Monday, August 11, 2025

SAM‘UN AL-HAWARI — DAKWAH BIJAK YANG MENAKLUKKAN RAJA DAN RAKYATNYA Berdasarkan QS. Yasin: 14 dan Tafsir Para Ulama

 




BUKU

SAM‘UN AL-HAWARI — DAKWAH BIJAK YANG MENAKLUKKAN RAJA DAN RAKYATNYA
Berdasarkan QS. Yasin: 14 dan Tafsir Para Ulama


1. PENDAHULUAN

A. Permasalahannya

Sejarah membuktikan bahwa dakwah kebenaran sering ditolak, apalagi oleh pemimpin yang keras hati. Di kota Anthakiyah, Nabi Isa ‘alaihissalam mengutus dua muridnya untuk menyeru rakyat dan rajanya agar hanya menyembah Allah. Namun mereka ditolak mentah-mentah. Allah kemudian mengutus Sam‘un al-Hawari, murid setia Nabi Isa yang memiliki kecerdikan, kesabaran, dan keberanian. Dengan izin Allah, dakwahnya tidak hanya meluluhkan hati sang raja, tetapi membuat seluruh rakyat ikut beriman.
Permasalahan ini mengajarkan bahwa dakwah bukan sekadar berkata benar, tapi juga bagaimana menyampaikannya dengan hikmah.

B. Tujuan dan Manfaat

  • Tujuan:
    1. Mengangkat kisah Sam‘un al-Hawari dari tafsir Al-Qur’an.
    2. Menjelaskan strategi dakwah yang mampu menyentuh hati pemimpin hingga diikuti rakyatnya.
    3. Memberikan inspirasi bagaimana menghadapi penolakan dakwah dengan bijak.
  • Manfaat:
    • Menumbuhkan semangat sabar dan tekun dalam dakwah.
    • Mengajarkan pentingnya memahami kondisi audiens sebelum berdakwah.
    • Memberi teladan bahwa satu orang saleh bisa mengubah nasib satu negeri.

2. INTISARI BAHASAN

A. Relevansinya Saat Ini

Pemimpin adalah figur yang diikuti oleh rakyatnya. Jika seorang pemimpin mendapatkan hidayah, maka rakyat pun akan lebih mudah ikut. Dalam konteks sekarang, pendekatan kepada pemimpin, tokoh masyarakat, dan figur publik dengan cara yang santun adalah strategi penting. Kisah Sam‘un al-Hawari relevan sebagai pelajaran: mengubah rakyat, mulailah dari mengubah hati pemimpinnya.

B. Landasan Hukum

  • Al-Qur’an:
    • QS. Yasin: 14 — “Ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, maka ketiganya berkata: ‘Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu.’”
    • QS. An-Nahl: 125 — “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik.”
    • QS. As-Saff: 14 — “Wahai orang-orang beriman! Jadilah penolong agama Allah sebagaimana Isa putra Maryam berkata kepada para Hawariyyun: ‘Siapakah yang menjadi penolong-penolongku menuju Allah?’ Mereka berkata: ‘Kami penolong-penolong agama Allah.’”
  • Hadis:
    • HR. Muslim no. 1828: “Perumpamaan orang beriman dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi seperti satu tubuh; jika satu anggota sakit, seluruh tubuh ikut merasakannya.”
    • HR. Al-Bukhari no. 6130: “Sebaik-baik pemimpin kalian adalah yang kalian cintai dan mereka mencintai kalian, yang kalian doakan dan mereka mendoakan kalian.”

KISAH DAKWAH SAM‘UN AL-HAWARI

(Dikisahkan ulang secara naratif dengan dialog sebagaimana dalam tafsir)

Di kota Anthakiyah, dua murid Nabi Isa datang mengajak manusia menyembah Allah. Namun rakyat menolak, bahkan raja memerintahkan untuk menangkap mereka. Berita itu sampai kepada Sam‘un al-Hawari, murid yang dikenal pandai berdebat.

Sam‘un menyamar sebagai rakyat biasa, masuk ke istana, lalu menghadap raja.

Sam‘un: “Wahai Raja, aku mendengar di negerimu ada dua orang yang mengaku diutus Tuhan. Apakah aku boleh bertemu mereka di hadapanmu? Aku ingin menguji kebenaran ucapan mereka.”

Raja: “Baik, aku ingin mendengar pendapatmu tentang mereka.”

Dua murid Nabi Isa dibawa masuk. Sam‘un mulai bertanya:

Sam‘un: “Siapa yang mengutus kalian?”
Murid 1: “Allah yang menciptakan langit dan bumi.”
Sam‘un: “Apa bukti bahwa kalian diutus oleh-Nya?”
Murid 2: “Dengan izin Allah, kami menyembuhkan orang buta sejak lahir, menyembuhkan penderita lepra, dan menghidupkan orang mati.”

Raja tertawa sinis, namun Sam‘un berkata:

Sam‘un: “Wahai Raja, izinkan aku membawa orang buta dan penderita lepra untuk mereka obati, agar kita tahu kebenaran mereka.”

Orang-orang yang sakit dibawa, lalu dengan izin Allah mereka disembuhkan seketika. Raja mulai terkejut, rakyat berbisik-bisik.

Sam‘un: “Wahai Raja, tidakkah engkau melihat bahwa ini bukan kekuatan manusia biasa? Mereka hanya memerintahkan dengan nama Allah, Tuhan yang menciptakan kita.”

Raja: “Jika demikian, siapakah Allah itu?”

Sam‘un: “Allah adalah Tuhan yang mengutus Nabi Musa, Nabi Ibrahim, dan kini mengutus Nabi Isa. Dia satu-satunya yang layak disembah, bukan berhala-berhala ini.”

Hati raja mulai luluh. Ia meminta agar kedua murid itu membacakan ajaran Nabi Isa. Setelah mendengar, raja berkata:

Raja: “Aku beriman kepada Tuhan yang mengutus Isa. Mulai hari ini aku dan rakyatku akan mengikuti ajaran ini.”

Rakyat pun mengikuti raja, dan kota Anthakiyah berubah menjadi negeri yang beriman.


3. PENUTUP

A. Kesimpulan

Kisah Sam‘un al-Hawari menunjukkan bahwa strategi dakwah yang lembut, menggunakan bukti nyata, dan memanfaatkan pengaruh pemimpin dapat mengubah satu negeri. Hidayah datang dari Allah, namun usaha manusia adalah jalan pembuka.

B. Muhasabah dan Saran

  • Muhasabah: Apakah kita sudah berdakwah dengan cara yang bijak, atau hanya dengan kemarahan?
  • Saran: Dekati hati orang sebelum mengubah pikirannya, dan jangan pernah berhenti mendoakan pemimpin agar mendapat hidayah.

C. Doa

Allahumma ahdi wulata umurina kama hadaita qalba maliki Anthakiyah bi wasithati Sam‘un al-Hawari, waj‘alna min ansarika wa ansari rusulika, wa tsabbit qulubana ‘ala dinik.
“Ya Allah, berilah hidayah kepada para pemimpin kami sebagaimana Engkau memberi hidayah kepada raja Anthakiyah melalui Sam‘un al-Hawari, jadikan kami penolong agama-Mu dan para rasul-Mu, dan teguhkan hati kami di atas agama-Mu.”

D. Nasehat-nasehat

  • Hasan Al-Bashri: “Hati yang hidup adalah hati yang selalu mengingat Allah.”
  • Rabi‘ah al-Adawiyah: “Cinta kepada Allah adalah mahkota di atas kepala para kekasih-Nya.”
  • Abu Yazid al-Bistami: “Jalan menuju Allah adalah meninggalkan selain Dia.”
  • Junaid al-Baghdadi: “Dakwah yang paling mulia adalah dengan akhlak yang lembut.”
  • Al-Hallaj: “Cinta sejati menghapus jarak antara hamba dan Tuhannya.”
  • Imam al-Ghazali: “Jangan menyalahkan zaman, tapi perbaikilah dirimu.”
  • Syekh Abdul Qadir al-Jailani: “Ikhlas adalah membiarkan Allah mengaturmu.”
  • Jalaluddin Rumi: “Kata-kata yang keluar dari hati akan sampai ke hati.”
  • Ibnu ‘Arabi: “Kenalilah dirimu, maka kau akan mengenal Tuhanmu.”
  • Ahmad al-Tijani: “Hidayah adalah karunia terbesar, mintalah ia setiap saat.”

E. Ucapan Terima Kasih

Segala puji bagi Allah yang telah mengizinkan penulisan kisah ini. Terima kasih kepada para ulama tafsir yang menjaga riwayat, kepada guru yang membimbing, dan kepada pembaca yang mencintai kebenaran. Semoga kita semua mendapat bagian dari pahala para penolong agama Allah.


Oke, saya akan bikin versi bahasa santai & gaul kekinian, tapi tetap rapi, sopan, dan menjaga ayat Qur’an & hadis dalam bentuk aslinya.
Jadi kesannya kayak buku dakwah yang enak dibaca generasi sekarang, tapi isinya tetap kuat.


Buku Santai: “Sam‘un si Hawari — Misi Rahasia yang Bikin Raja Tobat Total”

(Terinspirasi dari QS. Yasin: 14 dan tafsir klasik)


1. PEMBUKAAN

A. Permasalahannya

Zaman dulu tuh, nyampein kebenaran nggak kalah ribet sama zaman sekarang. Di kota Anthakiyah, Nabi Isa ‘alaihissalam ngutus dua muridnya buat dakwah. Masalahnya? Mereka malah ditolak mentah-mentah, bahkan diburu sama raja.
Nah, di sinilah muncul tokoh keren: Sam‘un al-Hawari. Dia bukan cuma berani, tapi pinter banget nyusun strategi. Endingnya? Raja yang tadinya keras kepala malah ikut beriman, dan rakyatnya pun auto ikut semua.
Intinya, ini bukan cuma kisah sejarah—ini pelajaran: cara nyampein kebenaran itu penting banget.

B. Tujuan dan Manfaat

Tujuan:

  1. Ngasih tahu kisah inspiratif Sam‘un dari Qur’an & tafsir ulama.
  2. Share strategi dakwah yang efektif banget sampe bisa “nge-klik” di hati pemimpin.
  3. Bikin kita sadar bahwa satu orang bisa mengubah nasib satu kota.

Manfaat:

  • Belajar sabar & nggak baper kalau dakwah ditolak.
  • Paham cara nyampein kebenaran biar bisa diterima.
  • Termotivasi jadi orang yang manfaat buat banyak orang.

2. INTISARI BAHASAN

A. Relevansinya Sekarang

Sekarang tuh sama aja, kalau mau ngubah banyak orang, biasanya kuncinya di pemimpinnya dulu. Entah itu presiden, walikota, ustaz kondang, influencer, atau ketua komunitas—pokoknya yang punya pengaruh. Kalau mereka dapat hidayah, orang-orang di bawahnya bakal gampang ikut.
Kisah Sam‘un ini nunjukin, mulailah dari pintu yang paling besar.

B. Landasan Hukum

Al-Qur’an:

  • QS. Yasin: 14 — “إِذْ أَرْسَلْنَا إِلَيْهِمُ اثْنَيْنِ فَكَذَّبُوهُمَا فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ فَقَالُوا إِنَّا إِلَيْكُمْ مُرْسَلُونَ”
  • QS. An-Nahl: 125 — “ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ”
  • QS. As-Saff: 14 — “يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا أَنصَارَ اللَّهِ...”

Hadis:

  • HR. Muslim no. 1828 — Perumpamaan orang beriman seperti satu tubuh, kalau satu bagian sakit, semua ikut sakit.
  • HR. Bukhari no. 6130 — Sebaik-baik pemimpin adalah yang kalian cintai dan mereka mencintai kalian…

3. KISAH DAKWAH SAM‘UN — Versi Santai dengan Dialog

Jadi ceritanya, dua murid Nabi Isa udah datang ke Anthakiyah. Mereka ngomong, “Woy, cuma Allah yang layak disembah, ninggalin berhala tuh wajib.” Tapi rakyatnya ngeyel, raja pun malah mau nangkep mereka.

Dengar berita itu, Sam‘un langsung mikir, “Oke, gue harus turun tangan. Tapi nggak bisa blak-blakan, harus undercover.”

Dia pun nyamar jadi rakyat biasa, dateng ke istana.

Sam‘un: “Wahai Raja, gue denger ada dua orang yang ngaku diutus Tuhan. Gue penasaran, boleh nggak gue uji mereka di depan lo?”

Raja: “Oke, coba gue mau liat juga.”

Dua murid Nabi Isa dipanggil.

Sam‘un: “Siapa yang ngutus kalian?”
Murid 1: “Allah, Pencipta langit dan bumi.”
Sam‘un: “Buktinya?”
Murid 2: “Dengan izin Allah, kami bisa nyembuhin yang buta dari lahir, lepra, bahkan ngidupin orang mati.”

Raja ketawa sinis. Sam‘un langsung bilang, “Oke, tes aja nih. Panggil orang buta sama yang sakit lepra.”

Mereka disembuhin di tempat. Raja melongo.

Sam‘un: “Nah, ini kekuatan dari Tuhan yang nyiptain kita semua. Bukan dari manusia, apalagi berhala.”
Raja: “Terus siapa Tuhan itu?”
Sam‘un: “Dia yang ngutus Musa, Ibrahim, dan sekarang Nabi Isa. Dia cuma satu, nggak ada tandingan.”

Raja mulai mikir. Setelah ngobrol panjang, raja akhirnya bilang:
Raja: “Gue beriman sama Tuhan yang ngutus Isa. Mulai sekarang, gue sama rakyat gue ikut ajaran ini.”

BOOM. Kota Anthakiyah berubah jadi kota beriman.


4. PENUTUP

A. Kesimpulan

Dakwah Sam‘un ngajarin: nyampein kebenaran tuh harus pake strategi, sabar, bukti nyata, dan tau siapa yang harus diajak duluan.

B. Muhasabah & Saran

  • Cek diri: udah belum kita berdakwah dengan hikmah?
  • Saran: Jangan buru-buru nge-judge orang. Deketin hatinya dulu, baru pikirannya.

C. Doa

اللهم اهد ولاة أمورنا كما هديت قلب ملك أنطاكية بوساطة سمعون الحواري، واجعلنا من أنصارك وأنصار رسلك، وثبت قلوبنا على دينك.

D. Quotes dari Para Tokoh

  • Hasan Al-Bashri: “Hati yang hidup itu yang selalu inget Allah.”
  • Rabi‘ah: “Cinta Allah itu mahkota para kekasih-Nya.”
  • Abu Yazid: “Menuju Allah itu ninggalin semua selain Dia.”
  • Junaid: “Dakwah paling top itu lewat akhlak yang lembut.”
  • Al-Hallaj: “Cinta sejati ngehapus jarak sama Tuhan.”
  • Ghazali: “Jangan nyalahin zaman, perbaiki dirimu.”
  • Abdul Qadir: “Ikhlas itu ngebiarin Allah yang atur.”
  • Rumi: “Kata dari hati bakal nyampe ke hati.”
  • Ibnu ‘Arabi: “Kenalin dirimu, kenal Tuhanmu.”
  • Tijani: “Hidayah itu hadiah paling gede.”

E. Terima Kasih

Thanks buat Allah yang udah kasih inspirasi kisah ini, para ulama yang nyimpen riwayatnya, dan kalian yang mau baca sampai habis. Semoga kisah ini bikin kita makin semangat nyampein kebenaran.




No comments: