Berikut adalah Surah Al-Mā'idah ayat 65–68 beserta terjemahannya dan tafsir ringkasnya, hadis yang berkaitan, dan relevansi di jaman sekarang:
---
QS. Al-Mā'idah: 65–68
Ayat 65:
وَلَوۡ أَنَّ أَهۡلَ ٱلۡكِتَٰبِ ءَامَنُواْ وَٱتَّقَوۡ لَكَفَّرۡنَا عَنۡهُمۡ سَيِّـَٔاتِهِمۡ وَلَأَدۡخَلۡنَـٰهُمۡ جَنَّـٰتِ ٱلنَّعِيمِ ٦٥
Artinya:
"Dan sekiranya Ahli Kitab beriman dan bertakwa, pasti Kami hapuskan dari mereka kesalahan-kesalahan mereka dan pasti Kami masukkan mereka ke dalam surga yang penuh kenikmatan."
Tafsir Ringkas:
Allah menjanjikan bahwa jika Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani) beriman kepada Nabi Muhammad dan bertakwa, maka dosa-dosa mereka akan diampuni dan mereka akan masuk surga. Ini menunjukkan rahmat Allah terbuka bagi siapa pun yang sungguh-sungguh beriman.
----
Hadis tentang pentingnya iman dan takwa (QS. Al-Mā’idah: 65)
"Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan hartamu, tetapi Dia melihat kepada hati dan amalmu."
(HR. Muslim no. 2564)
Kaitan:
Ayat 65 menekankan bahwa keimanan dan ketakwaan adalah syarat diterimanya ampunan dan masuk surga. Hadis ini menguatkan bahwa yang dilihat Allah adalah isi hati dan ketakwaan, bukan status lahiriah.
-----
Kaitan dengan zaman sekarang:
Banyak orang dari berbagai latar belakang mulai mencari kebenaran, bahkan dari agama selain Islam, dan ketika mereka beriman dan bertakwa, mereka mendapat ketenangan hidup dan hidayah.
Contoh:
Mualaf yang dulunya atheis atau dari agama lain, lalu bersyahadat, menjadi pribadi yang lebih sabar dan damai. Misalnya, kisah muallaf dari Eropa yang masuk Islam dan mengabdi membantu umat di Palestina.
---
Ayat 66:
وَلَوۡ أَنَّهُمۡ أَقَامُواْ ٱلتَّوۡرَىٰةَ وَٱلۡإِنجِيلَ وَمَآ أُنزِلَ إِلَيۡهِم مِّن رَّبِّهِمۡ لَأَكَلُواْ مِن فَوۡقِهِمۡ وَمِن تَحۡتِ أَرۡجُلِهِمۡۚ مِّنۡهُمۡ أُمَّةٞ مُّقۡتَصِدَةٞۖ وَكَثِيرٞ مِّنۡهُمۡ سَآءَ مَا يَعۡمَلُونَ ٦٦
Artinya:
"Dan sekiranya mereka benar-benar menjalankan (hukum) Taurat dan Injil dan (wahyu) yang diturunkan kepada mereka dari Tuhan mereka, niscaya mereka akan mendapat rezeki dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka. Di antara mereka ada golongan yang moderat, tetapi kebanyakan dari mereka berbuat kejahatan."
Tafsir Ringkas:
Seandainya Ahli Kitab mengamalkan ajaran kitab suci mereka dengan benar, mereka akan diberi keberkahan yang melimpah. Tetapi hanya sebagian kecil yang lurus; kebanyakan dari mereka menyimpang dan berbuat buruk.
----
Hadis tentang keberkahan karena menjalankan ajaran agama (QS. Al-Mā’idah: 66)
"Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menjadikan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka."
(HR. Abu Dawud no. 2473, dan At-Tirmidzi no. 2417)
Kaitan:
Ayat ini menggambarkan keberkahan rezeki dari atas dan bawah bagi yang mengamalkan ajaran kitab. Hadis ini menegaskan bahwa takwa adalah kunci keluarnya dari kesulitan dan datangnya rezeki.
----
Kaitan dengan zaman sekarang:
Negara atau komunitas yang adil, jujur, dan menjalankan nilai agama dengan benar sering kali lebih makmur dan damai, meskipun tidak semuanya Muslim.
Contoh:
Negara seperti Jepang atau Norwegia yang sangat menjunjung kejujuran dan tanggung jawab sosial, walau bukan negara Islam, mendapat keberkahan ekonomi dan sosial.
Di sisi lain, masyarakat Muslim yang taat seperti di Turki, Qatar, atau komunitas pesantren yang mandiri, sering merasakan cukup dan tenang, walau secara materi terbatas.
---
Ayat 67:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلرَّسُولُ بَلِّغۡ مَآ أُنزِلَ إِلَيۡكَ مِن رَّبِّكَۖ وَإِن لَّمۡ تَفۡعَلۡ فَمَا بَلَّغۡتَ رِسَالَتَهُۥۚ وَٱللَّهُ يَعۡصِمُكَ مِنَ ٱلنَّاسِۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلۡكَٰفِرِينَ ٦٧
Artinya:
"Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Jika tidak engkau lakukan, berarti engkau tidak menyampaikan risalah-Nya. Allah akan memeliharamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir."
Tafsir Ringkas:
Allah memerintahkan Nabi Muhammad untuk menyampaikan wahyu tanpa rasa takut. Allah menjamin perlindungan-Nya kepada Nabi. Penolakan orang kafir tidak boleh menghalangi penyampaian risalah.
----
Hadis tentang kewajiban menyampaikan wahyu (QS. Al-Mā’idah: 67)
"Sampaikan dariku walau hanya satu ayat."
(HR. Bukhari no. 3461)
Kaitan:
Ayat ini adalah perintah langsung kepada Rasulullah untuk menyampaikan wahyu dengan penuh tanggung jawab, tanpa takut. Hadis ini memperluas perintah itu kepada umatnya, bahwa dakwah adalah kewajiban setiap Muslim sesuai kemampuannya.
-----
Kaitan dengan zaman sekarang:
Banyak ulama dan aktivis Islam yang menghadapi tekanan saat menyampaikan dakwah. Tapi Allah menjamin perlindungan-Nya.
Contoh:
Ustadz atau da’i di daerah rawan atau di media sosial yang tetap menyampaikan kebenaran walau dihina, dibatasi, atau diancam, tetapi justru dakwahnya makin luas diterima.
---
Ayat 68:
قُلۡ يَٰٓأَهۡلَ ٱلۡكِتَٰبِ لَسۡتُمۡ عَلَىٰ شَيۡءٍ حَتَّىٰ تُقِيمُواْ ٱلتَّوۡرَىٰةَ وَٱلۡإِنجِيلَ وَمَآ أُنزِلَ إِلَيۡكُم مِّن رَّبِّكُمۡۗ وَلَيَزِيدَنَّ كَثِيرٗا مِّنۡهُم مَّآ أُنزِلَ إِلَيۡكَ مِن رَّبِّكَ طُغۡيَٰنٗا وَكُفۡرٗاۚ فَلَا تَأۡسَ عَلَى ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡكَٰفِرِينَ ٦٨
Artinya:
"Katakanlah: 'Wahai Ahli Kitab! Kamu tidak akan berada dalam kebenaran sebelum kamu menegakkan (ajaran) Taurat, Injil, dan apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu.' Dan sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu akan menambah banyak dari mereka dalam kedurhakaan dan kekafiran. Maka janganlah engkau bersedih atas orang-orang kafir itu."
Tafsir Ringkas:
Ahli Kitab tidak dapat mengklaim berada di jalan kebenaran kecuali mereka mengamalkan ajaran kitab mereka secara utuh, termasuk menerima Al-Qur'an. Namun banyak dari mereka malah bertambah dalam penolakan. Nabi diingatkan untuk tidak bersedih atas penolakan mereka.
-----
Hadis tentang ahli kitab dan kebenaran yang belum dijalankan (QS. Al-Mā’idah: 68)
“Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah seorang Yahudi atau Nasrani mendengar tentangku, lalu ia mati dalam keadaan tidak beriman kepada ajaran yang aku bawa, kecuali ia akan menjadi penghuni neraka.”
(HR. Muslim no. 153)
Kaitan:
Ayat ini menegaskan bahwa Ahli Kitab belum berada dalam kebenaran jika tidak menegakkan kitab suci mereka dan tidak menerima wahyu yang dibawa Nabi Muhammad SAW. Hadis ini memperjelas bahwa iman kepada Nabi Muhammad SAW adalah syarat keselamatan di akhirat.
----
Kaitan dengan zaman sekarang:
Banyak orang mengaku beragama, tetapi lalai dari ibadah, curang dalam bisnis, atau ikut korupsi. Hanya yang menegakkan syariat dan akhlak yang benar-benar dianggap di atas kebenaran.
Contoh:
Seorang pedagang Muslim yang jujur, tak menipu timbangan, dan menolak suap, menunjukkan akhlak Qur'ani yang sejati.
Sementara, pejabat atau tokoh agama yang menyalahgunakan kekuasaan walau tampak religius, sebenarnya tidak menegakkan nilai-nilai kitab.
---
Berikut adalah hikmah-hikmah yang terkandung dalam Surah Al-Mā'idah ayat 65–68:
---
1. Pentingnya Iman dan Takwa
(QS. Al-Mā’idah: 65)
Allah menjanjikan ampunan dan surga bagi siapa pun yang beriman dan bertakwa, termasuk Ahli Kitab.
Menunjukkan bahwa pintu rahmat dan hidayah Allah selalu terbuka bagi yang kembali kepada-Nya, tanpa memandang asal-usul atau latar belakang.
---
2. Berkah Kehidupan Datang dari Mengamalkan Wahyu
(QS. Al-Mā’idah: 66)
Rezeki yang melimpah adalah akibat dari kepatuhan terhadap hukum Allah.
Umat yang benar-benar menjalankan ajaran Allah akan mendapatkan keberkahan dari atas (langit) dan bawah (bumi).
Moderasi dan konsistensi dalam agama sangat penting; Allah mencela sikap menyimpang dan berpura-pura taat.
---
3. Tugas Nabi: Menyampaikan Kebenaran Tanpa Takut
(QS. Al-Mā’idah: 67)
Tanggung jawab menyampaikan wahyu adalah mutlak dan tidak boleh ditunda karena tekanan atau ancaman.
Allah menjamin perlindungan kepada Nabi-Nya.
Ini menjadi pelajaran bagi para dai dan ulama untuk tegas dan jujur dalam menyampaikan kebenaran, meski tantangan besar menghadang.
---
4. Kebenaran Harus Ditegakkan, Bukan Sekadar Diakui
(QS. Al-Mā’idah: 68)
Ahli Kitab tidak dianggap berada di jalan kebenaran kecuali mereka mengamalkan Taurat, Injil, dan menerima Al-Qur’an.
Sekadar mengakui agama tapi tidak mengamalkan isi kitab tidak cukup.
Penolakan terhadap Al-Qur’an hanya akan menambah kekafiran bagi mereka yang keras hatinya — tetapi Rasul tidak perlu bersedih terhadap hal itu.
---
Kesimpulan Umum:
Keberkahan hidup, ampunan, dan surga adalah buah dari iman yang benar dan amal yang konsisten.
Penyampaian kebenaran adalah tugas yang harus diemban tanpa rasa takut.
Kebenaran agama bukan sekadar warisan, tetapi sesuatu yang harus dijalankan dan dibuktikan dalam kehidupan nyata.
Ayat-ayat ini menegaskan bahwa iman harus dibuktikan dengan amal, dakwah harus tetap ditegakkan, dan keberkahan hidup datang dari kepatuhan terhadap nilai-nilai wahyu. Zaman boleh berubah, tetapi nilai kebenaran tetap relevan dan bisa diamalkan kapan saja.
---
No comments:
Post a Comment