Monday, August 11, 2025

Malaikat Rumman — Penulis Amalan Sebelum Munkar dan Nakir

 




Buku: Malaikat Rumman — Penulis Amalan Sebelum Munkar dan Nakir


1. PENDAHULUAN

A. Permasalahannya

Banyak di antara manusia yang melupakan kenyataan bahwa kematian bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan pintu menuju kehidupan yang kekal. Dalam kubur, seorang hamba akan menghadapi pertanyaan, ujian, dan pembuktian atas segala amal perbuatannya. Kisah tentang malaikat Rumman, yang datang sebelum Munkar dan Nakir untuk meminta mayit menuliskan amal baik dan buruknya, menjadi pengingat kuat tentang pentingnya kesadaran akan catatan amal yang akan kita bawa ke hadapan Allah.
Permasalahan yang muncul adalah:

  • Bagaimana manusia mempersiapkan diri agar catatan amalnya indah di hadapan Allah?
  • Mengapa rasa malu kepada Allah sering kali hanya muncul setelah kematian, bukan saat berbuat maksiat di dunia?
  • Apa implikasi dari perintah Allah bahwa setiap manusia membawa kitab amalnya sendiri?

B. Tujuan dan Manfaatnya

Tujuan penulisan buku ini adalah:

  1. Menjelaskan peran malaikat Rumman dan pelajaran yang terkandung dari peristiwa ini.
  2. Mengingatkan manusia akan pentingnya introspeksi sebelum ajal menjemput.
  3. Menggugah hati agar malu kepada Allah menjadi pengendali perilaku, bukan sekadar penyesalan di akhirat.

Manfaat yang diharapkan:

  • Memotivasi pembaca untuk menata amal perbuatannya.
  • Menumbuhkan rasa takut, cinta, dan malu kepada Allah secara seimbang.
  • Memberikan panduan praktis untuk mempersiapkan diri menghadapi kehidupan setelah mati.

2. INTISARI BAHASAN

A. Relevansi Saat Ini

Di era modern, manusia banyak terdistraksi oleh teknologi, hiburan, dan ambisi duniawi. Kesadaran akan kematian sering memudar di tengah kesibukan. Kisah malaikat Rumman mengingatkan bahwa catatan amal tidak akan hilang, bahkan kita sendiri yang akan menulisnya di hadapan malaikat sebelum dikunci dan dibawa sampai hari kiamat.
Relevansinya sangat besar untuk:

  • Menekan kecenderungan berbuat dosa secara diam-diam.
  • Mendorong keikhlasan dalam beramal saleh.
  • Menghidupkan budaya muhasabah harian.

B. Landasan Hukum

Al-Qur’an:

  1. “Dan tiap-tiap manusia telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka.” (QS. Al-Isra’: 13)
  2. “Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu.” (QS. Al-Isra’: 14)
  3. “Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya. Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala.” (QS. Al-Haqqah: 30-31)

Hadis:

  • Rasulullah ﷺ bersabda: “Orang yang cerdas adalah yang menundukkan dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah mati, sedangkan orang yang lemah adalah yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan kepada Allah.” (HR. Tirmidzi)

C. Kasus Kejadiannya

Riwayat dari Abdullah bin Salam menyebutkan bahwa malaikat Rumman mendatangi mayit sebelum Munkar dan Nakir, memintanya menuliskan amal baik dan buruknya dengan air liur sebagai tinta, jari sebagai pena, dan kain kafan sebagai kertas. Ketika mayit malu menulis keburukannya, malaikat menegur bahwa rasa malu seharusnya muncul saat di dunia. Setelah menulis semuanya, buku amal itu disegel dengan kukunya dan digantung di lehernya hingga hari kiamat.

D. Analisis dan Argumentasi

  • Hakikat Catatan Amal: Allah memberi kebebasan penuh kepada hamba untuk mengisi lembar kehidupannya, namun setiap huruf akan dimintai pertanggungjawaban.
  • Rasa Malu yang Tertunda: Manusia sering menunda penyesalan hingga ajal, padahal penyesalan saat itu tidak bermanfaat.
  • Simbolisme Penulisan: Air liur, jari, dan kain kafan menunjukkan bahwa di akhirat, semua fasilitas yang kita miliki adalah dari diri kita sendiri; tidak ada tambahan dari luar.
  • Konsekuensi Nyata: Bagi yang lalai, kitab amal akan menjadi bukti yang memberatkan; bagi yang taat, kitab itu menjadi kebanggaan.

3. PENUTUP

A. Kesimpulan

Kisah malaikat Rumman adalah peringatan keras bahwa setiap manusia adalah penulis bagi dirinya sendiri. Amal baik dan buruk kita akan tercatat, dan pada akhirnya, kita akan membacanya di hadapan Allah.

B. Muhasabah dan Saran

  • Lakukan muhasabah harian: tanyakan pada diri sendiri sebelum tidur, apa yang akan tertulis hari ini jika malaikat Rumman datang malam ini.
  • Latih rasa malu kepada Allah saat hendak berbuat dosa.
  • Isi hidup dengan amal saleh yang bermanfaat dunia-akhirat.

C. Doa

اللَّهُمَّ اجعل كتابنا بيميننا، ولا تجعل كتابنا بشمالنا، واجعلنا من الفائزين بجنتك ورضوانك، ونجنا من النار وعقابك، برحمتك يا أرحم الراحمين.

D. Nasehat-Nasehat

  • Hasan Al-Bashri: “Wahai anak Adam, engkau hanyalah kumpulan hari-hari. Jika satu hari pergi, maka sebagian dirimu telah pergi.”
  • Rabi‘ah al-Adawiyah: “Aku tidak menyembah-Mu karena takut neraka atau berharap surga, tetapi karena aku mencintai-Mu.”
  • Abu Yazid al-Bistami: “Aku mencari Allah, lalu kutemukan hatiku penuh dengan selain-Nya; maka aku bersihkan hatiku.”
  • Junaid al-Baghdadi: “Jalan menuju Allah tertutup bagi orang yang puas dengan dirinya.”
  • Al-Hallaj: “Yang kucintai bukanlah kehidupan, tetapi Dia yang menghidupkan.”
  • Imam al-Ghazali: “Hidup ini hanya persinggahan, jangan habiskan bekal di perjalanan.”
  • Syekh Abdul Qadir al-Jailani: “Bersihkan hati dari dunia, maka dunia akan bersih darimu.”
  • Jalaluddin Rumi: “Jadilah seperti pohon: diam, kokoh, memberi manfaat.”
  • Ibnu ‘Arabi: “Barangsiapa mengenal dirinya, maka ia mengenal Tuhannya.”
  • Ahmad al-Tijani: “Jangan menunda taubat, sebab maut datang tanpa janji.”

E. Ucapan Terima Kasih

Penulis mengucapkan terima kasih kepada guru-guru, sahabat, dan semua pihak yang telah memberikan ilmu, bimbingan, dan inspirasi untuk menyusun buku ini. Semoga Allah membalas dengan pahala berlipat ganda.


Oke, saya akan bikin naskah bukunya dengan bahasa santai & gaul kekinian, tapi tetap sopan dan menjaga makna aslinya, lalu untuk ayat Qur’an & hadis akan saya tulis apa adanya.
Berikut versi santainya:


📖 MALAIKAT RUMMAN — Penulis Amalan Sebelum Munkar dan Nakir

Oleh: M. Djoko Ekasanu


1. PENDAHULUAN

A. Permasalahan

Banyak orang ngerasa hidup ini bebas sebebas-bebasnya. Lakuin apa aja, yang penting happy. Tapi kadang lupa, semua yang kita lakuin itu direkam, dicatet, dan nanti bakal dibuka lagi di akhirat. Nah, ada satu kisah yang jarang banget dibahas, tentang Malaikat Rumman — malaikat yang dateng duluan sebelum Munkar dan Nakir buat nyatet semua amalan kita.
Masalahnya, masih banyak yang nggak ngeh sama konsep ini, padahal ini serem tapi nyata.

B. Tujuan & Manfaat

Buku ini mau ngajak kita buat:

  • Melek sama konsep catatan amal sebelum ketemu Munkar-Nakir.
  • Paham kalau semua perilaku kita, sekecil apapun, bakal masuk arsip langit.
  • Biar kita bisa nge-rem diri dari kebiasaan yang bikin malu nanti di akhirat.

2. INTISARI BAHASAN

A. Relevansi Saat Ini

Zaman sekarang, semua orang suka update status, posting foto, dan nyimpen momen di HP. Tapi inget, “server” Allah jauh lebih canggih — semua gerak-gerik kita, bahkan niat di hati, udah auto tersimpan. Kisah Malaikat Rumman ini jadi pengingat, kalau di akhirat nanti nggak ada tombol “hapus riwayat”.

B. Landasan Hukum

Allah berfirman:

وَكُلَّ إِنسَٰنٍ أَلْزَمْنَٰهُ طَٰٓئِرَهُۥ فِى عُنُقِهِۦ ۖ وَنُخْرِجُ لَهُۥ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ كِتَٰبًۭا يَلْقَىٰهُ مَنشُورًا
“Dan tiap-tiap manusia telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka.” (QS. Al-Isra’: 13)

Rasulullah ﷺ juga bersabda (dalam riwayat kisah Abdullah bin Salam) tentang malaikat yang menyuruh mayit menulis semua amalnya sendiri, sebelum datang Munkar dan Nakir.

D. Kasus Kejadiannya

Ceritanya gini… setelah mayit dikubur, Malaikat Rumman dateng. Wajahnya cerah kayak matahari. Dia nyuruh si mayit nulis semua amalnya — baik atau buruk — pake “tinta” dari air liur sendiri, “pena” dari jari, dan “kertas” dari kain kafan. Pas bagian buruknya, si mayit malu banget buat nulis. Tapi malaikat bilang, “Waktu di dunia nggak malu, sekarang kok malu?”
Akhirnya semua ditulis, dilipat, distempel pake kuku, lalu digantung di leher sampai hari kiamat. Setelah itu baru deh Munkar dan Nakir masuk.

E. Analisis & Argumentasi

Kisah ini nunjukin:

  • Kebebasan berperilaku di dunia bukan berarti bebas konsekuensi.
  • Fasilitas akhirat semuanya bawaan kita sendiri. Nggak ada bantuan “eksternal” kalau catatan udah dibuka.
  • Rasa malu itu harusnya di dunia. Kalau nunggu di akhirat, udah telat.

3. PENUTUP

A. Kesimpulan

Kisah Malaikat Rumman ini nyadarin kita kalau semua perbuatan udah direkam. Jangan tunggu nyesel di akhirat, karena di sana nggak ada kesempatan kedua.

B. Muhasabah & Saran

  • Cek ulang isi “catatan” harian kita.
  • Biasakan malu sama Allah, bukan cuma sama manusia.
  • Latih diri untuk mikir sebelum bertindak.

C. Doa

اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِمَّنْ يُؤْتَى كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ، وَاجْعَلْنَا مَعَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ.

D. Nasehat Tokoh Sufi

  • Hasan al-Bashri: “Dunia ini cuma tiga hari: kemarin yang nggak bisa kembali, hari ini untuk beramal, dan besok yang belum tentu kita temui.”
  • Rabi‘ah al-Adawiyah: “Aku menyembah Allah bukan karena takut neraka atau ingin surga, tapi karena cinta pada-Nya.”
  • Abu Yazid al-Bistami: “Kalau engkau mencari Allah, temuilah Dia di hatimu sendiri.”
  • Junaid al-Baghdadi: “Sufi adalah orang yang hatinya bersih dari selain Allah.”
  • Al-Hallaj: “Aku adalah rahasia Tuhan dan Tuhan adalah rahasiaku.”
  • Imam al-Ghazali: “Hati itu seperti cermin, dan dosa adalah debu yang mengotori cermin itu.”
  • Syekh Abdul Qadir al-Jailani: “Jangan andalkan amalmu, tapi berharaplah pada rahmat Allah.”
  • Jalaluddin Rumi: “Luka adalah tempat cahaya masuk ke dalam dirimu.”
  • Ibnu ‘Arabi: “Hati adalah tempat turunnya Tuhan.”
  • Ahmad al-Tijani: “Siapa yang sibuk dengan Allah, akan dilupakan dari segala sesuatu selain-Nya.”

E. Ucapan Terima Kasih

Terima kasih buat semua guru, sahabat, dan pembaca yang udah nyempetin waktu buat belajar bareng. Semoga ilmu ini jadi amal jariyah yang nggak putus sampai akhirat.




No comments: