Saturday, August 16, 2025

WARGA, PEMIMPIN, DAN PENDUDUK.

 




WARGA, PEMIMPIN, DAN PENDUDUK

Refleksi dari Kisah Shaleh Al-Marqidi r.a.


Maksud Hakekat & Tafsir Makna Judul

Judul ini merangkum tiga unsur penting dalam kehidupan sebuah perkampungan atau bangsa: warga sebagai pelaku sejarah, pemimpin sebagai pengarah tujuan, dan penduduk sebagai penopang keberlangsungan hidup. Namun, pada akhirnya, semua akan meninggalkan dunia, meninggalkan rumah-rumah, gedung-gedung, bahkan kota-kota yang pernah ramai. Kisah Shaleh Al-Marqidi r.a. mengajak kita merenungi kesementaraan dunia dan keabadian amal.


Latar Belakang Masalah

Dunia modern sering melupakan pelajaran dari peradaban yang telah runtuh. Kota-kota besar pernah berjaya namun kini hanya menyisakan puing. Banyak generasi tidak mengambil ibrah dari sejarah. Shaleh Al-Marqidi r.a., ketika melihat daerah yang kosong, bertanya: "Di manakah penghuninya?" — sebuah pertanyaan yang seharusnya membuat setiap orang sadar bahwa waktu akan menelan segalanya, kecuali amal saleh.


Analisis & Argumentasi

  • Analisis Historis: Banyak peradaban besar — Mesir Kuno, Romawi, Andalusia — kini hanya menjadi objek wisata sejarah. Mereka ditinggalkan penghuninya, entah karena perang, bencana, atau keruntuhan moral.
  • Argumentasi Spiritual: Hidup tanpa kesadaran akan kefanaan akan menjerumuskan manusia pada kesombongan. Kesadaran ini adalah benteng hati agar tidak tertipu oleh dunia.

Tujuan & Manfaat

  • Tujuan: Menanamkan kesadaran bahwa setiap manusia, pemimpin atau rakyat jelata, akan meninggalkan dunia.
  • Manfaat: Membentuk sikap hidup yang sederhana, bijak, dan fokus pada amal kebaikan yang kekal.

Relevansi Saat Ini

Di tengah gemerlap kota, banyak orang sibuk membangun kekayaan materi tetapi lupa membangun bekal akhirat. Fenomena urbanisasi sering meninggalkan desa tanpa generasi muda, dan kota menjadi penuh namun hati manusia kosong.


Dalil Al-Qur’an dan Hadis

Al-Qur’an:
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu." (QS. Ali ‘Imran: 185)

Hadis:
"Gunakanlah lima perkara sebelum lima perkara: hidupmu sebelum matimu, sehatmu sebelum sakitmu, luangmu sebelum sibukmu, mudamu sebelum tuamu, dan kayamu sebelum miskinmu." (HR. Hakim)


Kasus

Di banyak wilayah, kita melihat rumah-rumah mewah yang terbengkalai, desa-desa kosong, bahkan perkotaan yang sepi karena warganya meninggal atau berpindah. Ironisnya, harta benda yang ditinggalkan kadang menjadi sumber perselisihan ahli waris.


Analisis & Argumentasi (Kasus)

Fenomena ini menegaskan kebenaran ucapan: "Jejak mereka telah terputus, jasad-jasad di dunia, segala amal yang kita lakukan selalu menemani kita." Tidak ada yang benar-benar kita bawa kecuali catatan amal.


Kesimpulan

Kisah ini mengajarkan:

  • Dunia hanyalah persinggahan.
  • Amal saleh adalah satu-satunya warisan yang kekal.
  • Kehidupan akan kehilangan makna jika lupa tujuan akhir.

Muhasabah & Caranya

  • Mengingat kematian setiap hari (zikrul maut).
  • Menyempatkan waktu untuk ziarah kubur.
  • Menulis wasiat dan menjaga harta agar tidak menzalimi ahli waris.
  • Mengutamakan sedekah dan amal jariyah.

Doa

"Ya Allah, jadikan kami termasuk orang-orang yang mengambil pelajaran dari sejarah, yang beramal saleh sebelum ajal menjemput, dan matikan kami dalam keadaan husnul khatimah."


Nasehat Ulama

  • Hasan al-Bashri: "Dunia hanyalah tiga hari: kemarin telah pergi, esok belum datang, dan hari ini adalah kesempatanmu."
  • Rabi‘ah al-Adawiyah: "Aku tidak menyembah-Mu karena takut neraka atau mengharap surga, tapi karena aku mencintai-Mu."
  • Abu Yazid al-Bistami: "Kosongkan hatimu dari selain Allah, maka engkau akan melihat keagungan-Nya."
  • Junaid al-Baghdadi: "Tasawuf adalah engkau bersama Allah tanpa penghalang."
  • Al-Hallaj: "Yang aku inginkan hanyalah Dia."
  • Imam al-Ghazali: "Harta yang hakiki adalah amal yang engkau kirimkan untuk akhiratmu."
  • Syekh Abdul Qadir al-Jailani: "Jangan bergantung pada dunia, ia akan meninggalkanmu."
  • Jalaluddin Rumi: "Apa yang kau cari di luar, ada di dalam dirimu."
  • Ibnu ‘Arabi: "Setiap tempat yang kau pijak adalah pelajaran dari Allah."
  • Ahmad al-Tijani: "Bersihkan hati dari cinta dunia, maka cahaya Allah akan memenuhi jiwamu."

Ucapan Terima Kasih

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pembaca yang setia mengikuti rubrik renungan ini. Semoga setiap kisah menjadi pelita di tengah kegelapan dunia, dan mengingatkan kita bahwa tujuan akhir adalah kembali kepada-Nya.



No comments: