Antisipasi Timbulnya Sakit Maag (1)
dr Harun Riyanto
Ibu Agustina, 54 tahun, datang ke tempat saya dipertengahan September 2008, dengan keluhan perutnya terasa kembung, mual dan nyeri hilang timbul di ulu hatinya. Beliau merokok rokok putih sekitar satu bungkus sehari, sering meminum obat nyeri sendi yang dijual bebas untuk mengobati rheumatik sendinya. Dalam pemeriksaan jasmani didapatkan keadaan pasien dalam keadaan sadar, stabil, tidak ada panas, tak ada tanda-tanda radang, namun didapatkan perut yang kembung pada periksa ketuk perut dan nyeri tekan di ulu hati. Diagnosa yang ditegakkan adalah dispepsia akut atau yang lebih dikenal masyarakat sebagai sakit maag.
Dari hasil penelitian para pakar didapatkan jumlah penderita sakit maag antar pria dan wanita, ternyata sakit maag lebih banyak pada wanita, dan dapat menyerang sejak usia dewasa muda hingga lanjut usia. Di Inggris sekitar 6-20% menderita maag / tukak pada usia 55 tahun dengan prevalensi 22% Insidens total untuk segala umur pada tahun 1988 adalah 16 kasus per 1000. Insidens meningkat berdasarkan umur, puncaknya pada 29, 2 kasus per 1000 pada kelompok umur 45-64. Insidens sepanjang usia untuk penyakit maag adalah sekitar 10%.
Beberapa risiko yang memicu dan sangat berkaitan dengan sakit lambung adalah merokok, karena angka kekambuhan sakit lambung dan komplikasi meningkat lebih dari 3x lipat pada perokok yang merokok sigaret secara kontinu. Risiko juga meningkat pada penggunaan obat anti radang non steroid yang dijual bebas untuk sakit rheumatik karena obat anti radang sensi. NSAID meningkatkan risiko kekambuhan dan komplikasi pada saluran pencernaan 2-6x lipat, tergantung dosis obat, waktu paruh obat , frekuensi pemberian obat , dan lama penggunaan obat. Selain itu sakit maag dapat pula disebabkan oleh kuman dalam lambung yang dikenal sebagai Helicobacter Pylori.
No comments:
Post a Comment