Baik, berikut saya susun buku sesuai permintaan, lengkap dengan pendahuluan, intisari bahasan (disertai ayat Al-Qur’an & hadis), penutup (kesimpulan, relevansi, muhasabah, cara mengatasi, doa), serta nasihat dari 10 tokoh sufi.
Orang yang Sedikit Makrifatnya dan Orang yang Belum Mengenal Betul Dirinya Sendiri
Pendahuluan
Tujuan
Buku ini disusun untuk mengajak pembaca mengenal hakikat dua hal mendasar:
- Siapa penolong sejati yang selalu ada dalam hidup kita.
- Siapa musuh paling berbahaya yang terus-menerus menghalangi kita mendekat kepada Allah.
Dengan memahami hal ini, diharapkan pembaca dapat meningkatkan makrifatullah (pengenalan terhadap Allah) sekaligus makrifatun nafs (pengenalan terhadap diri dan nafsu).
Manfaat
- Membantu membersihkan keyakinan dari kesalahan bersandar pada makhluk.
- Menumbuhkan kewaspadaan terhadap hawa nafsu.
- Mengarahkan hati untuk hanya bergantung kepada Allah.
- Menjadi panduan muhasabah harian agar selamat di dunia dan akhirat.
Intisari Bahasan
Ungkapan Hikmah
“Barangsiapa mengira bahwa mempunyai penolong yang lebih mumpuni dibanding Allah, maka baru sedikit ia mengenali Allah. Dan barangsiapa mengira mempunyai musuh yang lebih kejam dibanding nafsunya, berarti baru sedikit ia mengetahui dirinya sendiri.”
Dalil Al-Qur’an
1. Allah sebagai Penolong Sejati
حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
Hasbunallahu wa ni‘mal wakil
“Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Dia adalah sebaik-baik pelindung.”
(QS. Ali ‘Imran: 173)
Makna: Ayat ini mengajarkan keteguhan hati untuk hanya bergantung kepada Allah dalam segala urusan, tanpa menggantungkan harapan utama kepada makhluk.
2. Nafsu sebagai Musuh Paling Berbahaya
إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي
Inna an-nafsa la-ammaratun bis-sū’ illā mā raḥima rabbī
“Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku.”
(QS. Yusuf: 53)
Makna: Musuh terbesar manusia bukanlah orang lain atau setan semata, melainkan nafsu dalam diri yang selalu menggiring kepada dosa.
Hadis Rasulullah ﷺ
« أَعْدَى عَدُوِّكَ نَفْسُكَ الَّتِي بَيْنَ جَنْبَيْكَ »
“Musuhmu yang paling berbahaya adalah nafsumu yang berada di antara dua rusukmu.”
(HR. al-Baihaqi)
Makna: Bahaya nafsu lebih besar daripada ancaman luar, karena ia bersemayam dalam diri dan sulit diwaspadai tanpa ilmu dan mujahadah (kesungguhan).
Nasehat Para Ulama Sufi
-
Hasan al-Bashri:
“Jangan tertipu oleh amalmu, karena nafsu suka memolesnya agar engkau lalai dari Allah.” -
Rabi‘ah al-Adawiyah:
“Aku menyembah Allah bukan karena takut neraka atau mengharap surga, tapi karena Dia layak disembah.” -
Abu Yazid al-Bistami:
“Aku mengenal Tuhanku melalui kehinaan diriku sendiri.” -
Junaid al-Baghdadi:
“Makrifat adalah lenyapnya dirimu dan tetapnya Allah dalam hatimu.” -
Al-Hallaj:
“Tiada aku selain Allah, karena aku fana dalam-Nya.” -
Imam al-Ghazali:
“Orang yang tidak mengenal dirinya lebih bodoh dari binatang.” -
Syekh Abdul Qadir al-Jailani:
“Bersihkan hatimu dari cinta dunia, maka Allah akan memenuhinya dengan cahaya makrifat.” -
Jalaluddin Rumi:
“Nafsu adalah tirai tebal yang menutupi wajah Kekasih. Robek tirai itu untuk melihat-Nya.” -
Ibnu ‘Arabi:
“Kunci mengenal Allah adalah mengenal dirimu sendiri.” -
Ahmad al-Tijani:
“Makrifat bukan sekadar banyak ilmu, tapi terbukanya hijab antara hamba dan Tuhannya.”
Penutup
Kesimpulan
- Makrifatullah hanya dapat dicapai jika seseorang sadar bahwa Allah adalah satu-satunya penolong sejati.
- Makrifatun nafs tercapai jika seseorang mengetahui bahwa nafsu adalah musuh utama yang harus dikendalikan.
- Mengandalkan selain Allah adalah tanda lemahnya makrifat, dan meremehkan nafsu adalah tanda belum mengenal diri.
Relevansi Sekarang
Di era modern, banyak orang lebih percaya pada teknologi, koneksi, atau materi dibanding pertolongan Allah. Di saat yang sama, hawa nafsu diberi panggung dan dirayakan melalui gaya hidup bebas. Inilah tanda perlunya kembali pada muhasabah diri.
Muhasabah & Cara Mengatasinya
- Perkuat tawakal – Sadari bahwa makhluk hanyalah perantara, Allah yang menentukan segalanya.
- Jihad melawan nafsu – Perbanyak puasa, zikir, dan ibadah malam untuk melemahkan dominasi nafsu.
- Perbanyak doa dan istighfar – Minta pertolongan Allah agar hati dilindungi dari tipu daya nafsu.
- Belajar dari ulama dan orang saleh – Mengambil hikmah dari mereka yang sudah menempuh jalan makrifat.
- Jangan terlalu percaya pada diri sendiri – Akui kelemahan, dan serahkan urusan kepada Allah.
Doa
Allahumma arinal haqqo haqqon warzuqnat tiba’ah, wa arinal bathila bathilan warzuqna ijtinabah.
“Ya Allah, tunjukkan kepada kami yang benar itu benar, dan berilah kami rezeki untuk mengikutinya. Tunjukkan kepada kami yang batil itu batil, dan berilah kami rezeki untuk menjauhinya.”
versi bahasa santai, tapi ayat Qur’an dan hadisnya tetap pakai teks asli.
Hasilnya seperti ini:
Orang yang Sedikit Makrifatnya dan Orang yang Belum Mengenal Betul Dirinya Sendiri
Pembukaan
Tujuan
Buku ini dibuat buat lo yang pengen bener-bener ngerti dua hal penting banget dalam hidup:
- Siapa sih penolong paling hebat yang gak pernah ninggalin lo?
- Siapa musuh paling jahat yang diem-diem ngerusak hidup lo dari dalam?
Kalau dua hal ini udah kebuka di hati lo, hidup bakal beda. Lo bakal ngerti gimana caranya deket sama Allah, dan gak gampang dibego-begoin sama nafsu sendiri.
Manfaat
- Ngebantu lo biar gak salah sandaran (gak gampang ngegantungin harapan ke manusia).
- Bikin lo lebih waspada sama “musuh dalam selimut” alias nafsu.
- Ngasih reminder buat selalu ngandelin Allah dulu sebelum siapa pun.
- Jadi panduan buat muhasabah, biar hati lo makin bersih dan ringan.
Inti Bahasan
Quote Dalem Banget
“Barangsiapa mengira bahwa mempunyai penolong yang lebih mumpuni dibanding Allah, maka baru sedikit ia mengenali Allah. Dan barangsiapa mengira mempunyai musuh yang lebih kejam dibanding nafsunya, berarti baru sedikit ia mengetahui dirinya sendiri.”
Dalil Al-Qur’an
1. Allah itu Penolong Sejati
حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
Hasbunallahu wa ni‘mal wakil
“Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Dia adalah sebaik-baik pelindung.” (QS. Ali ‘Imran: 173)
💡 Ngertiinnya: Kalau udah punya Allah di pihak lo, udah cukup banget. Semua penolong selain Dia cuma bonus, bukan inti.
2. Nafsu itu Musuh Nomor Satu
إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي
Inna an-nafsa la-ammaratun bis-sū’ illā mā raḥima rabbī
“Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku.” (QS. Yusuf: 53)
💡 Ngertiinnya: Nafsu itu kayak temen toxic, pura-pura sayang tapi sebenernya mau ngerusak lo dari dalam.
Hadis Rasulullah ﷺ
« أَعْدَى عَدُوِّكَ نَفْسُكَ الَّتِي بَيْنَ جَنْبَيْكَ »
“Musuhmu yang paling berbahaya adalah nafsumu yang berada di antara dua rusukmu.” (HR. al-Baihaqi)
💡 Ngertiinnya: Jangan cuma waspada sama musuh di luar sana. Musuh terbesar justru nongkrong di hati lo, tiap hari.
Nasihat Para Tokoh Sufi (versi gaul)
- Hasan al-Bashri: “Jangan ge-er sama amal lo, nafsu pinter banget bikin lo ngerasa udah suci padahal enggak.”
- Rabi‘ah al-Adawiyah: “Gue cinta Allah bukan karena surga atau neraka, tapi karena Dia emang layak dicinta.”
- Abu Yazid al-Bistami: “Gue nemuin Allah justru pas gue sadar diri gue ini nothing.”
- Junaid al-Baghdadi: “Makrifat itu lo ilangin ‘gue’ lo, dan tinggalin Allah di hati lo.”
- Al-Hallaj: “Di hati gue udah gak ada ‘aku’, yang ada cuma Allah.”
- Imam al-Ghazali: “Kalau lo gak kenal diri lo sendiri, lo kalah sama kambing.”
- Syekh Abdul Qadir al-Jailani: “Bersihin hati lo dari cinta dunia, nanti Allah isi dengan cahaya.”
- Jalaluddin Rumi: “Nafsu itu kayak gorden tebel nutupin cahaya Allah. Robek tuh gorden!”
- Ibnu ‘Arabi: “Kalau lo mau kenal Allah, kenal dulu siapa diri lo sebenernya.”
- Ahmad al-Tijani: “Makrifat itu bukan banyak teori, tapi ketika lo udah gak ada jarak sama Allah.”
Penutup
Kesimpulan
- Lo baru bener-bener kenal Allah kalau lo yakin cuma Dia yang bisa nolong lo.
- Lo baru bener-bener kenal diri lo kalau sadar nafsu itu musuh utama lo.
- Mengandalkan makhluk = makrifat lo lemah. Nganggep nafsu aman = lo belum kenal diri.
Relevansi Zaman Sekarang
Sekarang banyak orang lebih percaya saldo, link, atau gadget dibanding doa. Nafsu malah dibiarin liar: pengen pamer, pengen viral, pengen instan. Makanya banyak yang makin jauh dari makrifat.
Muhasabah & Cara Ngelawan Nafsu
- Perkuat tawakal – Jangan taruh harapan lo ke manusia, tapi ke Allah.
- Latih diri lawan nafsu – Puasa, shalat malam, dan zikir itu kayak gym buat hati.
- Perbanyak doa – Minta Allah jagain hati lo.
- Ngaji ke orang yang bener – Biar gak tersesat sama opini ngawur.
- Sadari kelemahan diri – Jangan ngerasa bisa tanpa Allah.
Doa
Allahumma arinal haqqo haqqon warzuqnat tiba’ah, wa arinal bathila bathilan warzuqna ijtinabah.
“Ya Allah, tunjukkan kepada kami yang benar itu benar, dan berilah kami rezeki untuk mengikutinya. Tunjukkan kepada kami yang batil itu batil, dan berilah kami rezeki untuk menjauhinya.”