Pendahuluan:
Buku ini mengajak kita untuk merenungkan dan mempersiapkan bekal terbaik untuk kehidupan setelah mati. Mengambil petikan dari nasihat Yahya bin Mu’adz Ar-Razi, yang mengungkapkan tiga bekal utama untuk menghadapi akhirat dengan baik: meninggalkan dunia sebelum dunia meninggalkan kita, membangun kuburan sebelum kita masuk ke dalamnya, dan mendatangkan keridhaan Allah sebelum kita menemui-Nya.
Tujuan dan Manfaat:
1. Mengingatkan kita akan pentingnya mempersiapkan bekal akhirat secepat mungkin.
2. Menumbuhkan kesadaran akan nilai amal saleh dalam menghadapi kehidupan dunia dan akhirat.
3. Membantu memperbaiki hubungan kita dengan Allah dan makhluk-Nya.
Intisari Bahasan:
Yahya bin Mu’adz Ar-Razi menekankan bahwa kebahagiaan sejati adalah dengan mempersiapkan bekal akhirat jauh sebelum kematian datang. Bekal-bekal tersebut meliputi:
1. Meninggalkan Dunia: Harta dunia hanya sementara. QS. Al-Imran: 185 mengingatkan kita bahwa kehidupan dunia hanyalah kesenangan sementara, dan kehidupan akhiratlah yang abadi.
2. Membangun Kuburan: Beramal saleh untuk kehidupan setelah mati. Hadis riwayat Bukhari-Muslim: “Setiap amal yang dilakukan anak Adam akan terputus ketika ia mati, kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang shalih yang mendoakan orang tuanya.”
3. Mendatangkan Ridha Allah: Mengharap ridha Allah dengan mengikuti perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. QS. Al-Baqarah: 2: “Ini adalah kitab yang tidak ada keraguan di dalamnya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa.”
Nasihat Hikmah dari Para Ulama:
Hasan Al-Bashri : "Jangan terlalu mencintai dunia, karena dunia itu sementara. Fokuslah untuk mencari bekal yang akan menemanimu setelah mati."
Rabi‘ah al-Adawiyah: "Aku mencintai Allah karena-Nya, bukan karena aku takut neraka atau ingin surga. Cinta-Nya adalah tujuan utamaku."
Abu Yazid al-Bistami: "Untuk mendekatkan diri kepada Allah, kamu harus meninggalkan segala yang menghalangimu, baik dunia maupun hawa nafsu."
Junaid al-Baghdadi: "Harta yang tidak dibelanjakan di jalan Allah adalah harta yang akan menuntutmu di akhirat."
Al-Hallaj: "Bagi yang mengenal Allah, dunia ini adalah penjara. Baginya, yang paling bernilai adalah dekat dengan-Nya."
Imam al-Ghazali: "Barangsiapa mempersiapkan dirinya untuk mati dengan amalan saleh, maka dia telah menyiapkan bekal yang paling baik."
Syekh Abdul Qadir al-Jailani: "Jangan menganggap dunia sebagai tempat tinggal, sebab dunia ini hanya tempat persinggahan sementara. Mencari akhirat adalah kewajiban."
Jalaluddin Rumi: "Meninggalkan dunia tidak berarti meninggalkan kehidupan, tetapi memurnikan niat dan tujuan hidupmu kepada Allah."
Ibnu ‘Arabi: "Setiap detik yang kamu habiskan dengan mendekatkan diri kepada Allah adalah investasi untuk kehidupan abadi."
Ahmad al-Tijani: "Orang yang meninggalkan dunia sebelum dunia meninggalkannya, sesungguhnya dia telah menemukan kebahagiaan yang hakiki."
Penutup:
Relevansi buku ini di masa sekarang sangat besar. Di tengah dunia yang penuh dengan kenikmatan duniawi dan hiburan sementara, sangat mudah bagi kita untuk terlena dan lupa mempersiapkan bekal untuk akhirat. Buku ini mengingatkan kita untuk selalu mengutamakan kehidupan abadi dan terus memperbaiki amal.
Muhasabah kita:
Apakah aku telah mempersiapkan bekal untuk akhirat dengan amalan saleh?
Sudahkah aku mengurangi kecintaan terhadap dunia dan meningkatkan kecintaanku kepada Allah?
Sudahkah aku beramal dengan tujuan ridha Allah, bukan karena menginginkan pujian atau balasan dunia ?
Doa: "Ya Allah, anugerahkanlah kami kemampuan untuk meninggalkan dunia yang sementara ini dan fokus untuk membangun bekal akhirat. Jadikanlah amalan kami diterima di sisi-Mu, dan bimbinglah kami untuk selalu mencari ridha-Mu. Amin."
No comments:
Post a Comment