Monday, August 25, 2025

Tiga Ciri Orang yang Makrifat kepada Allah swt.

 



📰 Tiga Ciri Orang yang Makrifat kepada Allah swt.

Sumber Utama Tulisan

Tulisan ini bersumber dari perkataan Dzin Nun Al-Misri, seorang ulama sufi besar dari Mesir (w. 859 M). Beliau adalah tokoh yang banyak berbicara tentang hakikat ma‘rifatullah. Ucapannya yang terkenal adalah:

  1. “Orang yang makrifat kepada Allah adalah yang jiwanya tertambat kepada Allah, hatinya melihat dan amalnya banyak semata-mata karena Allah.”
  2. “Orang yang makrifat kepada Allah adalah orang yang memenuhi janjinya, hatinya cerdas, dan amalnya bersih.”

Maksud dan Hakikat

Makrifat berarti pengenalan mendalam kepada Allah. Bukan sekadar tahu dengan akal, tetapi mengenal dengan hati yang penuh cinta, takut, rindu, dan tunduk kepada-Nya. Hakikatnya adalah:

  • Jiwa terikat pada Allah, bukan pada dunia.
  • Hati hidup dengan cahaya yakin.
  • Amal lahiriah ikhlas karena Allah semata.

Tafsir dan Makna Judul

Judul ini menegaskan bahwa ada tiga ciri utama orang makrifat:

  1. Ikatan jiwa dengan Allah (cinta yang menenangkan).
  2. Pandangan hati yang jernih (melihat Allah dengan cahaya yakin).
  3. Amal saleh yang ikhlas (tidak mencari selain ridha Allah).

Makna mendalamnya: seorang arif billah adalah insan yang sudah tidak lagi digerakkan oleh dorongan dunia, melainkan oleh cinta dan kesadaran akan Allah.


Tujuan dan Manfaat

  • Menjadi pengingat agar kita tidak terjebak pada ibadah formalitas tanpa ruh.
  • Membimbing umat agar melangkah dari iman, menuju ilmu, kemudian ma‘rifat.
  • Membentuk pribadi yang tenang, ikhlas, dan istiqamah.

Latar Belakang Masalah

Banyak orang beribadah sekadar rutinitas, tidak sampai merasakan manisnya kedekatan dengan Allah. Fenomena ini menunjukkan hilangnya ruh ma‘rifat, sehingga amal terasa berat, hati gelisah, dan hidup kehilangan makna.


Intisari Masalah

  • Jiwa tertambat: berarti hati hanya bergantung kepada Allah.
  • Hati melihat: cahaya iman membuat batin peka pada kebenaran.
  • Amal banyak karena Allah: bukan untuk dunia, pujian, atau riya.

Sebab Terjadinya Masalah

  • Lalai dari dzikir dan muraqabah.
  • Sibuk mengejar dunia.
  • Minimnya muhasabah diri.
  • Kurangnya bimbingan ruhani dari ulama saleh.

Relevansi Saat Ini

Di era modern, manusia mudah terlena oleh teknologi, kesibukan, dan hiburan. Banyak yang pandai berbisnis tapi buta dalam mengenal Allah. Akibatnya lahirlah kegelisahan, stres, bahkan depresi. Solusi untuk zaman ini adalah kembali pada ma‘rifatullah, agar hati damai meski dunia berubah.


Dalil Al-Qur’an dan Hadis

📖 Al-Qur’an:

“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.”
(QS. Adz-Dzariyat: 56)
➡ Para mufasir menegaskan, ibadah di sini bermakna mengenal Allah.

📖 Hadis:

“Barangsiapa mengenal dirinya, maka ia mengenal Tuhannya.”
(HR. Baihaqi)

📖 Hadis Qudsi:

“Aku adalah perbendaharaan tersembunyi. Aku ingin dikenal, maka Aku ciptakan makhluk agar mereka mengenal-Ku.”


Analisis dan Argumentasi

Makrifatullah adalah inti agama. Tanpa ma‘rifat, amal kering tanpa makna. Orang yang makrifat akan istiqamah, sebab ia sadar Allah-lah tujuan. Amal mereka bersih, jiwanya damai, hatinya penuh cinta.


Kesimpulan

Tiga ciri orang makrifat menurut Dzin Nun Al-Misri adalah:

  1. Jiwa terikat pada Allah.
  2. Hati hidup dengan cahaya yakin.
  3. Amal bersih dan ikhlas.

Dengan ma‘rifatullah, manusia hidup bukan sekadar ada, tetapi hidup dengan makna sejati.


Muhasabah dan Caranya

  • Perbanyak dzikir dan shalat malam.
  • Membiasakan introspeksi harian.
  • Membaca Al-Qur’an dengan tadabbur.
  • Bergaul dengan orang saleh.
  • Menjauhi riya, ujub, dan sombong.

Doa

اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنَ الْعَارِفِينَ بِكَ، وَمِنَ الْمُخْلِصِينَ لَكَ، وَاجْعَلْ قُلُوْبَنَا تَتَعَلَّقُ بِكَ وَلاَ تَفْتِنَّا بِالدُّنْيَا.

“Ya Allah, jadikan kami hamba yang mengenal-Mu, ikhlas karena-Mu, hati kami selalu tertambat kepada-Mu, dan jangan Engkau fitnah kami dengan dunia.”


Nasehat Para Ulama Sufi

  • Hasan al-Bashri: “Siapa yang mengenal Allah, hatinya akan menangis karena rindu.”
  • Rabi‘ah al-Adawiyah: “Aku menyembah Allah karena cinta, bukan karena takut atau berharap balasan.”
  • Abu Yazid al-Bistami: “Makrifat membuatmu kecil di hadapan Allah dan fana dari dirimu sendiri.”
  • Junaid al-Baghdadi: “Jalan menuju Allah tertutup kecuali dengan mengikuti Rasulullah.”
  • Al-Hallaj: “Cinta sejati adalah lebur dalam Kekasih.”
  • Imam al-Ghazali: “Makrifat adalah puncak ilmu, tujuan dari segala amal.”
  • Syekh Abdul Qadir al-Jailani: “Sibukkan dirimu dengan Sang Pencipta, bukan dengan ciptaan.”
  • Jalaluddin Rumi: “Ketika aku mengenal Allah, aku tidak lagi punya bahasa selain diam.”
  • Ibnu ‘Arabi: “Makrifat adalah cermin, engkau melihat Allah dalam dirimu.”
  • Ahmad al-Tijani: “Kebahagiaan sejati hanyalah dalam mengenal Allah dan Rasul-Nya.”

Ucapan Terima Kasih

Kami haturkan terima kasih kepada para ulama, guru, dan pembaca yang masih menjaga cahaya ma‘rifatullah. Semoga Allah swt. menjadikan kita hamba yang arif billah, hidup dengan ikhlas, dan wafat dengan husnul khatimah.




No comments: