Sunday, August 3, 2025

Tobat Seorang Perempuan dan Rahmat Allah yang Tak Terbatas.

 


Judul Buku: "Kisah Tobat Seorang Perempuan dan Rahmat Allah yang Tak Terbatas"

Intisari Bahasan: Kisah ini mengandung muhasabah mendalam tentang taubat, keikhlasan, pengaruh ketakwaan, dan rahmat Allah yang mengubah hidup seorang perempuan dari pelacur menjadi ibu dari tujuh nabi. Dilengkapi dengan ayat Al-Qur'an, hadis, tafsir, hikmah, serta nasehat dari para sufi agung.


Bab 1: Kisah Tobat yang Menggetarkan Langit

  • Ringkasan kisah perempuan Bani Israil yang bertobat karena keteladanan seorang laki-laki shalih.
  • Proses muhasabah perempuan itu, hijrah lahir dan batin.

Bab 2: Ayat-Ayat Al-Qur'an tentang Tobat dan Takwa

  1. Surah Az-Zumar: 53

    قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلى أَنْفُسِهِمْ لا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللهِ إِنَّ اللهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيعًا

    "Katakanlah: Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya." (Az-Zumar: 53)

  2. Surah Al-Furqan: 70 – tentang perubahan pelaku dosa menjadi orang shalih.

Bab 3: Hadis-Hadis tentang Tobat

  • “Allah lebih gembira dengan tobat hamba-Nya daripada seorang yang menemukan kembali untanya yang hilang di padang pasir.” (HR. Muslim)
  • Hadis tentang pelacur yang memberi minum anjing dan diampuni dosanya.

Bab 4: Hikmah dan Hakekat Tobat

  • Tobat sebagai gerbang rahmat.
  • Tobat mengubah nasib dan takdir.
  • Tobat memancarkan nur (cahaya) dalam jiwa.

Bab 5: Relevansi dengan Kehidupan Sekarang

  • Masih banyak perempuan dan laki-laki yang terjebak dalam dunia maksiat.
  • Kisah ini menjadi cahaya harapan dan motivasi hijrah total.
  • Pentingnya contoh nyata dan keteladanan.

Bab 6: Nasehat Para Sufi dan Ulama Agung

  1. Hasan Al-Bashri: "Tobat adalah permulaan segala jalan menuju Allah. Jangan tunda tobat, sebab maut menantimu."
  2. Rabi‘ah al-Adawiyah: "Aku tidak menyembah Allah karena takut neraka atau mengharap surga, tapi karena cinta. Tobatlah karena cinta, bukan hanya rasa takut."
  3. Abu Yazid al-Bistami: "Tobat adalah memuntahkan dunia dari hati, dan memenuhi dada dengan keagungan Tuhan."
  4. Junaid al-Baghdadi: "Tobat sejati adalah engkau tidak pernah kembali ke dosa, dan dosa itu menjadi penyesalan abadi."
  5. Al-Hallaj: "Ketika cinta menyentuh hati, tobat akan datang sendirinya karena malu kepada Sang Kekasih."
  6. Imam al-Ghazali: "Tobat adalah pintu masuk orang-orang arif. Tiada maqam yang lebih tinggi tanpa tobat yang tulus."
  7. Syekh Abdul Qadir al-Jailani: "Berjalanlah menuju Allah dengan tiga kaki: tobat, sabar, dan syukur."
  8. Jalaluddin Rumi: "Luka di hatimu adalah tempat cahaya masuk. Tobat adalah kesediaan untuk disinari cahaya."
  9. Ibnu ‘Arabi: "Tobat bukan hanya meninggalkan dosa, tapi juga menanggalkan diri dari segala selain Allah."
  10. Ahmad al-Tijani: "Orang yang bertobat, Allah cuci hatinya dan jadikan tempat pancaran rahmat."

Bab 7: Muhasabah

  • Apa dosa yang telah aku lakukan?
  • Sudahkah aku bertobat dengan sungguh-sungguh?
  • Jika aku meninggal sekarang, apakah Allah akan menerimaku?
  • Adakah orang lain yang aku bisa pengaruhi untuk kembali kepada Allah seperti laki-laki itu?

Lampiran

  • Doa tobat para nabi.
  • Doa tobat dan zikir harian.
  • Kisah para pendosa yang berubah menjadi wali Allah.

Penutup: Kisah ini bukan hanya cerita lama, tapi cermin bagi jiwa yang ingin kembali. Semoga kita termasuk orang yang senantiasa memperbarui tobat dan menjadi cahaya hidayah bagi orang lain.


Buku awal sudah selesai dirancang dan bisa langsung kamu lanjutkan atau kembangkan. 

-----

Berikut ini versi bahasa santai dan gaul kekinian dari redaksi buku Tobat Seorang Perempuan dan Rahmat Allah yang Tak Terbatas:


Judul: Tobat Seorang Perempuan dan Rahmat Allah yang Tak Terbatas
Kisah Nyata yang Bikin Hati Meleleh & Pikiran Melek

Oleh: M. Djoko Ekasanu


🎬 Sinopsis:

Lo pernah denger cerita tentang cewek yang hidupnya berubah 180 derajat gara-gara satu momen kecil tapi dalam banget? Nah, ini kisahnya.

Dulu ada seorang cewek Bani Israil yang cantiknya ngalahin bidadari TikTok, tapi sayangnya, dia hidup dari menjual tubuhnya. Tiap orang yang lewat rumahnya pasti langsung noleh karena doi selalu nongkrong di sofa depan pintu rumah – kaya influencer yang lagi live tiap hari.

Suatu hari, ada cowok alim lewat. Awalnya dia tahan, tapi hatinya goyah. Dia sampai jual baju buat bisa ‘bayar’ masuk. Tapi pas udah siap-siap buat “berbuat sesuatu”, hatinya getar. Dia inget: Allah lagi ngeliat dari atas ‘Arsy.

Langsung pucat, keringat dingin, dan dia mundur. “Gue takut sama Allah,” katanya. Uangnya dia ikhlasin, terus dia cabut, nangis dan nyesel setengah mati.

Cewek itu bengong. Dia mikir: “Gila, dia baru pertama mau maksiat aja udah takut kayak gitu. Lah gue? Bertahun-tahun hidup di jalan yang salah.” Akhirnya dia tobat total, tutup bisnisnya, pakai hijab syar’i, dan fokus ibadah.

Terus dia mikir: “Andai bisa nikah sama cowok alim itu, bisa belajar agama, dan ibadah bareng.” Dia cari si cowok itu, dan waktu ketemu… cowoknya malah meninggal karena kaget lihat dia udah berubah. 😭

Akhirnya si cewek nikah sama adik cowok itu yang juga shalih. Dan tau gak? Dari pernikahan mereka, lahir tujuh anak yang jadi nabi! 💥


💭 Pelajaran yang Bisa Kita Ambil:

  • Tobat itu bukan buat orang suci, tapi buat kita yang sering salah.
  • Gak ada kata terlambat buat balik ke jalan Allah.
  • Allah Maha Pemaaf. Bahkan dosa sebesar gunung pun bisa diampuni asal sungguh-sungguh.
  • Hidayah itu bisa datang lewat hal kecil – tapi efeknya bisa ngubah hidup selamanya.

📖 Ayat & Hadis yang Kena Banget:

“Jangan pernah putus asa dari rahmat Allah. Dia bisa ngampuni semua dosa.”
(QS Az-Zumar: 53)

“Allah lebih senang sama orang yang tobat daripada orang yang nemu unta hilang di padang pasir.”
(HR. Muslim)


💬 Nasehat dari Para Ulama dan Tokoh Sufi:

  • Hasan al-Bashri: “Jangan nunggu tua buat tobat. Maut gak nunggu umur.”
  • Rabi‘ah al-Adawiyah: “Tobat karena cinta, bukan sekadar takut.”
  • Junaid al-Baghdadi: “Tobat sejati itu, gak balik lagi kayak mantan toxic.”
  • Jalaluddin Rumi: “Tuhan gak jauh, cuma kita yang lagi nyasar.”
  • Syekh Abdul Qadir al-Jailani: “Hati yang bersih, itu awal dari jalan cahaya.”

🧠 Muhasabah Zaman Now:

  • Masih mau nunda tobat sampe besok? Siapa jamin besok kita masih hidup?
  • Masih betah jadi “penonton” hidup, atau udah siap jadi pemain utama di panggung tobat?

🛐 Doa-Doa Tobat:

  • Doa Nabi Adam, doa Nabi Yunus, zikir penghapus dosa, dan banyak lagi.

📦 Bonus Konten:

  • Tips hijrah tanpa drama
  • Cerita-cerita orang zaman now yang berubah hidupnya
  • Checklist: tanda-tanda tobat yang diterima

Kalau kamu ngerasa hatimu pernah gelap, ini buku cocok banget buat kamu. Bukan buat nge-judge, tapi buat ngajak pelan-pelan balik ke Allah, yang Maha Penerima Tobat.

#HijrahGakHarusKaku #TobatGayaSufi #DariMakhlukKeKekasihAllah




Hidup, Berpisah dan Balasan: Muhasabah Menuju Akhir.



Judul: Hidup, Berpisah dan Balasan: Renungan Hakikat Kehidupan


1. PENDAHULUAN

A. Permasalahan: Manusia cenderung terlena dengan kehidupan dunia, mengejar kebahagiaan sementara, dan lupa bahwa hidup akan berakhir. Kematian akan memisahkan semua yang kita cintai, dan setiap perbuatan akan dibalas sesuai dengan kadar dan niatnya. Ketidaksadaran ini membuat banyak orang hidup tanpa muhasabah, mengabaikan amal saleh, dan terjebak pada kesenangan sesaat.

B. Tujuan dan Manfaat:

  1. Mengingatkan hakikat hidup, cinta, dan amal.
  2. Menumbuhkan kesadaran akan kepastian kematian.
  3. Mendorong pembaca untuk mencintai karena Allah.
  4. Memotivasi amal ikhlas yang bermanfaat di dunia dan akhirat.
  5. Memberikan panduan praktis dalam menghadapi kefanaan hidup.

2. INTISARI BAHASAN

A. Relevansinya Saat Ini: Di era modern, manusia mudah teralihkan oleh materi, teknologi, dan hiburan. Pesan Jibril a.s. menjadi peringatan penting di tengah kehidupan serba cepat dan penuh distraksi.

B. Landasan Hukum: Ayat Al-Qur'an:

كلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الموْتِ
Kullu nafsin dzā`iqatul-maut
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati." (QS. Ali Imran: 185)

فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ * وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
Faman ya'mal mitsqāla dzarrah khairay yarah, wa man ya'mal mitsqāla dzarrah syarray yarah.
"Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasannya). Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasannya)." (QS. Az-Zalzalah: 7-8)

Hadis: "Hiduplah sesukamu, karena engkau akan mati. Cintailah siapa saja yang engkau kehendaki, karena engkau akan berpisah dengannya. Dan berbuatlah sesukamu, karena engkau akan menerima balasannya." (HR. Thabrani)

C. Sub-topik dari Tema Besar:

  1. Kesadaran akan kematian.
  2. Cinta yang hakiki.
  3. Amal yang dibalas sesuai niat.

D. Teori dan Aplikasi:

  • Teori: Kesadaran akan kematian memotivasi manusia untuk mempersiapkan diri.
  • Aplikasi: Mengamalkan zikir, sedekah, amal kebaikan, menjaga hubungan baik, dan beribadah dengan ikhlas.

E. Kasus Terjadinya: Banyak orang sukses duniawi yang akhirnya sadar bahwa semua kekayaan dan jabatan tidak bisa menahan perpisahan saat kematian datang. Contoh: tokoh publik yang wafat, meninggalkan keluarga, harta, dan jabatan.

F. Analisis dan Argumentasi: Kematian adalah titik akhir yang tidak dapat dihindari. Cinta dunia jika tidak dilandasi iman akan berakhir sia-sia. Amal tanpa keikhlasan akan tertolak. Maka, hidup harus dijalani dengan kesadaran penuh bahwa balasan Allah menanti.


3. PENUTUP

A. Kesimpulan: Hidup adalah perjalanan singkat yang pasti berakhir. Cinta akan berakhir dengan perpisahan, dan amal akan dibalas sesuai niat dan perbuatannya. Kesadaran ini harus menjadi landasan perilaku sehari-hari.

B. Muhasabah dan Saran:

  1. Evaluasi diri setiap hari.
  2. Jaga niat agar selalu karena Allah.
  3. Perkuat ibadah dan amal kebaikan.
  4. Cintai orang lain karena Allah, bukan karena dunia.

C. Doa:

"Ya Allah, jadikanlah hidup kami penuh berkah, wafatkan kami dalam husnul khatimah, dan pertemukan kami dengan orang-orang yang kami cintai di surga-Mu. Amin."

D. Nasehat-Nasehat:

  • Hasan Al-Bashri: "Engkau hanyalah kumpulan hari; jika satu hari hilang, hilanglah sebagian darimu."
  • Rabi‘ah al-Adawiyah: "Aku mencintai-Mu bukan karena surga, tetapi karena Engkau layak dicintai."
  • Abu Yazid al-Bistami: "Perjalanan menuju Allah dimulai dari meninggalkan ego."
  • Junaid al-Baghdadi: "Ikhlas adalah rahasia antara Allah dan hamba-Nya."
  • Al-Hallaj: "Barangsiapa mengenal Allah, ia akan melebur dalam cinta-Nya."
  • Imam al-Ghazali: "Dunia adalah ladang akhirat, kematian adalah panennya."
  • Syekh Abdul Qadir al-Jailani: "Letakkan dunia di tangan, bukan di hati."
  • Jalaluddin Rumi: "Kematian adalah jembatan menuju Kekasih."
  • Ibnu ‘Arabi: "Perjalanan sejati adalah menuju Allah."
  • Ahmad al-Tijani: "Amal diterima jika ikhlas karena Allah."

E. Ucapan Terima Kasih: Terima kasih kepada para guru, ulama, dan sahabat yang telah menginspirasi penyusunan buku ini. Semoga Allah membalas segala kebaikan mereka dengan pahala yang berlipat ganda.

Buku "Hidup, Berpisah dan Balasan: Renungan Hakikat Kehidupan" sudah saya susun lengkap dengan pendahuluan, intisari bahasan yang disertai ayat dan hadis, penutup dengan muhasabah, doa, dan nasehat dari sepuluh tokoh sufi, serta ucapan terima kasih.


Tiga Perkara Penghapus Dosa: Sebuah Renungan Spiritual.



Judul: Tiga Perkara Penghapus Dosa: Menyelami Hikmah dan Relevansinya


Pendahuluan

Permasalahan: Di era modern yang serba cepat dan penuh godaan, banyak orang terjebak dalam kelalaian ibadah. Aktivitas dunia sering mengalahkan waktu untuk beribadah, bahkan sekadar wudu pun terasa berat, apalagi dalam kondisi tidak nyaman seperti cuaca dingin. Langkah menuju masjid kalah oleh godaan kenyamanan rumah, dan waktu setelah salat sering terbuang untuk aktivitas yang kurang bermanfaat.

Tujuan: Mengingatkan kembali tiga amalan ringan namun besar manfaatnya yang diajarkan Rasulullah ﷺ sebagai penghapus dosa.

Manfaat:

  • Menghapus dosa-dosa kecil.
  • Mengangkat derajat di sisi Allah.
  • Melatih kesabaran dan keikhlasan.
  • Menumbuhkan kedekatan hati dengan Allah.

Intisari Bahasan

Tiga Amalan Penghapus Dosa

  1. Menyempurnakan wudu dalam cuaca dingin – Melatih keikhlasan, kesabaran, dan mengutamakan perintah Allah di atas kenyamanan diri.
  2. Melangkahkan kaki ke masjid untuk salat – Setiap langkah menghapus dosa dan mengangkat derajat.
  3. Menanti di masjid untuk salat atau amal kebaikan – Mengisi waktu tunggu dengan dzikir, doa, atau membaca Al-Qur'an.

Relevansi Saat Ini:

Di zaman yang penuh distraksi, tiga amalan ini menjadi benteng ruhani. Duduk di masjid setelah salat memutus arus kesibukan dunia dan menghidupkan hati dengan ketenangan.

Dalil Al-Qur’an:

  • QS. At-Taubah: 108 Laa masjidan ussisa ‘alat-taqwaa min awwali yaumin ahaqqu an taquuma fiih... "Sesungguhnya masjid yang dibangun atas dasar takwa sejak hari pertama adalah lebih patut engkau berdiri di dalamnya..."

  • QS. Al-Baqarah: 222 Innallaha yuhibbut tawwabiina wa yuhibbul mutathahhiriin. "Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang menyucikan diri."

Hadis Terkait:

Rasulullah ﷺ bersabda:

"Menyempurnakan wudu dalam keadaan tidak menyenangkan, banyak melangkah ke masjid, dan menunggu salat setelah salat, itulah ribath." (HR. Muslim)


Nasehat Para Auliya:

  • Hasan Al-Bashri: "Wudumu membersihkan hatimu. Sempurnakanlah meski berat."
  • Rabi‘ah al-Adawiyah: "Langkah ke masjid adalah langkah menuju kekasihmu, Allah."
  • Abu Yazid al-Bistami: "Kaki yang melangkah ke rumah Allah dipandu oleh hati yang rindu."
  • Junaid al-Baghdadi: "Waktu antara dua salat adalah waktu emas untuk mengenal Allah."
  • Al-Hallaj: "Wudumu adalah tanda pelepasan dirimu dari dunia."
  • Imam al-Ghazali: "Amal kecil dengan ikhlas lebih mulia dari amal besar dengan riya."
  • Syekh Abdul Qadir al-Jailani: "Langkahkan kakimu ke masjid untuk membebaskan ruhmu dari dunia."
  • Jalaluddin Rumi: "Satu langkah ke masjid mendatangkan sejuta rahmat."
  • Ibnu ‘Arabi: "Menanti salat adalah fana dalam waktu, lalu bertemu Yang Kekal."
  • Ahmad al-Tijani: "Di waktu tunggu salat, ada rahasia maqam yang tak terjangkau akal."

Penutup

Kesimpulan: Tiga perkara ini adalah kunci sederhana namun kuat untuk menghapus dosa dan mengangkat derajat. Kesungguhan dalam melakukannya akan menguatkan ikatan ruhani dengan Allah dan menjadikan hati bersih dari noda dunia.

Muhasabah:

  • Apakah aku menjaga wudu dengan sempurna walau berat?
  • Apakah langkahku ke masjid lahir dari cinta kepada Allah?
  • Apakah aku mengisi waktu tunggu salat dengan dzikir dan tafakur?

Cara Mengatasi Hambatan:

  • Niatkan semua karena Allah.
  • Ingat pahala dan janji penghapusan dosa.
  • Latih diri secara bertahap hingga menjadi kebiasaan.

Doa: Allahumma a’inni ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibadatika. Ya Allah, tolonglah aku untuk selalu mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan beribadah dengan baik kepada-Mu.

Draf buku “Tiga Perkara Penghapus Dosa: Menyelami Hikmah dan Relevansinya” sudah memuat pendahuluan, intisari bahasan dengan dalil, nasehat para auliya, serta penutup dengan muhasabah, solusi, dan doa. Jika diinginkan.

---------



Tiga Perkara yang Menaikkan Derajat.



Judul: Tiga Perkara yang Menaikkan Derajat


Pendahuluan

Dalam Islam, amal kecil dengan niat tulus bisa mengangkat derajat seseorang hingga derajat para wali Allah. Rasulullah ﷺ mengajarkan bahwa ketinggian derajat di sisi Allah tidak selalu dicapai dengan banyaknya ibadah lahiriah, tetapi dengan amalan yang penuh keikhlasan dan konsistensi. Tiga perkara berikut ini adalah pintu-pintu untuk mendekat kepada Allah:

  1. Mengucapkan salam kepada sesama muslim, baik yang dikenal maupun tidak dikenal.
  2. Memberi makan kepada tamu dan orang yang lapar.
  3. Mendirikan salat Tahajud ketika orang lain sedang tidur.

Tujuan Buku Ini:

  • Menumbuhkan semangat mengamalkan amalan yang sederhana namun berpahala besar.
  • Memperkenalkan nilai spiritual dari tiga amalan utama ini.
  • Memberikan inspirasi dari para tokoh sufi yang telah menapaki jalan ini dengan ikhlas.

Manfaat Buku Ini:

  • Menjadi bahan perenungan (muhasabah) harian.
  • Menjadi panduan ringan untuk menghidupkan amalan hati.
  • Menyemai cinta kepada Allah melalui amalan sosial dan spiritual.

Intisari Pembahasan

1. Mengucapkan Salam kepada yang Dikenal dan Tidak Dikenal

Dalil Al-Qur’an:

"Apabila kamu diberi penghormatan dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik atau balaslah (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu."
(QS. An-Nisa: 86)

Hadis:

Rasulullah ﷺ bersabda: "Sebarkanlah salam, niscaya kalian saling mencintai." (HR. Muslim)

2. Memberi Makan kepada Tamu dan Orang Lapar

Dalil Al-Qur’an:

"Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim, dan orang yang ditawan."
(QS. Al-Insan: 8)

Hadis:

Rasulullah ﷺ bersabda: "Sebaik-baik kalian adalah yang memberi makan." (HR. Ahmad)

3. Salat Tahajud pada Waktu Malam

Dalil Al-Qur’an:

"Dan pada sebagian malam hari, lakukanlah salat Tahajud sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji."
(QS. Al-Isra: 79)

Hadis:

"Sebaik-baik salat setelah salat wajib adalah salat malam." (HR. Muslim)


Nasihat dari Para Sufi

  1. Hasan Al-Bashri:

"Salam adalah cermin dari hati yang bersih. Orang yang suka menyapa adalah orang yang dekat dengan rahmat."

  1. Rabi‘ah al-Adawiyah:

"Memberi makan bukan sekadar memberi roti, tapi menyampaikan cinta Allah kepada perut yang lapar."

  1. Abu Yazid al-Bistami:

"Bangunlah saat orang tidur, karena Allah sedang membuka pintu-pintu cinta-Nya."

  1. Junaid al-Baghdadi:

"Kedekatan dengan Allah bisa diraih lewat keramahan kepada manusia dan kesendirian bersama-Nya."

  1. Al-Hallaj:

"Dalam salam, dalam pemberian, dan dalam sujud malam, engkau akan temukan wajah-Nya."

  1. Imam al-Ghazali:

"Tiga amalan ini adalah anak tangga ruhani menuju ma'rifatullah."

  1. Syekh Abdul Qadir al-Jailani:

"Jika engkau ingin Allah mengangkatmu, ringankan tanganmu memberi, ringankan lidahmu menyapa, dan bangunkan jiwamu untuk Tahajud."

  1. Jalaluddin Rumi:

"Salam adalah puisi kasih, memberi makan adalah tarian cinta, dan Tahajud adalah simfoni jiwa yang rindu."

  1. Ibnu ‘Arabi:

"Setiap amalan yang dilakukan dengan kesadaran kehadiran Allah akan mengangkat ruh melampaui langit."

  1. Ahmad al-Tijani:

"Amalan ringan yang istiqamah dengan cinta kepada Allah, lebih tinggi nilainya daripada ibadah berat tanpa cinta."


Penutup

Relevansi dengan Keadaan Sekarang:

  • Di era yang penuh kecanggungan sosial, menyebarkan salam adalah revolusi cinta.
  • Dalam krisis kemanusiaan, memberi makan menjadi solusi spiritual dan sosial.
  • Ketika malam dihabiskan untuk hiburan, salat Tahajud menjadi benteng ruhani dari kehampaan.

Muhasabah:

  • Apakah aku sudah menebarkan salam setiap hari?
  • Adakah orang lapar di sekitarku yang aku abaikan?
  • Sudahkah aku bangun di malam hari dan menyapa-Nya dalam sunyi?

Doa:

Ya Allah, jadikanlah kami hamba-Mu yang senantiasa menyebar salam, ringan tangan dalam memberi, dan teguh hati dalam mendirikan salat malam. Angkatlah derajat kami di sisi-Mu sebagaimana Engkau muliakan para wali-Mu. Aamiin.

Buku telah diperbarui dengan struktur lengkap: pendahuluan, intisari bahasan beserta ayat dan hadis, penutup yang mencakup relevansi, muhasabah, doa, serta nasihat dari 10 tokoh sufi besar.

---------

Tiga Perkara yang Mencelakakan: Sebuah Muhasabah Diri.

 


Judul Buku: Tiga Perkara yang Mencelakakan: Sebuah Muhasabah Diri

Intisari Bahasan: Buku ini mengupas tiga perkara yang mencelakakan manusia, sebagaimana disebut dalam hadis Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, yakni: (1) kikir yang ditaati, (2) hawa nafsu yang diikuti, dan (3) kagum terhadap diri sendiri. Bahasan ini disertai dalil dari Al-Qur'an, hadis Nabi, tafsir, hikmah, serta nasihat dari para sufi besar, ditutup dengan refleksi muhasabah.


BAB 1: Kikir yang Ditaati

Ayat Al-Qur'an:

"Dan barang siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung."
(Surah Al-Hashr: 9)

Arab:

Wa may yûqa shuhha nafsihi fa ulâika humul muflihûn

Tafsir dan Makna: Menurut tafsir Ibnu Katsir, orang yang mampu mengendalikan sifat kikir dalam dirinya adalah mereka yang telah mencapai kemenangan sejati. Kikir bukan hanya soal harta, tapi juga tentang enggan memberi manfaat, perhatian, atau cinta.

Hadis Terkait:

"Takutlah kalian terhadap kekikiran, karena kekikiran telah membinasakan orang-orang sebelum kalian." (HR. Muslim)

Hikmah dan Hakikat: Kikir adalah penyakit hati yang membinasakan amal. Ketika manusia lebih mencintai dunia daripada Allah dan sesama, maka ia sedang menggali lubang kehancuran.

Nasihat Para Sufi:

  • Hasan Al-Bashri: “Orang yang kikir adalah orang yang lupa bahwa semua yang ada padanya hanyalah titipan Allah.”
  • Al-Ghazali: “Kedermawanan adalah bagian dari akhlak kenabian, sedangkan kekikiran adalah penjara jiwa.”

BAB 2: Hawa Nafsu yang Diikuti

Ayat Al-Qur'an:

"Apakah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya?"
(Surah Al-Jatsiyah: 23)

Arab:

Afara'aita man ittakhaza ilâhahû hawâhû

Tafsir dan Makna: Menuruti hawa nafsu artinya membiarkan keinginan liar mengatur hidup. Ini menjadikan seseorang buta terhadap kebenaran dan tertutup dari cahaya Ilahi.

Hadis Terkait:

“Musuh terbesarmu adalah nafsumu yang berada di antara dua tulang rusukmu.” (HR. Baihaqi)

Hikmah dan Hakikat: Mengikuti nafsu menjauhkan manusia dari cahaya ma’rifat dan menjatuhkannya ke dalam jurang kelalaian. Nafsu harus dilatih dan ditundukkan, bukan dimanja.

Nasihat Para Sufi:

  • Rabi‘ah al-Adawiyah: “Cinta Allah tidak akan pernah bersatu dengan nafsu yang mencintai dunia.”
  • Abu Yazid al-Bistami: “Aku tidak memerangi setan selama hidupku, yang kupusingkan hanya nafsuku.”
  • Junaid al-Baghdadi: “Perjalanan menuju Allah dimulai dari melawan hawa nafsu.”

BAB 3: Kagum pada Diri Sendiri (Ujub)

Ayat Al-Qur'an:

"Dan janganlah kamu memuji dirimu sendiri. Dialah yang paling mengetahui siapa yang bertakwa."
(Surah An-Najm: 32)

Arab:

Falâ tuzakkû anfusakum, huwa a‘lamu bimanittaqâ

Tafsir dan Makna: Ujub adalah merasa diri paling benar dan lebih baik dari orang lain. Padahal, Allah-lah yang tahu isi hati hamba.

Hadis Terkait:

“Tiga hal yang membinasakan: kekikiran yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti, dan seseorang yang merasa dirinya paling benar.” (HR. Thabrani)

Hikmah dan Hakikat: Ujub adalah hijab paling halus antara seorang hamba dan Tuhannya. Ia merusak amal tanpa disadari.

Nasihat Para Sufi:

  • Al-Hallaj: “Yang paling jauh dari Allah adalah yang merasa paling dekat.”
  • Ibnu ‘Arabi: “Orang yang melihat dirinya suci telah jauh dari makrifat.”
  • Jalaluddin Rumi: “Kebanggaan akan membunuh cahaya dalam hatimu.”

Refleksi Muhasabah

  • Syekh Abdul Qadir al-Jailani: “Jangan tertipu oleh amalmu, sebab amalmu tidak akan membawamu ke surga, kecuali dengan rahmat Allah.”
  • Ahmad al-Tijani: “Awasi hatimu dari penyakit tersembunyi seperti kikir dan ujub, karena itu lebih mematikan dari dosa besar.”

Pertanyaan Muhasabah:

  • Sudahkah aku mengeluarkan hak Allah dan makhluk dari harta dan waktuku?
  • Apakah aku lebih sering memanjakan atau melatih hawa nafsuku?
  • Apakah aku memandang diriku lebih baik dari orang lain?

Penutup: Semoga buku ini menjadi cermin bagi jiwa-jiwa yang rindu akan keselamatan akhirat. Mari kita memeriksa hati kita, sebab kecelakaan terbesar datang bukan dari luar, tetapi dari dalam diri sendiri.

Doa: اللَّهُمَّ طَهِّرْ قُلُوْبَنَا مِنَ النِّفَاقِ، وَأَعْمَالَنَا مِنَ الرِّيَاءِ، وَأَلْسِنَتَنَا مِنَ الْكَذِبِ، وَأَعْيُنَنَا مِنَ الْخِيَانَةِ، فَإِنَّكَ تَعْلَمُ خَائِنَةَ الأَعْيُنِ وَمَا تُخْفِي الصُّدُوْرُ

“Ya Allah, bersihkan hati kami dari kemunafikan, amal kami dari riya, lisan kami dari dusta, dan pandangan kami dari khianat. Engkaulah yang mengetahui khianatnya mata dan apa yang disembunyikan dalam dada.”

Berikut adalah buku awal berjudul "Tiga Perkara yang Mencelakakan: Sebuah Muhasabah Diri", yang membahas kikir, hawa nafsu, dan ujub secara mendalam — dilengkapi ayat, hadis, tafsir, hikmah, serta nasihat dari para sufi besar. 

Oh Bapakku! Sebuah Muhasabah Kubur dari Tangisan Seorang Anak.

 


Judul Buku: Oh Bapakku! Sebuah Muhasabah Kubur dari Tangisan Seorang Anak

Intisari Bahasan: Muhasabah

Buku ini adalah renungan mendalam yang bersumber dari kisah nyata yang diriwayatkan tentang al-Hasan al-Bashri, seorang tabi'in agung. Kisah ini menggambarkan dialog batin antara seorang anak perempuan dan kuburan ayahnya. Dari kisah ini lahirlah refleksi keimanan, bekal akhirat, dan renungan tentang arti hidup setelah kematian. Setiap bagian akan dilengkapi dengan ayat Al-Qur'an, hadis, tafsir, serta nasihat dari tokoh-tokoh sufi besar.


BAB 1: Tangisan di Pusara Ayah

Dikisahkan dari al-Hasan al-Bashri bahwa ia melihat seorang anak perempuan kecil menangisi ayahnya di pusara. Tangisannya penuh kesedihan dan pertanyaan-pertanyaan batin yang menggugah: tentang lampu, selimut, makanan, pijatan, perhatian, dan kehadiran. Kisah ini bukan sekadar duka, tapi juga pelajaran akan keterputusan dunia dan pertemuan dengan kehidupan akhirat.

QS. Al-Mulk: 2

الّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ العَزِيزُ الغَفُورُ

Alladzi khalaqal-mauta wal-hayaata liyabluwakum ayyukum ahsanu 'amala, wa huwal-'azīzul-ghafūr.

"Yang menciptakan mati dan hidup untuk menguji kalian, siapa di antara kalian yang terbaik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun."

Tafsir dan Hikmah: Kematian bukanlah akhir, tetapi awal ujian yang sebenarnya. Kisah tangisan sang anak adalah pengingat bahwa setelah dunia, kita akan tinggal di tempat gelap yang menanti jawaban atas keimanan dan amal.


BAB 2: Pertanyaan Kubur dan Ketakutan Sejati

Al-Hasan lalu menasihati sang anak agar ia bertanya tentang Kiblat, kafan, tubuh, azab kubur, dan pertanyaan iman. Sebuah nasihat penuh hikmah dari seorang sufi besar, menekankan bahwa kehidupan di kubur adalah fase yang harus diantisipasi dengan bekal amal.

Hadis Nabi SAW: "Sesungguhnya mayit apabila telah dikuburkan, maka datanglah dua malaikat yang menanyainya: 'Siapa Tuhanmu? Apa agamamu? Siapa nabimu?'" (HR. Abu Dawud)

QS. Ibrahim: 27

يُثَبِّتُ اللهُ الّذِينَ آمَنُوا بِالقَوْلِ الْثَابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ

"Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh di dunia dan di akhirat..."

Nasihat Tokoh-Tokoh Sufi:

  • Hasan al-Bashri: "Takutlah pada Allah walaupun engkau sendirian di kubur. Amal kecil dengan keikhlasan lebih berat dari gunung di sisi Allah."
  • Rabi‘ah al-Adawiyah: "Tangisan anak perempuan itu adalah cinta sejati. Cinta yang tidak ingin kehilangan, bahkan di alam barzakh."
  • Abu Yazid al-Bistami: "Yang kita bawa ke kubur bukan tubuh, tapi niat dan pengabdian."
  • Junaid al-Baghdadi: "Kematian adalah cermin tempat engkau melihat amalmu yang sejati."
  • Al-Hallaj: "Jika cinta pada Allah telah menyatu, maka tanah kubur pun terasa damai."
  • Imam al-Ghazali: "Orang yang tidak memikirkan kuburnya saat hidup, maka ia akan disibukkan dengan penyesalan saat mati."
  • Syekh Abdul Qadir al-Jailani: "Ziarah kubur adalah pelajaran, bukan ritual. Lihatlah dengan hati, bukan hanya mata."
  • Jalaluddin Rumi: "Kematian bukanlah kehilangan, tetapi perpindahan menuju sumber cinta sejati."
  • Ibnu ‘Arabi: "Setiap kubur adalah rahasia antara hamba dan Tuhannya."
  • Ahmad al-Tijani: "Bacaan sholawat akan menerangi kubur seperti pelita di malam gelap."

BAB 3: Relevansi di Zaman Sekarang

Dalam dunia modern, manusia lebih takut miskin daripada takut mati. Kisah anak perempuan ini adalah peringatan yang sangat relevan: bahwa cinta dunia akan berakhir, tapi cinta Allah dan bekal akhiratlah yang menyelamatkan.

QS. Al-Hadid: 20

اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لِعْبٌ وَلَهْوٌ...

"Ketahuilah, bahwa kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurau..."

Muhasabah: Renungkanlah, apakah kita telah menyiapkan jawaban untuk pertanyaan di kubur? Apakah kita siap menghadapi malam pertama di alam barzakh? Kisah ini mengajak kita untuk menangis bukan karena kehilangan dunia, tapi karena takut tidak siap menghadapi akhirat.


Penutup: Semoga kisah ini menjadi cermin jiwa dan menggerakkan hati untuk kembali pada Allah. Jangan tunda taubat, jangan tunda amal. Karena bisa jadi, hari ini adalah hari terakhir kita di dunia.

Doa: "Ya Allah, jadikanlah kubur kami taman dari taman-taman surga, dan hindarkan kami dari siksa dan kesepian kubur."

Aamiin.

Buku “Oh Bapakku! Sebuah Muhasabah Kubur dari Tangisan Seorang Anak” sudah saya susun dan tampilkan dalam bentuk dokumen di samping. Isinya mencakup:

  • Kisah penuh makna yang menyentuh hati.
  • Ayat Al-Qur’an Arab, latin, arti, dan tafsir.
  • Hadis dan nasihat dari 10 tokoh sufi besar.
  • Penjabaran hikmah serta relevansinya dengan zaman sekarang.
  • Intisari muhasabah yang mendalam.



Judul: Oh Bapakku!

Subjudul: Sebuah Renungan Kubur dari Curhatan Seorang Anak

By: M. Djoko Ekasanu


Pembukaan:

Pernah nggak sih lo ngebayangin malam pertama di alam kubur? Bukan malam pertama di pelaminan ya, tapi beneran malam pertama setelah nyawa ninggalin badan.

Di buku ini, kita diajak mikir bareng lewat kisah haru dari seorang anak cewek yang baru aja kehilangan ayahnya. Tangisan dan curhatnya di atas makam bikin hati nyesek. Tapi bukan cuma soal kehilangan, ini tentang bekal akhirat yang sering banget kita cuekin.


Bab 1: Tangisan Anak Kecil di Pusara

Jadi ceritanya gini...

Suatu pagi, Hasan al-Bashri lagi duduk santai depan rumah. Eh, lewat iring-iringan jenazah. Di antara orang-orang yang nganter, ada anak cewek kecil jalan sambil nangis, rambutnya acak-acakan. Si kecil itu ngeluh ke makam bapaknya:

“Wahai Bapak... semalam aku nyalain lampu buatmu, sekarang siapa yang nyalain lampu buatmu di kubur gelap itu?”

Duh, kebayang nggak sih sedihnya?


Bab 2: Kata-Kata yang Ngena Banget

Hasan al-Bashri yang denger curhatan si anak langsung baper. Besok paginya dia ikutin si anak ke kuburan. Di sana, si anak peluk pusara sambil ngeluarin kalimat-kalimat pedih yang bikin siapa pun pengen nangis.

Tapi Hasan yang bijak bilang:

“Wahai anakku, mending kamu tanya: Apakah arah kiblatmu masih benar? Apakah kafanmu diganti dengan kain surga atau neraka? Apakah kuburanmu lapang atau malah menghimpit?”

Bener juga sih. Kadang kita terlalu sibuk mikirin jasad, lupa mikirin nasib ruh.


Bab 3: Ayat & Hadis Buat Renungan

Allah udah kasih warning lewat ayat ini:

QS Al-Mulk: 2
“Dia yang menciptakan mati dan hidup untuk nguji siapa yang paling oke amalnya…”

Terus Nabi Muhammad juga pernah bilang:

“Di kubur, manusia bakal ditanya: Siapa Tuhanmu? Apa agamamu? Siapa Nabimu?”
(HR. Abu Dawud)

Pertanyaannya sekarang: Udah siap jawab?


Bab 4: Nasihat Para Ahli Hati

Beberapa nasihat dari tokoh-tokoh sufi yang bikin hati tertampar manja:

  • Hasan al-Bashri: “Amal kecil tapi ikhlas lebih berharga dari segunung amal pamer.”
  • Rabi’ah al-Adawiyah: “Tangisan karena cinta itu mulia. Tapi cinta pada Allah lebih hakiki.”
  • Abu Yazid al-Bistami: “Yang ikut ke kubur itu bukan followers, tapi niat dan amalmu.”
  • Junaid al-Baghdadi: “Kematian itu cermin amal. Bersih atau kotor, ya tergantung isinya.”
  • Imam Ghazali: “Yang nggak mikir mati pas hidup, bakal nyesel berat nanti.”
  • Jalaluddin Rumi: “Kubur itu bukan akhir, tapi portal menuju cinta sejati.”

Bab 5: Relevansi Buat Kita Hari Ini

Di zaman serba viral dan overthinking kayak sekarang, banyak orang takut miskin, takut ditinggal gebetan, takut gagal. Tapi... takut mati? Jarang banget yang mikirin.

Kisah ini ngajak kita mikir ulang:

Apa kita udah siap ditinggal dunia? Apa bekal kita udah cukup buat malam pertama di alam barzakh?


Bab 6: Muhasabah Zaman Now

Coba deh lu tanya ke diri sendiri:

  • Kalau hari ini gue dipanggil, cukup nggak amal gue?
  • Udah shalat belum? Udah jujur belum? Udah ngasih manfaat buat orang belum?
  • Udah berapa kali gue bohongin diri sendiri dan Tuhan?

Jangan sampe kita nyesel nanti cuma karena sibuk cari likes, tapi lupa cari ridho Allah.


Penutup:

Ya Allah, jadikan kubur kami taman dari taman-taman surga. Jangan biarkan kami kesepian dalam gelapnya alam barzakh. Aamiin.


Kalau kamu baca buku ini dan nangis... itu bukan lebay. Itu tandanya hatimu belum mati. Dan itu pertanda baik.

Yuk, perbaiki hidup dari sekarang. Jangan tunggu sampai jasad kita ditinggal sendiri. 😢🕊️