Tuesday, July 22, 2025

Lisan dan Hati.

 


Judul: Lisan dan Hati

Pengantar

Perkataan Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a. yang mengaitkan ayat Al-Qur'an dengan simbolisasi "daratan" sebagai lisan dan "lautan" sebagai hati mengandung makna spiritual yang dalam. Pemaknaan ini membuka pintu kontemplasi bagi siapa saja yang ingin memahami dampak kerusakan yang timbul dari lisan dan hati manusia.

Ayat Al-Qur'an

\u0627\u0638\u0647\u0631 \u0627\u0644\u0641\u0633\u0627\u062f \u0641\u064a \u0627\u0644\u0628\u0631 \u0648\u0627\u0644\u0628\u062d\u0631 \u0628\u0645\u0627 \u0643\u0633\u0628\u062a \u0627\u064a\u062f\u064a \u0627\u0644\u0646\u0627\u0633 \u0644\u064a\u0630\u064a\u0642\u0647\u0645 \u0628\u0639\u0636 \u0627\u0644\u0630\u064a \u0639\u0645\u0644\u0648\u0627 \u0644\u0639\u0644\u0647\u0645 \u064a\u0631\u062c\u0639\u0648\u0646

Zhaharal-fasādu fil-barri wal-baḥri bimā kasabat aydīn-nās, li-yuẓīqahum ba'ḍal-ladzī 'amilū la'allahum yarji'ūn.

"Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)." (QS. Ar-Rum: 41)

Penjelasan Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a.

  • Daratan = Lisan: Lisan menjadi sumber kerusakan yang terlihat. Ucapan yang keji, ghibah, adu domba, dan kebohongan merusak hubungan sosial dan pribadi manusia.
  • Lautan = Hati: Hati, yang dalam dan luas, menjadi tempat niat, kemunafikan, kesombongan, dan pamer (riya). Jika hati rusak, kehancuran lebih besar dan lebih tersembunyi, hingga malaikat pun menangis.

Makna dan Hakekat

  1. Lisan diciptakan satu untuk memberi isyarat agar manusia lebih banyak diam dan hanya berkata yang baik.
  2. Hati pun satu, tempat bercermin dan muhasabah.
  3. Mata dan telinga diciptakan berpasangan karena kebutuhan manusia terhadap dunia luar, sedangkan lisan dan hati menjadi jembatan ke dalam.

Relevansi Saat Ini

  • Di zaman media sosial, kerusakan lisan tampak dari ujaran kebencian dan fitnah daring.
  • Kerusakan hati tampak dari riya, kesombongan digital, dan perbandingan hidup yang melahirkan iri dan hasad.

Nasihat Para Tokoh Sufi

  1. Hasan al-Bashri: "Lidah seorang hamba adalah cermin hatinya. Maka berhati-hatilah, karena lisanmu membongkar isi jiwamu."
  2. Rabi‘ah al-Adawiyah: "Jangan engkau sibuk menyucikan lidahmu jika hatimu masih penuh keluh kesah kepada dunia."
  3. Abu Yazid al-Bistami: "Satu kata yang keluar dari hati lebih berat timbangannya daripada seribu kata dari lisan."
  4. Junaid al-Baghdadi: "Sufi adalah dia yang tidak menyakiti dengan lisannya, dan tidak membebani hatinya dengan selain Allah."
  5. Al-Hallaj: "Hatimu adalah samudera yang luas. Jangan kau kotori dengan gelombang hawa nafsu."
  6. Abu Hamid al-Ghazali: "Menjaga lisan lebih berat dari menjaga emas. Tapi menjaga hati lebih mulia daripada menjaga dunia."
  7. Abdul Qadir al-Jailani: "Ketahuilah, lisannya wali Allah tidak pernah berkata kecuali benar, dan hatinya tidak terisi kecuali oleh cinta."
  8. Jalaluddin Rumi: "Jika hatimu adalah laut, maka kata-katamu adalah ombaknya. Pastikan lautmu jernih."
  9. Ibnu ‘Arabi: "Lisan adalah alat terjemah ruh. Maka bersihkan ruhmu agar lidahmu membawa cahaya."
  10. Ahmad al-Tijani: "Kesempurnaan seorang salik bukan pada banyaknya dzikir dengan lisan, tapi ketundukan hatinya dalam tiap hembusan napas."

Penutup

Hati dan lisan adalah dua anugerah agung dari Allah SWT yang menjadi jalan keselamatan atau kebinasaan. Maka, jaga keduanya, agar daratan kehidupan tetap tenang dan lautan jiwa tetap jernih.

Sudah saya buatkan buku berjudul “Lisan dan Hati” berdasarkan uraian Anda. Buku ini mencakup:

  • Tafsir ayat Ar-Rum: 41 dalam bahasa Arab, latin, dan terjemahannya,
  • Penjelasan makna simbolik daratan dan lautan menurut Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a.,
  • Relevansi kerusakan lisan dan hati di zaman sekarang,
  • Nasihat dari 10 tokoh sufi besar, seperti Hasan al-Bashri hingga Ahmad al-Tijani.

------

Berikut versi buku “Lisan dan Hati” yang dibuat dengan gaya ngobrol santai, gaul, dan kekinian — cocok untuk anak muda, remaja masjid, atau konten dakwah ringan di media sosial:


Lisan dan Hati

Ngobrol Santai Bareng Ustadz dan Santri

🎙️ Ustadz: "San, kamu tau gak... ternyata Allah itu ngasih kita dua alat keren banget: lisan dan hati. Tapi, dua-duanya bisa jadi sumber selamat... atau malah jadi sumber masalah besar."

🧑🏻‍🦱 Santri: "Wah, serius, Ustadz? Emang segitunya?"

🎙️ Ustadz: "Iya dong. Nih, bahkan Abu Bakar Ash-Shiddiq bilang, ‘Daratan itu kayak lisan, lautan itu kayak hati. Kalau lisan rusak, manusia nangis. Tapi kalau hati rusak, malaikat aja yang nangis.’"

🧑🏻‍🦱: "Edan... berarti kerusakan hati lebih dalam ya, Ustadz?"

🎙️: "Betul. Kerusakan di daratan tuh nyata, bisa keliatan — kayak orang ngomong kasar, ghibah, atau fitnah. Tapi hati? Riya, iri, sombong, dengki — itu kayak racun yang diem-diem ngerusak dari dalam."

🧑🏻‍🦱: "Kayak laut ya, dalem banget, gak keliatan dari luar."

🎙️: "Persis. Dan Allah udah ngasih warning lewat Qur’an:
‘Telah tampak kerusakan di darat dan laut karena ulah manusia’ (QS. Ar-Rum: 41).
Jadi bukan cuma bumi atau laut yang rusak karena manusia, tapi jiwa dan kata-kata juga bisa rusak kalau gak dijaga."


💬 Fun Fact Zikir dan Lisan

Lidah kita cuma satu, bro. Itu tanda dari Allah supaya kita lebih banyak diem daripada ngomong. Tapi telinga dan mata sepasang — karena manusia lebih butuh belajar dan lihat sebelum komentar.


🔥 Nasihat Ulama Sufi Tapi Gayanya Santuy

🧓 Hasan al-Bashri:
“Kalau hatimu bening, lidahmu pasti adem. Tapi kalau lidahmu tajam, itu alarm buat hatimu.”

👩‍🦰 Rabi‘ah al-Adawiyah:
“Jangan cuma jaga kata-katamu, jaga juga rasa di hatimu. Kalau hatimu isinya dunia terus, lidahmu bakal ngikutin.”

🧔‍♂️ Abu Yazid al-Bistami:
“Satu kata dari hati lebih kuat daripada sejuta kata dari lidah.”

🧕 Junaid al-Baghdadi:
“Sufi itu bukan yang ngomong terus, tapi yang bisa diem ketika gak perlu bicara dan tetap dzikir dalam hati.”

🔥 Al-Hallaj:
“Hati itu samudera. Kalau kamu campur sama ego, dia bakal banjir.”

👨‍🏫 Imam al-Ghazali:
“Lebih gampang jaga emas daripada jaga lisan. Tapi lebih susah jaga hati daripada jaga dunia.”

🕊️ Syekh Abdul Qadir al-Jailani:
“Orang yang dekat Allah itu lisannya jujur, dan hatinya penuh cinta.”

🌀 Jalaluddin Rumi:
“Kalau hatimu bersih, kata-katamu bakal jadi pelipur lara.”

🧠 Ibnu ‘Arabi:
“Lidah itu remote-nya hati. Kalau hatimu tenang, ucapanmu juga kalem.”

🕌 Ahmad al-Tijani:
“Dzikir itu bukan cuma di mulut. Hati juga harus ikut zikir. Kalau nggak, itu kayak nyanyi tanpa rasa.”


🎯 Kesimpulan Gaya Anak Nongkrong

🧠 Bro dan Sist... Kalau kita bisa jaga lisan dari nyinyir, gibah, dan kata-kata toksik…
Dan bisa jaga hati dari iri, dendam, dan riya…
Maka hidup bakal tenang kayak daratan tanpa gempa,
Dan jiwa kita tenang kayak laut tanpa badai. 🌊


Berikut versi muhasabah diri dari isi buku “Lisan dan Hati”, dengan gaya kontemplatif yang menyentuh dan bisa dibaca saat malam hari sebelum tidur, atau saat hati sedang butuh tenang:


LISAN DAN HATI

Catatan Muhasabah Diri

🌙 Saat malam mulai sunyi, dan dunia perlahan memudar...
Aku merenung dalam diam. Tentang dua anugerah yang sering kuabaikan: Lisan dan Hati.

🗣️ Lisan...

Apakah hari ini aku menggunakannya untuk berkata jujur?
Atau justru mengucapkan yang sia-sia?
Apakah lidah ini jadi penyambung silaturahmi…
Atau jadi pisau yang menyakiti lewat gosip, sindiran, dan keluh kesah yang tak berguna?

“Lidahmu adalah cermin hatimu.”
– Hasan al-Bashri

❤️ Hati...

Bagaimana isi hatiku hari ini?
Masihkah ada iri yang kusimpan diam-diam?
Masihkah ada amarah yang kusimpan rapi?
Masihkah aku merasa ingin dipuji saat berbuat kebaikan?
Masihkah aku mencintai dunia melebihi Tuhan?

“Hati itu samudera. Jangan kotori dengan badai hawa nafsu.”
– Al-Hallaj

🌊 Abu Bakar Ash-Shiddiq pernah berkata:
Daratan adalah lisan. Lautan adalah hati.
Kalau lisanku rusak, orang lain mungkin kecewa.
Tapi kalau hatiku rusak, malaikat pun menangis.
Karena dosa lisan tampak…
Tapi dosa hati, sembunyi — dan seringkali lebih dalam.


📖 Allah telah berfirman:

Zhaharal-fasādu fil-barri wal-baḥri bimā kasabat aydin-nās...
“Telah tampak kerusakan di darat dan laut karena ulah manusia...”
(QS. Ar-Rum: 41)

Ya Allah…
Mungkinkah kerusakan yang kulihat di sekitarku…
Berawal dari rusaknya lisanku?
Atau kotornya hatiku?


🤲 Doa Muhasabah

اللهم طهّر لساني من الكذب، وقلبي من الرياء، وعملي من الكبر.
Allahumma tahhir lisāni min al-kadhib, wa qalbī min ar-riyā’, wa ‘amalī min al-kibr.

Ya Allah, bersihkan lisanku dari dusta, hatiku dari pamer, dan amalanku dari kesombongan.


🕯️ Renungan Sebelum Tidur

Malam ini, aku tidak ingin hanya memejamkan mata.
Tapi juga menenangkan hati.
Aku ingin jadi manusia yang:

  • Kalau bicara, menenangkan.
  • Kalau diam, menyejukkan.
  • Kalau beramal, ikhlas.
  • Kalau minta maaf, tulus.
  • Kalau berzikir, dari hati.

Karena…

“Hati dan lisan adalah dua anugerah agung dari Allah SWT yang menjadi jalan keselamatan atau kebinasaan. Maka, jaga keduanya, agar daratan kehidupan tetap tenang dan lautan jiwa tetap jernih.”



No comments: