Saturday, August 16, 2025

Tujuh Perkara yang Menghancurkan Manusia.

 



📚 Buku Non-Formal

Tujuh Perkara yang Menghancurkan Manusia


1. Pendahuluan

Arti, Makna, Tafsir, dan Hakikat Judul

"Tujuh perkara yang menghancurkan manusia" adalah istilah yang berasal dari hadis Nabi ﷺ tentang al-mubiqat — dosa-dosa besar yang dapat membinasakan pelakunya di dunia dan akhirat. Kata mubiqat berasal dari bahasa Arab أوبق yang berarti menghancurkan, membinasakan, atau menjerumuskan ke dalam kebinasaan.
Hakikatnya, ini adalah peringatan langsung dari Rasulullah ﷺ agar manusia menjauhi tujuh perangkap besar yang merusak jiwa, meruntuhkan iman, dan memutuskan hubungan kita dengan Allah.

Latar Belakang Masalah

Banyak orang mengira bahwa kehancuran manusia hanya datang dari kemiskinan, peperangan, atau bencana alam. Padahal, Rasulullah ﷺ mengajarkan bahwa kehancuran sejati datang dari kerusakan hati dan amal. Di zaman sekarang, tujuh perkara ini justru sering dianggap biasa atau bahkan dijadikan kebanggaan. Akibatnya, manusia hidup dalam dosa tanpa sadar.

Tujuan dan Manfaat Penulisan

  • Tujuan: Mengingatkan kembali umat Islam tentang tujuh dosa besar ini dengan penjelasan yang mudah dipahami dan relevan dengan kondisi kekinian.
  • Manfaat: Memberikan wawasan, meningkatkan kesadaran, dan membantu pembaca menghindari perangkap dosa yang membinasakan.

Sistematika Penulisan Buku

Buku ini disusun dengan alur sederhana:

  1. Pendahuluan (arti dan latar belakang)
  2. Kajian teori (dalil dan relevansi zaman)
  3. Pembahasan inti (penjelasan tiap dosa besar, contoh masa kini, solusi)
  4. Penutup (kesimpulan, nasehat ulama, muhasabah, doa, dan ucapan terima kasih)

2. Tinjauan Pustaka / Kajian Teori

Relevansi Saat Ini

Di era digital, dosa-dosa besar ini punya bentuk baru: syirik hadir dalam bentuk pengkultusan manusia atau teknologi, sihir hadir lewat praktik mistik modern, riba semakin halus lewat sistem keuangan global, fitnah dan tuduhan zina menyebar lewat media sosial. Karena itu, pembahasan ini relevan untuk semua generasi.

Landasan Hukum

Hadis sahih riwayat Bukhari (no. 2766) dan Muslim (no. 89):

"Jauhilah tujuh perkara yang membinasakan..."

  1. Syirik kepada Allah
  2. Sihir
  3. Membunuh jiwa tanpa hak
  4. Memakan riba
  5. Memakan harta anak yatim
  6. Lari dari medan perang
  7. Menuduh zina wanita mukminah yang suci

3. Pembahasan Utama / Isi Inti Buku

Teori dan Aplikasi

  1. Syirik kepada Allah – Mengangkat selain Allah sebagai tempat bergantung. Modern: mengidolakan uang, jabatan, atau manusia hingga melupakan Allah.
  2. Sihir – Ilmu hitam, santet, atau mistik untuk mencelakai orang. Modern: termasuk hipnotis manipulatif atau “ritual sukses” yang mengundang jin.
  3. Membunuh tanpa hak – Kriminal, teror, aborsi ilegal, hingga pembunuhan karakter.
  4. Memakan riba – Bunga bank, pinjaman online berbunga mencekik, spekulasi pasar yang zalim.
  5. Memakan harta anak yatim – Mengambil dana amanah atau warisan yang bukan haknya.
  6. Lari dari medan perang – Di masa kini, termasuk meninggalkan kewajiban membela kebenaran.
  7. Menuduh zina wanita suci – Fitnah di media, gosip, cyber-bullying.

Studi Kasus & Hasil Pengamatan

  • Kasus penipuan dana sosial yang seharusnya untuk anak yatim.
  • Fitnah di media sosial yang berujung depresi dan bunuh diri.
  • Praktik riba digital lewat aplikasi pinjaman yang merusak ekonomi keluarga.

Analisis dan Argumentasi

Semua mubiqat ini punya pola sama: merusak hubungan manusia dengan Allah, diri sendiri, dan sesama. Bahkan satu dosa bisa melahirkan dosa lain.

Aplikasi Teori dalam Konteks Kekinian

  • Edukasi literasi agama sejak dini
  • Pengawasan transaksi keuangan
  • Filter informasi di media sosial
  • Membangun keberanian membela kebenaran

Tantangan dan Solusi

  • Tantangan: Normalisasi dosa di masyarakat.
  • Solusi: Menghidupkan majelis ilmu, dakwah kreatif, edukasi digital.

4. Penutup

Kesimpulan

Tujuh perkara ini bukan sekadar larangan, tapi benteng iman. Menghindarinya adalah tanda kecerdasan spiritual.

Daftar Pustaka

  • Shahih al-Bukhari
  • Shahih Muslim
  • Al-Kabair – Adz-Dzahabi
  • Ihya’ Ulumiddin – al-Ghazali
  • Syarh Muslim – an-Nawawi

Nasehat Ulama

  • Hasan al-Bashri: “Dunia hanyalah jembatan, jangan membangunnya untuk selamanya.”
  • Rabi‘ah al-Adawiyah: “Aku tidak menyembah-Mu karena takut neraka atau berharap surga, tapi karena cinta.”
  • Abu Yazid al-Bistami: “Tinggalkan dunia sebelum dunia meninggalkanmu.”
  • Junaid al-Baghdadi: “Tasawuf adalah membersihkan hati dari selain Allah.”
  • Al-Hallaj: “Cintaku pada-Mu telah membuatku gila.”
  • Imam al-Ghazali: “Hati yang dipenuhi cinta dunia, tak akan pernah merasakan manisnya akhirat.”
  • Syekh Abdul Qadir al-Jailani: “Jangan mencari dunia, carilah Tuhan dunia.”
  • Jalaluddin Rumi: “Apa yang kamu cari, sedang mencarimu.”
  • Ibnu ‘Arabi: “Siapa mengenal dirinya, ia mengenal Tuhannya.”
  • Ahmad al-Tijani: “Bersihkan hatimu, maka Allah akan menempatkan cahaya-Nya di sana.”

Muhasabah dan Caranya

  • Hitung dosa harian
  • Koreksi niat sebelum beramal
  • Minta maaf sebelum tidur
  • Shalat taubat setiap merasa bersalah

Doa

“Ya Allah, jauhkan kami dari tujuh perkara yang membinasakan, lapangkan hati kami untuk taat, dan matikan kami dalam husnul khatimah.”

Ucapan Terima Kasih

Terima kasih kepada para guru, keluarga, sahabat, dan pembaca yang senantiasa mencari kebenaran. Semoga buku ini menjadi amal jariyah.


Siap, saya akan ubah isi buku tadi jadi materi khotbah versi ngobrol santai gaul kekinian, cocok buat disampaikan setelah sholat atau di majelis taklim non-formal.
Dalil Qur’an dan hadis tetap aslinya, tapi penjelasan dibikin seperti lagi ngobrol bareng jamaah.


🎤 Ngobrol Santai: Tujuh Perkara yang Menghancurkan Manusia

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh…

Alhamdulillah, kita masih dikasih nikmat sholat berjamaah bareng, nikmat sehat, dan yang paling penting nikmat iman. Semoga Allah jaga iman ini sampai akhir hayat.

Hari ini kita mau ngobrol santai, tapi topiknya serius banget. Rasulullah ﷺ pernah ngasih warning langsung ke kita semua lewat hadis sahih riwayat Bukhari dan Muslim:

"اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ"
“Jauhilah tujuh perkara yang membinasakan.”
Sahabat nanya: “Apa aja, ya Rasulullah?”
Beliau jawab:
"الشِّرْكُ بِاللَّهِ، وَالسِّحْرُ، وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ، وَأَكْلُ الرِّبَا، وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيمِ، وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ، وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْغَافِلَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ"

Nah, ini dia 7 dosa besar yang bisa bikin kita hancur dunia-akhirat. Yuk kita bedah satu-satu, tapi kita bawa rileks aja.


1️⃣ Syirik kepada Allah

Syirik itu nyekutukan Allah. Bukan cuma nyembah patung, tapi juga kalau hati kita over-attach sama sesuatu selain Allah.
Misal: lebih percaya sama jimat daripada doa, lebih yakin sama bos daripada rezeki dari Allah.
Ini dosa yang Allah bilang nggak bakal diampuni kalau kita mati belum taubat.


2️⃣ Sihir

Kalau dulu bentuknya santet, pelet, guna-guna. Sekarang, sihir bisa lewat “ritual sukses” yang manggil jin, atau ikut pelatihan yang bilang bisa bikin orang tunduk pake energi gaib.
Pokoknya, kalau mintanya ke selain Allah, udah masuk wilayah bahaya.


3️⃣ Membunuh tanpa hak

Bukan cuma bunuh fisik, tapi juga bunuh mental orang.
Di zaman medsos, ini bisa lewat cyber-bullying, gosip, atau komentar jahat yang bikin orang depresi.
Allah sangat murka sama pembunuh, apalagi kalau korbannya orang beriman yang nggak salah.


4️⃣ Memakan riba

Riba itu bunga atau keuntungan zalim.
Sekarang bentuknya lebih halus: pinjaman online mencekik, bunga kartu kredit, atau bisnis tipu-tipu.
Rasulullah ﷺ sampai bilang pelaku riba itu kayak nyatain perang sama Allah dan Rasul-Nya.


5️⃣ Memakan harta anak yatim

Anak yatim itu amanah, hartanya suci. Kalau kita makan hak mereka, kata Qur’an itu sama kayak kita makan api neraka.
Hati-hati buat yang pegang amanah warisan atau donasi sosial.


6️⃣ Lari dari medan perang

Dulu maksudnya kabur dari jihad wajib.
Sekarang, bisa dimaknai juga kabur dari tanggung jawab, diam ketika kebenaran diinjak-injak, nggak mau bela yang haq karena takut rugi.


7️⃣ Menuduh zina wanita mukminah yang suci

Fitnah kayak gini berat banget dosanya.
Allah suruh kalau nuduh zina, harus ada 4 saksi yang lihat langsung kejadian.
Di zaman medsos, gampang banget orang nyebar foto atau video, lalu komentar seenaknya.
Ingat, ini bisa habisin pahala kita dalam sekejap.


💡 Jadi intinya
Tujuh perkara ini adalah bom waktu. Kalau kita nggak hati-hati, hidup bisa hancur pelan-pelan.
Hasan al-Bashri pernah bilang: “Dosa itu rantai yang ngikat hatimu dari menuju Allah.”
Rabi‘ah al-Adawiyah juga bilang: “Jangan tukar cintamu pada Allah dengan dunia yang fana.”


Sahabat-sahabatku…
Kalau kita pernah nyemplung ke salah satunya, kabar baiknya pintu taubat masih kebuka.
Nggak usah tunggu tua, nggak usah tunggu senggang. Taubat itu darurat.
Mulai dari sekarang, kita jaga hati, jaga lisan, jaga langkah.


📿 Doa penutup:

"Ya Allah, jauhkan kami dari tujuh dosa besar yang membinasakan. Lapangkan hati kami untuk taat, kuatkan kami untuk istiqamah, dan wafatkan kami dalam husnul khatimah."

Aamiin ya Rabbal ‘alamin.



Friday, August 15, 2025

Anjuran untuk Ikhlas"

 




BUKU: ANJURAN UNTUK IKHLAS

Berdasarkan Hadis Nabi ﷺ dan Nasehat Ulama Sufi


1. PENDAHULUAN

Arti, Makna, Tafsir, dan Hakikat Judul

Ikhlas (الإخلاص) berasal dari kata khalasha (خَلَصَ) yang berarti murni, bersih dari campuran. Dalam syariat Islam, ikhlas adalah memurnikan niat semata-mata karena Allah, tanpa mengharap pujian atau imbalan dari manusia.

Hakikat ikhlas: hati hanya menginginkan ridha Allah, bahkan bila seluruh dunia menolak atau memuji, tujuan tetap tidak berubah.

Ikhlas menjadi syarat mutlak diterimanya amal:
"Padahal mereka tidak diperintah kecuali untuk menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya." (QS. Al-Bayyinah: 5)

A. Latar Belakang Masalah

Hadis dari Anas bin Malik r.a. menjelaskan betapa pentingnya ikhlas dan bahayanya riyak.
Riyak adalah syirik kecil yang sangat dikhawatirkan Nabi ﷺ menimpa umatnya. Dalam kondisi zaman sekarang, riyak bisa muncul tidak hanya di masjid atau majelis ilmu, tetapi juga di media sosial, organisasi, atau aktivitas sosial.

B. Tujuan dan Manfaat Penulisan

  1. Memberikan pemahaman yang benar tentang ikhlas dan riyak.
  2. Menjelaskan dalil dari Al-Qur’an, hadis, dan pendapat ulama tentang ikhlas.
  3. Menawarkan langkah praktis untuk menghindari riyak dan menjaga kemurnian niat.
  4. Menjadi pengingat agar amal yang kita lakukan bernilai di sisi Allah.

C. Sistematika Penulisan Buku

Buku ini disusun dalam empat bab utama:

  1. Pendahuluan
  2. Tinjauan Pustaka / Kajian Teori
  3. Pembahasan Utama
  4. Penutup

2. TINJAUAN PUSTAKA / KAJIAN TEORI

A. Relevansi Saat Ini

  • Era digital mempermudah publikasi amal ibadah, tapi juga memudahkan masuknya riyak.
  • Persaingan sosial membuat sebagian orang beramal untuk pengakuan, bukan ridha Allah.
  • Runtuhnya nilai spiritual di sebagian masyarakat, sehingga ukuran keberhasilan amal menjadi pujian publik, bukan penerimaan Allah.

B. Landasan Hukum

  1. Al-Qur’an: QS. Al-Bayyinah: 5, QS. Az-Zumar: 2-3.
  2. Hadis Nabi ﷺ:
    • “Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil.” Para sahabat bertanya: “Apakah syirik kecil itu, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda: “Riyak.” (HR. Ahmad)
  3. Ijma’ Ulama: Seluruh ulama sepakat bahwa ikhlas adalah syarat diterimanya amal.

3. PEMBAHASAN UTAMA / ISI INTI BUKU

A. Teori dan Aplikasi

  • Teori: Ikhlas adalah amalan hati, sedangkan riyak adalah penyakit hati.
  • Aplikasi:
    • Periksa niat sebelum beramal.
    • Jangan mengumbar amal kecuali untuk mengajak kebaikan tanpa niat pamer.
    • Perbanyak doa agar Allah melindungi dari riyak.

B. Studi Kasus / Hasil Pengamatan

  • Kasus 1: Seseorang bersedekah sambil menyiarkannya dengan tujuan pujian.
  • Kasus 2: Imam yang khusyuk hanya jika jamaah ramai.
  • Kasus 3: Aktivitas dakwah yang terjebak pada pencitraan.

C. Analisis dan Argumentasi

  • Riyak mengubah orientasi ibadah dari Allah ke makhluk.
  • Imam Al-Ghazali menyebut riyak sebagai “pencuri pahala yang tersembunyi.”
  • Tasawuf memandang riyak sebagai hijab antara hamba dan Allah.

D. Aplikasi Teori dalam Konteks Kekinian

  • Mengatur niat sebelum memposting amal di media sosial.
  • Memiliki amal rahasia yang hanya Allah yang tahu.
  • Melatih diri agar tidak bergantung pada komentar orang.

E. Tantangan dan Solusi

  • Tantangan: Godaan pujian, ekspos publik, persaingan popularitas.
  • Solusi:
    • Memperbanyak muraqabah (merasa diawasi Allah).
    • Mempraktikkan doa Nabi ﷺ:
      "Allahumma inni a‘udzu bika an usyrika bika wa ana a‘lam, wa astaghfiruka lima la a‘lam."
    • Menyendiri untuk ibadah pribadi.

4. PENUTUP

A. Kesimpulan

Ikhlas adalah inti ibadah, sedangkan riyak adalah racun amal. Menjaga hati dari riyak adalah jihad terbesar bagi seorang Muslim, terutama di era keterbukaan publik seperti sekarang.

B. Daftar Pustaka

  • Al-Qur’anul Karim
  • Musnad Ahmad
  • Ihya’ ‘Ulumuddin – Imam Al-Ghazali
  • Al-Risalah al-Qusyairiyyah – Imam al-Qusyairi

C. Nasehat-Nasehat

  • Hasan Al-Bashri: “Amal tanpa ikhlas adalah seperti tubuh tanpa ruh.”
  • Rabi‘ah al-Adawiyah: “Aku menyembah Allah bukan karena takut neraka atau mengharap surga, tetapi karena cinta kepada-Nya.”
  • Abu Yazid al-Bistami: “Ikhlas adalah ketika pujian dan celaan manusia sama saja bagimu.”
  • Junaid al-Baghdadi: “Ikhlas adalah rahasia antara Allah dan hamba-Nya.”
  • Al-Hallaj: “Siapa yang mencapai ikhlas, melihat Allah di setiap amal.”
  • Imam al-Ghazali: “Riyak adalah penyakit hati yang halus, namun mematikan.”
  • Syekh Abdul Qadir al-Jailani: “Jangan biarkan amalmu menjadi penghalang dari Allah.”
  • Jalaluddin Rumi: “Bersembunyilah dari pandangan manusia, duduklah di hadapan Allah.”
  • Ibnu ‘Arabi: “Ikhlas adalah kunci menuju ma’rifatullah.”
  • Ahmad al-Tijani: “Ikhlas mendatangkan kecukupan dari segala sisi.”

D. Doa

“Ya Allah, jadikanlah seluruh amal kami murni untuk-Mu, jauhkan kami dari riyak, dan terimalah ibadah kami. Amin.”

E. Muhasabah dan Caranya

  1. Evaluasi niat sebelum dan sesudah beramal.
  2. Tanyakan pada diri sendiri: “Jika tidak ada yang melihat, apakah aku masih melakukan ini?”
  3. Perbanyak amal yang tersembunyi.
  4. Jangan mencari validasi dari manusia.

F. Ucapan Terima Kasih

Terima kasih kepada para guru, ulama, dan semua yang telah memberi inspirasi dalam penulisan buku ini.


Oke, saya akan ubah draf buku Anjuran untuk Ikhlas tadi jadi versi bahasa santai & gaul kekinian yang cocok buat kultum di grup WhatsApp.
Dalil Al-Qur’an & hadis tetap saya tulis asli, tapi penjelasan dibuat ringan, singkat, dan gampang dicerna.


📌 Kultum WAG – Anjuran untuk Ikhlas 😇

Bismillah…
Teman-teman, kita bahas topik yang kelihatannya sepele, tapi nyatanya berat banget buat dijaga: Ikhlas ❤️.


🕌 Dalilnya

Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a., Rasulullah ﷺ bersabda:

“Ketika Hari Kiamat telah terjadi, ada seruan: ‘Di mana orang-orang yang riyak? Di mana orang-orang yang ikhlas? Berdirilah! Laporkan amal-amal kalian dan ambillah pahala-pahala kalian dari pemimpin kalian.’”

Rasulullah ﷺ juga bersabda:

“Tidak ada bagian bagi orang-orang yang riyak kecuali kesengsaraan, kekecewaan dan celaka.”

Beliau menegaskan:

“Sesungguhnya hal yang paling aku kuatirkan terhadap umatku adalah syirik kecil.”

Para sahabat bertanya: “Apa itu syirik kecil?”
Beliau menjawab:

“Riyak. Allah akan berkata kepada mereka yang riyak pada hari pembalasan amal: ‘Pergilah menemui orang-orang yang kalian riyak karena mereka. Apakah kalian menemukan kebaikan dari mereka?’”


💡 Intinya Gini, Guys…

Ikhlas itu artinya murni karena Allah, gak ada campuran niat biar dilihat orang, dipuji, atau viral.
Kalau udah ada “campuran” itu namanya riyak, dan Rasul ﷺ bilang itu “syirik kecil” 🚫.


📱 Relevansi Zaman Now

Sekarang, riyak gampang banget nyusup.
Contoh:

  • Sedekah sambil foto & upload, tujuannya biar dibilang dermawan.
  • Salat tarawih paling rajin kalau ada kamera live.
  • Update status “lagi tahajud” jam 3 pagi 🙈.

Bukan berarti gak boleh posting, ya… asal niatnya ngajak orang berbuat baik, bukan buat pamer.


🔍 Gimana Caranya Biar Tetap Ikhlas?

  1. Cek niat sebelum mulai. Tanya ke diri sendiri: “Kalau gak ada yang lihat, masih mau gak aku lakuin ini?”
  2. Punya amal rahasia. Minimal ada ibadah yang cuma kita & Allah yang tahu.
  3. Doa:
    Allahumma inni a‘udzu bika an usyrika bika wa ana a‘lam, wa astaghfiruka lima la a‘lam.
    (Ya Allah, lindungi aku dari mempersekutukan-Mu sementara aku sadar, dan ampunilah aku dari apa yang tidak aku sadari.)
  4. Ingat: Pujian manusia gak akan bantu kita di akhirat.

🗣️ Kata Para Ulama

  • Hasan al-Bashri: “Amal tanpa ikhlas itu kayak tubuh tanpa ruh.”
  • Rabi‘ah al-Adawiyah: “Aku nyembah Allah bukan karena takut neraka atau ngarep surga, tapi karena cinta sama Dia.”
  • Junaid al-Baghdadi: “Ikhlas itu rahasia antara Allah dan hamba-Nya.”

📌 Penutup

Ikhlas itu kunci diterimanya amal.
Riyak itu racun amal.
Jadi, jaga hati, lurusin niat, dan jangan sampai amal kita cuma jadi “konten” tapi gak sampai ke Allah 😔.