Thursday, May 22, 2025

Keutamaan Abu Bakar.

  



📖 Buku: Keutamaan Abu Bakar ash-Shiddiq r.a. & Hikmah dari Kisah “Siapa yang Menggigitmu?”


Pendahuluan

Bismillahirrahmanirrahim.
Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu adalah sahabat paling mulia setelah Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wa sallama. Keutamaannya telah banyak disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadis. Salah satu keutamaannya adalah beliau kelak akan masuk surga tanpa hisab, sebuah anugerah agung yang hanya Allah berikan kepada hamba-hamba pilihan-Nya.

Buku ini membahas hadis tentang keutamaan Abu Bakar dan sebuah kisah unik dalam Kitab Al-‘Usfuriyah tentang seekor anjing yang digariskan Allah untuk membela kehormatan Abu Bakar dan Umar r.a.
Tujuan dari buku ini:

  1. Menumbuhkan rasa cinta kepada sahabat Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama.
  2. Mengambil hikmah dari sikap pembelaan terhadap orang-orang saleh.
  3. Menjauhkan diri dari ucapan kotor, apalagi terhadap orang yang dimuliakan Allah.

Manfaatnya:

  • Menguatkan akidah bahwa Allah memuliakan wali-wali-Nya.
  • Menumbuhkan adab dalam berbicara dan bergaul.
  • Memupuk kecintaan kepada para sahabat Nabi.

Intisari Bahasan

Hadis Utama

Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a.:
Rasulullah bertanya kepada Jibril a.s.,
"Apakah umatku akan dihisab?"
Jibril menjawab, "Iya, kecuali Abu Bakar r.a., ia akan masuk surga tanpa hisab."
Abu Bakar berkata, "Aku tidak akan masuk surga kecuali bersama orang-orang yang mencintaiku di dunia."

Kisah “Siapa yang Menggigitmu?”

Dikisahkan, dua orang sahabat digigit anjing milik orang munafik. Rasulullah hendak memerintahkan untuk membunuh anjing itu. Namun, anjing tersebut berbicara dengan izin Allah, “Aku adalah anjing yang beriman, dan aku diperintahkan Allah untuk menggigit siapa pun yang berkata kotor tentang Abu Bakar dan Umar.”
Kedua orang itu langsung bertaubat.


Dalil Al-Qur’an

  1. Kedudukan Sahabat

"Orang-orang yang terdahulu lagi pertama-tama (masuk Islam) dari golongan Muhajirin dan Anshar, dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya."
(QS. At-Taubah: 100)

  1. Larangan Menyakiti Orang Beriman

"Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka memikul kebohongan dan dosa yang nyata."
(QS. Al-Ahzab: 58)

Dalil Hadis

  • Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama bersabda:
    "Janganlah kalian mencaci sahabat-sahabatku. Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, seandainya salah seorang di antara kalian menginfakkan emas sebesar gunung Uhud, tidak akan menyamai satu mud (takaran kecil) dari mereka, atau setengahnya."
    (HR. Bukhari & Muslim)

Penutup

Kesimpulan

Hadis dan kisah ini menegaskan:

  • Abu Bakar adalah manusia pilihan yang dimuliakan Allah dengan masuk surga tanpa hisab.
  • Allah menjaga kehormatan sahabat melalui cara-cara yang kadang di luar logika manusia.
  • Menghina orang saleh, apalagi sahabat Nabi, adalah dosa besar yang berbahaya.

Relevansi Sekarang

Di era media sosial, lisan dan tulisan kita bisa menjadi sumber pahala atau dosa. Menghina ulama atau tokoh saleh dapat mengundang murka Allah. Sebaliknya, mencintai dan membela mereka adalah tanda iman.

Muhasabah – Cara Mengatasinya

  1. Latih lisan dan jari (tulisan) agar hanya menyampaikan yang baik.
  2. Perbanyak mengingat keutamaan para sahabat dan wali Allah.
  3. Bila pernah berbuat salah, segera bertaubat dan memohon maaf.

Doa

اللهم ارزقنا حبك وحب من يحبك وحب عمل يقربنا إلى حبك
Allahumma urzuqna hubbaka wa hubba man yuhibbuka wa hubba ‘amalin yuqarribuna ila hubbik.
“Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami cinta-Mu, cinta orang-orang yang mencintai-Mu, dan cinta amal yang mendekatkan kami pada cinta-Mu.”


Nasehat Para Ulama Sufi

  1. Hasan Al-Bashri
    "Mencintai sahabat Nabi adalah tanda hati yang sehat, dan membenci mereka adalah penyakit iman."

  2. Rabi‘ah al-Adawiyah
    "Cinta sejati kepada Allah membuat kita mencintai semua yang dicintai-Nya, termasuk para sahabat Nabi."

  3. Abu Yazid al-Bistami
    "Siapa yang menjaga lisannya dari mencaci hamba Allah, Allah akan menjaga hatinya dari kegelapan."

  4. Junaid al-Baghdadi
    "Adab kepada kekasih Allah adalah adab kepada Allah sendiri."

  5. Al-Hallaj
    "Hati yang bersih tak akan mampu mencela mereka yang telah dimuliakan Allah."

  6. Imam al-Ghazali
    "Lisan adalah cermin hati; jaga ucapanmu, maka Allah akan menjaga kehormatanmu."

  7. Syekh Abdul Qadir al-Jailani
    "Cintailah para wali, niscaya engkau akan termasuk golongan mereka."

  8. Jalaluddin Rumi
    "Jangan mencari-cari aib para kekasih Allah, karena mereka adalah pintu cahaya bagimu."

  9. Ibnu ‘Arabi
    "Mereka yang dekat kepada Allah, kehormatannya dijaga oleh langit dan bumi."

  10. Ahmad al-Tijani
    "Barangsiapa menghormati para sahabat dan ulama, ia akan mendapat limpahan rahmat yang tak terputus."


Oke, saya bikin versi santai dan gaul, tapi tetap sopan, isinya nggak kehilangan makna. Ayat Qur’an dan hadis tetap pakai teks asli, tapi penjelasannya dibikin bahasa anak muda biar gampang nyantol.


📚 Buku: Keutamaan Abu Bakar r.a. & Kisah Anjing yang Ngomong


Pendahuluan

Bismillah...
Kita semua tahu, Abu Bakar ash-Shiddiq r.a. itu sahabat terdekat Nabi Muhammad ï·º. Orangnya setia, tulus, dan imannya super mantap. Dalam banyak hadis, beliau disebut orang spesial yang punya kedudukan tinggi banget di sisi Allah. Bahkan nih, nanti di akhirat, beliau langsung masuk surga tanpa dihisab. Wah, VIP banget kan?

Tujuan kita bahas ini:

  1. Biar kita makin cinta sama para sahabat Nabi.
  2. Belajar adab ngomong, jangan asal nyebar kata-kata kotor, apalagi nyerang orang soleh.
  3. Ngerasain manfaatnya: hati adem, iman naik, pahala nambah.

Intisari Bahasan

Hadis Utama

Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a.:
Rasulullah tanya ke malaikat Jibril,
"Apakah umatku akan dihisab?"
Jibril jawab, "Iya, kecuali Abu Bakar r.a., dia nggak bakal dihisab."
Terus Abu Bakar bilang, "Aku nggak mau masuk surga sendirian, aku maunya bareng orang-orang yang cinta sama aku waktu di dunia."

Kebayang nggak? Udah dikasih tiket masuk surga gratis, tapi beliau masih mikirin temen-temennya. Hatinya gede banget!


Kisah “Siapa yang Menggigitmu?”

Suatu hari, Rasulullah ï·º lagi duduk bareng para sahabat. Tiba-tiba datang seorang sahabat dengan betis berdarah. Nabi tanya,
"Kenapa betismu berdarah?"
Dia jawab, "Tadi aku lewat rumah orang munafik, ada anjingnya, eh digigit."

Nggak lama, sahabat lain datang, betisnya juga berdarah, ceritanya sama.
Langsung Rasulullah ï·º berdiri, ngajak para sahabat bawa pedang buat bunuh anjing itu.

Tapi pas sampai, anjingnya malah berdiri dan… ngomong! 😲
"Jangan bunuh aku. Aku anjing yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya."
Nabi tanya, "Lah terus kenapa gigit mereka?"
Si anjing jawab, "Aku diperintah buat gigit siapa aja yang ngomong jelek tentang Abu Bakar dan Umar."

Dua sahabat itu langsung nyesel, tobat, dan minta maaf.


Dalil Qur’an

  1. Kedudukan Sahabat

"Orang-orang yang terdahulu lagi pertama-tama (masuk Islam) dari golongan Muhajirin dan Anshar, dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya."
(QS. At-Taubah: 100)

  1. Larangan Menyakiti Orang Beriman

"Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka memikul kebohongan dan dosa yang nyata."
(QS. Al-Ahzab: 58)

Dalil Hadis

Rasulullah ï·º bersabda:
"Janganlah kalian mencaci sahabat-sahabatku. Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, seandainya salah seorang di antara kalian menginfakkan emas sebesar gunung Uhud, tidak akan menyamai satu mud dari mereka, atau setengahnya."
(HR. Bukhari & Muslim)


Penutup

Kesimpulan

  • Abu Bakar r.a. adalah sahabat super spesial, masuk surga tanpa hisab.
  • Allah bisa aja jaga kehormatan orang saleh lewat cara nggak terduga, bahkan lewat seekor anjing.
  • Nyakitin atau ngomong jelek soal orang yang dimuliakan Allah itu bahaya banget.

Relevansi Sekarang

Di zaman medsos, satu komen pedes bisa jadi dosa gede. Apalagi kalau yang kita omongin itu ulama atau orang soleh. Lebih baik jaga lisan dan jari, fokus sebar kebaikan.

Muhasabah – Cara Ngatasinnya

  1. Latih diri buat nahan ngomong yang nggak perlu.
  2. Kalau udah keceplosan, cepat-cepat minta maaf dan tobat.
  3. Ganti kebiasaan gosip jadi kebiasaan doa baik buat orang.

Doa

اللهم ارزقنا حبك وحب من يحبك وحب عمل يقربنا إلى حبك
Allahumma urzuqna hubbaka wa hubba man yuhibbuka wa hubba ‘amalin yuqarribuna ila hubbik.
“Ya Allah, kasihilah kami dengan cinta-Mu, cinta orang yang mencintai-Mu, dan cinta amal yang bikin kami makin dekat sama-Mu.”


Nasehat Para Ulama Sufi (Versi Santai)

  1. Hasan Al-Bashri
    "Kalau hati sehat, pasti cinta sama sahabat Nabi. Kalau benci mereka, itu tandanya iman lagi sakit."

  2. Rabi‘ah al-Adawiyah
    "Kalau beneran cinta Allah, otomatis cinta sama semua yang Allah cintai, termasuk sahabat Nabi."

  3. Abu Yazid al-Bistami
    "Jagain mulut dari ngomongin jelek orang, nanti Allah jagain hatimu dari kegelapan."

  4. Junaid al-Baghdadi
    "Ngomong sopan sama wali Allah itu sama aja sopan sama Allah."

  5. Al-Hallaj
    "Hati yang bening nggak bakal sanggup nyela orang yang Allah muliakan."

  6. Imam al-Ghazali
    "Mulut itu cermin hati. Kalau mau hati bersih, jagain ucapanmu."

  7. Syekh Abdul Qadir al-Jailani
    "Cintailah wali-wali Allah, nanti kamu ikut kebawa masuk golongan mereka."

  8. Jalaluddin Rumi
    "Jangan sibuk nyari aib kekasih Allah, karena mereka itu pintu cahaya buatmu."

  9. Ibnu ‘Arabi
    "Orang yang dekat sama Allah, kehormatannya dijaga langit dan bumi."

  10. Ahmad al-Tijani
    "Hormati para sahabat dan ulama, biar rahmat Allah ngalir terus ke kamu."




AMALAN YANG MENEBUS SEBAGIAN DOSA.

  AMALAN YANG MENEBUS SEBAGIAN DOSA


Diriwayatkan dari Abu Nasr al-Wasiti bahwa ia berkata, “Aku mendengar Abu Rojak al-Athoridi berkata dari riwayat Abu Bakar as-Sidiq bahwa ada seorang Baduwi mendatangi Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama. Kemudian ia berkata, “Telah sampai kepadaku (Wahai Rasulullah!)    bahwa    anda mengatakan kalau dari sholat Jumat satu sampai sholat Jumat berikutnya dan dari sholat satu sampai sholat berikutnya adalah pelebur dosa-dosa di waktu antaranya bagi orang yang menjauhi dosa-dosa besar.” Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama menjawab, “Iya benar.” Kemudian beliau menambahkan dan berkata, “Mandi pada hari Jumat adalah pelebur dosa dan berjalan menuju sholat Jumat adalah pelebur dosa. Setiap langkah dari berjalan menujunya adalah seukuran amal selama 20 tahun. Ketika seseorang telah selesai dari sholat Jumat maka ia dibalas dengan amal 200 tahun.” Hadis ini diriwayatkan oleh Abu Bakar as-Shidiq.


 

 a.    Sebab Abu Bakar Masuk Islam


Disebutkan bahwa Abu Bakar adalah seorang pedagang pada zaman Jahiliah. Sebab mengapa ia masuk Islam adalah ketika ia melihat sebuah mimpi di tanah Syam. Dalam tidurnya, ia bermimpi kalau matahari dan bulan berada di atas pangkuannya. Kemudian ia memegang keduanya dengan tangan dan mendekatkan keduanya pada dada. Setelah itu ia menutupi keduanya dengan selendangnya. Sesaat ia tersadar dari mimpinya, ia pun bergegas menemui pendeta Nasrani untuk menanyainya tentang tafsiran mimpinya itu. Setelah ia menemui pendeta itu, ia berkata; 


“Aku telah melihat sebuah mimpi demikian. Aku minta anda mentakbirkannya.”


“Darimana kamu berasal” tanya pendeta.


“Dari kota Mekah,” jawab Abu Bakar.


“Dari kabilah mana kamu terlahir,” tanya pendeta.


“Dari Kabilah Taim,” jawab Abu Bakar.


“Apa profesi pekerjaanmu?” tanya pendeta lagi.


 “Berdagang,” jawab Abu Bakar.


Kemudian pendeta menjelaskan kepadanya, “Akan datang pada zaman kehidupanmu seorang laki- laki yang berasal dari keturunan Hasyim. Laki-laki itu bernama Muhammad al-Amin. Ia berasal dari Kabilah Hasyim. Ia akan menjadi seorang nabi akhir zaman. Andai ia tidak terlahirkan niscaya Allah tidak akan menciptakan langit dan bumi dan seisinya. Begitu juga andai ia tidak terlahirkan maka Dia tidak akan menciptakan Adam, para nabi dan para rasul. Ia adalah pemimpin para nabi, para rosul dan penutup mereka. Kamu akan masuk ke dalam agamanya. Kamu akan menjadi patih baginya dan khalifah setelahnya. Demikian ini adalah    takbir    mimpimu. Sebenarnya aku telah mengetahui ciri-ciri Muhammad dan sifat- sifatnya dalam Kitab Taurat, Injil, dan Zabur. Aku pun juga telah masuk ke agama Islamnya dan menyembunyikan keislamanku karena takut dengan orang-orang Nasrani”.

Setelah Abu Bakar mendengar penjelasan tentang ciri-ciri dan sifat Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama dari pendeta itu, hatinya pun menjadi luluh dan ingin sekali menemui Rasulullah. Kemudian Abu Bakar datang ke kota Mekah dan mencarinya. Akhirnya Abu Bakar pun menemukan Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama. Ia tidak sabar sebentar saja tanpa melihatnya.

Ketika kebersamaan Abu Bakar dan Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama telah berlangsung lama, maka pada suatu hari Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama bertanya kepadanya:


“Hai Abu Bakar! Tiap hari kamu menemuiku serta menemaniku, tetapi engapa kamu belum masuk Islam?”


Abu Bakar menjawab, “Kalau anda adalah seorang nabi, maka sudah pasti anda memiliki mukjizat.”

Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama berkata, “Apakah belum cukup bagimu mukjizatku berupa mimpi yang kamu lihat di tanah Syam, kemudian mimpimu itu dita’birkan oleh pendeta Nasrani dan ia memberitahumu tentang keislamannya?”


Sesaat setelah mendengar penjelasan Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama barusan, Abu Bakar berkata, “Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan anda adalah utusan Allah.”


Akhirnya Abu Bakar pun masuk Islam dan bersungguh- sungguh dalam keislamannya.


b.    Adik yang Bertaubat dan Kakak yang Ingkar.


Ada dua bersaudara, kakak dan adik, yang berkepercayaan Majusi pada zaman Malik bin Dinar.    Mereka    berdua menyembah api. Si kakak telah menyembah api selama 73 tahun sedangkan si adik telah menyembahnya selama 35 tahun.


Si adik berkata, “Kakak! Kemarilah! Mari kita coba apakah api yang kita sembah itu akan memuliakan kita atau membakar kita sebagaimana api membakar benda-benda lain yang tidak menyembahnya. Kalau api memuliakan kita maka kita tetap akan menyembahnya. Tetapi apabila api membakar kita, maka kita tidak akan menyembahnya lagi.”


Si kakak menjawab “Baiklah. Aku setuju.”


Kemudian si kakak dan si adik menyalakan api.


“Kakak! Kamu dulu yang meletakkan tangan di atas api atau aku dulu?” tanya si adik.


“Kamu dulu saja!” jawab si kakak.


Kemudian si adik pun meletakkan tangannya di atas api dan ternyata api membakar jari-jarinya.


“Aaah,” teriak si adik kesakitan sambil segera menjauhkan tangannya dari atas api.


“Hai api! Aku telah menyembahmu selama 35 tahun dan kamu telah membuatku sakit terbakar!” seru si adik.


Si adik melanjutkan, “Hai kakak! Mari kita menyembah Tuhan Yang Esa yang apabila kita berbuat dosa dan meninggalkan perintah-Nya selama misalnya 500 tahun maka Dia akan mengampuni dan memaafkan kita dengan kita melakukan ketaatan sebentar saja dan meminta ampun sekali saja.”


Kemudian si kakak setuju dengan ajakan si adik.


Si adik berkata, “Kakak! Mari kita pergi menemui seseorang yang bisa memberikan petunjuk kepada kita pada jalan yang lurus dan mengajari kita agama Islam.”


Setelah itu, mereka bersama-sama sepakat untuk menemui Malik bin Dinar agar menuntun mereka masuk Islam. Kemudian mereka pergi menuju Malik bin Dinar dan menemuinya. Setelah sampai di tempat Malik bin Dinar berada, mereka mendapatinya tengah berada di daerah datar Bashrah sedang berada di perkumpulan orang- orang sambil memberikan nasehat kepada mereka. Banyak sekali    orang-orang yang berkumpul di majlis nasehatnya.


Ketika si kakak dan si adik melihat Malik bin Dinar, si kakak berkata kepada si adik:


“Aku telah berubah pikiran. Aku tidak akan masuk Islam karena sebagian besar usiaku telah aku habiskan untuk menyembah api. Andai aku masuk Islam dan masuk ke dalam agama Muhammad, maka para keluarga dan para tetanggaku akan mencelaku. Menyembah api lebih baik bagiku daripada menerima celaan mereka.”


“Jangan kakak! Celaan mereka bisa hilang tetapi menyembah api tidak bisa hilang,” pinta si adik.


Tetapi si kakak tetep saja tidak memperdulikan omongan si adik.


“Ya sudah! Kembali sana dengan kepercayaanmu menyembah api. Kamu adalah orang yang celaka dan anak dari orang celaka pula. Sungguh orang yang celaka di dunia dan akhirat!” kata si adik kepada si kakak.


Kemudian si kakak kembali tidak jadi menemui Malik bin Dinar dan tidak jadi masuk Islam.


Sementara itu, si adik bersama istri    dan    anak-anaknya mendatangi Malik bin Dinar.


Mereka ikut berkumpul bersama orang-orang. Mereka duduk hingga Malik bin Dinar selesai dari pengajiannya. Kemudian si adik itu berdiri dan menceritakan kisahnya. Ia meminta Malik bin Dinar menuntun dirinya dan keluarganya untuk masuk Islam. Mendengar permintaannya, Malik bin Dinar pun menuntunnya dan keluarganya masuk Islam. Akhirnya mereka semua masuk Islam. Orang-orang pun menangis karena sangat senang dan terharu.


Beberapa saat kemudian, si adik hendak pulang. Tetapi Malik bin Dinar berkata:


“Duduklah sebentar! Aku hendak mengumpulkan harta bersama santri-santriku untukmu.”


“Aku tidak ingin menjual agamaku dengan harta dunia,” jawab si adik.


Kemudian si adik dan keluarganya kembali dan memasuki suatu bangunan- bangunan sepi. Di sana mereka menemukan sebuah rumah kosong. Mereka menempatinya.


Pagi hari kemudian, si istri berkata kepadanya:


“Pergilah ke pasar! Carilah pekerjaan! Belilah makanan dengan upah kerjamu!”


 Kemudian si adik bergegas dan pergi ke pasar mencari pekerjaan. Tetapi tak ada lowongan kerja sama sekali.



“Baiklah kalau tidak ada kerjaan yang aku dapati, aku akan bekerja kepada Allah,” kata si adik dalam hatinya.


Kemudian si adik masuk ke masjid yang sudah tidak terpakai dan sholat di sana karena Allah sampai malam. Kemudian ia kembali ke keluarga dengan tangan kosong.


“Apakah hari ini kamu tidak mendapati sesuatu yang bisa dimakan?” tanya istri.


“Wahai Istriku! Aku sudah bekerja kepada Malik dan ia belum menggajiku. Barangkali ia akan menggajiku besok,” jelas si adik.


(Kata Malik yang dimaksud oleh si adik adalah Allah Yang Maha Merajai. Sedangkan si istri memahami kata malik sebagai orang yang mempekerjakan buruh).


Akhirnya    mereka    semua semalaman istirahat dengan kondisi lapar.


Pada pagi hari berikutnya, si adik keluar menuju pasar dan mencari pekerjaan. Tetapi ia lagi- lagi tidak mendapati pekerjaan seperti    hari    sebelumnya.


 Kemudian ia memutuskan untuk sholat lagi di masjid yang sama sampai malam. Kemudian ia kembali ke keluarga dengan tangan kosong.


“Apakah hari ini kamu juga tidak mendapati sesuatu yang bisa di makan?” tanya istri.


“Wahai Istriku! Aku sudah bekerja kepada Malik yang sama seperti kemarin dan ia belum menggajiku. Barangkali ia akan menggajiku besok,” jelas si adik.

Hari besoknya adalah hari Jumat. Akhirnya    mereka    semua semalaman istirahat dengan kondisi lapar.


Pada hari berikutnya, yaitu hari Jumat, si adik pergi lagi ke pasar mencari pekerjaan. Tetapi seperti hari-hari sebelumnya, ia lagi-lagi tidak mendapati pekerjaan. Akhirnya ia pergi ke masjid yang sama dan melaksanakan sholat dua rakaat. Setelah selesai sholat, ia mengangkat kedua tangannya dan berdoa:


“Wahai    Tuhanku!    Wahai Pemimpinku! Wahai Gustiku! Engkau telah memuliakanku dengan masuk Islam. Engkau telah mengenakanku mahkota dengan mahkota Islam. Engkau telah memberiku petunjuk dengan petunjuk Islam. Oleh karena itu dengan kemuliaan Islam yang telah Engkau rizkikan kepadaku, dan dengan kemuliaan hari yang penuh berkah yang merupakan hari agung di sisi-Mu, yaitu hari Jumat, aku meminta kepada-Mu agar menghilangkan kesulitanku dalam menafkahi keluarga dan agar memberiku rizki dari arah- arah yang tidak aku sangka- sangka. Demi Allah! Aku malu dengan keluargaku dan anak- anakku dan aku takut mereka akan keluar dari Islam karena kondisi mereka seperti ini.”


Kemudian si adik berdiri dan khusyuk melaksanakan sholat dua rakaat. Setelah setengah hari terlewati, si adik pergi menuju sholat Jumat.


Sementara itu, si istri dan anak-anaknya merasa sangat lapar. Tiba-tiba ada seorang laki- laki datang di depan pintu rumah dimana mereka tinggal. Laki-laki itu mengetuk pintu. Kemudian si istri membukakannya. Sesaat setelah membuka pintui, ia melihat laki-laki yang ganteng dengan membawa suatu wadah emas yang tertutup kain yang ditenun dengan emas pula. Laki- laki itu berkata;


“Ambillah wadah ini! Dan katakan kepada suamimu kalau ini adalah upah pekerjaannya selama dua hari sebelumnya. Katakan kepadanya pula untuk lebih bekerja keras, karena kami akan mengupahinya, terutama pada hari ini, yaitu hari Jumat, karena bekerja sedikit di hari ini di sisi Allah Yang Maha Merajai dan Perkasa adalah pekerjaan yang besar.”


Kemudian si istri pun menerima wadah emas itu. Ketika ia buka, ternyata di dalamnya terdapat 1000 dinar. Kemudian ia mengambil satu dinar dan pergi ke tempat penukaran uang. Saat itu, pemilik toko penukaran uang adalah seorang Nasrani. Sesampai di toko, si istri memberikan satu dinar kepada pemilik toko. Satu dinar itu di timbang dan ternyata timbangannya lebih dari satu mitsqol sampai dua mitsqol. Kemudian si pemilik toko melihat ukiran uang dinar itu. Ia tahu kalau uang dinar itu adalah berasal dari hadiah akhirat.


“Darimana kamu mendapatkan uang dinar ini?” tanya si pemilik toko.


Kemudian si istri menceritakan kisahnya saat diberi wadah emas berisi uang dinar itu kepada si pemilik toko.


“Tuntun aku masuk Islam,” pinta si pemilik toko.


Kemudian si pemilik toko pun masuk Islam dan memberi 10 dirham kepada si istri.


“Infakkan 10 dirham ini! Jika sudah habis, maka beritahu aku!” pinta si pemilik toko kepada si istri.


Sementara itu, si adik selesai dari sholatnya. Ia pun kembali menemui keluarganya dengan tangan kosong. Sebelum menemui mereka, ia mengambil kain dan mengisinya dengan debu.



“Kalau istriku menanyakan apa bungkusan kain ini maka aku akan menjawab kalau bungkusan ini adalah gandum,” kata si adik dalam hatinya.


Ketika si adik telah masuk ke sekitar    bangunan-bangunan kosong, ia melihat rumahnya. Tiba-tiba, dari dalam rumahnya, ia telah melihat telah dipersiapkan tikar dan ia mencium bau makanan. Ia pun meletakkan kain berisi debu itu di dekat pintu rumahnya agar istrinya tidak tahu.


Kemudian si adik bertanya kepada istrinya tentang apa yang telah terjadi dan tentang makanan yang tiba-tiba sudah ada di rumah. Kemudian si istri bercerita kepada si adik, suaminya, tentang semua yang telah terjadi. Kemudian si adik bersujud bersyukur kepada Allah ‘Azza Wa Jalla.


“Apa yang kamu bawa di dalam kain itu?” tanya si istri kepada suaminya.


“Tidak perlu ditanyakan!” jawab si suami.


Kemudian si istri pergi mendekati pintu dan membuka kain. Tiba- tiba debu yang sebelumnya di dalam kain telah berubah menjadi gandum dengan izin Allah Ta’ala. Melihat kejadian itu, si suami bersujud bersyukur kepada Allah dan beribadah kepada-Nya sampai ia dicabut nyawanya oleh Allah Ta’ala.


Al-Faqih semoga Allah merahmatinya berkata “Angkatlah kedua tangan kalian dan ucapkan, ‘Dengan kemuliaan hari Jumat, ampunilah kami dan dosa-dosa kami! Hilangkanlah kesusahan- kesusahan kami!’ karena si adik ini ketika berdoa kepada Allah dan meminta kepada-Nya adalah dengan menggunakan kata-kata ‘dengan perantara kemuliaan Jumat (Bihurmatil Jumat)’ hingga Allah memenuhi kebutuhannya dan memberinya rizki dari arah- arah yang tidak ia sangka-sangka. Begitu juga dengan kita, ketika berdoa pada hari Jumat, maka kita sebaiknya mengucapkan kata-kata ‘dengan perantara kemuliaan Jumat (Bihurmatil Jumat).’ Barangkali    semoga    Allah memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita karena sesungguhnya Dia adalah Dzat Yang Maha Pengasih dan Tuhan Yang Maha Mulia”.