Tuesday, November 24, 2009

Perlukah USG Setiap Bulan?

Perlukah USG Setiap Bulan?

Dok, saya (35) sedang hamil tiga bulan. Saya rutin memeriksakan kondisi kandungan untuk mengetahui apakah kondisi janin saya baik-baik saja. Setiap konsultasi dengan dokter kandungan, saya pasti menjalani pemeriksaan USG. Yang ingin saya tanyakan, seberapa penting dan seberapa perlukah pemeriksaan USG? Apakah memang setiap periksa kehamilan harus menjalani USG? Apakah ada efeknya bila selalu menjalani USG? Kalau tanpa USG, apakah kita bisa mengetahui kondisi janin dalam keadaan baik atau tidak? Satu hal lagi, dari segi biaya pemeriksaan USG juga relatif mahal. Adakah alternatif lain selain menjalani pemeriksaan USG agar biaya yang kita keluarkan tidak terlalu membengkak? Mohon saran-sarannya.

Siti -­ Tangerang, Banten

Pemeriksaan USG dilakukan hanya atas indikasi medis. Di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, sebagai rumah sakit pendidikan, kami melakukan pemeriksaan USG minimal 3 kali, yaitu bila pasien pertama kali datang belum pernah dapat USG, pada kehamilan 10­14 minggu, dan pada kehamilan 18­20 minggu. Pemeriksaan selanjutnya hanya dilakukan atas indikasi medis. Pada praktik pribadi, saya sendiri melakukan pemeriksaan USG setiap pasien kontrol kehamilan, tanpa menarik biaya tambahan, kecuali ada indikasi medis seperti di RSPAD. Hal ini saya lakukan terutama untuk memantau pertumbuhan janin dan volume cairan ketuban.

Bila Ibu keberatan soal biaya, katakan langsung pada dokter Ibu agar dokter bisa memilih pemeriksaan USG yang sangat esensial untuk dilakukan (pada kehamilan 18­22 minggu). Cara lain untuk memantau kesejahteraan janin adalah pertambahan tinggi rahim yang sesuai umur kehamilan, gerak janin harian (mulai dipantau setelah kehamilan 28 minggu), denyut jantung janin, dan kesehatan Ibu. Terima kasih atas pertanyaannya.

Thursday, November 19, 2009

Olah Raga Bagi Penderita Osteoporosis

Olah Raga Bagi Penderita Osteoporosis


senior health and fitness strength workoutOlah raga yang teratur dapat memperlambat laju kehilangan massa tulang dan menjaga kesehatan jaringan tulang secara keseluruhan. Olahraga yang bermanfaat bagi penderita osteoporosis terutama adalah latihan beban (beban tubuh atau benda lain) dan latihan kelenturan.

Latihan dengan beban tubuh

Latihan dengan beban tubuh berarti menggunakan kaki untuk menahan berat badan. Latihan ini bermanfaat bagi penderita osteoporosis karena membentuk tulang menjadi lebih padat dan kuat. Berlatih menahan badan Anda sendiri selama tiga puluh menit setiap hari juga menyehatkan jantung, meningkatkan kekuatan otot, dan menjaga koordinasi dan keseimbangan tubuh. Beberapa contoh latihan ini antara lain:

  • Berjalan kaki
  • Jogging
  • Menaiki tangga
  • Senam aerobik “low impact”
  • Menari

Berenang dan bersepeda– meskipun baik untuk kesegaran jasmani– bukanlah olah raga yang bermanfaat membangun tulang. Hal itu karena tubuh Anda ditopang oleh benda lain selain kaki dan tungkai Anda.

Latihan dengan beban selain tubuh

Angkat beban atau latihan resistensi (resistance exercise) adalah menahan beban benda selain tubuh Anda. Riset menunjukkan bahwa angkat beban menguatkan otot dan tulang serta mengurangi risiko patah tulang. Untuk mendapatkan hasil yang baik, berlatihlah dua atau tiga kali seminggu. Tingkatkan porsi latihan secara bertahap dengan menambah berat beban atau frekuensi pengulangan. Latihlah kelompok otot Anda yang berbeda, termasuk lengan, dada, pundak, kaki, perut dan punggung. Jangan melatih kelompok otot yang sama dalam dua latihan berturut-turut. Berikan kesempatan kelompok otot tersebut untuk memulihkan diri.

Latihan beban yang cocok bagi penderita osteoporosis antara lain:

  • Angkat beban menggunakan barbel dan dumbel di rumah atau di pusat kebugaran
  • Latihan resistensi dengan tali karet yang kekuatannya berbeda-beda.

Latihan Kelenturan

Olah raga yang menjaga kelenturan tubuh bermanfaat memperkuat tulang dan melenturkan sendi-sendi sehingga tidak mudah cedera. Termasuk dalam latihan kelenturan antara lain:

  • Senam Pelenturan
  • Tai chi
  • Yoga

Olah raga yang harus dihindari

Penderita osteoporosis sangat rawan terkena patah tulang, oleh karena itu harus menghindari olah raga berikut:

  • Aerobik “high impact”
  • Latihan yang memerlukan gerakan tiba-tiba dan bertenaga
  • Sit-up perut
  • Latihan yang memerlukan gerakan memelintir badan, seperti mengayun stik golf
  • Latihan yang memerlukan hentakan, berhenti dan memulai dengan tiba-tiba, seperti tenis dan squash