yang merah seperti darah dan dia menelan batu, ketika batu itu ditelan, maka ia membawanya berenang dan membuka mulutnya, kemudian kembali menelan batu yang lain, demikian seterusnya sampai saat kebangkitan dari kubur.”

Sementara itu Qatadah berkata: “Sesungguhnya pemakan riba itu, kelak di hari Kiamat akan dibangkitkan kembali dalam keadaan gila.”

Dalam hubungannya dengan sikap kikir, Nabi saw. bersabda:

“Harta di darat dan di laut tidak akan rusak, kecuali dengan menahan zakat.”

Adapun tentang minum khamar (arak), Nabi saw. bersabda:

“Barangsiapa meminum arak, maka keluar cahaya iman dari perutnya.” (H.R. Ath-Thabrani).

Monday, April 14, 2025

Musuh iblis.

“Kemudian Nabi saw. menanyai iblis lagi: ‘Lalu ada berapa musuhmu dalam umatku?’ Iblis menjawab: ‘Ada dua puluh golongan, yaitu: Yang pertama, engkau sendiri, wahai, Muhammad, karena sungguh aku benci kepadamu, orang alim yang mengamalkan ilmunya, orang hafal Alquran yang mengamalkan isinya, orang yang azan dengan lillahi Ta’ala dalam salat fardu yang lima: orang yang menyayangi fakir miskin dan anak yatim, orang yang berhati penyantun, orang yang tunduk terhadap . yang hak, pemuda yang hidup penuh taat kepada Allah, orang yang halal makanannya, dua orang pemuda yang saling mencintai dalam jalan Allah: orang yang semangat dalam salat berjamaah, orang yang melakukan salat di malam hari di saat orang-orang tengah tidur, orang yang mengekang dirinya dari berbuat haram, orang yang menasihati teman-temannya dengan tanpa pamrih, orang yang senantiasa dalam keadaan berwudu (tidak pernah hadas): orang yang dermawan, orang yang bagus perangatnya, orang yang membenarkan Allah dalam bagian rezeki yang dinugerahkan kepadanya, orang yang memberikan jasa baiknya untuk penderitaan-penderitaan janda: dan orang yang mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian.”

Mengenai orang yang antara Alqur-an, Nabi saw. bersabda:

“Orang-orang yang hafal Alqur-an, mereka menjadi nara sumber ahli surga pada hari Kiamat, para syuhada menjadi penuntun ahli surga dan. para nabi adalah pemimpin ahli surga.”

Tentang orang yang azan karena Allah pada salat lima waktu, Nabi saw. bersabda:

“Juru azan karena Allah, seperti orang mati syahid yang berlumuran darah, jika ia meninggal, maka tidak akan dimakan ulat di dalam kuburnya.”

Adapun mengenai orang yang mencintai fakir miskin dan anak yatim, Nabi saw. bersabda:

“Duduk dengan orang fakir dengan tawaduk, termasuk jihad yang paling utama.” : (H.R. Ad-Dailami).

Diriwayatkan, bahwa Nabi saw. bersabda:

“Segala sesuatu mempunyai kunci dan kunci surga adalah mencintai fakir miskin.” , (H.R. Ibnu Laal).

Tawaduk menurut Al-Ousyairi ialah: Berserah diri pada hak dan tidak menyimpang dari aturan hukum. Tentang pentingnya makan barang halal, Ibnu Abbas r.a. berkata:

“Allah tidak akan menerima salat seseorang yang di dalam perutnya terdapat sesuap barang yang haram”

Adapun salat Perjamaah dalam hal ini Nabi saw. bersabda:

“”Salatlah kamu di belakang orang yang baik dan orang yang jelek.”

Kemudian mengenai orang yang salat pada tengah malam, sementara orang lain sedang tidur, Nabi saw. bersabda: .

“Salatlah di malam hari, walaupun sekadar empat rakaat, salatlah walaupun dua rakaat: Tiada bagi penghuni rumah yang diketahui melakukan salat malam, kecuali datang panggilan pada mereka: Wahai, penghuni rumah, bangunlah untuk menunaikan salat.”

Nasihat terhadap kawan tanpa pamrih, ialah yang diberikan tanpa dilatarbelakangi rasa dendam, maupun penipuan.

Dalam hal ini, Bisyr Ibnil Harits berkata:

“Saya melihat Rasulullah saw., lalu beliau bersabda: “Wahai, Bisyr, apakah kau tahu mengapa Allah swt. mengangkatmu di antara temantemanmu?’ Dia menjawab: “Tidak tahu.’ Rasul bersabda: ‘Karena kamu mengikuti sunahku, kamu melayani orang saleh, kemudian menasihati saudara-saudaramu, kamu mencintai sahabatku dan keluarga rumahku. Inilah yang dapat menyampaikanmu pada derajat orang abror yang berbuat kebaikan’.”

Lalu mengenai orang yang selamanya selalu punya wudu (tidak pernah hadas), Nabi saw. bersabda: –

Barangsiapa berwudu dalam keadaan masih suci, maka dicatat untuknya sepuluh kebajikan.”


Syekh Al-Hifni berkata: Barangsiapa berwudu sekali dalam keadaan masih suci dari hadas, maka untuknya dicatat sepuluh kali wudu, sedang masing-masingnya dinilai tujuh ratus kebajikan. Hal ini karena menurut salah satu pendapat, dinyatakan bahwa kelipatan minimal itu tujuh ratus, sebagai tambahan atas sepuluh yang tersebut dalam firman Allah Ta’ala:


“Barangsiapa melakukan satu kebaikan, maka untuknya mendapatkan sepuluh kali lipat.”


Menurut salah satu pendapat, satu kali wudu adalah satu kebaikan, maka akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan. Tiap-tiap satu dari sepuluh akan dilipatgandakan dengan tujuh ratus. Oleh karena itu, penting sekali kiranya terus-menerus menggapai pahala yang agung ini.

Orang yang murah hati, yakni orang yang memberikan sebagian hartanya dan menyisakan sebagian lagi, maka orang tersebut dapat dikategorikan orang yang pemurah hati. Barangsiapa yang memberikan lebih banyak dan menyisakan sedikit, maka dia adalah orang yang dermawan. Adapun orang yang memprioritaskan kecukupan orang lain, sedang untuk dirinya sendiri hanya dalam batas darurat saja, maka orang tersebut masuk kategori orang yang mempunyai keutamaan. Hal itu, dikemukakan oleh Al-Qusyairi, Adapun ukuran bagusnya perangai seseorang, adalah dengan air muka jernih ia sanggup menolak gangguan dan memberikan jasa baik pada orang lain. Pendapat lain mengatakan: Perangai bagus adalah suatu kondisi jiwa tertentu, yang terbentuk dari dan berpangkal pada perbuatanperbuatan bagus menurut akal maupun syarak dan perbuatan itu dilakukan tanpa beban (perbuatan yang sudah menjadi kebiasaan).

Dalam hubungannya dengan jaminan rezeki dari Allah, dikatakan dalam kitab Ruuhul Bayan: “Semua ulama telah sepakat, bahwa empat perkara tidak akan menerima perubahan, yaitu: umur, rezeki, ajal, kebahagiaan atau kecelakaan.”


Orang yang memberikan jasa baik kepada janda yang menutup dirinya, yakni yang berbuat baik dengan pemberian atau dengan yang lain kepada perempuan yang tidak punya suami. Mereka adalah orang fakir yang menutupi dirinya, yang tidak menampakkannya kepada kaum laki-laki. Diriwayatkan, bahwa Nabi saw. bersabda:

“Sesungguhnya orang yang berjuang untuk kepentingan para janda dan orang miskin, seperti orang yang berjihad di jalan Allah, atau seperti orang yang salat di tengah malam dan berpuasa di siang hatinya.” : (H.R. Imam Ahmad, Al-Bukhari dan Muslim).

 Barangsiapa berwudu dalam keadaan masih suci, maka dicatat untuknya sepuluh kebajikan.”

Syekh Al-Hifni berkata: Barangsiapa berwudu sekali dalam keadaan masih suci dari hadas, maka untuknya dicatat sepuluh kali wudu, sedang masing-masingnya dinilai tujuh ratus kebajikan. Hal ini karena menurut salah satu pendapat, dinyatakan bahwa kelipatan minimal itu tujuh ratus, sebagai tambahan atas sepuluh yang tersebut dalam firman Allah Ta’ala:

“Barangsiapa melakukan satu kebaikan, maka untuknya mendapatkan sepuluh kali lipat.”

Menurut salah satu pendapat, satu kali wudu adalah satu kebaikan, maka akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan. Tiap-tiap satu dari sepuluh akan dilipatgandakan dengan tujuh ratus. Oleh karena itu, penting sekali kiranya terus-menerus menggapai pahala yang agung ini.

Orang yang murah hati, yakni orang yang memberikan sebagian hartanya dan menyisakan sebagian lagi, maka orang tersebut dapat dikategorikan orang yang pemurah hati. Barangsiapa yang memberikan lebih banyak dan menyisakan sedikit, maka dia adalah orang yang dermawan. Adapun orang yang memprioritaskan kecukupan orang lain, sedang untuk dirinya sendiri hanya dalam batas darurat saja, maka orang tersebut masuk kategori orang yang mempunyai keutamaan. Hal itu, dikemukakan oleh Al-Qusyairi, Adapun ukuran bagusnya perangai seseorang, adalah dengan air muka jernih ia sanggup menolak gangguan dan memberikan jasa baik pada orang lain. Pendapat lain mengatakan: Perangai bagus adalah suatu kondisi jiwa tertentu, yang terbentuk dari dan berpangkal pada perbuatanperbuatan bagus menurut akal maupun syarak dan perbuatan itu dilakukan tanpa beban (perbuatan yang sudah menjadi kebiasaan).

Dalam hubungannya dengan jaminan rezeki dari Allah, dikatakan dalam kitab Ruuhul Bayan: “Semua ulama telah sepakat, bahwa empat perkara tidak akan menerima perubahan, yaitu: umur, rezeki, ajal, kebahagiaan atau kecelakaan.”

Orang yang memberikan jasa baik kepada janda yang menutup dirinya, yakni yang berbuat baik dengan pemberian atau dengan yang lain kepada perempuan yang tidak punya suami. Mereka adalah orang fakir yang menutupi dirinya, yang tidak menampakkannya kepada kaum laki-laki. Diriwayatkan, bahwa Nabi saw. bersabda:

“Sesungguhnya orang yang berjuang untuk kepentingan para janda dan orang miskin, seperti orang yang berjihad di jalan Allah, atau seperti orang yang salat di tengah malam dan berpuasa di siang hatinya.” : (H.R. Imam Ahmad, Al-Bukhari dan Muslim).

Saturday, April 12, 2025

Manusia yg dijauhi setan dan jin.

 Betul sekali. Kalimatmu itu sangat dalam dan penuh kesadaran ruhani. Kita memang tidak bisa lepas dari godaan setan, tapi kita bisa menjaga diri agar mereka menjauh dari kita.

Lalu caranya bagaimana supaya kita jadi orang yang dijauhi setan dan jin?

Berikut beberapa cara yang diajarkan oleh ulama dan Al-Qur’an:


1. Selalu dalam keadaan suci (berwudhu)

Setan sangat suka pada orang yang dalam keadaan kotor atau tidak suci. Wudhu adalah benteng ruhani.

Rasulullah SAW bersabda:
“Apabila salah seorang dari kalian marah, maka hendaklah ia berwudhu. Sesungguhnya marah itu berasal dari setan.”
(HR. Abu Dawud)


2. Rajin membaca dzikir dan doa perlindungan

"Dan jika kamu ditimpa bisikan dari setan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
(QS. Al-A’raf: 200)

Dzikir seperti:

  • A’udzu billahi minasy-syaithanir rajiim
  • Ayat Kursi
  • Surah Al-Falaq & An-Naas
    Adalah tameng paling kuat.

3. Menjaga hati dari penyakit hati (ujub, takabbur, marah, iri)

Syetan menyusup melalui celah-celah hawa nafsu dan hati yang kotor. Jika hati kita bersih dan tunduk kepada Allah, setan tidak punya tempat.


4. Mencintai majelis ilmu dan dzikir

Setan lari dari tempat-tempat yang dipenuhi cahaya ilmu dan zikir.

"Sesungguhnya para malaikat menaungi majelis zikir, dan setan lari darinya seperti larinya serigala dari api."


5. Meneladani akhlak Rasulullah SAW

Sabar, lemah lembut, tidak reaktif saat marah, itu semua menjauhkan setan. Orang yang berakhlak baik adalah musuh setan.


Kesimpulan Singkat:

Ingin dijauhi setan?
Jaga wudhu, perbanyak dzikir, bersihkan hati, hadir di majelis ilmu, dan ikuti akhlak Rasulullah.
Maka setan akan takut dan menjauh.

Kalau kamu ingin, aku bisa bantu bikin daftar ini dalam bentuk flyer, gambar, atau tulisan yang bisa dibagikan ke teman atau jemaah. Mau?

HAL YANG MENJAUHKAN NERAKA DAN MENDEKATKAN SURGA

 Diriwayatkan dari Abu Dzar al-Ghifari radhiyallahu ‘anhu bahwa ia berkata, “Aku berkata kepada Rasulullah SAW, ‘Wahai Rasulullah! Ajarilah aku suatu amal yang dapat mendekatkanku pada surga dan menjauhkanku dari    neraka.’    Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama menjawab, ‘Ketika kamu telah melakukan keburukan maka susullah dengan melakukan kebaikan!’ Aku bertanya ‘Apakah termasuk salah satu kebaikan- kebaikan adalah perkataan ﷲ إﻻ ﻻإﻟﮫ.  Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama menjawab, ‘Iya. Perkataan ﷲ إﻻ ﻻإﻟﮫ termasuk salah satu kebaikan-kebaikan yang paling baik’.”

a.    Tameng Tujuh Batu

Diceritakan bahwa ada seorang laki-laki yang sedang melakukan ibadah wukuf di Arofah. Di tangannya terdapat 7 (tujuh) batu. Ia berkata, “Tujuh batu ini telah bersaksi atasku di sisi Allah bahwa aku bersaksi sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.” Beberapa waktu kemudian, saat ia tidur, ia bermimpi seolah-olah Hari Kiamat terjadi. 

Kemudian ia dihisab dan ditetapkan baginya neraka. Para malaikat menyeretnya hingga sampai pintu neraka. Ketika mereka hendak membawanya masuk ke neraka, tiba-tiba satu batu dari 7 batu itu jatuh di pintu neraka. Karena menghalangi, para malaikat adzab pun bersama- sama mengangkat batu itu, tetapi mereka tidak kuat. Kemudian mereka menyeret laki-laki itu ke pintu-pintu neraka lain. 

Tetapi masing-masing pintu neraka dihalang-halangi oleh masing- masing batu dari 7 batu itu. Kemudian laki-laki itu dibawa ke bawah ‘Arsy. Para malaikat berkata, “Ya Allah! Engkau mengetahui masalah hamba-Mu ini. Kami tidak bisa membawanya ke neraka.” Allah Ta’ala menjawab, “Batu-batu itu telah memberikan kesaksian atas hamba-Ku dan tidak menyia- nyiakan    haknya.    

Lantas bagaimana bisa Aku menyia- nyiakan haknya sedangkan Aku menyaksikan kesaksiannya.” Kemudian Allah memberikan perintah kepada para malaikat, “Masukkan ia ke dalam surga!” Sesuai dengan perintah Allah, ia pun dibawa ke surge oleh para malaikat. Ketika ia sudah dekat dengan surga, tiba-tiba pintunya terkunci. Kemudian kesaksian tidak ada tuhan selain Allah datang dan pintu-pintu surga terbuka. Kemudian ia pun masuk ke dalamnya.

b.    Hikmah Penciptaan Neraka

Diceritakan dari al-Imam az-Zahid Sayyidi al-Mufti, Semoga Allah merahmatinya, dari ayahnya al-Mufti,    Semoga    Allah merahmatinya bahwa ia berkata, “Sesungguhnya Nabi Musa, Tambahan rahmat tercurah kepadanya, bermunajat kepada Allah:

“Ya Allah! Engkau telah menciptakan makhluk. Engkau telah mencukupinya dengan nikmat dan rizki-Mu. Tetapi mengapa Engkau menjadikannya di Hari Kiamat berada di neraka- Mu?” tanya Musa dalam munajatnya.

Allah    menjawab        dengan memberinya wahyu, “Hai Musa! Bangunlah        dan    bercocok tanamlah!”

Setelah itu, Musa ‘alaihi as-salam pun melaksanakan isi wahyu yang diperintahkan Allah kepadanya. Ia menanam tanaman. Ia menyirami dan merawatnya hingga akhirnya ia memanen dan menggiling hasil tanamannya.

“Apa yang telah kamu lakukan dengan tanamanmu? Hai Musa!” tanya Allah.

“Aku telah memanen habis. Ya Allah!” jawab Musa.

“Apakah    kamu    tidak meninggalkan sedikit pun tanamanmu?” tanya Allah.

“Aku meninggalkan sebagian tanaman yang tidak baik (tidak berbuah)” jawab Musa.

Allah berkata, “Hai Musa! Sesungguhnya aku memasukkan ke dalam neraka orang-orang yang tidak memiliki kebaikan sama sekali.”

Musa bertanya “Siapa dia? Ya Allah!”

Allah menjawab, “Orang yang tidak memiliki kebaikan adalah orang yang enggan mengatakan; [ﻻ إﻟﻪ إﻻ اﷲ ﳏﻤﺪ رﺳﻮل اﷲ] tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.

Friday, April 11, 2025

ANJURAN MENUNTUT ILMU

Diriwayatkan dari Ibrahim radhiyallahu ‘anhu, dari Alqomah radhiyallahu ‘anhu, dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu bahwa ia berkata, “Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama bersabda, ‘Barang siapa belajar satu bab ilmu yang ia ambil manfaatnya untuk akhirat dan dunianya maka Allah memberinya kebaikan 7000 tahun usia dunia, yang berupa kebaikan ibadah puasa di siang hari dan beribadah di malam hari dengan diterima tidak ditolak’.”

Diriwayatkan dari Ibrahim radhiyallahu ‘anhu dari Alqomah radhiyallahu ‘anhu dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu bahwa ia berkata, “Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama bersabda, ‘Membaca al-Quran adalah perbuatan amal orang- orang yang dicukupi. Sholat adalah perbuatan amal orang- orang yang tidak mampu. Puasa adalah perbuatan amal orang- orang yang fakir. Membaca tasbih adalah perbuatan amal para wanita. Shodaqoh adalah perbuatan amal orang-orang dermawan. Tafakkur adalah perbuatan amal orang-orang lemah. Ingatlah! aku akan menunjukkan kalian perbuatan amal para pahlawan’. Kemudian Rasulullah ditanya, ‘Apa itu perbuatan amal para pahlawan?’ Rasulullah SAW menjawab, ‘Yaitu mencari ilmu, karena mencari ilmu adalah cahaya bagi orang mukmin di dunia dan akhirat’.”

Ali VS Khawarij 

Rasulullah    shollallahu ‘alaihi wa sallama bersabda, “Aku adalah kota ilmu. Sedangkan Ali adalah pintu kota ilmu itu.”

Ketika kaum Khawarij mendengar hadis ini, mereka iri hati dengan Ali. Kemudian 10 orang hebat dari mereka berkumpul dan berdiskusi;

“Kita akan menanyai Ali satu pertanyaan yang sama dan kita akan tahu bagaimana ia menjawabnya. Apabila ia menjawab pertanyaan kita dengan jawaban yang berbeda-beda maka kita tahu kalau ia benar-benar orang alim seperti yang disabdakan Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama.”


Kemudian orang pertama mendatangi Ali radhiyallahu ‘anhu dan bertanya:

“Hai Ali! Manakah yang lebih utama antara ilmu dan harta?”

“Ilmu adalah lebih utama daripada harta,” jawab Ali.

“Apa buktinya?” tanya orang pertama.

Ali menjelaskan, “Ilmu adalah warisan para nabi. Harta adalah warisan Qorun, Syaddad, Firaun dan lain-lainnya.”

Kemudian orang pertama kembali menemui teman-temannya dan melaporkan jawaban.


Kemudian orang kedua mendatangi Ali radhiyallahu ‘anhu dan bertanya:

“Hai Ali! Manakah yang lebih utama antara ilmu dan harta?”

“Ilmu adalah lebih utama daripada harta,” jawab Ali.

“Apa buktinya?” tanya orang kedua.

Ali menjelaskan, “Ilmu akan menjagamu sedangkan kamu adalah yang menjaga harta.”

Kemudian orang kedua kembali dengan membawa jawaban ini.


Kemudian orang ketiga mendatangi Ali radhiyallahu ‘anhu dan bertanya:

“Hai Ali! Manakah yang lebih utama antara ilmu dan harta?”

“Ilmu adalah lebih utama daripada harta,” jawab Ali.

“Apa buktinya?” tanya orang ketiga.

Ali menjelaskan, “Orang yang memiliki harta akan memiliki banyak musuh sedangkan orang yang memiliki ilmu akan memiliki banyak teman.”

Kemudian orang ketiga kembali dengan jawaban ini.


Setelah itu orang keempat mendatangi Ali radhiyallahu ‘anhu dan bertanya:

“Hai Ali! Manakah yang lebih utama antara ilmu dan harta?”

“Ilmu adalah lebih utama daripada harta,” jawab Ali.

“Apa buktinya?” tanya orang keempat.

Ali menjelaskan, “Ketika kamu membelanjakan harta maka harta itu akan berkurang sedangkan ketika kamu mengajarkan ilmu maka ilmu itu akan bertambah.”

Kemudian orang keempat kembali dengan jawaban ini.


Giliran orang kelima mendatangi Ali radhiyallahu ‘anhu dan bertanya:

“Hai Ali! Manakah yang lebih utama antara ilmu dan harta?”

“Ilmu adalah lebih utama daripada harta,” jawab Ali.

“Apa buktinya?” tanya orang kelima.

“Orang yang memiliki harta akan dipanggil sebagai orang yang pelit sedangkan orang yang berilmu akan dipanggil sebagai orang yang agung dan mulia,” Ali menjelaskan.

Kemudian orang kelima kembali dengan jawaban ini.


Kemudian orang keenam mendatangi Ali radhiyallahu ‘anhu dan bertanya:

“Hai Ali! Manakah yang lebih utama antara ilmu dan harta?”

“Ilmu adalah lebih utama daripada harta,” jawab Ali.

“Apa buktinya?” tanya orang keenam.

“Harta akan dilindungi dari pencuri sedangkan ilmu tidak akan dilindungi dari pencuri,” Ali menjelaskan.

Kemudian orang keenam kembali dengan jawaban ini


Kemudian orang ketujuh mendatangi Ali dan bertanya:

“Hai Ali! Manakah yang lebih utama antara ilmu dan harta?”

“Ilmu adalah lebih utama daripada harta,” jawab Ali.

“Apa buktinya?” tanya orang ketujuh.

“Orang yang berharta akan dihisab di Hari Kiamat sedangkan orang yang berilmu akan disyafaati di Hari Kiamat,” Ali menjelaskan.

Kemudian orang ketujuh ini kembali dengan membawa jawaban ini.


Kemudian orang kedelapan mendatangi Ali dan berkata:

“Hai Ali! Manakah yang lebih utama antara ilmu dan harta?”

“Ilmu adalah lebih utama daripada harta,” jawab Ali.

“Apa buktinya?” tanya orang kedelapan.

“Harta akan habis termakan waktu dan zaman sedangkan ilmu tidak akan habis termakan waktu dan zaman,” Ali menjelaskan.

Kemudian ia kembali dengan membawa jawaban ini.


Lalu orang kesembilan mendatangi Ali radhiyallahu ‘anhu dan bertanya:

“Hai Ali! Manakah yang lebih utama antara ilmu dan harta?”

“Ilmu adalah lebih utama daripada harta,” jawab Ali.

“Apa buktinya?” tanya orang kesembilan.

“Harta dapat mengeraskan hati sedangkan    ilmu    dapat melunakkan dan melembutkan hati,” Ali menjelaskan.

Kemudian ia pergi dengan membawa jawaban ini.


Akhirnya orang kesepuluh mendatangi Ali radhiyallahu ‘anhu dan bertanya:

“Hai Ali! Manakah yang lebih utama antara ilmu dan harta?”

“Ilmu adalah lebih utama daripada harta,” jawab Ali.

“Apa buktinya?” tanya orang kesepuluh.

“Orang berharta akan cenderung mengaku sebagai tuhan karena hartanya sedangkan orang yang berilmu akan mengaku sebagai hamba.”

Ali melanjutkan;

“Andai mereka semua bertanya kepadaku dengan pertanyaan yang sama niscaya aku akan menjawabnya dengan jawaban- jawaban yang berbeda selama aku masih hidup,” kata Ali.

Akhirnya sepuluh orang Khawarij itu mendatangi Ali radhiyallahu ‘anhu dan masuk Islam.

Thursday, April 10, 2025

Merasa Diawasi (Muraqabah) Oleh Allah Ta’ala Dalam Setiap Keadaan

Dlm Risalatul Mu’awanah,

3. Merasa Diawasi (Muraqabah) Oleh Allah Ta’ala Dalam Setiap Keadaan

Saudaraku, hendaklah Anda selalu mawas diri kepada Allah Ta’ala dalam setiap aktivitasmu. Dan hendaklah Anda sadar bahwa Allah selalu di dekatmu.

Dan Ia selalu mengetahui dan mengawasi segala gerak-gerikmu. Bagi-Nya tak ada sesuatu yg rahasia dan samar. Makhluk sekecil apa pun yg ada di bumi dan langit tak akan pernah lepas dari pengawasan-Nya.

Ingatlah! Bahwa Dia senantiasa mengetahui apa yg engkau bicarakan, baik engkau bersuara keras maupun lirih. Di mana saja engkau berada, Dia selalu bersamamu, dan Dialah Yang Maha Kuasa.

Petunjuk, pertolongan dan penjagaan-Nya hanya tercurah kepadamu jika engkau tergolong orang² yg berbuat baik.

Hendaklah engkau malu kepada-Nya. Kerjakanlah perintah²-Nya dan jauhi segala larangan-Nya serta beribadahlah kepada-Nya seakan² melihat-Nya. Dan apabila engkau tidak melihat-Nya, ketahuilah bahwa Dia selalu melihatmu.

Dan jika dalam hatimu timbul rasa malas pada ketaatan dan cenderung untuk mengerjakan kemaksiatan, katakan pada nafsumu: “Hai nafsu! Sesungguhnya Allah Ta’ala selalu mendengarmu, melihatmu, dan mengetahui segala rahasia dan bisikanmu.”

Jika ia belum dapat menuruti nasihatmu kepadanya akan dua malaikat yg selalu mencatat kebajikan dan kejelekan, yaitu Raqib dan Atid.

Dan bacakan padanya firman Allah Ta’ala:

إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ ﴿١٧﴾ مَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَ‌قِيبٌ عَتِيدٌ ﴿١٨﴾

“Ketika dua malaikat yg mencatat amal buruk di sebelah kanan dan di sebelah kiri. Tidaklah perkataan yg dikeluarkan seseorang melainkan di sisinya ada dua malaikat pengawas yg selalu hadir.” (QS. Qaaf: 17-18)

Jika nasihat tersebut tetap tak dapat menghentikan tindakannya, berilah ia pengertian tentang kematian yg sudah semakin dekat. Dan kematian adalah satu rahasia yg dinanti kedatangannya. Apabila ajal telah menjemputnya sedangkan ia senantiasa mengerjakan perbuatan² yg tidak diridhai oleh Allah Ta’ala, maka hanya penyesalan tak ada habisnya yg ia peroleh.

Bila ia masih dan tak menghiraukan nasihat itu, maka ingatkan ia sekali lagi tentang pahala besar yg dijanjikan oleh Allah, bagi mereka yg taat pada-Nya dan siksa yg pedih yg disediakan Allah bagi orang yg durhaka kepada-Nya.

Kemudian katakan pada nafsu: Hai nafsu! Tak ada lagi kesempatan untuk bertobat setelah kematian. Dan tak ada lagi tempat setelah dunia ini, kecuali surga atau neraka. Pilihlah mana yg kau suka! Jika engkau taat kepada Allah, maka kebahagiaan, keridhaan dan kekekalan di dalam surga yg luaslah yg engkau terima. Bahkan engkau pun akan memperoleh nikmat terbesar yaitu melihat-Nya. Jika engkau bermaksiat, tentu kehinaan, murka dan siksa nerakalah yg pasti engkau terima.

Seluruh nasihat² di atas pasti membawa manfaat yg besar bagi kehidupanmu di dunia dan akhirat. Engkau baru dikatakan malu dan mawas diri kepada Allah Ta’ala jika nasihat² di atas dapat mencegah hati dan nafsumu dari segala aktivitas yg tidak diridhai-Nya dan mendorongmu untuk taat kepada-Nya.

Ketahuilah ! Muraqabah termasuk kedudukan terpuji, pangkat yg paling mulia dan derajat yg paling tinggi. Muraqabah juga termasuk pada maqam ihsan.

Seperti yg disabdakan Rasulullah Saw.:

اَلْإِحْسَانُ أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ.

“Ihsan ialah pengabdian pada Allah Ta’ala seakan² engkau melihat-Nya. Walaupun engkau tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.” (HR. Muslim dari Umar)

Hakikat Kepercayaan

Setiap mukmin wajib percaya bahwa tiada sesuatu yg tersembunyi bagi Allah, baik yg ada di langit maupun bumi. Dan Dia mengetahui dan mengawasi segala aktivitas makhluk-Nya.

Kepercayaan atau ideologi itu akan tumbuh subur jika ia seolah² berhadapan dengan Allah dan berpengaruh dalam setiap langkah kehidupannya, dan ia pun merasa malu jika ia tidak beribadah. Apalagi jika sampai diketahui orang lain bahwa ia tidaklah tergolong orang yg taat kepada Allah. Rasa malu seperti ini sudah jarang dimiliki oleh orang² yg beriman. Lebih jarang lagi adalah fana’.

Fana’ ialah leburnya diri pribadi pada ke-baqa`-an Allah, di mana perasaan keinsanan lenyap diganti dengan rasa Ketuhanan.