Wednesday, November 24, 2010

Mencegah Si Silent Disease, Osteoporosis

Mencegah Si Silent Disease, Osteoporosis

Foto: Romy Palar

Penyakit ini datang nyaris tanpa gejala. Untuk mencegahnya, nutrisi untuk tulang serta gaya hidup sehat menjadi kunci.

Data dari International Osteoporosis Foundation (IOF) menyebutkan, 1 dari 3 wanita memiliki kecenderungan terkena osteoporosis dan 1 dari 5 pria memiliki kecenderungan terkena osteoporosis. Di Indonesia sendiri, 2 dari 5 orang berisiko osteoporosis (terutama yang memasuki usia menopause).

Osteoporosis dapat menyerang siapa saja. Untuk wanita, memang lebih berisiko karena faktor hormonal. Pada saat menopause, penyerapan kalsium menjadi berkurang dan diperparah oleh rendahnya konsumsi kalsium. Rata-rata orang Indonesia hanya mengonsumsi 40 persen dari kebutuhan kalsium harian.

Osteoporosis disebut sebagai silent disease , karena tidak menunjukkan tanda-tanda yang jelas sampai seseorang mengalami patah tulang. Pasien osteoporosis baru tahu ketika tulang mereka menjadi sangat lemah, sehingga tulang belakang atau pinggul patah hanya akibat terjatuh saat berjalan, misalnya. Satu-satunya cara tepat untuk mengetahui tingkat kepadatan tulang adalah dengan bone mineral density test (BMD).

Massa Tulang

Osteoporosis adalah kondisi tulang yang tipis, rapuh, keropos dan mudah patah akibat berkurangnya massa tulang, khususnya kalsium, yang terjadi dalam waktu lama. Jika seseorang terkena osteoporosis, maka lapisan tulang luar yang keras akan menipis dan rongga-rongga di dalam tulang akan membesar.

Puncak pembentukan massa tulang adalah sampai umur 30 tahun. Setelahnya, tingkat pembentukan massa tulang menurun, terutama pada wanita menjelang usia menopause (50 tahun ke atas). Tubuh akan mengambil kalsium dari tabungan yang ada di tulang. Jika tidak di-maintain , maka tabungan kalsium di tulang lama-lama habis.

Faktor genetik memang ikut menyumbang ukuran dan kepadatan tulang, gaya hidup juga memegang peranan penting. Penyebab lainnya antara lain ukuran tubuh. Postur tubuh yang kurus dan kecil mempunyai risiko lebih besar.

Gejala-gejala osteoporosis sendiri antara lain pegal, linu, nyeri tulang, serta kehilangan tinggi badan akibat punggung yang membungkuk.

Tabungan Kalsium

Menabung kalsium sebelum umur 30 tahun merupakan pertahanan terbaik untuk mencegah osteoporosis secara dini. Caranya dengan menyuplai energi dan nutrisi untuk tulang dengan kalsium dan vitamin D. Kebutuhan kalsium orang dewasa adalah 1000 mg/hari (sampai umur 50 tahun), dan 1200 mg/hari (lebih dari 51 tahun). Vitamin D juga penting, agar tubuh dapat menyerap kalsium dan makanan yang diasup. Kebutuhan vitamin D orang dewasa adalah 400-800 IU/hari atau bisa juga diperoleh dari 10 menit berjemur sinar matahari.

Olahraga secara teratur minimal 3 kali dalam seminggu, apalagi jika dilakukan secara teratur sejak muda akan mencapai massa tulang yang lebih besar. Kurangi juga kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol. Jangan lupa untuk melakukan BMD test minimum 1 tahun sekali.

Bagi yang memiliki faktor risiko tinggi terkena osteoporosis, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter tulang untuk perawatan lebih lanjut dan menghindari kegiatan yang dapat menyebabkan jatuh dan patah tulang. Sementara bagi yang telah mengalami menopause dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan untuk mendapatkan hormone replacement therapy .

Minimalkan Risiko Osteoporosi

Pastikan Anda sudah mengonsumsi kalsium dalam jumlah cukup seperti yang ditentukan, sesuai tahap usia.

Pertahankan jumlah asupan vitamin D, baik lewat paparan sinar matahari pagi, dari makanan maupun suplemen.

Lakukan diet seimbang dan kaya nutrisi, termasuk jumlah protein yang cukup, buah-buahan dan sayuran segar, baik untuk kesehatan tulang maupun kesehatan pada umumnya.

Pertahankan berat badan yang ideal dan sehat. Underweight (BMI kurang dari 19 kg/m2) merupakan salah satu faktor risiko osteoporosis.

Olahraga beban (jalan kaki untuk orang tua, joging, hiking,tenis, latihan beban, dan menari. seperti berjalan atau lari) akan membantu membangun massa dan kekuatan tulang pada usia muda, menjaga kepadatan tulang pada usia dewasa, serta mengurangi kerapuhan tulang di usia lanjut.

Hindari merokok dan konsumsi alkohol.

Fact Sheet CDR Fortos

Mengandung

extra calcium

(600 mg/tablet) untuk mencukupi kebutuhan kalsium harian yang terbukti secara klinis dapat mencegah dan untuk terapi osteoporosis.

1 tablet CDR Fortos = kalsium 3 gelas susu.

Diserap dalam tubuh secara lebih optimal karena mengandung Vitamin D3 aktif (cholecalciferol)

Bebas laktosa, bebas lemak, bebas gula.

Rasa jeruk yang menyegarkan.

Aman dikonsumsi penderita diabetes dan tidak mempunyai efek samping.

Tersedia juga dalam bentuk kaplet.

Obat Herbal Jika Si Kecil Sakit

Obat Herbal Jika Si Kecil Sakit (1)

Foto: Agus Dwianto

Pengobatan herbal kini sudah menjadi alternatif pengobatan yang diminati masyarakat. Bagaimana dengan anak-anak? Bolehkah mereka, khususnya anak balita, memperoleh pengobatan herbal?

Setelah bayi menjalani minum ASI eksklusif selama enam bulan (bila dilakukan), dan dilanjutkan dengan tambahan makanan pendamping ASI, maka saat itu juga bayi sudah bisa menerima masuknya obat herbal. "Bisa dimulai dengan herbal yang berasal dari bumbu dapur, sayur, dan buah-buahan yang ditambahkan pada makanan tambahan,” kata dr. Setiawan Dalimartha .

Dari Dapur Sendiri

Bumbu dapur berkhasiat herbal misalnya bawang putih, yang memiliki khasiat antibakteri dan antivirus, yang akan membantu memperkuat tubuh melawan gejala flu, batuk, diare.

Avokad kaya akan flavonoid (carotenoid lutein ) yang berkhasiat antioksidan, asam folat, asam pantotenat, asam oleat (oleic acid), beta-sitosterol, lecithine , niacin, vitamin (B1, B2, B5, C, A, K, E, biotin), mineral (fosfor, zat besi, copper , kalium, magnesium, zinc, glutatione ), dan serat punya khasiat yang tak main-main.

“Memberikan avokad sebagai makanan tambahan cukup memenuhi zat gizi bagi balita. Seratnya mencegah bayi dan balita sulit buang air besar (sembelit),“ lanjut dr. Setiawan.

Sementara brokoli mengandung air, protein, lemak, karbohidrat, glutation , karotenoid lutein , beta carotene, mineral (kalsium, zat besi, fosfor, kalium, magnesium, vitamin (A, B6, C, E, K, tiamin, riboflavin, nikotinamide , folat), dan serat yang tak kalah dengan avokad.

Brokoli akan mempercepat proses penyembuhan setelah sakit berat. Kandungan lutein yang tinggi pada brokoli juga mempunyai khasiat antikanker dan mencegah berkembangnya degenerasi makula pada usia lanjut.

”Bawang putih, bawang merah, brokoli, avokad, pepaya, pisang, dan kentang adalah sebagian dari bumbu dapur, buah dan sayur yang juga termasuk dalam pengobatan herbal. Yang berkhasiat obat adalah kandungan fitokimia yang ada di masing-masing obat herbal,” tambahnya.

Hati-hati Keracunan

Lalu, apa saja yang harus diperhatikan sebelum pemberian ramuan herbal pada anak? “Untuk usia di bawah 1 tahun, gunakan herbal seperti di atas. Jangan menggunakan herbal yang tidak dikenal manfaatnya,” kata dr. Setiawan.

Yang juga harus diperhatikan, walaupun herbal lebih aman dari obat kimia, namun ada bagian dari herbal yang beracun. Misalnya, saga rambat (Abrus precatorius ). Daun saga sering digunakan untuk pengobatan sakit tenggorok, sariawan, batuk kering, dan panas dalam. Bijinya mengandung abrine , albumin tumbuhan yang sangat toksik. Dosis 0,5 mg sudah menyebabkan keracunan.

Jadi, saran Setiawan, bila ada balita di rumah, sebaiknya tidak menanam saga karena warna bijinya sangat menarik (warna merah dengan bercak hitam di bagian ujungnya). Biji apel juga beracun karena mengandung cyanide yang mematikan. Jadi, jangan memblender apel berikut bijinya.

Kentang mentah bila penyimpanannya terpapar sinar atau sudah tumbuh kecambah, sangat beracun. Sinar menyebabkan bagian bawah kulit kentang berubah menjadi berwarna kehijauan. Walaupun warna hijau adalah klorofil yang berkhasiat untuk pengobatan, namun hal ini menandakan kadar solanine (golongan glycoalkaloids ) yang toksik menjadi meningkat.

“Jadi jangan berikan balita kentang mentah yang ketika dikupas sudah berwarna hijau, atau kentang mentah yang sudah ditumbuhi kecambah. Bisa menyebabkan diare, mual, dan muntah,” lanjutnya.


Obat Herbal Jika Si Kecil Sakit (2)

Foto: Agus Dwianto

Ramuan Untuk Anak

Ramuan herbal berguna untuk mengatasi berbagai gangguan yang biasa dialami anak-anak. Berikut beberapa gangguan dan ramuan herbal:

Demam

Siapkan satu buah jeruk nipis, 3 butir bawang merah, 1 sendok makan minyak kelapa, dan seujung sendok teh garam. Caranya, potong jeruk nipis, lalu peras. Airnya masukkan ke dalam cawan. Masukkan bawang merah yang telah ditumbuk kasar, minyak kelapa dan teh. Aduk sampai merata, lalu kompreskan di ubun-ubun, ketiak, dan samping leher.

Batuk pilek

Siapkan daun sambiloto dan daun jintan masing-masing 3 lembar, daun saga 1/3 genggam, dan sepotong gula batu seukuran kelereng. Cuci bersih lalu rebus dengan segelas air (200 cc) sampai tersisa 1/3 gelas. Setelah dingin, minum. Untuk balita, 3 kali ½ - 2 sendok makan.

Diare

Ambil daun muda jambu biji 3 lembar, teh hijau ½ sendok teh, dan 1 sendok teh serbuk beras merah. Rebus daun jambu biji, teh hijau, dan beras merah dengan 2 gelas air (400 cc) sambil diaduk sampai menjadi cairan seperti tajin. Setelah dingin, minumkan bada balita. Sehari 3 kali, masing-masing ½-2 sendok makan sampai diare berhenti. Perut yang kembung bisa dioleskan minyak kayu putih yang sudah diberi tumbukan bawang merah.

Foto: Agus Dwianto

Luka akibat terjatuh

Bersihkan luka dengan air perasan daun iler (Coleus scutellarioides) karena khasiatnya sebagai antiseptik. Untuk menghentikan perdarahan dan infeksi, tumbuk 3 lembar daun sirih dan 6 lembar daun sambiloto sampai halus, lalu tambahkan 3 sendok makan air bersih. Peras, airnya untuk mengompres luka.

Mimisan

Sediakan daun sirih segar sebanyak 6 lembar. Setelah dicuci bersih, tumbuk sampai halus. Peras, dan kumpulkan airnya. Ambil kassa steril, potong secukupnya, basahkan dengan air perasan daun sirih, dan gulung memanjang supaya bisa dimasukkan ke dalam hidung balita. Anak dibaringkan dengan memakai bantal kepala. Setelah mimisan berhenti, kain kassa ditarik keluar.

Memperkuat daya tahan tubuh anak

Buah dan sayuran bisa memperkuat daya tahan tubuh anak. Misalnya alpokad, anggur, atau bawang putih.

Hasto