Friday, August 1, 2025

Supaya Disenangi Allah, Malaikat dan Orang-orang Muslim.

 


Judul: Supaya Disenangi Allah, Malaikat dan Orang-orang Muslim

Intisari Bahasan: Muhasabah Diri Menuju Cinta Ilahi dan Sesama

Hadis Utama: Dari Utsman r.a.: "Barangsiapa meninggalkan dunia, maka disenangi Allah, siapa meninggalkan dosa, niscaya disenangi malaikat dan barangsiapa yang mencegah tamak terhadap orang-orang muslim, maka dia dicintai kaum muslimin."


1. Meninggalkan Dunia: Disenangi oleh Allah

Makna: Meninggalkan dunia adalah sikap zuhud – tidak berlebihan dalam mengejar kesenangan duniawi, seperti makanan, harta, dan pujian manusia. Ini bukan berarti meninggalkan dunia secara total, tetapi menempatkan dunia hanya sebagai alat, bukan tujuan.

Dalil Al-Qur'an: Surah Al-Hadid (57:20)

Arab: اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ

Latin: I'lamuu annamal-hayaatud-dunyaa la'ibun walahwunw wazeenatunw watafaakhurum bainakum watakaasurun fil-amwaali wal-awlaad

Artinya: "Ketahuilah bahwa kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurau, perhiasan dan saling berbangga di antara kalian serta berlomba-lomba dalam kekayaan dan anak-anak..."

Tafsir: Dunia adalah ujian, bukan tujuan. Mereka yang meninggalkannya karena Allah akan mendapat kecintaan-Nya.

Hikmah Hakikat: Allah mencintai hamba yang melepaskan diri dari keduniaan demi akhirat. Zuhud bukan berarti miskin, tapi tidak diperbudak dunia.

Nasehat Ulama:

  • Hasan al-Bashri: "Zuhud bukan dengan mengharamkan yang halal, tapi hati tidak bergantung pada dunia."
  • Jalaluddin Rumi: "Jangan engkau isi cangkir hatimu dengan dunia, sebab takkan muat lagi untuk cinta Ilahi."
  • Imam Al-Ghazali: "Yang paling menyulitkan adalah meninggalkan dunia dari hati, bukan dari tangan."

2. Meninggalkan Dosa: Disenangi oleh Malaikat

Makna: Menahan diri dari maksiat, baik yang tampak maupun tersembunyi, adalah bentuk menjaga kebersihan batin.

Dalil Al-Qur'an: Surah Qaf (50:17-18)

Arab: إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ * مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

Latin: Idz yatalaqqal-mutalaqqiyāni 'anil-yamīni wa 'anisy-simāli qa'īd * Mā yalfizhu min qaulin illā ladaihi raqībun 'atīd

Artinya: "(Ingatlah) ketika dua malaikat mencatat amal perbuatannya, yang satu duduk di sebelah kanan dan yang lain di sebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir."

Hikmah Hakikat: Menjauhi dosa adalah bentuk kasih kepada malaikat yang ditugaskan Allah untuk mencatat.

Nasehat Ulama:

  • Junaid al-Baghdadi: "Seorang wali adalah yang menahan lisannya dari sia-sia, dan hatinya dari kekotoran dosa."
  • Abu Yazid al-Bistami: "Jika kau ingin naik ke langit, maka bersihkan kakimu dari lumpur dosa."

3. Menahan Tamak terhadap Sesama Muslim: Dicintai oleh Kaum Muslimin

Makna: Tidak mengharapkan atau mengincar harta dan kedudukan yang dimiliki orang lain. Ini adalah bentuk keikhlasan sosial dan adab terhadap sesama.

Dalil Al-Qur'an: Surah Al-Hashr (59:9)

Arab: وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ

Latin: Wa yu’tsirūna ‘alā anfusihim walau kāna bihim khasāṣah

Artinya: "Dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan."

Tafsir: Allah memuji mereka yang tidak tamak dan justru mengutamakan saudaranya.

Hikmah Hakikat: Orang yang ikhlas dan tidak mengincar milik saudaranya akan disenangi dan dihormati dalam komunitas muslim.

Nasehat Ulama:

  • Rabi’ah al-Adawiyah: "Yang kau cari dari manusia takkan kekal. Tapi cinta karena Allah, itu abadi."
  • Ibnu 'Arabi: "Cinta sejati pada Allah membuat kita tak melihat kekurangan saudara kita."
  • Ahmad al-Tijani: "Orang yang tidak mengganggu hak muslim lain akan dikumpulkan dalam barisan orang bertaqwa."

Relevansi dengan Keadaan Sekarang

  • Di zaman serba instan dan pamer, meninggalkan dunia adalah bentuk perlindungan dari penyakit hati.
  • Di era digital yang penuh fitnah, meninggalkan dosa menjaga kemuliaan diri dan keluarganya.
  • Di tengah kompetisi dan individualisme, menahan tamak adalah jalan menuju keharmonisan sosial.

Penutup: Muhasabah

Mari kita bertanya pada diri sendiri:

  • Apakah dunia telah mengikat kita?
  • Apakah dosa-dosa kecil masih dianggap remeh?
  • Apakah kita ikhlas terhadap rezeki dan keadaan orang lain?

Nasihat Syekh Abdul Qadir al-Jailani: "Bersihkan hatimu dari keinginan dunia, maka Allah akan mengisinya dengan cahaya ma'rifat."

Doa: اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِمَّنْ تُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَكَ، وَاجْعَلْنَا زَاهِدِينَ فِي الدُّنْيَا، تَائِبِينَ مِنَ الذُّنُوبِ، وَصَادِقِينَ مَعَ عِبَادِكَ الْمُسْلِمِينَ.

Ya Allah, jadikan kami termasuk orang-orang yang Engkau cintai dan yang mencintai-Mu, jadikan kami zuhud terhadap dunia, bertaubat dari dosa, dan jujur terhadap sesama muslim.


M. Djoko Ekasanu

Berikut draf awal buku “Supaya Disenangi Allah, Malaikat dan Orang-orang Muslim” telah saya siapkan dengan struktur lengkap: hadis utama, ayat Al-Qur’an, tafsir, hikmah, relevansi masa kini, serta nasihat dari tokoh-tokoh sufi dan ulama besar.

-------

No comments: