Sunday, March 9, 2025

Sholat dalam Pandangan Tasawuf

 Sholat dalam Pandangan Tasawuf

Dalam tasawuf, sholat bukan sekadar ibadah lahiriah, tetapi juga merupakan mi’raj (pendakian spiritual) seorang hamba menuju Allah. Para sufi memandang sholat sebagai jalan untuk mencapai makrifatullah (pengenalan hakiki kepada Allah) dan fana’ (melebur dalam kehadiran-Nya).


1. Sholat sebagai Sarana Menuju Allah

Allah berfirman:

"Dirikanlah sholat untuk mengingat-Ku." (QS. Thaha: 14)

Bagi kaum sufi, ayat ini menegaskan bahwa sholat bukan hanya kewajiban, tetapi juga jalan untuk terus mengingat Allah (dzikrullah). Ketika sholat dilakukan dengan kesadaran penuh (khusyuk), maka sholat menjadi sarana untuk menghapus hijab antara hamba dan Tuhan.


2. Sholat sebagai Mi'raj Seorang Mukmin

Rasulullah ﷺ bersabda:

"Sholat adalah mi’raj bagi orang-orang beriman." (HR. Muslim)

Para sufi menafsirkan hadis ini sebagai proses pendakian spiritual. Dalam sholat, seorang hamba diajak untuk:

  • Meninggalkan dunia (zuhud) sejenak dan hanya fokus pada Allah.
  • Meleburkan ego dalam ketundukan kepada-Nya.
  • Merasakan kehadiran Allah dalam setiap gerakan dan bacaan sholat.

3. Sholat yang Hakiki: Sholat Lahir dan Batin

Imam Al-Ghazali dalam Ihya' Ulumuddin menjelaskan bahwa sholat memiliki dua dimensi:

  • Sholat Lahir → Gerakan fisik dan bacaan yang dilakukan sesuai aturan fikih.
  • Sholat Batin → Kehadiran hati, khusyuk, dan rasa cinta kepada Allah.

Bagi para sufi, seseorang belum mencapai hakikat sholat jika hanya melaksanakan gerakan tanpa merasakan kehadiran Allah.

Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah juga berkata:

"Sholat tanpa kehadiran hati adalah sholat tanpa ruh. Ibarat jasad tanpa jiwa."


4. Makna Spiritual dalam Gerakan Sholat

Setiap gerakan sholat dalam tasawuf memiliki makna mendalam:

  • Takbiratul Ihram → Melepaskan dunia dan menghadap Allah.
  • Berdiri (Qiyam) → Simbol keteguhan iman dan kesiapan menghadap Tuhan.
  • Ruku’ → Merendahkan diri dan mengakui kebesaran Allah.
  • Sujud → Simbol puncak kepasrahan dan kedekatan dengan Allah, sesuai hadis:

    "Saat paling dekat seorang hamba dengan Allah adalah ketika ia bersujud." (HR. Muslim)

  • Salam → Kembali ke dunia setelah perjalanan spiritual dalam sholat.

5. Sholat sebagai Sarana Fana' (Melebur dalam Kehadiran Allah)

Dalam tasawuf, tujuan sholat adalah mencapai maqam ihsan, yaitu:

"Engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak melihat-Nya, maka ketahuilah bahwa Dia melihatmu." (HR. Muslim)

Ketika seseorang benar-benar khusyuk dalam sholatnya, ia akan merasakan hilangnya diri (fana') dalam kebesaran Allah.


Kesimpulan

Dalam tasawuf, sholat bukan sekadar kewajiban, tetapi perjalanan menuju Allah. Seorang sufi tidak hanya fokus pada gerakan, tetapi juga menghadirkan hati, jiwa, dan ruh dalam setiap rakaat.

Sholat yang sempurna adalah sholat yang menghadirkan Allah dalam hati, sehingga setelah sholat, seseorang merasakan ketenangan, kedamaian, dan kedekatan dengan-Nya.

No comments: