Wednesday, May 21, 2025

Tiga Penyebab Kerusakan Agama.

Judul Buku: Tiga Penyebab Kerusakan Agama

---

1. Hadis dalam Tulisan Arab

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:

«فسادُ الدينِ بثلاثةٍ: عالِمٌ فاجرٌ، وإمامٌ جائرٌ، ومجتهدٌ جاهلٌ»

(رواه الديلمي عن ابن عباس)

---

2. Bacaan Latin

Qāla Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wasallam:

“Fasādu ad-dīn bi tsalāthah: ‘ālimun fājir, wa imāmun jā’ir, wa mujtahidun jāhil.”

(Riwāyat Ad-Dailamī dari Ibnu ‘Abbās)

---

3. Terjemahan Hadis

Rasulullah SAW bersabda:

"Rusaknya agama disebabkan oleh tiga hal: ulama yang fasik (berbuat maksiat), pemimpin yang zalim, dan mujtahid yang bodoh."

---

4. Tafsir dan Penjelasan Hadis

Hadis ini mengungkapkan bahwa kerusakan agama tidak hanya disebabkan oleh musuh eksternal, tetapi juga oleh pihak internal yang menyimpang dari tanggung jawabnya:

Ulama Fajir:

Ulama yang mengetahui kebenaran namun tidak mengamalkannya. Ia menjual agama demi dunia, memutarbalikkan fatwa, dan menjadi contoh buruk.

Imam Zalim:

Pemimpin yang tidak adil, menyalahgunakan kekuasaan, menindas rakyat, dan tidak menegakkan hukum Allah.

Mujtahid Jahil:

Orang yang mengaku memiliki otoritas dalam ijtihad tapi tanpa ilmu yang cukup, lalu mengeluarkan fatwa atau pendapat yang menyesatkan umat.

---

5. Hikmah Hadis

Menjaga agama bukan hanya tugas rakyat, tapi terutama para pemimpin, ulama, dan intelektual.

Kesalahan orang biasa berdampak kecil, tapi kesalahan orang berpengaruh (ulama dan pemimpin) bisa menghancurkan umat.

Ilmu harus disertai ketakwaan; kekuasaan harus disertai keadilan; ijtihad harus disertai kompetensi.

---

6. Hadis-Hadis Lain yang Berkaitan

a. Tentang ulama jahat:

"Yang paling aku takutkan atas umatku adalah setiap munafik yang pintar lidahnya."

(HR. Ahmad)

b. Tentang pemimpin zalim:

"Sesungguhnya seburuk-buruk pemimpin kalian adalah yang kalian benci dan mereka membenci kalian."

(HR. Muslim)

c. Tentang orang bodoh yang berfatwa:

"Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu sekaligus dari manusia, tetapi mencabut ilmu dengan mewafatkan ulama. Hingga ketika tidak ada lagi orang berilmu, orang-orang mengangkat orang bodoh sebagai pemimpin agama, lalu mereka ditanya dan memberi fatwa tanpa ilmu, maka mereka sesat dan menyesatkan."

(HR. Bukhari dan Muslim)

---

7. Ayat Al-Qur’an yang Berkaitan

a. QS. Al-Baqarah: 44

"Mengapa kamu menyuruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedangkan kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca Kitab (Taurat)? Maka tidakkah kamu berpikir?"

b. QS. An-Nisa: 58

"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil."

c. QS. Al-Isra: 36

"Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya."

---

8. Relevansi dengan Keadaan di Indonesia Saat Ini

Di tengah maraknya media sosial, populisme agama, dan politik identitas:

Ulama fajir bisa tampil di layar kaca, menyampaikan agama namun mengejar ketenaran atau uang.

Pemimpin zalim bisa bersandar pada hukum, tapi mengabaikan keadilan sosial dan penderitaan rakyat.

Mujtahid jahil sering muncul dengan dalil setengah paham, menyesatkan banyak orang dengan retorika dangkal.

Indonesia membutuhkan ulama yang jujur, pemimpin yang adil, dan ilmuwan yang rendah hati. Hadis ini relevan sebagai peringatan dan ajakan untuk menjaga integritas setiap lini umat.

---

9. Nasihat Syekh Abdul Qadir al-Jailani

“Janganlah engkau menjadi penghafal ilmu tetapi tidak mengamalkannya. Sebab, orang yang menyimpan ilmu tapi tidak bertakwa, ibarat lampu di kuburan: menerangi luar, tapi gelap di dalam.”

“Pemimpin itu amanah. Bila tidak disertai dengan keadilan dan kasih sayang, maka itu bukan kepemimpinan, melainkan kehancuran.”

---

10. Nasihat Ibnu ‘Athaillah as-Sakandari

Dalam Al-Hikam, beliau berkata:

“Tidak setiap orang yang berbicara tentang ilmu adalah alim, dan tidak setiap orang yang menguasai hukum adalah arif.”

“Jangan meminta kedudukan sebelum kau layak menerimanya. Sebab, tergesa dalam perkara yang belum pantas, hanya akan membinasakanmu.”


---


No comments: