Penulis : Ikarowina Tarigan
wordsforgood.org
Beberapa orang membuat protein sistem kekebalan tubuh setelah terinfeksi penyakit tersebut. Hal ini, terang peneliti, membantu mereka bertahan lebih lama. Peneliti berharap bisa mengembangkan virus yang bisa memicu tubuh setiap orang untuk memproduksi antibodi super ini.
Antibodi yang tidak efektif atau langsung nonaktif setelah berhadapan dengan beberapa rangkaian virus HIV umum dijumpai. Hingga tahun lalu, hanya beberapa yang ditemukan bisa menetralkan sejumlah besar rangkaian dan tidak satu pun yang bisa berkerja pada lebih dari 40 persen kasus.
Sekarang, peneliti telah menemukan tiga antibodi kuat. Satu dari tiga antibodi, menurut studi yang dipublikasikan di jurnal Science ini, bisa menetralkan 91 persen rangkaian HIV.
"Ini merupakan sebuah antibodi yang berkembang setelah terinfeksi. Ini merupakan bagian yang telah dihadapi terkait HIV, begitu seseorang terinfeksi, virus selalu mendahului sistem kekebalan tubuh," tutur penulis studi Dr Gary Nabel dari National Institute of Allergy and Infectious Diseases, seperti dikutip situs dailymail.co.uk, Jumat (9/7). Dengan vaksin, lanjut Nabel, kita berusaha mendahului virus.
Berdasarkan data global, AIDS menginfeksi sekitar 33 juta orang dan telah membunuh 25 juta orang sejak pandemi mulai di awal 1980-an. Belum ada vaksin atau penyembuh, meskipun obat-obat yang membantu pasien mengontrol AIDS dan memperpanjang angka harapan hidup terus bertambah.
Virus HIV sulit dilawan karena menyerang sel-sel sistem kekebalan tubuh dan juga bermutasi secara konstan. Peneliti kesulitan membuat vaksin yang bisa menyerang virus tersebut.
September tahun lalu, peneliti melaporkan sukses besar dengan vaksin yang terlihat memperlambat kecepatan inefksi hingga sekitar 30 persen pada relawan dari Thailand. Tapi, satu analisis mengklaim bahwa hasil temuan tersebut tidak signifikan secara statistik.
Peneliti telah mencari bagian virus yang tidak bermutasi. Dengan begitu, peneliti bisa mendisain vaksin yanga akan melawan versi yang berubah secara konstan.
Nabel dan timnya menemukan dua dari antibodi tersebut dalam darah pasien yang telah terinfeksi HIV (yang belum menjadi sakit meskipun sudah terinfeksi) dengan menggunakan perangkat molekular baru. Salah satu antibodi meniru cara sel kekebalan tubuh (dikenal dengan CD4 T-cell) menempel ke bagian virus AIDS (dikenal dengan gp120).
"Antibodi melekat pada bagian virus yang tidak berubah. Hal ini menjelaskan mengapa antibodi tersebut bisa menetralkan rangkaian HIV yang tidak biasa," terang co-author studi Dr John Mascola.
Dalam percobaan lain, tim membekukan salah satu antibodi dalam proses menempel dan menetralkan virus. Peneliti selanjutnya bisa mempelajari antibodi tersebut dengan menciptakan gambaran tingkat atomik dalam proses yang disebut x-ray crystallography.
Berbagai terbosoan telah menyediakan pencerahan dalam penelitian HIV."Saya lebih optimis mengenai vaksin AIDS saat ini dibandingkan 10 tahun terakhir," terang Nabel. (IK/OL-06)
No comments:
Post a Comment