Wednesday, March 19, 2025

Tanda buta matahati (2)

Syekh Abdul Qodir Jaelani banyak memberikan nasihat tentang pentingnya menjaga mata hati agar tidak buta. Salah satu inti dari ajaran beliau adalah bahwa kebutaan mata hati lebih berbahaya daripada kebutaan mata fisik. Berikut beberapa poin utama dari nasihat beliau tentang buta mata hati:

  1. Hati yang buta lebih berbahaya daripada mata yang buta
    Syekh Abdul Qodir Jaelani menjelaskan bahwa seseorang yang buta secara fisik masih bisa mengenali kebenaran melalui hati dan pikirannya. Namun, jika hati seseorang buta, ia akan tersesat dari jalan kebenaran meskipun matanya bisa melihat.

  2. Penyebab kebutaan hati
    Kebutaan mata hati sering kali disebabkan oleh dosa, kesombongan, cinta dunia yang berlebihan, serta kurangnya dzikir dan ibadah kepada Allah. Jika hati seseorang dipenuhi dengan cinta dunia dan hawa nafsu, maka ia tidak bisa melihat kebenaran.

  3. Cara menyembuhkan kebutaan hati

    • Tobat dan memperbanyak istighfar: Syekh Abdul Qodir Jaelani menekankan bahwa dosa adalah penyebab utama kegelapan hati. Oleh karena itu, taubat yang sungguh-sungguh adalah langkah awal untuk menyembuhkan kebutaan hati.
    • Bersihkan hati dengan dzikir: Dzikir dan mengingat Allah akan menerangi hati yang gelap, sebagaimana lampu yang menerangi ruangan yang gelap.
    • Meninggalkan maksiat dan memperbaiki niat: Orang yang ingin hatinya terang harus menjauhi perbuatan dosa dan selalu memperbaiki niat dalam beribadah.
    • Mendekat kepada ulama dan orang saleh: Beliau menasihatkan agar selalu mencari bimbingan dari orang-orang yang berilmu dan bertakwa, karena mereka adalah penerang dalam kegelapan dunia.
  4. Tanda-tanda hati yang buta

    • Tidak tersentuh dengan ayat-ayat Al-Qur’an dan nasihat agama.
    • Lebih mencintai dunia daripada akhirat.
    • Sulit menerima kebenaran dan lebih memilih mengikuti hawa nafsu.
    • Sering merasa gelisah dan jauh dari ketenangan.
    • Ibnu Athâ'illâh As-Sakandarî dalam Al-Hikam memberikan banyak hikmah tentang penyakit hati, termasuk tanda-tanda buta mata hati. Salah satu nasehat beliau yang berkaitan dengan buta hati adalah:

      "Di antara tanda matinya hati adalah tidak adanya perasaan sedih atas ketaatan yang kau tinggalkan dan tidak adanya penyesalan atas kesalahan yang kau lakukan."

      Dari hikmah ini, kita bisa memahami bahwa tanda buta mata hati meliputi:

      1. Tidak merasa kehilangan ketika meninggalkan ibadah
        Jika seseorang tidak lagi merasa sedih saat meninggalkan shalat, dzikir, atau amal kebaikan lainnya, itu tanda bahwa hatinya mulai tertutup dari cahaya iman.

      2. Tidak menyesali dosa dan maksiat
        Hati yang sehat akan merasa bersalah dan ingin segera bertaubat setelah berbuat dosa. Sebaliknya, hati yang buta justru merasa biasa saja atau bahkan menikmati maksiat.

      3. Hilangnya kepekaan terhadap kebesaran Allah
        Orang yang buta hati tidak tergerak untuk mengingat Allah, tidak tersentuh oleh ayat-ayat-Nya, dan tidak mengambil pelajaran dari kejadian di sekitarnya.

      4. Cinta dunia yang berlebihan
        Ketika dunia menjadi satu-satunya fokus hidup dan akhirat terlupakan, itu tanda bahwa hati telah tertutup oleh kecintaan terhadap hal-hal fana.

      5. Menolak nasihat dan peringatan
        Hati yang buta cenderung keras dan sulit menerima kebenaran. Nasihat tidak lagi membekas, dan ia terus berjalan dalam kesesatan tanpa mau introspeksi diri.

      Nasehat Ibnu Athâ'illâh ini mengajarkan kita untuk selalu mengevaluasi hati agar tidak terjebak dalam kebutaan spiritual. Cara menyembuhkan hati yang buta adalah dengan banyak berdzikir, beristighfar, memperbanyak ilmu, serta mendekatkan diri kepada Allah dengan ibadah yang ikhlas.

  5. Hati yang terang akan memandu pemiliknya kepada kebaikan
    Syekh Abdul Qodir Jaelani mengingatkan bahwa hati yang bersih dan terang akan selalu membimbing pemiliknya menuju Allah. Orang yang memiliki hati yang hidup akan lebih mudah menerima kebenaran dan mendapatkan petunjuk.

Beliau menegaskan bahwa dunia hanyalah tempat sementara, dan hanya hati yang bersih yang bisa melihat hakikat kehidupan yang sesungguhnya. Oleh karena itu, setiap Muslim harus selalu menjaga hatinya agar tidak buta dari kebenaran.


Ibnu Athâ'illâh As-Sakandarî dalam Al-Hikam memberikan banyak hikmah tentang penyakit hati, termasuk tanda-tanda buta mata hati. Salah satu nasehat beliau yang berkaitan dengan buta hati adalah:

"Di antara tanda matinya hati adalah tidak adanya perasaan sedih atas ketaatan yang kau tinggalkan dan tidak adanya penyesalan atas kesalahan yang kau lakukan."

Dari hikmah ini, kita bisa memahami bahwa tanda buta mata hati meliputi:

  1. Tidak merasa kehilangan ketika meninggalkan ibadah
    Jika seseorang tidak lagi merasa sedih saat meninggalkan shalat, dzikir, atau amal kebaikan lainnya, itu tanda bahwa hatinya mulai tertutup dari cahaya iman.

  2. Tidak menyesali dosa dan maksiat
    Hati yang sehat akan merasa bersalah dan ingin segera bertaubat setelah berbuat dosa. Sebaliknya, hati yang buta justru merasa biasa saja atau bahkan menikmati maksiat.

  3. Hilangnya kepekaan terhadap kebesaran Allah
    Orang yang buta hati tidak tergerak untuk mengingat Allah, tidak tersentuh oleh ayat-ayat-Nya, dan tidak mengambil pelajaran dari kejadian di sekitarnya.

  4. Cinta dunia yang berlebihan
    Ketika dunia menjadi satu-satunya fokus hidup dan akhirat terlupakan, itu tanda bahwa hati telah tertutup oleh kecintaan terhadap hal-hal fana.

  5. Menolak nasihat dan peringatan
    Hati yang buta cenderung keras dan sulit menerima kebenaran. Nasihat tidak lagi membekas, dan ia terus berjalan dalam kesesatan tanpa mau introspeksi diri.

Nasehat Ibnu Athâ'illâh ini mengajarkan kita untuk selalu mengevaluasi hati agar tidak terjebak dalam kebutaan spiritual. Cara menyembuhkan hati yang buta adalah dengan banyak berdzikir, beristighfar, memperbanyak ilmu, serta mendekatkan diri kepada Allah dengan ibadah yang ikhlas.

No comments: