Pendahuluan
Kematian adalah sebuah keniscayaan yang pasti akan dialami oleh setiap makhluk. Namun, bagaimana dan kapan seseorang meninggal menjadi tanda dan pertanda atas keadaan akhir hidupnya. Salah satu tanda husnul khatimah adalah wafat di hari Jum’at. Rasulullah saw. memberikan kabar gembira bahwa siapa pun yang wafat di hari Jum’at akan diselamatkan dari fitnah kubur.
Tujuan Penulisan Buku Ini:
- Memberikan pemahaman tentang keistimewaan hari Jum’at dalam Islam.
- Menumbuhkan harapan akan rahmat Allah bagi mereka yang wafat di hari tersebut.
- Mendorong pembaca untuk memperbanyak amal baik di hari-hari yang mulia.
- Sebagai bahan muhasabah dan persiapan menuju akhir hayat.
Manfaat:
- Menumbuhkan semangat untuk beramal saleh.
- Menghilangkan rasa takut terhadap kematian.
- Menjadikan hari Jum’at sebagai momentum istimewa dalam hidup.
Intisari Bahasan
Hadis Utama:
Nabi saw. bersabda: "Barang siapa yang meninggal di hari Jum‘ah, maka Allah mengamankannya dari fitnah kubur." (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
Ayat Al-Qur’an Terkait:
- Surah Yasin Ayat 26-27
Arab: قِيلَ ٱدْخُلِ ٱلْجَنَّةَ ۖ قَالَ يَـٰلَيْتَ قَوْمِى يَعْلَمُونَ ﴿٢٦﴾ بِمَا غَفَرَ لِى رَبِّى وَجَعَلَنِى مِنَ ٱلْمُكْرَمِينَ ﴿٢٧﴾
Latin: Qīla udkhulil-jannata, qāla yā laitā qawmī ya‘lamūn. Bimā ghafara lī rabbī wa ja‘alanī minal-mukramīn.
Artinya: Dikatakan (kepadanya), "Masuklah ke surga!" Ia berkata, "Alangkah baiknya sekiranya kaumku mengetahui, bahwa Tuhanku telah mengampuni aku dan menjadikan aku termasuk orang-orang yang dimuliakan."
Tafsir Singkat: Ayat ini menunjukkan bahwa kematian bagi orang beriman bukanlah akhir, melainkan awal dari kemuliaan di sisi Allah.
Hadis Pendukung:
- "Hari terbaik di mana matahari terbit adalah hari Jum‘at..." (HR. Muslim)
- "Tidaklah seorang Muslim meninggal dunia pada hari Jum‘at atau malam Jum‘at, melainkan Allah akan lindungi dia dari fitnah kubur." (HR. Ahmad)
Nasehat dari Para Sufi dan Ulama Besar:
-
Hasan Al-Bashri: “Orang berakal adalah yang banyak mengingat mati dan mempersiapkannya.”
-
Rabi‘ah al-Adawiyah: “Cinta sejati kepada Allah membuat seseorang lebih mencintai pertemuan dengan-Nya dibanding dunia.”
-
Abu Yazid al-Bistami: “Kematian bukanlah perpisahan, tapi perpindahan ke kehadiran yang hakiki.”
-
Junaid al-Baghdadi: “Barangsiapa mati dalam cinta kepada Allah, maka hidupnya adalah kehidupan sejati.”
-
Al-Hallaj: “Kematian bagi pecinta adalah pintu untuk melihat kekasih sejati, yakni Allah.”
-
Imam al-Ghazali: “Siapa yang menginginkan akhir yang baik, maka bergaullah dengan orang yang baik, sibukkan diri dengan yang baik, dan berdoalah untuk akhir yang baik.”
-
Syekh Abdul Qadir al-Jailani: “Waktu paling berharga adalah saat menjelang wafat. Maka gunakanlah waktu hidupmu untuk taat.”
-
Jalaluddin Rumi: “Kematian bukan kehancuran, tapi kelahiran ke dalam kehidupan yang lebih sempurna.”
-
Ibnu ‘Arabi: “Setiap kematian adalah pertemuan antara pecinta dan yang dicintai.”
-
Ahmad al-Tijani: “Perbanyaklah selawat dan istighfar terutama di malam Jum‘at. Karena kematian bisa datang kapan saja, dan malam itu adalah malam keselamatan.”
Penutup
Kesimpulan: Kematian di hari Jum‘at adalah salah satu tanda kebaikan dan kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Ia menjadi isyarat tentang husnul khatimah dan jaminan dari fitnah kubur.
Relevansi dengan Kehidupan Sekarang:
- Di tengah ketidakpastian dunia, kabar ini menjadi harapan bagi orang beriman.
- Menjadikan hari Jum‘at sebagai momentum memperbanyak amal.
- Mengurangi ketakutan terhadap kematian dan meningkatkan kesadaran akan kehidupan akhirat.
Muhasabah:
- Sudahkah kita menyiapkan bekal untuk menghadapi kematian?
- Apakah kita telah mengisi hari-hari dengan kebaikan dan taubat?
- Apakah kita mencintai hari Jum‘at dan menghidupkannya dengan amal-amal sunnah?
Doa:
اللهم اختم لنا بحسن الخاتمة، ولا تختم علينا بسوء الخاتمة
Allāhumma akhtim lanā biḥusnil khātimah, wa lā takhtim ‘alainā bisū'il khātimah.
(Ya Allah, wafatkanlah kami dalam husnul khatimah dan jauhkan kami dari su'ul khatimah)
Semoga dengan memahami keistimewaan meninggal di hari Jum‘at, kita semakin bersungguh-sungguh mempersiapkan diri menyambut kematian dalam keadaan terbaik.
Wallāhu a‘lam.
Buku tentang Keistimewaan Orang yang Meninggal Pada Hari Jum’at sudah diperbarui sesuai permintaan Anda. Isinya kini lengkap dengan:
- Pendahuluan: mencakup tujuan dan manfaat penulisan
- Intisari Bahasan: mencantumkan ayat Qur’an dan hadis
- Nasehat dari 10 tokoh sufi besar
- Penutup: berisi kesimpulan, relevansi zaman sekarang, muhasabah, dan doa
No comments:
Post a Comment