Friday, August 1, 2025

Tiga Perkara yang Tidak Dapat Dicapai dengan Tiga Cara: Sebuah Muhasabah Spiritual.

 


Judul Buku: Tiga Perkara yang Tidak Dapat Dicapai dengan Tiga Cara: Sebuah Muhasabah Spiritual

Intisari Bahasan: Buku ini adalah renungan mendalam atas nasihat Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a., tentang tiga perkara yang tidak bisa dicapai dengan tiga cara: kekayaan dengan lamunan, kemudaan dengan semiran, dan kesehatan dengan obat-obatan. Dilengkapi dengan ayat Al-Qur'an, hadis, tafsir, dan nasihat para tokoh sufi besar, buku ini mengajak kita untuk bermuhasabah akan hakikat hidup.


Bab 1: Kekayaan Tidak Dicapai dengan Lamunan

Nasihat Abu Bakar r.a.: "Kekayaan tidak akan berhasil dengan angan-angan, tetapi dengan bagian dari Allah swt."

Ayat Al-Qur’an: وَفِي السَّمَاءِ رِزْقُكُمْ وَمَا تُوعَدُونَ Latin: Wa fīs-samā'i rizqukum wa mā tū'ādūn Artinya: “Dan di langit terdapat rezekimu dan apa yang dijanjikan kepadamu.” (QS. Adz-Dzariyat: 22)

Tafsir Singkat: Rezeki adalah ketetapan dari Allah yang berada di sisi-Nya, bukan dari angan-angan manusia. Usaha diperintahkan, tetapi hasilnya adalah kehendak Allah.

Hadis Terkait: "Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal, niscaya kalian akan diberi rezeki sebagaimana burung yang keluar pagi dalam keadaan lapar dan pulang petang dalam keadaan kenyang." (HR. Tirmidzi)

Hikmah dan Hakekat:

  • Hasan al-Bashri: “Jangan terlalu sibuk dengan rezeki, karena Allah telah menjaminnya.”
  • Junaid al-Baghdadi: “Tawakal adalah ketika hatimu tenang walau tanganmu kosong.”
  • Syekh Abdul Qadir al-Jailani: “Orang yang menunggu rezeki dari angan-angan, tidak akan sampai kepada hakikat tawakal.”

Relevansi Kini: Banyak orang tergoda dengan iming-iming cepat kaya, namun lupa pada kerja keras dan keimanan.


Bab 2: Kemudaan Tidak Dicapai dengan Semiran

Nasihat Abu Bakar r.a.: "Kemudaan tidak akan dapat diperoleh dengan menyemir rambut."

Ayat Al-Qur’an: اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِن بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِن بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَشَيْبَةً Latin: Allāhulladzi khalaqakum min dha'fin tsumma ja'ala mim ba'di dha'fin quwwatan tsumma ja'ala mim ba'di quwwatin dha'fan wa syaibah. Artinya: “Allah-lah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah kuat itu lemah (kembali) dan beruban...” (QS. Ar-Rum: 54)

Tafsir Singkat: Umur dan usia adalah ketetapan Allah. Upaya fisik tidak bisa menolak ketetapan waktu.

Hadis Terkait: "Ada dua nikmat yang banyak dilalaikan manusia: kesehatan dan waktu luang." (HR. Bukhari)

Hikmah dan Hakekat:

  • Rabi‘ah al-Adawiyah: “Pemuda sejati adalah yang hatinya hidup dalam cinta kepada Allah, bukan kulitnya.”
  • Al-Hallaj: “Umur tidak dihitung dari bilangan tahun, tapi dari bilangan detik yang digunakan untuk makrifat.”
  • Jalaluddin Rumi: “Jangan kejar masa muda fisikmu, kejar masa muda ruhmu.”

Relevansi Kini: Dunia gemar mengejar awet muda fisik, padahal keremajaan batin jauh lebih bermakna.


Bab 3: Kesehatan Tidak Dicapai dengan Obat-obatan

Nasihat Abu Bakar r.a.: "Kesehatan tidak bisa diperoleh dengan obat-obatan, tetapi dengan kesembuhan dari Allah."

Ayat Al-Qur’an: وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ Latin: Wa idzā maridhtu fahuwa yasyfīn Artinya: “Dan apabila aku sakit, Dialah (Allah) yang menyembuhkan aku.” (QS. Asy-Syu'ara: 80)

Tafsir Singkat: Obat adalah sarana, namun hakikat kesembuhan hanya milik Allah.

Hadis Terkait: "Setiap penyakit ada obatnya. Jika obat itu cocok dengan penyakitnya, maka ia akan sembuh dengan izin Allah." (HR. Muslim)

Hikmah dan Hakekat:

  • Abu Yazid al-Bistami: “Sehat yang sejati adalah ketika ruhmu bersih dari penyakit cinta dunia.”
  • Imam al-Ghazali: “Kesehatan hati lebih penting daripada tubuh.”
  • Ibnu ‘Arabi: “Sakit adalah rahmat yang tersembunyi jika bisa membangunkan ruh.”

Relevansi Kini: Orang terlalu bergantung pada obat dan lupa akan doa, dzikir, dan ketenangan jiwa.


Bab 4: Muhasabah Diri dari Tiga Hal

Inti Muhasabah:

  • Kekayaan sejati adalah qana’ah dan rizki halal dari Allah.
  • Kemudaan sejati adalah keimanan yang terus segar dan semangat beramal.
  • Kesehatan sejati adalah jiwa yang tenang dan hati yang bersih.

Nasihat Penutup:

  • Ahmad al-Tijani: “Zuhudlah terhadap dunia, maka engkau akan sehat, cukup, dan bahagia.”
  • Jalaluddin Rumi: “Apa yang kau cari di dunia ini? Semua yang indah hanya akan kau temukan di dalam dirimu sendiri, saat kau bersama Allah.”
  • Syekh Abdul Qadir al-Jailani: “Bersihkan hatimu dari tipuan dunia. Karena dunia tidak memberi kecuali fatamorgana.”

Doa: اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنَ الَّذِينَ يُرِيدُونَكَ فَتُرِيدُهُمْ، وَيَطْلُبُونَ رِضَاكَ فَتَرْضَى عَنْهُمْ، وَيَتَوَكَّلُونَ عَلَيْكَ فَتَكْفِيَهُمْ "Ya Allah, jadikan kami termasuk orang-orang yang menginginkan-Mu, maka Engkau pun menginginkan kami. Yang mencari ridha-Mu, maka Engkau pun ridha kepada kami. Yang bertawakal kepada-Mu, maka Engkau pun mencukupi kami."


Penulis: M. Djoko Ekasanu Genre: Tasawuf Modern, Muhasabah Kontemporer, Tazkiyatun Nafs

Berikut sudah saya buatkan draf buku berjudul "Tiga Perkara yang Tidak Dapat Dicapai dengan Tiga Cara: Sebuah Muhasabah Spiritual". Isinya memuat nasihat Abu Bakar ash-Shiddiq r.a., lengkap dengan:

  • Ayat-ayat Al-Qur’an (Arab, latin, terjemahan)
  • Tafsir singkat
  • Hadis-hadis pendukung
  • Hikmah dari 10 tokoh sufi besar
  • Relevansi dengan kehidupan modern
  • Penutup berupa muhasabah dan doa

------

No comments: