Wednesday, June 25, 2025

BEBERAPA HAL YANG DULU TERJADI PADA ORANG JAHILIYAH.


HADITS KE-19 : BEBERAPA HAL YANG DULU TERJADI PADA ORANG JAHILIYAH


Berhala    itu    berkata, “Muhammad telah datang.”

Diriwayatkan dari Ali bin Abu Tholib bahwa ia berkata:

“Suatu ketika kita sedang bersama Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam pada masa awal kemunculan agama Islam. Tiba- tiba ada seorang laki-laki yang naik unta mendatangi kita. Pada dirinya dan untanya terdapat tanda-tanda kalau ia telah melakukan suatu perjalanan dan juga nampak baginya tanda-tanda kesulitan melakukan perjalanan. Kemudian ia berdiri di depan kita dan bertanya:

“Manakah di antara kalian yang bernama Muhammad?”

Kemudian kami mengarahkan isyarat ke arah Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama.

“Hai Muhammad! Manakah di antara dua pilihan antara kamu memperlihatkan apa yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadaku atau aku yang memperlihatkan apa yang diperintahkan oleh berhalaku kepadamu?”

Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama menjawab, “Baiklah! Aku saja yang memperlihatkan kepadamu    ajaran    yang diperintahkan oleh Tuhanku.”

Kemudian Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama menjelaskan dan berkata:

“Islam tersusun di atas 5 (lima) pondasi.”

Laki-laki itu berkata, “Hai Muhammad! Aku adalah Ghossan bin Malik al-Amiri. Kami memiliki sebuah berhala dimana kami selalu menyembelih sembelihan di bulan Rajab di dekatnya dan beribadah kepadanya dengan sembelihan itu. Suatu ketika ada seorang laki-laki dari penduduk kami hendak menyembelih sembelihan. Ia bernama Ushom. Ketika ia mengangkat tangannya untuk menyembelih maka terdengarlah suara yang berasal dari perut berhala itu:

Hai Ushom! Islam telah datang. Berhala-berhala adalah batil. Diri seseorang akan terjaga haknya. Sanak saudara disambung. Hakikat agama telah muncul. Semoga keselamatan tercurah padamu. Hai Ushom!

Ushom pun senang dan keluar pergi memberitahuku. Lalu kami mendengar tentang beritamu. Wahai Rasulullah!

Beberapa hari setelah itu, ada seorang laki-laki lagi yang bernama    Thorik    hendak menyembelih sembelihan di dekat berhala itu. Ketika ia mengangkat tangannya untuk menyembelih maka terdengar suara yang berasal dari perut berhala itu:

Hai Thorik! Nabi yang benar telah diutus. Didatangkan kepadanya suatu wahyu Firman Allah Yang Maha Mulia dan Maha Pencipta.

Thorik pun pergi menuju keramaian    dan    berteriak mengatakan perkataan suara itu di antara orang-orang sehingga kabar-kabarmu pun meyakinkan kami. Akan tetapi kami hidup di kalangan orang-orang yang membuat kebohongan tentangmu dan yang membenarkanmu.

3 (tiga) hari yang lalu aku hendak menyembelih sembelihan di dekat berhala. Ketika aku mengangkat tanganku untuk menyembelihnya maka aku mendengar suara yang keras dari perut berhala dengan bahasa yang jelas:

Hai Ghossan bin Malik al-Amiri! Telah datang kebenaran seorang nabi berketurunan Hasyim di Tuhamah. Orang-orang yang menolongnya akan mendapatkan keselamatan dan orang-orang yang menghinakannya akan mendapatkan kekecewaan. Ia adalah nabi yang memberi petunjuk    dan    mengajak menyembah Allah sampai Hari Kiamat.

Kemudian berhala melompat dari tanah dan jatuh telungkup.”

Mendengar cerita Ghossan, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama membaca takbir dan diiringi oleh para sahabat.

Laki-laki itu (Ghossan) berkata. “Aku memiliki tiga syair bait. Apakah anda mengizinkanku membacakannya untukmu?”

Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama pun mengizinkannya.

Ghossan berkata:

Aku mempercepat perjalanan mencari (Muhammad) melewati tanah datar ** dan naik ke tanah- tanah berpasir

agar aku bisa menolong manusia terbaik dengan pertolongan yang dikukuhkan ** dan aku akan menguatkan    ikatan-ikatan (ajaran)mu dengan ikatan (hati)ku

Aku bersaksi bahwa sesungguhnya Allah adalah Haq Yang Maha Esa
** Agama Islam ini adalah agama yang aku percayai selama aku masih hidup

---------

Berikut versi santai, tetap menjaga inti isi dan makna hadits ke-19 dalam Kitab al-‘Usfūriyyah:


Bismillah...
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh...

Baru aja nih, oleh-oleh kajian ba’da Isya dari Masjid Nurul Jannah, Rabu malam, 25 Juni 2025. Malam ini kita bahas santai isi Kitab al-‘Usfūriyyah, masuk ke Hadis ke-19, temanya:

🟢 "Beberapa Hal yang Dulu Terjadi di Masa Jahiliyah..."

Kisah ini dibawain oleh Sayyidina Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu. Jadi ceritanya, suatu hari kami lagi bareng Rasulullah ﷺ, waktu itu Islam masih awal-awal banget muncul. Tiba-tiba datang seorang laki-laki naik unta, kelihatan banget habis perjalanan jauh, capek, lusuh, tapi niat banget nyari kebenaran.

Begitu sampai, dia langsung berdiri di depan kita dan nanya,
“Siapa di antara kalian yang namanya Muhammad?”
Kita semua langsung nunjuk ke Rasulullah ﷺ.

Laki-laki itu langsung nyeletuk:
“Wahai Muhammad, kamu mau nunjukin apa yang Tuhanku suruh ke kamu, atau aku yang nyampein apa yang berhalaku perintahkan ke kamu?”

Nabi ﷺ jawab dengan tenang:
“Aku saja yang akan menunjukkan apa yang diperintahkan oleh Tuhanku.”
Lalu Rasulullah ﷺ menjelaskan bahwa Islam itu dibangun di atas lima pondasi utama.

Laki-laki itu pun memperkenalkan dirinya:
“Aku Ghossan bin Malik al-Amiri. Kami punya berhala yang biasa kami sembelih kambing buat dia setiap bulan Rajab. Tapi ada kejadian aneh…”

Dia cerita:

  • Suatu hari, ada orang dari kampung kami namanya Ushom, mau sembelih kambing buat berhala itu. Tapi tiba-tiba dari dalam berhala keluar suara:
    “Hai Ushom! Islam udah datang. Berhala itu cuma kesesatan. Hak manusia harus dijaga. Silaturahmi harus dijaga. Kebenaran udah muncul. Semoga kamu selamat, Ushom!”

  • Lalu orang lain lagi, namanya Thorik, mau sembelih juga. Tapi lagi-lagi muncul suara dari perut berhala:
    “Hai Thorik! Nabi yang benar sudah datang. Dia mendapat wahyu dari Allah Yang Maha Kuasa.”

  • Dan terakhir, 3 hari lalu, Ghossan sendiri yang mau sembelih kambing, eh... suara dari berhala itu lagi muncul, jelas banget:
    “Hai Ghossan! Udah datang kebenaran, seorang nabi dari Bani Hasyim di Tuhamah. Siapa yang bantu dia bakal selamat, siapa yang nentang bakal kecewa. Dia nabi yang membimbing ke jalan Allah sampai hari kiamat.”

Dan yang paling mengejutkan: berhalanya langsung jatuh telungkup ke tanah!

Nabi ﷺ langsung takbir: “Allahu Akbar!”, dan para sahabat ikut bertakbir.

Setelah itu, Ghossan bilang:
“Aku punya tiga bait syair, boleh nggak aku bacain untukmu, ya Rasulullah?”
Nabi ﷺ pun mengizinkan.

Ghossan pun membacakan syairnya dengan semangat:

“Aku buru-buru menempuh perjalanan panjang,
lewati dataran dan gurun,
buat ketemu manusia terbaik dan bantu dakwahnya...
Aku akan kuatkan ajaranmu dengan hatiku,
Aku bersaksi bahwa Allah itu Esa,
dan Islam inilah agamaku selamanya…”

Masya Allah... luar biasa ya kisahnya. Dari zaman jahiliyah pun, berhala aja ngaku kalah sama kebenaran Islam, apalagi kita manusia yang punya akal dan hati. Yuk kita makin kuatkan iman kita dan makin cinta sama ajaran Rasulullah ﷺ.

Semoga manfaat yaa...

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
🌙✨


Tuesday, June 24, 2025

Harta Haram Penghalang Meningkatnya Iman.

 


Judul Buku: Harta Haram Penghalang Meningkatnya Iman


Pendahuluan

Dalam perjalanan menuju kesempurnaan iman, makanan dan harta yang dikonsumsi manusia memegang peranan sangat penting. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menegaskan bahwa harta haram menjadi penghalang bertambahnya iman. Buku ini mengupas secara mendalam hakikat dari harta haram, pengaruhnya terhadap hati, dan bagaimana jalan menuju kesucian jiwa berdasarkan Al-Qur'an, hadis, tafsir, serta nasihat para tokoh sufi besar.


Bab 1: Dasar Hadis

"Hai Ali, orang mukmin itu senantiasa bertambah meningkat agama (amal baik)nya, selama dia tidak memakan makanan haram. Barangsiapa yang menjauhi ulama, maka hatinya mati dan tidak tahu menjalankan taat kepada Allah swt."

Dalam hadis Nabi saw. yang lain:

"Barangsiapa makan barang halal selama empat hari, maka Allah akan menerangi hatinya dan mengalirkan sumber-sumber hikmah dari hatinya."


Bab 2: Dalil Al-Qur'an

1. Al-Baqarah: 168

ايُهَا الناسُ كُلُوا ممّا فِي الأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا

"Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi..."

Tafsirnya: Allah memerintahkan agar manusia menjaga makanan dan hartanya dari yang haram, karena makanan halal akan menguatkan hati dalam ketaatan, sementara makanan haram menggelapkan hati.

2. Al-Mu’minun: 51

يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنْ الطَيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا

"Wahai para rasul! Makanlah dari makanan yang baik-baik dan beramallah yang saleh."

Tafsirnya: Makanan yang halal dan baik adalah prasyarat diterimanya amal saleh.


Bab 3: Hakikat Harta Haram

Harta haram bagaikan racun halus yang merusak hati tanpa terasa. Ia menutup cahaya hikmah, menjauhkan pelakunya dari kemanisan iman, bahkan menjadi hijab antara dirinya dan Allah.


Bab 4: Relevansi di Zaman Sekarang

Di zaman modern, harta haram menjelma dalam bentuk yang lebih halus: korupsi, riba, suap, penipuan bisnis, hingga kezaliman sistemik. Padahal, di balik semua itu tersembunyi kehancuran rohani. Banyak orang rajin beribadah, namun jauh dari ketenangan batin, karena hartanya bercampur haram.


Bab 5: Nasihat Para Tokoh Sufi

1. Hasan al-Bashri: "Tidaklah seorang hamba meneguk sesuap makanan haram, melainkan akan tumbuh darinya daging yang membuat hatinya keras dan menjauhkannya dari rahmat Allah."

2. Rabi‘ah al-Adawiyah: "Cinta kepada Allah tak akan bertemu dalam hati yang dipenuhi harta haram. Kelembutan dzikir lahir dari kemurnian makanan."

3. Abu Yazid al-Bistami: "Siapa yang memakan yang haram, dia akan kehilangan kelezatan munajat."

4. Junaid al-Baghdadi: "Awal jalan para salik adalah menjaga perut dari yang haram, karena darinya bermula cahaya atau kegelapan."

5. Al-Hallaj: "Makanan yang haram seperti dinding tebal yang menghalangi seorang hamba dari menyaksikan Allah."

6. Abu Hamid al-Ghazali: "Lidah yang mengucap dzikir sementara perut dipenuhi yang haram, maka dzikirnya hanyalah gerakan tanpa ruh."

7. Abdul Qadir al-Jailani: "Barangsiapa membersihkan hartanya dari haram, maka Allah bukakan baginya pintu-pintu makrifat."

8. Jalaluddin Rumi: "Makanan halal adalah bahan bakar cahaya jiwa. Yang haram adalah asap hitam yang menutupi nur Allah di hati."

9. Ibnu ‘Arabi: "Setiap zarah dari makanan haram membentuk penghalang di alam ruhani yang menghalangi futuhat (pembukaan rahasia ilahi)."

10. Ahmad al-Tijani: "Bersihkanlah perutmu, niscaya Allah bersihkan hatimu dari segala kegelapan."


Bab 6: Jalan Menuju Kesucian Harta

  • Selalu selektif dalam sumber penghasilan
  • Hindari riba, suap, dan ketidakadilan
  • Bergaul dengan ulama dan orang shalih
  • Perbanyak istighfar dan taubat
  • Memperbaiki niat dalam mencari harta

Penutup

Harta haram bukan sekadar dosa materi, namun racun ruhani. Kesungguhan membersihkan harta akan membuka pintu kelezatan iman, kemurnian ibadah, dan kenikmatan hakiki dalam berhubungan dengan Allah.


Semoga buku ini menjadi peringatan dan nasihat bagi kita semua di tengah ujian dunia yang penuh godaan.