Tentu, berikut ini adalah artikel berbentuk bacaan koran yang disusun berdasarkan permintaan Anda.
---
Harian "Cahaya Iman" Edisi Khusus:Rabu, 25 September 2024
ISTIQAMAH BERSHALAWAT: JAMINAN MERAIH SYAFAAT NABI
Oleh: M. Djoko Ekasanu
Ringkasan Redaksi Asli: "Barangsiapa yang istiqamah(konsisten dan teguh pendirian) dalam membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, maka syafaat (pertolongan) dari Beliau di hari Kiamat kelak akan menjadi jaminan dan hak baginya."
Latar Belakang Masalah: Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern,banyak umat Islam yang memandang shalawat hanya sebagai bacaan ritual di acara-acara tertentu. Keistiqamahan dalam membacanya sering terabaikan akibat kesibukan duniawi dan melemahnya hubungan spiritual dengan Rasulullah SAW. Akibatnya, banyak yang kehilangan sumber ketenangan dan jaminan intervensi (syafaat) di akhirat.
Intisari & Sebab Terjadinya Masalah: Inti masalahnya adalah rendahnya tingkat konsistensi(istiqamah) dalam bershalawat. Hal ini disebabkan oleh:
1. Minimnya Pemahaman: Kurangnya pemahaman akan keutamaan, makna, dan urgensi shalawat.
2. Kesibukan Dunia: Prioritas kehidupan materialistik menggeser amalan-amalan spiritual.
3. Persepsi yang Keliru: Shalawat dipandang sebagai beban, bukan sebagai kebutuhan jiwa dan media komunikasi dengan Nabi.
Maksud, Hakikat, dan Makna:
· Maksud: Seruan untuk konsisten mengagungkan dan memuliakan Nabi Muhammad SAW melalui bacaan shalawat.
· Hakikat: Sebuah bentuk cinta, penghormatan, dan pengakuan atas kerasulan Beliau. Istiqamah dalam shalawat mencerminkan keistiqamahan dalam mencintainya.
· Makna: Shalawat adalah doa, penghormatan dari Allah dan malaikat, serta permohonan rahmat bagi Nabi. Istiqamah di dalamnya berarti membangun hubungan yang terus-menerus dan tidak putus dengan sumber rahmat tersebut.
Tujuan dan Manfaat:
· Tujuan: Mendekatkan diri kepada Allah dan Rasul-Nya, serta memastikan meraih syafaat di akhirat.
· Manfaat:
1. Duniawi: Mendapatkan ketenangan hati, dilapangkan rezeki, diampuni dosa, dan dinaikkan derajat.
2. Ukhrawi: Mendapat jaminan syafaat Rasulullah SAW di hari perhitungan.
Dalil Al-Qur'an dan Hadis:
· Al-Qur'an Surat Al-Ahzab ayat 56: "Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya."
· Hadis Riwayat Muslim: "Orang yang paling berhak dengan syafa'atku di hari kiamat adalah orang yang paling banyak bershalawat kepadaku."
· Hadis Riwayat At-Tirmidzi: "Bakhil (orang yang kikir) adalah orang yang ketika namaku disebut, ia tidak bershalawat kepadaku."
Analisis dan Argumentasi: Ayat dan hadis di atas dengan jelas menempatkan shalawat bukan sebagai amalan sunnah biasa,melainkan perintah langsung yang direspons oleh Allah dan malaikat. Konsistensi dalam shalawat adalah bukti nyata kecintaan seorang muslim kepada Nabinya. Logikanya, mustahil seseorang mengaku mencintai Nabi tetapi enggan dan malas menyebut serta memujinya. Syafaat adalah konsekuensi logis dari cinta dan loyalitas yang dibangun melalui shalawat yang istiqamah.
Relevansi Saat Ini: Di era penuh kegelisahan,ketidakpastian, dan krisis spiritual, shalawat menjadi "oase ketenangan". Istiqamah bershalawat dapat menjadi terapi kejiwaan, pengingat akan teladan hidup terbaik (uswah hasanah), dan benteng dari pengaruh negatif global. Dalam konteks sosial, masyarakat yang gemar bershalawat cenderung lebih mencintai kebaikan dan meneladani akhlak Rasulullah, sehingga berkontribusi menciptakan tatanan sosial yang lebih harmonis.
Kesimpulan: Istiqamah dalam bershalawat adalah investasi akhirat yang paling berharga.Ia adalah pintu gerbang meraih cinta Allah dan Rasul-Nya, serta kunci untuk mendapatkan syafaat—sebuah pertolongan yang sangat dibutuhkan setiap manusia di hari yang penuh kesulitan.
Muhasabah dan Caranya:
· Muhasabah: Sudah seberapa sering saya bershalawat hari ini? Apakah hanya ketika ada pengajian atau saya menjadikannya sebagai dzikir harian? Apalah artinya banyak mengaku cinta Nabi jika malas bershalawat?
· Cara: Mulailah dengan target kecil yang bisa diistiqamahkan, misalnya 100x shalawat setelah shalat Subuh dan Ashar. Manfaatkan waktu luang (di perjalanan, menunggu) untuk bershalawat. Bergabung dengan majelis shalawat dapat meningkatkan semangat.
Doa: "Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan yang sempurna kepada junjungan kami, Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga dan para sahabatnya. Jadikanlah kami hamba-Mu yang istiqamah dalam bershalawat, dan karuniakanlah kepada kami syafaatnya di dunia dan di akhirat. Amin."
Nasehat Para Sufi:
· Imam Al-Ghazali: "Shalawat itu menghidupkan hati. Hati yang hidup pasti akan mencintai Pemiliknya dan mencintai kekasih-Nya (Nabi Muhammad)."
· Syekh Abdul Qadir al-Jailani: "Shalawat adalah nur (cahaya). Barangsiapa yang membacanya dengan istiqamah, niscaya hatinya akan diterangi oleh cahaya Rasulullah SAW."
· Jalaluddin Rumi: "Shalawat adalah burung yang membawa ruh kita untuk bertemu dengan Sang Kekasih (Allah) melalui kekasih-Nya (Muhammad)."
· Abu Yazid al-Bistami: "Satu shalawat yang keluar dari hati yang khusyuk lebih baik daripada seribu shalawat yang diucapkan lisan tanpa kehadiran hati."
· Imam Junayd al-Baghdadi: "Jalan untuk sampai kepada Allah itu tertutup, tetapi dibuka oleh shalawat kepada Nabi Muhammad SAW."
Daftar Pustaka:
1. Al-Qur'an al-Karim dan Terjemahannya.
2. Shahih Al-Bukhari. Imam Abu Abdullah Muhammad bin Ismail Al-Bukhari.
3. Shahih Muslim. Imam Muslim bin Hajjaj.
4. Riyadhus Shalihin. Imam An-Nawawi.
5. Ihya' Ulumuddin. Imam Abu Hamid Al-Ghazali.
6. Al-Futuhat al-Makkiyyah. Muhyiddin Ibn 'Arabi.
7. Al-Matsnawi. Jalaluddin Rumi.
8. Qalaid al-Jawahir. Syekh Ja'far al-Kattani (mengenai keutamaan shalawat).
Ucapan Terima Kasih: Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para pembaca setia Harian"Cahaya Iman". Semoga artikel singkat ini dapat menggugah hati kita semua untuk lebih istiqamah dalam bershalawat, sehingga kita termasuk golongan yang dijamin oleh syafaat Rasulullah SAW. Aamiin.
---
M. Djoko Ekasanu adalah seorang penulis dan pemerhati studi Islam yang tinggal di Tangerang.
No comments:
Post a Comment