Thursday, November 13, 2008

Efek Stroke Menurut Sumber Gangguannya

Efek Stroke Menurut Sumber Gangguannya

September 4 2010 Masuk Kategori: Kesehatan Umum No Commented

Efek stroke tergantung pada bagian otak yang rusak. Otak adalah organ yang sangat kompleks, dan masing-masing bagiannya mengontrol gerakan, indera, atau fungsi kecerdasan yang berbeda. Otak dibagi menjadi empat bagian utama: belahan kanan, belahan kiri, batang otak dan otak kecil.

1. Stoke belahan kanan otak

Belahan kanan otak mengontrol gerakan dan fungsi sensoris sisi kiri tubuh. Belahan ini juga mengontrol tugas-tugas analisis dan persepsi, seperti menilai jarak, ukuran, kecepatan, atau posisi dan melihat bagaimana bagian-bagian saling berkaitan dalam satu kesatuan. Mereka yang selamat dari stroke di belahan kanan otak dapat terkena gangguan sebagai berikut:

  • Kumpuhan (hemiplegia) atau kehilangan kekuatan (hemiparesis) di sisi kiri tubuh
  • Mati rasa dan kesemutan di sisi kiri tubuh (hemianestesia)
  • Penurunan kemampuan spasial dan persepsi sehingga salah menilai jarak, tidak dapat mengarahkan tangan untuk mengambil barang, menutup kancing baju atau mengikat tali sepatu.
  • Kehilangan wawasan dan tidak menyadari masalah. Hal ini bisa sangat berbahaya karena mereka bisa saja nekat berjalan tanpa bantuan atau bersikeras mengendarai mobil/motor, padahal memiliki gangguan fungsi gerak, persepsi dan spasial.
  • Kehilangan bidang visi sebelah kiri (hemianopia) sehingga “melupakan” atau “mengabaikan” benda atau orang-orang di sisi kiri.
  • Kehilangan memori jangka pendek. Meskipun mereka mungkin dapat menceritakan peristiwa yang terjadi 30 tahun yang lalu, tetapi ingat siapa yang mereka temui pagi itu.
  • Bicara berlebihan, tidak jelas dan monoton (dysarthria)
  • Kesulitan menelan(disfagia)
  • Kesulitan mengenali wajah dan suara
  • Depresi dan mood swing (berubah-ubah perasaan)
  • Kecenderungan untuk sarkasme dan berperilaku yang dapat memalukan
  • Kehilangan persepsi waktu
  • Kesulitan dengan pemikiran abstrak (misalnya menimbang gagasan dan memecahkan masalah)

2. Stroke belahan kiri otak

Belahan otak kiri mengontrol gerakan dan fungsi sensoris sisi kanan tubuh. Belahan ini juga mengontrol kemampuan bicara dan bahasa. Mereka yang selamat dari stroke belahan otak kiri dapat mengalami gangguan berikut:

  • Kelumpuhan (hemiplegia) atau kehilangan kekuatan (hemiparesis) sisi kanan tubuh.
  • Mati rasa dan kesemutan di sisi kanan tubuh (hemianestesia)
  • Kesulitan berbicara dan berbahasa (disfasia/afasia), seperti menyebutkan nama benda dan menyampaikan pikiran, menulis, membaca atau memahami pembicaraan.
  • Terlalu lambat dan berhati-hati sehingga perlu instruksi dan umpan balik berulang-ulang untuk menyelesaikan tugas.
  • Kesulitan mengingat, mempelajari informasi baru, konseptualisasi dan generalisasi.
  • Kehilangan bidang visi kanan yang mempengaruhi kedua mata (hemianopia)
  • Bicara tidak jelas (dysarthria)
  • Kesulitan menelan (disfagia)
  • Kesulitan melakukan gerakan bertujuan (misalnya menyisir rambut)
  • Kebingungan antara kiri dan kanan
  • Mudah frustrasi dan kurang motivasi
  • Lamban dan kikuk
  • Cenderung mengulangi beberapa tindakan
  • Kesulitan strukturisasi dan perencanaan
  • Kesulitan mengingat dan menghitung angka

3. Stroke batang otak

Batang otak adalah bagian otak yang menghungungkan saraf-saraf dengan otak kecil dan tulang belakang di bawahnya. Batang otak memiliki sel-sel saraf khusus yang mengendalikan kesadaran, pernafasan, denyut jantung dan tekanan darah, panca indera dan otot-otot leher.

Karena isyarat-isyarat yang dihasilkan kedua belahan otak harus melalui batang otak untuk menuju ke tangan dan kaki, pasien stroke batang otak dapat mengembangkan kelumpuhan pada salah satu atau kedua sisi tubuh. Kemungkinan efek lain stroke batang otak adalah:

  • Koma dan gangguan kesadaran
  • Masalah pernapasan
  • Perubahan denyut jantung dan tekanan darah spontan
  • Mual dan muntah
  • Penglihatan ganda, karena satu mata tidak bisa bergerak bersamaan dengan yang lain
  • Hilangnya sensasi pada satu mata, satu sisi wajah, atau lidah
  • Pupil membesar atau melebar
  • Bicara tidak jelas
  • Masalah dalam menelan(disfagia)
  • Kesulitan koordinasi gerakan ketika mencoba untuk melakukan sesuatu.

4. Stroke otak kecil

Otak kecil terletak di bawah dua belahan otak dan di belakang batang otak (tepat di atas leher). Otak kecil berperan besar dalam mengendalikan dan
mengkoordinasikan gerakan dan keseimbangan. Bila stroke terjadi pada otak kecil, gangguan berikut dapat terjadi:

  • Vertigo yang terjadi tiba-tiba, terus-menerus dan parah. Vertigo adalah pusing dengan sensasi berputar di sekitarnya yang menyebabkan mual dan muntah.
  • Gangguan gerak mata pada salah satu atau kedua mata, termasuk getaran bola mata (nistagmus), kelopak mata menutup (ptosis) dan pupil mengerut.
  • Gangguan motorik wicara yang disebabkan melemahnya otot-otot mulut, wajah dan sistem pernafasan.
  • Ucapan tidak jelas, lambat, monoton dan serak.
  • Kesulitan mengunyah atau menelan (disfagia) karena ketiadaan koordinasi atau melemahnya otot tenggorokan dan kerongkongan.
  • Kehilangan keseimbangan dan koordinasi saat berjalan (ataksia) sehingga berjalan limbung seperti orang mabuk.
  • Lunglai dan ketiadaan koordinasi pada satu atau kedua lengan sehingga kesulitan melakukan tugas, seperti mengambil dan memegang barang.

image: source

Artikel Terkait:

  1. Pijat Bagi Pasien Pasca-Stroke, Bermanfaatkah?
  2. Stroke dan Jenis-Jenisnya
  3. Kontroversi Bahaya Efek Samping MSG
  4. 7 Penyebab Pingsan
  5. Nonton TV di Kasur Dapat Memicu Kanker!

Gejala dan Penanganan Stroke Ringan

Gejala dan Penanganan Stroke Ringan

January 15 2010 Masuk Kategori: Kesehatan Umum, Populer 4 Commented

stroke ringanStroke ringan atau yang dikenal secara medis sebagai transient ischemic attack (TIA) terjadi ketika asupan oksigen ke bagian tertentu dari otak terhalang sebentar, lalu kembali normal. Halangan tersebut biasanya disebabkan oleh penyempitan arteri otak karena aterosklerosis atau gumpalan darah kecil yang terbawa masuk dari tempat lain dalam tubuh dan menyumbat arteri otak. Kebanyakan stroke ringan hanya berlangsung kurang dari sepuluh menit dengan gejala yang bersifat temporer. Bila berlanjut dalam 24 jam atau lebih maka dikategorikan sebagai stroke biasa.

Gejala Stroke Ringan

Gejala stroke ringan mirip dengan stroke biasa. Berikut adalah beberapa gejala stroke ringan, tergantung bagian mana dari sistem peredaran darah dan otak Anda yang terkena:

  • Masalah penglihatan di salah satu atau kedua mata, termasuk penglihatan ganda dan kebutaan sementara
  • Pusing, bingung dan lemah
  • Kesulitan berbicara, termasuk berbicara dengan intonasi kacau
  • Tidak dapat berjalan (ataxia).
  • Kehilangan ingatan atau kesadaran secara tiba-tiba
  • Kesulitan koordinasi tangan dan lengan
  • Lemah atau lumpuh di satu sisi tubuh

Diagnosis

Bila Anda mengalami gejala di atas, Anda harus segera memeriksakan diri ke dokter. Stroke ringan adalah ancaman sekaligus peluang bagi Anda. Disebut ancaman karena sebagai peringatan adanya risiko stroke berat di masa mendatang. Disebut peluang karena Anda memiliki peluang mencegahnya.

Selain memeriksa gejala, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan Anda, termasuk bila Anda memiliki risiko stroke karena tekanan darah tinggi, diabetes, kolesterol tinggi, merokok dan penyakit jantung tertentu. Pemeriksaan fisik biasanya dilakukan antara lain dengan memeriksa sirkulasi darah di leher Anda di mana terdapat banyak pembuluh arteri yang memasok otak. Bunyi turbulensi di stetoskop mengindikasikan aliran darah melalui arteri yang menyempit.

Untuk memastikan penyebab stroke ringan, dokter Anda mungkin meminta dilakukan pemeriksaan CT (computed tomography) atau MRI (magnetic resonance imaging) pada otak Anda. Pemeriksaan lain atas kondisi jantung dan sirkulasi darah dengan menggunakan Doppler, MRA (magnetic resonance angiography) atau rontgen jantung juga mungkin dilakukan.

Penanganan

Bila Anda telah terkena stroke ringan, dokter akan memberikan obat-obatan pencegah penggumpalan darah untuk mengurangi risiko berulangnya stroke, yaitu anti-koagulan dan anti-platelet. Aspirin adalah jenis obat yang paling banyak diberikan pada pasien pasca stroke.

Bila pembuluh arteri di leher Anda mengalami penyempitan berarti, pembedahan atau stent arteri carotid mungkin dilakukan untuk mengoreksinya.