📰 Tahiyyatul Masjid Menurut Empat Mazhab: Adab Sebelum Duduk di Rumah Allah”
Maksud Hadis
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Apabila salah seorang di antara kalian masuk masjid, maka janganlah ia duduk hingga shalat dua rakaat." (HR. Bukhari-Muslim).
Maksud hadis ini adalah kewajiban adab ketika memasuki masjid, yaitu mendahulukan ibadah sebelum aktivitas lain.
Hakikat
Hakikat shalat tahiyyatul masjid adalah tanda penghormatan seorang hamba kepada Allah dan rumah-Nya. Ia bukan sekadar ibadah sunnah, melainkan simbol sopan santun ruhani.
Tafsir dan Makna
- Tafsir zahir: larangan duduk sebelum shalat dua rakaat adalah perintah untuk menghidupkan masjid dengan ibadah.
- Makna batin: dua rakaat ini ibarat ketukan pintu sebelum masuk rumah Allah, sebuah permohonan izin agar duduk kita bernilai ibadah.
Hukum Menurut Empat Mazhab
- Mazhab Syafi‘i: Sunnah muakkadah (sangat dianjurkan). Tidak ada alasan untuk duduk sebelum shalat dua rakaat kecuali uzur.
- Mazhab Hanafi: Mustahabb (dianjurkan), tetapi bila sudah duduk lalu berdiri untuk shalat, tetap sah dan berpahala.
- Mazhab Maliki: Sunnah dilakukan, tetapi jika masuk masjid saat waktu terlarang shalat (seperti setelah Subuh), maka duduk saja tanpa shalat.
- Mazhab Hanbali: Sunnah muakkadah, bahkan dianjurkan sekalipun pada waktu terlarang, karena larangan waktu shalat tidak berlaku untuk tahiyyatul masjid.
Tujuan dan Manfaat
- Menumbuhkan adab dan rasa hormat kepada Allah.
- Melatih hati untuk mendahulukan ibadah atas aktivitas dunia.
- Menghidupkan masjid dengan ibadah.
- Menjadi cahaya iman dan penolak kelalaian.
Latar Belakang Masalah
Sebagian orang masuk masjid langsung duduk tanpa melaksanakan shalat dua rakaat. Sebabnya adalah ketidaktahuan hukum fiqh atau anggapan bahwa sunnah bisa ditinggalkan. Hadis ini hadir sebagai pedoman jelas agar umat Islam tidak lalai.
Intisari Masalah
- Masjid adalah rumah Allah.
- Tidak boleh duduk sebelum shalat tahiyyatul masjid, kecuali uzur.
- Hukum sunnah ini ditekankan berbeda-beda dalam empat mazhab, namun semuanya sepakat dianjurkan.
Sebab Terjadinya Masalah
- Minimnya pemahaman umat.
- Kesibukan duniawi yang membuat umat terburu-buru.
- Pengabaian adab dalam ibadah.
Relevansi Saat Ini
Di zaman modern, masjid sering diperlakukan hanya sebagai tempat singgah atau formalitas shalat berjamaah. Sunnah ini perlu dihidupkan kembali agar masjid menjadi pusat ruhani yang hidup, penuh adab, dan bernilai ibadah setiap kali kita masuk ke dalamnya.
Dalil Al-Qur’an dan Hadis
- QS. Al-A’raf: 31
"Wahai anak Adam, pakailah pakaian yang indah di setiap memasuki masjid." - Hadis: Rasulullah ﷺ bersabda, “Shalat adalah cahaya.” (HR. Muslim).
Analisis dan Argumentasi
- Empat mazhab sepakat bahwa tahiyyatul masjid adalah sunnah.
- Perbedaan mereka hanya dalam kondisi waktu tertentu.
- Secara ruhani, sunnah ini menjaga kualitas ibadah dan adab seorang Muslim.
- Menghidupkan masjid bukan dengan duduk kosong, melainkan dengan shalat, doa, dan dzikir.
Kesimpulan
Shalat tahiyyatul masjid adalah sunnah penting yang melatih adab, menumbuhkan kesadaran ruhani, serta memperkokoh hubungan dengan Allah. Perbedaan mazhab hanyalah pada detail pelaksanaan, tetapi semuanya menekankan pentingnya penghormatan terhadap masjid.
Muhasabah dan Caranya
- Tanyakan pada diri: sudahkah aku menghormati masjid setiap masuk?
- Biasakan shalat dua rakaat meski singkat.
- Jadikan sunnah kecil ini sebagai bagian dari rutinitas ibadah.
Doa
اللّهُمَّ اجْعَلْ دُخُولِي الْمَسْجِدَ سَبَبًا لِرِضَاكَ، وَاخْرِجْنِي مِنْهُ بِذُنُوبٍ مَغْفُورَةٍ، وَقُلُوبٍ مَسْرُورَةٍ.
“Ya Allah, jadikan masuknya aku ke masjid sebagai sebab keridhaan-Mu, keluarkanlah aku darinya dengan dosa yang terampuni dan hati yang bahagia.”
Nasehat Para Ulama dan Sufi
- Hasan al-Bashri: “Dua rakaat sebelum duduk adalah penentu berkah majlismu di masjid.”
- Rabi‘ah al-Adawiyah: “Siapa masuk masjid tanpa shalat, ia seperti tamu yang duduk tanpa izin Tuan rumah.”
- Abu Yazid al-Bistami: “Tahiyyatul masjid adalah tahiyyatul hati. Bersihkan hatimu sebelum engkau duduk.”
- Junaid al-Baghdadi: “Adab lahiriah menuntun pada adab batin. Dua rakaat ini membuka pintu makrifat.”
- Al-Hallaj: “Dua rakaat di masjid adalah dua langkah menuju cinta abadi.”
- Imam al-Ghazali: “Sunnah kecil membentuk kesempurnaan agama. Jangan remehkan tahiyyatul masjid.”
- Syekh Abdul Qadir al-Jailani: “Barangsiapa duduk sebelum shalat, ia duduk tanpa izin Allah.”
- Jalaluddin Rumi: “Tahiyyatul masjid adalah tarian ruh, salam pertama bagi Kekasih.”
- Ibnu ‘Arabi: “Masjid adalah Ka’bah kecilmu, dan dua rakaat itu thawaf ruhani.”
- Ahmad al-Tijani: “Siapa menjaga tahiyyatul masjid, Allah menjaga langkah-langkahnya menuju surga.”
Ucapan Terima Kasih
Terima kasih kepada para ulama, masyayikh, dan jamaah yang menjaga sunnah-sunnah Nabi ﷺ. Semoga Allah menguatkan kita untuk menghidupkan tahiyyatul masjid setiap kali memasuki rumah-Nya.
📰 Jangan Keburu Duduk di Masjid, Shalat Dua Rakaat Dulu Bro!
Maksud Hadis
Nabi Muhammad ﷺ bilang:
"Apabila salah seorang di antara kalian masuk masjid, maka janganlah ia duduk hingga shalat dua rakaat." (HR. Bukhari-Muslim).
Artinya? Simple aja: masuk masjid jangan langsung parkirin badan, tapi kasih salam dulu ke Allah lewat dua rakaat.
Hakikat
Dua rakaat itu bukan sekadar pemanasan, tapi simbol sopan santun. Kayak kita main ke rumah orang, pasti ketok pintu dulu kan? Nah, ini ketok pintu rumah Allah.
Tafsir & Makna
- Zahir: larangan duduk sebelum shalat → wajibnya jaga adab.
- Batin: shalat dua rakaat = izin duduk, biar hati nggak cuma ikut badan.
Menurut Empat Mazhab
- Syafi‘i: Sunnah muakkadah, jangan sampai skip.
- Hanafi: Dianjurkan, tapi kalau udah duduk terus berdiri shalat ya tetep sah.
- Maliki: Sunnah, kecuali pas waktu terlarang, yaudah duduk aja.
- Hanbali: Sunnah muakkadah, bahkan pas waktu terlarang tetep boleh.
Tujuan & Manfaat
- Ngasih adab ke rumah Allah.
- Bikin hati siap buat ibadah.
- Jadi pengingat, “gue di masjid bukan di warung kopi.”
- Pahala nambah, hati jadi adem.
Latar Belakang Masalah
Banyak orang masuk masjid buru-buru → langsung duduk, buka HP, ngobrol. Padahal ada sunnah kece yang sering kelupaan. Nabi ﷺ udah kasih solusi biar masjid hidup: dua rakaat dulu sebelum duduk.
Intisari Masalah
- Masjid = rumah Allah.
- Jangan duduk sebelum shalat tahiyyatul masjid.
- Semua mazhab sepakat: sunnahnya ada, tinggal kita mau lakuin apa enggak.
Relevansi Zaman Now
Di era serba cepat ini, orang ke masjid sering mindset-nya: “Yang penting hadir.” Padahal, kalau kita hidupin sunnah ini, masjid jadi tempat healing rohani, bukan cuma formalitas.
Dalil Qur’an & Hadis
- QS. Al-A’raf: 31
"Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid." - Hadis: “Shalat adalah cahaya.” (HR. Muslim).
Analisis Ringan
Empat mazhab sepakat → ini amalan keren. Beda pendapat cuma soal teknis aja. Intinya, shalat dua rakaat bikin kita masuk masjid dengan aura ibadah, bukan aura rebahan.
Kesimpulan
Tahiyyatul masjid itu ibarat salam pembuka. Nggak lama kok, cuma dua rakaat, tapi efeknya gede buat adab dan iman. Sunnah kecil yang bikin jiwa jadi besar.
Muhasabah
Coba tanya diri: “Udahkah gue kasih salam ke Allah sebelum duduk?”
Kalau belum, yuk biasain.
Doa
اللّهُمَّ اجْعَلْ دُخُولِي الْمَسْجِدَ سَبَبًا لِرِضَاكَ، وَاخْرِجْنِي مِنْهُ بِذُنُوبٍ مَغْفُورَةٍ، وَقُلُوبٍ مَسْرُورَةٍ.
“Ya Allah, jadikan masuknya aku ke masjid sebagai sebab keridhaan-Mu, keluarkanlah aku darinya dengan dosa yang terampuni dan hati yang bahagia.”
Quotes Ulama & Sufi
- Hasan al-Bashri: “Dua rakaat khusyuk lebih berharga dari seribu rakaat asal-asalan.”
- Rabi‘ah al-Adawiyah: “Masuk masjid tanpa shalat = duduk tanpa izin Tuan rumah.”
- Abu Yazid al-Bistami: “Dua rakaat di masjid itu cermin hati yang bersih.”
- Junaid al-Baghdadi: “Adab lahir bikin adab batin hidup.”
- Al-Hallaj: “Dua rakaat di masjid = dua langkah ke cinta abadi.”
- Imam Ghazali: “Sunnah kecil jangan disepelekan, ia penyempurna agama.”
- Syekh Abdul Qadir Jailani: “Duduk sebelum shalat = duduk tanpa izin Allah.”
- Rumi: “Tahiyyatul masjid itu tarian ruh, salam cinta ke Kekasih.”
- Ibnu ‘Arabi: “Masjid itu miniatur Ka’bah, dua rakaat adalah thawaf kecilmu.”
- Ahmad al-Tijani: “Jaga sunnah kecil, Allah bukakan pintu amal besar.”
Terima Kasih
Thanks buat para ulama, masyayikh, dan jamaah yang masih ngejaga sunnah-sunnah kecil tapi penuh makna. Semoga kita semua jadi tamu yang sopan di rumah Allah.
No comments:
Post a Comment