📚 Buku Non-Formal
Tujuh Perkara yang Menghancurkan Manusia
1. Pendahuluan
Arti, Makna, Tafsir, dan Hakikat Judul
"Tujuh perkara yang menghancurkan manusia" adalah istilah yang berasal dari hadis Nabi ﷺ tentang al-mubiqat — dosa-dosa besar yang dapat membinasakan pelakunya di dunia dan akhirat. Kata mubiqat berasal dari bahasa Arab أوبق yang berarti menghancurkan, membinasakan, atau menjerumuskan ke dalam kebinasaan.
Hakikatnya, ini adalah peringatan langsung dari Rasulullah ﷺ agar manusia menjauhi tujuh perangkap besar yang merusak jiwa, meruntuhkan iman, dan memutuskan hubungan kita dengan Allah.
Latar Belakang Masalah
Banyak orang mengira bahwa kehancuran manusia hanya datang dari kemiskinan, peperangan, atau bencana alam. Padahal, Rasulullah ﷺ mengajarkan bahwa kehancuran sejati datang dari kerusakan hati dan amal. Di zaman sekarang, tujuh perkara ini justru sering dianggap biasa atau bahkan dijadikan kebanggaan. Akibatnya, manusia hidup dalam dosa tanpa sadar.
Tujuan dan Manfaat Penulisan
- Tujuan: Mengingatkan kembali umat Islam tentang tujuh dosa besar ini dengan penjelasan yang mudah dipahami dan relevan dengan kondisi kekinian.
- Manfaat: Memberikan wawasan, meningkatkan kesadaran, dan membantu pembaca menghindari perangkap dosa yang membinasakan.
Sistematika Penulisan Buku
Buku ini disusun dengan alur sederhana:
- Pendahuluan (arti dan latar belakang)
- Kajian teori (dalil dan relevansi zaman)
- Pembahasan inti (penjelasan tiap dosa besar, contoh masa kini, solusi)
- Penutup (kesimpulan, nasehat ulama, muhasabah, doa, dan ucapan terima kasih)
2. Tinjauan Pustaka / Kajian Teori
Relevansi Saat Ini
Di era digital, dosa-dosa besar ini punya bentuk baru: syirik hadir dalam bentuk pengkultusan manusia atau teknologi, sihir hadir lewat praktik mistik modern, riba semakin halus lewat sistem keuangan global, fitnah dan tuduhan zina menyebar lewat media sosial. Karena itu, pembahasan ini relevan untuk semua generasi.
Landasan Hukum
Hadis sahih riwayat Bukhari (no. 2766) dan Muslim (no. 89):
"Jauhilah tujuh perkara yang membinasakan..."
- Syirik kepada Allah
- Sihir
- Membunuh jiwa tanpa hak
- Memakan riba
- Memakan harta anak yatim
- Lari dari medan perang
- Menuduh zina wanita mukminah yang suci
3. Pembahasan Utama / Isi Inti Buku
Teori dan Aplikasi
- Syirik kepada Allah – Mengangkat selain Allah sebagai tempat bergantung. Modern: mengidolakan uang, jabatan, atau manusia hingga melupakan Allah.
- Sihir – Ilmu hitam, santet, atau mistik untuk mencelakai orang. Modern: termasuk hipnotis manipulatif atau “ritual sukses” yang mengundang jin.
- Membunuh tanpa hak – Kriminal, teror, aborsi ilegal, hingga pembunuhan karakter.
- Memakan riba – Bunga bank, pinjaman online berbunga mencekik, spekulasi pasar yang zalim.
- Memakan harta anak yatim – Mengambil dana amanah atau warisan yang bukan haknya.
- Lari dari medan perang – Di masa kini, termasuk meninggalkan kewajiban membela kebenaran.
- Menuduh zina wanita suci – Fitnah di media, gosip, cyber-bullying.
Studi Kasus & Hasil Pengamatan
- Kasus penipuan dana sosial yang seharusnya untuk anak yatim.
- Fitnah di media sosial yang berujung depresi dan bunuh diri.
- Praktik riba digital lewat aplikasi pinjaman yang merusak ekonomi keluarga.
Analisis dan Argumentasi
Semua mubiqat ini punya pola sama: merusak hubungan manusia dengan Allah, diri sendiri, dan sesama. Bahkan satu dosa bisa melahirkan dosa lain.
Aplikasi Teori dalam Konteks Kekinian
- Edukasi literasi agama sejak dini
- Pengawasan transaksi keuangan
- Filter informasi di media sosial
- Membangun keberanian membela kebenaran
Tantangan dan Solusi
- Tantangan: Normalisasi dosa di masyarakat.
- Solusi: Menghidupkan majelis ilmu, dakwah kreatif, edukasi digital.
4. Penutup
Kesimpulan
Tujuh perkara ini bukan sekadar larangan, tapi benteng iman. Menghindarinya adalah tanda kecerdasan spiritual.
Daftar Pustaka
- Shahih al-Bukhari
- Shahih Muslim
- Al-Kabair – Adz-Dzahabi
- Ihya’ Ulumiddin – al-Ghazali
- Syarh Muslim – an-Nawawi
Nasehat Ulama
- Hasan al-Bashri: “Dunia hanyalah jembatan, jangan membangunnya untuk selamanya.”
- Rabi‘ah al-Adawiyah: “Aku tidak menyembah-Mu karena takut neraka atau berharap surga, tapi karena cinta.”
- Abu Yazid al-Bistami: “Tinggalkan dunia sebelum dunia meninggalkanmu.”
- Junaid al-Baghdadi: “Tasawuf adalah membersihkan hati dari selain Allah.”
- Al-Hallaj: “Cintaku pada-Mu telah membuatku gila.”
- Imam al-Ghazali: “Hati yang dipenuhi cinta dunia, tak akan pernah merasakan manisnya akhirat.”
- Syekh Abdul Qadir al-Jailani: “Jangan mencari dunia, carilah Tuhan dunia.”
- Jalaluddin Rumi: “Apa yang kamu cari, sedang mencarimu.”
- Ibnu ‘Arabi: “Siapa mengenal dirinya, ia mengenal Tuhannya.”
- Ahmad al-Tijani: “Bersihkan hatimu, maka Allah akan menempatkan cahaya-Nya di sana.”
Muhasabah dan Caranya
- Hitung dosa harian
- Koreksi niat sebelum beramal
- Minta maaf sebelum tidur
- Shalat taubat setiap merasa bersalah
Doa
“Ya Allah, jauhkan kami dari tujuh perkara yang membinasakan, lapangkan hati kami untuk taat, dan matikan kami dalam husnul khatimah.”
Ucapan Terima Kasih
Terima kasih kepada para guru, keluarga, sahabat, dan pembaca yang senantiasa mencari kebenaran. Semoga buku ini menjadi amal jariyah.
Siap, saya akan ubah isi buku tadi jadi materi khotbah versi ngobrol santai gaul kekinian, cocok buat disampaikan setelah sholat atau di majelis taklim non-formal.
Dalil Qur’an dan hadis tetap aslinya, tapi penjelasan dibikin seperti lagi ngobrol bareng jamaah.
🎤 Ngobrol Santai: Tujuh Perkara yang Menghancurkan Manusia
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh…
Alhamdulillah, kita masih dikasih nikmat sholat berjamaah bareng, nikmat sehat, dan yang paling penting nikmat iman. Semoga Allah jaga iman ini sampai akhir hayat.
Hari ini kita mau ngobrol santai, tapi topiknya serius banget. Rasulullah ﷺ pernah ngasih warning langsung ke kita semua lewat hadis sahih riwayat Bukhari dan Muslim:
"اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ"
“Jauhilah tujuh perkara yang membinasakan.”
Sahabat nanya: “Apa aja, ya Rasulullah?”
Beliau jawab:
"الشِّرْكُ بِاللَّهِ، وَالسِّحْرُ، وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ، وَأَكْلُ الرِّبَا، وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيمِ، وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ، وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْغَافِلَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ"
Nah, ini dia 7 dosa besar yang bisa bikin kita hancur dunia-akhirat. Yuk kita bedah satu-satu, tapi kita bawa rileks aja.
1️⃣ Syirik kepada Allah
Syirik itu nyekutukan Allah. Bukan cuma nyembah patung, tapi juga kalau hati kita over-attach sama sesuatu selain Allah.
Misal: lebih percaya sama jimat daripada doa, lebih yakin sama bos daripada rezeki dari Allah.
Ini dosa yang Allah bilang nggak bakal diampuni kalau kita mati belum taubat.
2️⃣ Sihir
Kalau dulu bentuknya santet, pelet, guna-guna. Sekarang, sihir bisa lewat “ritual sukses” yang manggil jin, atau ikut pelatihan yang bilang bisa bikin orang tunduk pake energi gaib.
Pokoknya, kalau mintanya ke selain Allah, udah masuk wilayah bahaya.
3️⃣ Membunuh tanpa hak
Bukan cuma bunuh fisik, tapi juga bunuh mental orang.
Di zaman medsos, ini bisa lewat cyber-bullying, gosip, atau komentar jahat yang bikin orang depresi.
Allah sangat murka sama pembunuh, apalagi kalau korbannya orang beriman yang nggak salah.
4️⃣ Memakan riba
Riba itu bunga atau keuntungan zalim.
Sekarang bentuknya lebih halus: pinjaman online mencekik, bunga kartu kredit, atau bisnis tipu-tipu.
Rasulullah ﷺ sampai bilang pelaku riba itu kayak nyatain perang sama Allah dan Rasul-Nya.
5️⃣ Memakan harta anak yatim
Anak yatim itu amanah, hartanya suci. Kalau kita makan hak mereka, kata Qur’an itu sama kayak kita makan api neraka.
Hati-hati buat yang pegang amanah warisan atau donasi sosial.
6️⃣ Lari dari medan perang
Dulu maksudnya kabur dari jihad wajib.
Sekarang, bisa dimaknai juga kabur dari tanggung jawab, diam ketika kebenaran diinjak-injak, nggak mau bela yang haq karena takut rugi.
7️⃣ Menuduh zina wanita mukminah yang suci
Fitnah kayak gini berat banget dosanya.
Allah suruh kalau nuduh zina, harus ada 4 saksi yang lihat langsung kejadian.
Di zaman medsos, gampang banget orang nyebar foto atau video, lalu komentar seenaknya.
Ingat, ini bisa habisin pahala kita dalam sekejap.
💡 Jadi intinya…
Tujuh perkara ini adalah bom waktu. Kalau kita nggak hati-hati, hidup bisa hancur pelan-pelan.
Hasan al-Bashri pernah bilang: “Dosa itu rantai yang ngikat hatimu dari menuju Allah.”
Rabi‘ah al-Adawiyah juga bilang: “Jangan tukar cintamu pada Allah dengan dunia yang fana.”
Sahabat-sahabatku…
Kalau kita pernah nyemplung ke salah satunya, kabar baiknya pintu taubat masih kebuka.
Nggak usah tunggu tua, nggak usah tunggu senggang. Taubat itu darurat.
Mulai dari sekarang, kita jaga hati, jaga lisan, jaga langkah.
📿 Doa penutup:
"Ya Allah, jauhkan kami dari tujuh dosa besar yang membinasakan. Lapangkan hati kami untuk taat, kuatkan kami untuk istiqamah, dan wafatkan kami dalam husnul khatimah."
Aamiin ya Rabbal ‘alamin.