Friday, October 22, 2010

Waspadai Bahaya Burnout di Tempat Kerja

Waspadai Bahaya Burnout di Tempat Kerja


Burnout adalah istilah yang menunjukkan sindrom di mana seorang karyawan merasa kecewa, lelah dan tidak tertarik lagi dengan pekerjaan. Prestasi kerjanya menurun dan sang karyawan seperti menarik diri. Beberapa orang, karena merasa tidak dapat pulih dari kondisi tersebut, meninggalkan karier di mana mereka pernah sukses, atau berperilaku negatif sehingga dipecat.

Gejala

Gejala berikut dapat mengindikasikan Anda mengalami burnout:

  • Hilang energi. Bangun di pagi hari dan Anda tetap merasa kurang energi. Anda merasa lelah meskipun sebenarnya sehat. Kondisi psikosomatik ini menunjukkan ketidakpuasan yang dimulai dalam pikiran telah menyebar ke tubuh.
  • Depresi. Hari demi hari, Anda kian merasakan bekerja sebagai beban sehingga menciptakan depresi yang kronis.
  • Kurang motivasi. Anda tidak lagi memiliki antusiasme dalam bekerja. Anda cenderung kurang menyediakan diri untuk proyek-proyek baru dan tidak bekerja di kinerja puncak saat ini.
  • Sulit tidur. Bagi banyak orang, kegelisahan pikiran membuat sulit tidur. Hal ini menciptakan lingkaran setan karena orang yang tidak cukup tidur lebih berpeluang melakukan pekerjaan dengan buruk, yang menyebabkan perasaan tidak mampu dan kelelahan.
  • Keputusasaan. Ini mungkin gejala yang paling merusak. Orang-orang yang burnout ingin meninggalkan pekerjaan mereka, tetapi mereka merasa bahwa tidak akan ada perusahaan lain yang menginginkan mereka. Mereka mulai kehilangan harapan atas masa depan, yang berdampak luas ke semua bidang kehidupannya.

Sebab

Burnout terkait dengan bekerja dalam pekerjaan berkadar stress tinggi dalam jangka lama, dikombinasikan dengan kepribadian dan masalah pribadi. Sedikit stress dapat menguntungkan Anda, tapi stress yang terus-menerus dapat menyebabkan kerusakan pada tubuh Anda. Jika terus berlanjut, Anda berada pada titik di mana Anda harus berhenti bekerja. Baterai Anda ibaratnya sudah kosong.

Burnout dapat terjadi dalam profesi apa pun, tapi orang-orang yang bekerja dalam bidang layanan dan dukungan memiliki risiko lebih tinggi. Perawat, polisi, guru, dan staf pelayanan pelanggan dapat terjebak antara apa yang mereka inginkan dan apa yang dapat dilakukan organisasi. Orang yang memiliki tuntutan tinggi terhadap diri mereka sendiri dan yang bermasalah pribadi atau keluarga juga lebih rentan mengalami burnout.

Tahap proses

Seringkali proses burnout berlangsung bertahap selama dua tahun atau lebih sebelum mencapai puncaknya:

  • Antusiasme: Anda sangat termotivasi dalam pekerjaan Anda sehingga terlalu banyak menggunakan energi.
  • Stagnasi: Anda mulai melihat bahwa harapan Anda tidak terpenuhi dan mulai mengeluhkan harapan tersebut.
  • Frustrasi: ada perasaan ketidakberdayaan, kekecewaan dan hilangnya kontrol. Antusiasme awal menyebabkan kelelahan kronis dan perasaan mudah tersinggung.
  • Apatisme: motivasi dan kepercayaan diri hilang, berganti dengan kebosanan dan keterpisahan emosional.
  • Keputusasaan: keyakinan akan masa depan telah menghilang. Penderita mengisolasi diri secara sosial, bertindak negatif atau menunjukkan tanda-tanda depresi.

Terapi dan pencegahan

Bila Anda mengalami gejala burnout, sebaiknya Anda mengambil cuti untuk beristirahat. Anda dapat berkonsultasi dengan psikolog, orang-orang terdekat atau mentor Anda untuk mencurahkan masalah dan mendapatkan nasihat. Berganti profesi yang kurang membuat stres dapat menjadi pilihan tindakan dalam jangka menengah atau panjang.

Untuk dapat mencegah burnout, Anda harus memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk secara efektif mengatasi stres. Jadi, Anda belajar mengenali sinyal stress pada diri Anda dan bagaimana menyikapinya. Ada banyak pilihan metode manajemen stress yang dapat Anda terapkan. Gaya hidup seimbang melalui penerapan 12 tips menjaga kesehatan jiwa dapat mencegah Anda mengalami stress yang berakumulasi menjadi burnout.

Thursday, October 21, 2010

12 Tips Sehat Berpuasa Ramadhan

12 Tips Sehat Berpuasa Ramadhan


Puasa Ramadhan secara umum berdampak positif bagi kesehatan. Dua belas tips berikut perlu Anda pertimbangkan agar puasa Anda tetap menyehatkan.

  1. Minum yang cukup. Hidrasi adalah hal terpenting selama puasa Ramadhan. Setelah berbuka puasa, Anda harus minum dalam jumlah besar. Anda juga harus minum saat bersahur. Kebutuhan hidrasi tubuh adalah sekitar 1,5 liter per hari.
  2. Makan yang sehat. Anda sebaiknya menerapkan diet sehat pada saat berbuka. Jangan berlebihan melahap kue dan makanan manis yang bahkan dalam jumlah besar sekalipun tidak memuaskan rasa lapar dan mengganggu pola makan Anda. Pertimbangkan memakan kurma yang dapat mengisi ulang energi dengan cepat.
  3. Jangan langsung berbuka dalam porsi besar. Mulailah dengan sup, kolak atau makanan pembuka lain dan tunggu sampai meresap di pencernaan sebelum makan besar.
  4. Jangan makan terlalu banyak. Buka puasa seharusnya tidak identik dengan makan berlebihan. Makan berlebihan tidak hanya mengganggu tubuh, tetapi juga membuat ngantuk saat shalat tarawih.
  5. Meskipun puasa dimulai dari matahari terbit sampai terbenam, Anda sebaiknya tetap makan tiga kali sehari: yang pertama saat bersahur, yang kedua saat berbuka dan yang ketiga sekitar 2 atau 3 jam setelah berbuka.
  6. Saat bersahur, disarankan makan buah-buahan untuk vitamin dan sumber karbohidrat seperti nasi dan ubi-ubian yang dapat bertahan sampai berbuka puasa. Penting untuk bersantap sahur mendekati saat imsak.
  7. Jika memungkinkan, tidurlah di awal siang untuk mengumpulkan energi. Hindari sinar matahari dan panas yang menimbulkan dehidrasi.
  8. Minimalkan penggunaan tenaga fisik. Atlet harus ekstra hati-hati untuk tidak berolahraga terlalu keras selama bulan Ramadhan. Dianjurkan untuk berolahraga yang tidak intensif di sore hari sebelum saat berbuka.
  9. Penderita diabetes. Penderita diabetes harus secara teratur memonitor gula darah mereka, cukup hidrasi dan tidak makan yang manis-manis tanpa nasihat medis.
  10. Orang yang lemah fisik. Puasa seharusnya tidak memperburuk status kesehatan orang dengan kondisi medis. Ibu hamil atau menyusui, lansia, pasien hipertensi, penyakit jantung atau asma, biasanya tidak wajib berpuasa Ramadhan. Bila tetap berpuasa, mereka harus berkonsultasi dengan dokter jika merasakan tanda-tanda gangguan kesehatan. Demi keselamatan yang lebih baik, disarankan untuk pergi ke dokter sebelum dan sesudah Ramadhan.
  11. Jangan menghentikan pengobatan tanpa nasihat medis. Orang yang harus mendapatkan pengobatan berkala harus mendapatkan saran dari dokter dan ustadz mereka. Mereka tidak harus berpuasa Ramadan jika hal itu membawa risiko pada kesehatan mereka.
  12. Segera membatalkan puasa bila mendapatkan masalah kesehatan. Bila Anda mengalami masalah medis selama sehari dan tidak dapat pulih dengan cepat, mungkin sebaiknya Anda tidak berpuasa sehari atau lebih. Hari-hari di mana Anda tidak berpuasa dapat diganti sebelum Ramadhan berikutnya.

Sumber: diadaptasi dari AFP Relaxnews.