Thursday, November 11, 2010

Saat Dinding Rahim Menebal Tidak Normal

Saat Dinding Rahim Menebal Tidak Normal
Penebalan dinding rahim di luar kebiasaan, harus diwaspadai! Bisa-bisa ini adalah gejala adanya kanker.

Dinding rahim (endometrium) bagian dalam termasuk sensitif. Begitu kadar hormon tubuh berubah (biasanya berkaitan dengan kacaunya siklus haid dan kehamilan), maka dia akan bereaksi, yakni menebal. Agar tak kecolongan jadi penyakit gawat, sebaiknya kita kenali cara kerjanya.

Persiapan pembuahan. Setiap siklus haid (21-35 hari), dinding bagian dalam akan menebal sampai ukuran tertentu. Ini adalah respons dari meningkatnya hormon progesterone dan estrogen pada saat ovulasi (keluarnya sel telur dari indung telur) dan sesudahnya. Penebalan dinding ini ibarat tubuh sedang mempersiapkan “lahan subur” untuk siap ditanami. Jadi, jika sampai terjadi pembuahan, maka dinding rahim sudah siap menjadi tempat tertanamnya bakal janin di sana dengan aman. Jika tidak ada pembuahan, dinding rahim itu akan luruh, dan keluar sebagai darah haid. Selanjutnya, dinding rahim menipis lagi. Nah, proses siklus haid ini merupakan sesuatu yang alami dan tak perlu dikhawatirkan.

Kondisi tidak normal. Sesuai dengan sifatnya yang peka, jika terjadi kondisi yang tidak normal seperti perubahan hormon, dinding rahim bagian dalam akan “berunjuk rasa.” Perubahan hormon tubuh bisa terjadi karena:

* Ada gangguan kesehatan, seperti mengidap diabetes, obesitas, atau gangguan yang mempengaruhi kelenjar pituitary (kelenjar di otak yang mempengaruhi hormon).
* Pemakaian obat-obatan yang mengandung estrogen dan progesteron.
* Stres yang berat dan berkesinambungan.
* Bentuk “unjuk rasa’ dinding rahim bisa beragam. Dari sekedar penebalan dinding rahim (endometrium hyperplasia), pembentukan polip dalam rahim, pembentukan sel-sel jaringan di luar rahim, sampai kanker rahim.

Lalu, bagaimana bunda yang bersangkutan menyadari adanya “unjuk rasa,” khususnya penebalan dinding rahim ini? Berikut tanda-tandanya:

* Berhentinya haid untuk beberapa bulan.
* Atau sebaliknya, keluarnya darah haid dari vagina bukan saatnya haid, dan jumlahnya lebih banyak dari biasanya.
* Keluarnya darah dari vagina pada wanita yang telah mengalami menopause.

Segera ke dokter! Jika Anda mengalami hal itu, sebaiknya segera ke dokter, pengobatannya tergantung tingkat penebalannya. Jika tidak berbahaya, bisa saja dilakukan kuretase, atau dengan pengobatan hormon. Namun, jika ditemukan sel-sel berbahaya (sel-sel kanker), maka mungkin perlu dilakukan histerektomi (pengangkatan rahim). Tapi, Anda jangan panik dulu. Lebih baik, konsultasikan segalanya pada dokter, lalu berpikir dan bertindaklah rasional.

Baca:
Endometriosis, Darah Haid Tidak Keluar Dan Mengendap.

Apa Itu Inseminasi Buatan?

Apa Itu Inseminasi Buatan?
Inseminasi buatan adalah proses pembuahan dengan cara memasukkan sperma ke dalam rahim.

Bagaimana prosesnya?

* Empat sampai enam minggu sebelum jadwal inseminasi, calon ibu diminta minum pil hormonal untuk merangsang terjadinya ovulasi, yakni proses matang dan keluarnya sel telur.
* Pada hari-H, calon ayah diminta mengeluarkan sperma dengan cara masturbasi. Kemudian, sperma dicuci dan dipilih yang terbaik. Cairan yang berada di dalam sperma dibuang atau disisakan hanya sekitar 0,25 mililiter sebelum dimasukkan ke dalam rahim istri dengan bantuan kateter. Teknik ini disebut IUI (Intrauterine Insemination). Cara ini cukup mudah, tidak sakit dan tidak begitu mahal dibanding program bayi tabung.
* Setelah selesai, pasien dianjurkan tidur telentang selama 10–15 menit untuk memberi kesempatan sperma mencapai sel telur.
* Setelah 17 hari, dilihat apakah terjadi pembuahan atau tidak. Kalau gagal, pasangan dianjurkan mengulang lagi sampai empat kali. Kalau tetap gagal, pasangan dianjurkan mengikuti program bayi tabung.

Bagaimana tingkat keberhasilannya? Tergantung usia calon ibu. Semakin tua usia wanita, kualitas sel telur juga semakin kurang bagus. Selain itu, faktor-faktor seperti kualitas sel sperma, endometriosis yang parah dan adanya kerusakan pada saluran tuba di rahim, juga amat memengaruhi keberhasilan inseminasi buatan. Kesempatan hamil dengan program ini rata-rata berkisar 5-25%.