Hubungi Kami

Monday, July 21, 2025

Rasakan itu.

MUHARRAM: BULAN HIJRAH KEIMANAN.

 




MUHARRAM: BULAN HIJRAH KEIMANAN

Meniti Jejak Hijrah Menuju Kedalaman Ruhani


KATA PENGANTAR

Bulan Muharram bukan sekadar awal tahun dalam kalender Hijriah, tetapi merupakan momentum hijrah spiritual—dari gelap menuju terang, dari kelalaian menuju kesadaran, dari hawa nafsu menuju Allah. Buku ini merangkum makna hijrah dalam konteks keimanan, ayat-ayat Al-Qur’an, hadis-hadis Nabi, serta nasihat-nasihat para tokoh sufi besar sepanjang zaman.


BAB 1: PENGERTIAN MUHARRAM DAN HIJRAH KEIMANAN

Muharram adalah bulan pertama dalam kalender Hijriah, termasuk dalam bulan-bulan haram yang dimuliakan Allah.

Dalil dari Al-Qur'an:

1. Surah At-Taubah: 36

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَاۤ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ
Dzaalikat-ddiinul-qayyim

Latin:
Inna ‘idda-ta ash-shuhūri ‘indallāhi ithnā ‘ashara syahran fī kitābillāhi yauma khalaqas-samāwāti wal-ardha minhā arba‘atun ḥurum, dzālika-d-dīnul-qayyim.

Artinya:
"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus." (QS. At-Taubah: 36)

Tafsir Singkat:
Empat bulan haram adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Di bulan-bulan ini, dosa dilipatgandakan, dan amal baik dilipatgandakan pula.


BAB 2: HIJRAH SEBAGAI PERINTAH DAN TANDA KEIMANAN

2. Surah Al-Baqarah: 218

اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَالَّذِيْنَ هَاجَرُوْا وَجَاهَدُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِۙ اُولٰٓئِكَ يَرْجُوْنَ رَحْمَتَ اللّٰهِؕ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

Latin:
Inna alladzīna āmanū walladzīna hājarū wa jāhadū fī sabīlillāh, ulā’ika yarjūna raḥmatallāh, wallāhu ghafūrun raḥīm.

Artinya:
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itulah yang mengharapkan rahmat Allah. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Tafsir Singkat:
Hijrah bukan sekadar berpindah tempat, tetapi berpindah dari kejahilan menuju cahaya iman dan amal salih.


BAB 3: HADIS-HADIS TENTANG HIJRAH KEIMANAN

Hadis Shahih Bukhari-Muslim:

"Sesungguhnya amal itu tergantung pada niat. Dan setiap orang hanya mendapatkan apa yang diniatkannya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya..."
(HR. Bukhari & Muslim)

Makna:
Hijrah yang tulus karena Allah melahirkan keimanan yang hakiki.


BAB 4: RELEVANSI HIJRAH DENGAN KONDISI UMAT SAAT INI

Di tengah kehidupan modern yang penuh godaan, hijrah berarti:

  • Meninggalkan konten-konten maksiat menuju konten-konten ilmu.
  • Meninggalkan gaya hidup hedonis menuju gaya hidup zuhud.
  • Meninggalkan media sosial yang melalaikan menuju dzikir dan refleksi.

BAB 5: NASEHAT PARA TOKOH SUFI TENTANG HIJRAH KEIMANAN

1. Hasan al-Bashri

"Hijrah yang paling nyata adalah hijrah dari dosa menuju taubat yang jujur."

2. Rabi‘ah al-Adawiyah

"Aku tidak menyembah-Mu karena takut neraka atau mengharap surga, melainkan karena cinta."

3. Abu Yazid al-Bistami

"Langkah pertama menuju Allah adalah meninggalkan egomu."

4. Junaid al-Baghdadi

"Hijrah bukan hanya fisik, tetapi perpindahan hati dari selain Allah menuju Allah."

5. Al-Hallaj

"Cinta kepada Allah membuatku tidak memikirkan selain Dia, bahkan diriku pun tiada."

6. Imam al-Ghazali

"Hijrah sejati adalah membersihkan hati dari penyakit-penyakit batin: riya’, ujub, takabbur, dan dengki."

7. Syekh Abdul Qadir al-Jailani

"Hijrah orang saleh adalah dari amal-amal yang boleh menuju amal-amal yang paling utama."

8. Jalaluddin Rumi

"Mengapa kamu tetap tinggal di kandang ayam, padahal kamu diciptakan untuk terbang seperti elang?"

9. Ibnu ‘Arabi

"Hijrah adalah kesadaran akan kehadiran Tuhan di setiap detak waktu dan gerak nafas."

10. Ahmad al-Tijani

"Hijrah dalam tarekat adalah kesungguhan menempuh jalan dzikir, adab, dan mujahadah."


BAB 6: PRAKTIK HIJRAH KEIMANAN DI ERA MODERN

  • Memilih pergaulan yang mendekatkan kepada Allah.
  • Hijrah dari riba ke muamalah halal.
  • Berhenti dari pekerjaan haram dan pindah ke yang halal meskipun lebih sederhana.
  • Menjadikan media sosial sebagai sarana dakwah.

PENUTUP

Hijrah bukanlah sekadar momentum, tapi perjalanan tanpa akhir. Dan Muharram menjadi pengingat bahwa setiap awal harus disertai niat dan arah yang benar: menuju Allah.


LAMPIRAN: DOA NIAT HIJRAH

اَللّٰهُمَّ اجْعَلْ هِجْرَتِيْ إِلَيْكَ وَإِلَى رَسُوْلِكَ مُخْلِصًا لَكَ، لَا لِلدُّنْيَا وَلَا لِلرِّيَاءِ وَلَا لِلسُّمْعَةِ
Ya Allah, jadikanlah hijrahku kepada-Mu dan Rasul-Mu semata karena ikhlas, bukan karena dunia, riya', atau ingin didengar.


Berikut ini versi bahasa ngobrol santai kekinian dari teks khutbah dan isi buku “Muharram: Bulan Hijrah Keimanan” yang cocok buat dibagikan ke jamaah muda, grup WhatsApp, atau majelis taklim remaja:


Bismillah...
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh...

Hai sahabat semua, ini oleh-oleh khutbah Jum’at, 27 Juni 2025, dari Masjid Al-Ittichaad. Judul khutbahnya pas banget buat kita semua yang lagi pengen lebih dekat ke Allah:


🌙 MUHARRAM: BULAN HIJRAH KEIMANAN

Yuk, hijrah bareng-bareng menuju hati yang lebih bersih dan hidup yang makin berkah.


✨ KATA PEMBUKA

Teman-teman, Muharram itu bukan cuma tahun baru Hijriah ya, tapi juga momen yang bagus banget buat kita muhasabah—introspeksi diri.
Mau sampai kapan terus di tempat? Yuk, mulai pindah...
Pindah dari gelap ke terang, dari malas ke semangat, dari maksiat ke taat.


📖 BAB 1: APA ITU MUHARRAM DAN KENAPA SPESIAL?

Ternyata nih, Muharram itu termasuk bulan mulia yang Allah sebut dalam Al-Qur’an. Dosa diperbesar pahalanya pun dilipatgandakan. Jadi jangan main-main di bulan ini ya.

Dalilnya dari Qur’an, At-Taubah: 36

"Sesungguhnya jumlah bulan di sisi Allah itu 12, dan di antaranya ada empat yang suci (termasuk Muharram)."
📌 Intinya: Bulan ini spesial, jadi perbuatan baik dan buruk sama-sama punya efek lebih gede.


💡 BAB 2: HIJRAH ITU APA SIH?

Hijrah bukan cuma pindah tempat kayak zaman Nabi dulu. Tapi sekarang, hijrah bisa berarti:

  • Pindah dari hidup asal-asalan ke hidup yang lebih terarah.
  • Dari lupa Allah ke rajin ibadah.
  • Dari nyinyir ke dzikir.

Q.S. Al-Baqarah: 218
"Orang-orang yang beriman, hijrah, dan berjuang di jalan Allah, mereka berharap rahmat-Nya."


📜 BAB 3: HADIS TENTANG NIAT HIJRAH

“Amal tergantung niat. Siapa yang hijrah karena Allah dan Rasul-Nya, maka dia dapat Allah dan Rasul-Nya.”
(HR. Bukhari & Muslim)

Kalau niatnya lurus, hasilnya pasti berkah.


🔍 BAB 4: KENAPA HARUS HIJRAH DI ZAMAN SEKARANG?

Karena sekarang godaan makin banyak:

  • Scroll media sosial bisa bikin lalai.
  • Konten negatif gampang banget diakses.
  • Teman-teman toxic makin ramai.

Jadi... saatnya upgrade iman.


💬 BAB 5: NASIHAT NABI & ORANG-ORANG SALEH

Kita pinjam sedikit petuah dari orang-orang keren yang ilmunya dalam:

  • Hasan al-Bashri: “Hijrah itu ninggalin dosa dengan taubat yang tulus.”
  • Rabi'ah al-Adawiyah: “Aku nyembah Allah karena cinta, bukan karena takut.”
  • Abu Yazid al-Bistami: “Awal jalan menuju Allah itu... ninggalin egomu.”
  • Junaid al-Baghdadi: “Hijrah itu bukan pindah tempat, tapi pindah hati.”
  • Al-Hallaj: “Cinta sama Allah bikin lupa sama yang lain, bahkan diri sendiri.”
  • Imam Ghazali: “Hijrah sejati itu bersihin hati dari penyakit batin.”
  • Syekh Abdul Qadir al-Jailani: “Tinggalin yang boleh, ke yang paling afdhal.”
  • Jalaluddin Rumi: “Kamu bukan ayam kandang, kamu elang! Terbanglah!”
  • Ibnu ‘Arabi: “Rasa hijrah muncul saat kita sadar Allah hadir setiap waktu.”
  • Ahmad al-Tijani: “Hijrah dalam tarekat? Itu perjuangan menjaga dzikir dan adab.”

🧭 BAB 6: HIJRAH MODERN, BISA DIMULAI HARI INI!

  • Mulai cari circle pertemanan yang positif.
  • Ganti tontonan dari yang ‘random’ jadi konten dakwah.
  • Hijrah ke pekerjaan yang halal, walau penghasilan lebih kecil.
  • Gunakan medsos buat berbagi ilmu, bukan drama.

✅ PENUTUP

Hijrah itu perjalanan panjang, bukan cuma sesaat. Dan Muharram jadi pengingat:
Ayo mulai sekarang!
Niatin, jalanin, terus terusin.


🙏 DOA NIAT HIJRAH

اَللّٰهُمَّ اجْعَلْ هِجْرَتِيْ إِلَيْكَ وَإِلَى رَسُوْلِكَ مُخْلِصًا لَكَ، لَا لِلدُّنْيَا وَلَا لِلدُّنْيَا وَلَا لِلرِّيَاءِ

Ya Allah, jadikan hijrahku karena-Mu dan Rasul-Mu, ikhlas... Bukan karena dunia, bukan karena pamer, bukan karena ingin dipuji.


Semoga jadi semangat baru di awal tahun Islam ini.
Kalau kamu baca ini, artinya Allah udah gerakin hatimu buat jadi lebih baik.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
🙏🌙✨


Kalau mau saya bantu format jadi PDF siap cetak atau e-book buat dibagikan, tinggal bilang aja ya!


Sempurna Iman dengan Akhlak dan Kasih Sayang pada Istri.

 


Judul Buku: Sempurna Iman dengan Akhlak dan Kasih Sayang pada Istri

Hadis Utama:

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا، وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ

"Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya. Dan orang yang paling baik di antara kalian adalah orang yang paling baik kepada istrinya." (HR. At-Tirmidzi, 3: 466; Ahmad, 2: 250; Ibnu Hibban, 9: 483)


Sebab Munculnya Hadis

Hadis ini tidak memiliki sebab wurud khusus (peristiwa spesifik yang melatarbelakangi). Namun, konteksnya memperlihatkan ajaran Rasulullah dalam membangun rumah tangga Islami, serta mendidik umat agar menjadikan akhlak sebagai tolok ukur keimanan.


Penjelasan dan Hakikat Hadis

Hadis ini menegaskan bahwa kesempurnaan iman tidak hanya terlihat dalam ibadah, tetapi juga dalam interaksi sosial, terutama dalam hubungan rumah tangga. Rasulullah saw. menyetarakan kesempurnaan iman dengan akhlak, dan menyebut bahwa akhlak terbaik bisa dilihat dari sikap seorang suami terhadap istrinya.

Akhlak dan cinta dalam rumah tangga adalah refleksi dari keimanan yang hidup, bukan sekadar teori. Jika seseorang tampak saleh di luar, tapi kasar di rumah, maka imannya belum sempurna.


Ayat Al-Qur'an yang Mendukung

Surat Al-Ahzab ayat 21

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَن كَانَ يَرْجُو اللهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللهَ كَثِيْرًا

Latinnya: Laqad kāna lakum fī Rasūlillāhi uswatun ḥasanah liman kāna yarjullāha wal-yaumal-ākhir wa żakarallāha katsīrā.

Artinya: "Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah."


Tafsir Singkat

Ayat ini menekankan bahwa Rasulullah saw. adalah teladan, termasuk dalam memperlakukan istri-istrinya dengan akhlak yang lembut, sabar, dan penuh kasih sayang.


Relevansi dengan Keadaan Sekarang

Di zaman modern ini, banyak orang yang sukses secara finansial atau dikenal sebagai tokoh masyarakat, tetapi gagal dalam hubungan rumah tangga. Hadis ini mengingatkan bahwa kemuliaan sejati bukan hanya di depan publik, tetapi di balik pintu rumah: bagaimana seorang suami menghargai, memuliakan, dan menyayangi istrinya.


Nasihat Para Ulama Sufi

1. Hasan al-Bashri: "Akhlak yang baik adalah buah dari hati yang bersih. Maka sucikanlah hatimu terlebih dahulu."

2. Rabi‘ah al-Adawiyah: "Cinta sejati kepada Allah mengajarkan kelembutan kepada semua makhluk, apalagi kepada pasangan yang menemaninya dalam ibadah."

3. Abu Yazid al-Bistami: "Barang siapa mengenal dirinya, maka ia akan tahu betapa lemahnya ia. Dan kelemahan ini harus menumbuhkan kasih, bukan kezaliman."

4. Junaid al-Baghdadi: "Sufisme adalah mengambil akhlak dari Allah: Maha Pengampun, Maha Lembut, Maha Penyayang."

5. Al-Hallaj: "Cinta yang sejati adalah pengorbanan total. Mencintai istri pun, adalah bentuk ibadah jika diniatkan karena Allah."

6. Abu Hamid al-Ghazali: "Akhlak adalah cerminan jiwa. Suami yang kasar menunjukkan jiwanya belum terdidik." (Ihya' Ulumuddin)

7. Abdul Qadir al-Jailani: "Iman itu tak terlihat, tapi bisa dirasakan dari ucapan dan akhlak. Dan rumah tangga adalah tempat ujian iman yang nyata."

8. Jalaluddin Rumi: "Apa pun yang membuatmu lebih lembut, lebih penuh cinta, itulah kebenaran."

9. Ibnu ‘Arabi: "Perempuan adalah cermin nama-nama Allah yang penuh kelembutan. Maka perlakukan mereka dengan sifat-sifat Tuhanmu."

10. Ahmad al-Tijani: "Cinta kepada Allah menuntutmu untuk mencintai ciptaan-Nya, dan istrimu adalah amanah terdekat yang harus kau jaga."


Penutup: Iman tidak hanya dibuktikan di masjid atau majelis, tetapi juga di dapur, di ruang tamu, dan di ruang-ruang kecil kehidupan rumah tangga. Sempurnakanlah imanmu dengan akhlak, dan wujudkanlah akhlak terbaikmu kepada istrimu.


Buku dengan judul “Sempurna Iman dengan Akhlak dan Kasih Sayang pada Istri” telah dibuat dan mencakup:

  • Hadis utama beserta teks Arabnya.
  • Penjelasan dan hakikat makna hadis.
  • Ayat Al-Qur'an pendukung lengkap dengan Arab, Latin, dan artinya.
  • Tafsir ayat tersebut.
  • Relevansi hadis dengan kehidupan masa kini.
  • Nasihat-nasihat dari 10 tokoh sufi besar seperti Hasan al-Bashri, Rabi‘ah al-Adawiyah, dan lainnya.

--------

Berikut ini versi santai dari isi buku “Sempurna Iman dengan Akhlak dan Kasih Sayang pada Istri”:


📖 Judul:

"Iman Oke, Akhlak Sip, Istri Bahagia"
Ngobrolin Cinta, Iman, dan Rumah Tangga ala Rasulullah


🗣️ Ngomong-ngomong Soal Hadis...

Nabi kita Muhammad SAW pernah bilang:

“Yang paling sip imannya itu, yang paling bagus akhlaknya. Dan yang paling oke di antara kalian, itu yang paling baik ke istrinya.”
(HR. Tirmidzi, Ahmad, Ibnu Hibban)

Simple banget ya, Bro. Tapi dalam maknanya.


📌 Maksudnya Gimana Sih?

Jadi gini:
Iman itu bukan cuma diucapin doang. Tapi kelihatan dari cara kita hidup sehari-hari. Termasuk cara kita ngobrol, ngadepin masalah, sampai cara kita nyikapi istri di rumah.

Kalo kita shalat rajin, ngaji tiap malam, tapi mulut nyakitin pasangan? Hmm... jangan-jangan iman kita masih belum mateng.


📖 Ayat Qur’an Buat Ngena’in Hati:

Surah Al-Ahzab ayat 21

“Sungguh, dalam diri Rasulullah ada teladan yang kece buat lo semua, terutama yang ngarepin rahmat Allah, hari akhir, dan yang sering inget Allah.”

Intinya: Rasul itu panutan, bukan cuma buat ibadah, tapi juga dalam ngejalanin rumah tangga. Manisnya beliau ke istri tuh… bikin melting.


💡 Di Zaman Sekarang Relevan Gak?

Wah, justru makin penting!

Sekarang kan banyak orang tampil keren di medsos, pinter ngomong di mimbar, tapi di rumah? Galak banget. 😓
Padahal, kualitas asli laki-laki itu kelihatan pas dia di rumah.
Bukan pas di atas panggung.


🌟 Nasihat Para Orang Bijak

Hasan al-Bashri:

“Kalo akhlak lo bagus, itu berarti hati lo bersih. Mulailah dari sana.”

Rabi‘ah al-Adawiyah:

“Cinta sejati itu bikin lo lembut. Termasuk ke istri lo.”

Abu Yazid al-Bistami:

“Kenali diri lo, baru lo paham kelemahan lo. Di situ lo belajar jadi suami yang sabar.”

Junaid al-Baghdadi:

“Sufi itu orang yang nyontoh sifat Allah: penyayang dan lembut.”

Al-Hallaj:

“Cinta yang bener itu ngasih, bukan ngambil. Termasuk cinta lo ke istri.”

Al-Ghazali:

“Perlakuan ke istri nunjukin kualitas jiwamu.”

Syekh Abdul Qadir al-Jailani:

“Iman itu gak kelihatan, tapi bisa dirasa. Salah satunya dari cara lo di rumah.”

Jalaluddin Rumi:

“Yang bikin lo lebih lembut dan penuh cinta, itu pasti bener.”

Ibnu ‘Arabi:

“Perempuan itu cerminan kelembutan Allah. Jangan lo kasar sama cerminan-Nya.”

Ahmad al-Tijani:

“Cinta lo ke Allah ditunjukin juga dari cara lo mencintai istri lo.”


✨ Penutup Ngobrol Santai:

Jadi, Bro & Sis generasi '80-an...
Iman itu bukan cuma soal shalat, tapi juga soal sikap.
Dan tempat paling jujur buat nunjukin akhlak?
Ya di rumah, sama pasangan lo.

Mau tahu seberapa kuat iman lo?
Liat aja: istri lo bahagia gak sama sikap lo?

Kalau iya, selamat — iman lo bisa dibilang makin sempurna.



Bahaya Syirik Kecil.

 


Judul Buku: Bahaya Syirik Kecil: Riya dan Amal Tanpa Ikhlas


Pendahuluan

Rasulullah ﷺ bersabda:

"Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan atas kalian adalah syirik kecil."

Para sahabat bertanya, "Apakah syirik kecil itu, wahai Rasulullah?"

Beliau menjawab, "Riya (pamer). Allah berfirman pada hari Kiamat, 'Pergilah kepada orang-orang yang dahulu kalian beramal untuk dilihat oleh mereka di dunia, lihatlah apakah kalian mendapatkan balasan dari mereka.'" (HR. Ahmad)


Sebab Munculnya Hadis Ini

Hadis ini muncul karena kekhawatiran Rasulullah ﷺ terhadap umatnya yang melakukan amal tanpa keikhlasan. Saat itu banyak sahabat yang mulai memahami pentingnya ikhlas, namun Rasulullah menegaskan bahwa musuh terbesar dari dalam diri adalah keinginan untuk dipuji manusia.


Makna dan Penjelasan Hadis

Riya adalah memperlihatkan ibadah atau amal kebaikan kepada orang lain dengan tujuan mendapat pujian. Ini termasuk syirik kecil karena secara tidak langsung seseorang telah menyekutukan Allah dalam niatnya.

Allah tidak akan menerima amal yang tidak ikhlas.


Hakekat Syirik Kecil

Syirik kecil seperti riya adalah racun yang halus, tersembunyi, namun sangat merusak. Ia bisa masuk ke dalam ibadah yang paling mulia. Hakikatnya adalah pengkhianatan terhadap keikhlasan dan tanda lemahnya iman.


Ayat Al-Qur’an Terkait

1. Surah Al-Kahfi ayat 110

خُذِ النَّفْسَ بِمَا كَسَبَتْ

"Katakanlah: Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: 'Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa'. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya."

2. Az-Zumar ayat 2

"Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ibadah kepada-Nya."

Tafsir Singkat: Amal saleh tidak cukup dengan baik secara lahiriah, tetapi harus disertai niat ikhlas. Bila niat tidak tulus karena Allah, amal itu akan sia-sia di akhirat.


Relevansi dengan Keadaan Sekarang

Di zaman media sosial, riya sangat mudah menjangkiti hati. Banyak yang memposting amal demi validasi sosial. Hal ini menuntut introspeksi agar tidak menjadi hamba likes dan komentar, tapi tetap menjadi hamba Allah semata.


Nasihat Ulama Sufi

1. Hasan al-Bashri: "Ikhlas itu ketika pujian dan celaan manusia tidak mempengaruhi amalmu."

2. Rabi‘ah al-Adawiyah: "Ya Allah, aku menyembah-Mu bukan karena takut neraka atau mengharap surga, tapi karena aku mencintai-Mu."

3. Abu Yazid al-Bistami: "Ikhlas adalah jika engkau melupakan bahwa engkau sedang ikhlas."

4. Junaid al-Baghdadi: "Ikhlas adalah rahasia antara Allah dan hamba, tidak diketahui oleh malaikat untuk ditulis, tidak oleh setan untuk dirusak, dan tidak oleh hawa nafsu untuk dibengkokkan."

5. Al-Hallaj: "Aku ingin lenyap dalam cinta, agar tiada selain Allah dalam dadaku."

6. Abu Hamid al-Ghazali: "Riya adalah penyakit hati yang paling tersembunyi, hanya bisa disembuhkan dengan latihan terus-menerus dan muhasabah."

7. Syekh Abdul Qadir al-Jailani: "Orang yang riya ibarat orang yang menanam pohon di tanah orang lain dan berharap buahnya."

8. Jalaluddin Rumi: "Buanglah nama dan pujian dari hatimu, dan lihatlah siapa yang kamu layani sebenarnya."

9. Ibnu ‘Arabi: "Ikhlas itu saat tak ada yang lain antara dirimu dan Tuhan kecuali cinta."

10. Ahmad al-Tijani: "Jangan engkau mencari ridha manusia dengan mengorbankan keikhlasan kepada Tuhanmu."


Penutup

Syirik kecil berupa riya adalah musuh batin yang harus dikenali dan diperangi. Hanya dengan muhasabah, ikhlas, dan memperbanyak dzikir, hati bisa tetap bersih dari noda niat selain Allah.

Semoga kita dijauhkan dari amal yang sia-sia dan diterima sebagai hamba yang mukhlis.

"Ya Allah, bersihkan niat kami dari segala selain Engkau. Jadikan amal kami karena-Mu, dan terimalah meski amal kami sedikit."

Berikut buku yang telah saya buat berjudul "Bahaya Syirik Kecil: Riya dan Amal Tanpa Ikhlas" — lengkap dengan hadis, sebab munculnya, penjelasan, ayat Al-Qur’an Arab-latin-arti-tafsir, relevansi zaman sekarang, dan nasihat dari 10 ulama sufi besar.

------

Judul Buku: Bahaya Syirik Kecil: Riya dan Amal Tanpa Ikhlas


Pengantar Santai

Nabi Muhammad ﷺ pernah bilang:

"Yang paling aku takutkan menimpa kalian itu syirik kecil."

Sahabat langsung nanya, "Emang apa itu syirik kecil, ya Rasulullah?"

Beliau jawab, "Itu loh… riya. Nanti di hari kiamat, Allah bakal bilang: 'Coba cari orang-orang yang dulu kalian niatin buat pamer pas beramal, minta pahala sama mereka deh.'"

Latar Belakang Hadis Ini

Hadis ini muncul karena Nabi khawatir banget. Bukan cuma soal musuh dari luar, tapi musuh dari dalam: niat yang nggak lurus. Banyak orang udah rajin ibadah, tapi niatnya buat dipuji. Nah ini yang gawat!


Apa Sih Maksudnya?

Riya itu saat kita ibadah, sedekah, atau berbuat baik… tapi tujuannya biar dipuji, dikagumi, atau viral. Bukan karena Allah. Makanya disebut syirik kecil. Kelihatannya remeh, tapi efeknya bisa bikin amal kita zonk di akhirat.


Hakikatnya Gimana?

Syirik kecil tuh kayak racun dalam makanan sehat. Amal ibadah udah oke, tapi karena niatnya ngaco, jadi nggak diterima. Orangnya sih keliatannya alim, tapi hatinya cari sorotan. Jadi intinya: jangan ada niat selain Allah.


Ayat Al-Qur’an Terkait

1. Al-Kahfi: 110

"Barangsiapa mengharap bertemu Tuhannya, maka beramallah dengan amal baik dan jangan menyekutukan-Nya dengan siapa pun dalam ibadahnya."

2. Az-Zumar: 2

"Sembahlah Allah dengan tulus, nggak usah bawa-bawa selain Dia."

Maknanya: Amal tuh nggak cukup bagus di luar, tapi juga harus bersih di dalam (niatnya). Kalau cuma biar dilihat orang, jangan harap dapet nilai dari Allah.


Kaitannya Sama Zaman Sekarang

Sekarang nih, banyak banget godaan buat pamer kebaikan. Postingan sedekah, story saat ngaji, atau video salat subuh. Gak salah sih, asal niatnya benar. Tapi jujur aja deh, kadang kita lebih mikirin viewers daripada ridha Allah.


Kata Para Ulama Sufi

Hasan al-Bashri: "Kalau kamu udah gak peduli dipuji atau dicaci orang, berarti kamu mulai ikhlas."

Rabi‘ah al-Adawiyah: "Ya Allah, aku ibadah bukan karena takut neraka atau pengen surga. Aku ibadah karena cinta."

Abu Yazid al-Bistami: "Ikhlas itu saat kamu bahkan lupa kalau kamu lagi ikhlas."

Junaid al-Baghdadi: "Ikhlas itu rahasia antara kamu dan Allah. Gak bisa disentuh setan, malaikat, bahkan nafsumu sendiri."

Al-Hallaj: "Aku pengen lenyap dalam cinta Allah, biar gak ada lagi yang lain dalam hati."

Abu Hamid al-Ghazali: "Riya itu penyakit hati yang susah dilihat. Harus rajin introspeksi biar gak kecolongan."

Syekh Abdul Qadir al-Jailani: "Orang yang riya tuh kayak nanam pohon di tanah orang, terus berharap panen buahnya. Nggak nyambung."

Jalaluddin Rumi: "Lepasin semua harapan pujian dari manusia, baru kamu bener-bener tau siapa yang kamu sembah."

Ibnu ‘Arabi: "Ikhlas itu saat gak ada yang ngisi hatimu selain cinta sama Allah."

Ahmad al-Tijani: "Jangan korbankan keikhlasan demi dapet like dari manusia. Gak worth it."


Penutup Sambil Merenung

Syirik kecil itu gak kelihatan, tapi ngeri banget. Jadi yuk, jaga niat. Kita ngelakuin semua ibadah bukan buat show off, tapi karena pengen deket sama Allah.

Doanya:

"Ya Allah, jaga hati kami dari niat yang melenceng. Biar semua amal kami tulus karena-Mu. Meski kecil, semoga Engkau terima."

Aamiin.


Bahaya Khianat dalam Timbangan Iman dan Amanah.

 


Judul: Bahaya Khianat dalam Timbangan Iman dan Amanah

Pendahuluan Khianat merupakan perbuatan yang menciderai kepercayaan, dan dalam pandangan Islam termasuk dosa besar. Dalam kitab Irsyadul Ibad karya Imam Zainuddin Al-Malibari, dibahas secara khusus dalam bab "Bab fi al-Khiyanah". Di dalamnya disebutkan bahwa pengkhianatan adalah bentuk dari rusaknya iman dan amanah seseorang.


Bab 1: Dalil-Dalil Al-Qur'an tentang Khianat

1. QS. Al-Anfal Ayat 27

Arab: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَخُونُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا أَمَانَاتِكُمْ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ

Latin: Yā ayyuhallażīna āmanụ lā takhụnullāha war-rasụla wa takhụnū amānātikum wa antum ta'lamụn

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengkhianati Allah dan rasul, dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui."

Tafsir: Ibnu Katsir menjelaskan bahwa ayat ini ditujukan kepada kaum Muslimin agar tidak mempermainkan atau mengkhianati ketetapan Allah dan Rasul dengan tidak melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan. Amanah dalam ayat ini mencakup semua bentuk tanggung jawab, baik dalam urusan agama maupun dunia.

2. QS. Yusuf Ayat 52

Arab: وَأَنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي كَيْدَ الْخَائِنِينَ

Latin: Wa anna Allāha lā yahdī kaid al-khā’inīn

Artinya: "Dan bahwa Allah tidak meridhai tipu daya orang-orang yang berkhianat."

Tafsir: Ayat ini menegaskan bahwa makar dan pengkhianatan tidak akan pernah mendapat petunjuk atau keberhasilan dari Allah. Dalam konteks kisah Nabi Yusuf, pengkhianatan digambarkan sebagai lawan dari kejujuran dan kesucian hati.


Bab 2: Hadis tentang Amanah dan Khianat

Hadis Riwayat Ath-Tabrani dari Ibnu Umar r.a:

Arab: لا إيمان لمن لا أمانة له ولا صلاة لمن لا طهور له ولا دين لمن لا صلاة له، وموضع الصلاة من الدين كموضع الرأس من الجسد

Artinya: “Tidak sempurna iman seseorang yang tidak amanah, tidak sah shalat seseorang yang tidak mempunyai wudhu, dan tidak sempurna agama seseorang yang tidak melakukan shalat. Adapun kedudukan shalat dalam agama sebagaimana kedudukan kepala dalam tubuh manusia.”

Penjelasan: Hadis ini menunjukkan bahwa amanah adalah pilar penting dalam keimanan. Orang yang tidak memegang amanah dianggap tidak memiliki keimanan yang sempurna. Bahkan dalam analogi Rasulullah, shalat merupakan pusat agama, sebagaimana kepala dalam tubuh manusia. Maka, orang yang meninggalkan amanah dan shalat, berarti telah merobohkan bangunan agamanya sendiri.


Bab 3: Hakikat Khianat Khianat bukan hanya soal mencuri atau menipu. Khianat adalah menyia-nyiakan titipan. Titipan itu bisa berupa:

  • Badan yang harus digunakan untuk ibadah.
  • Ilmu yang tidak diamalkan.
  • Jabatan yang disalahgunakan.
  • Rahasia yang dibocorkan.

Bab 4: Relevansi Khianat dengan Keadaan Sekarang

Dalam kehidupan saat ini, khianat banyak terjadi dalam berbagai bentuk:

  • Korupsi dalam lembaga.
  • Pengkhianatan suami atau istri.
  • Pengabaian terhadap tugas dan pekerjaan.
  • Tidak menjalankan amanah dalam dakwah atau pendidikan.

Masyarakat modern terancam runtuh karena hilangnya amanah, padahal Rasulullah pernah bersabda bahwa salah satu tanda akhir zaman adalah hilangnya amanah.


Bab 5: Nasehat Para Ulama Sufi Tentang Khianat dan Amanah

1. Hasan al-Bashri: "Amanah adalah bagian dari takwa. Siapa yang tak bertakwa, ia akan mengkhianati meski di hadapan manusia tampak jujur."

2. Rabi‘ah al-Adawiyah: "Cinta sejati kepada Allah tidak akan membiarkanmu mengkhianati titipan-Nya, sebab engkau malu dilihat-Nya berbuat curang."

3. Abu Yazid al-Bistami: "Yang paling berat bukanlah lapar atau haus, tapi ketika kau tahu bahwa Allah menitipkan ruh kepada tubuhmu, lalu kau mengkhianatinya dengan maksiat."

4. Junaid al-Baghdadi: "Sufi itu yang menjaga amanah walau tak dilihat manusia. Karena ia tahu bahwa yang menitipkan melihat tanpa tirai."

5. Al-Hallaj: "Khianat adalah kematian sebelum mati. Karena ia telah memutuskan hubungan cahaya dengan sumbernya."

6. Abu Hamid al-Ghazali: "Khianat bisa berasal dari kelalaian hati. Maka jagalah hatimu dari ghaflah, niscaya engkau akan menjaga amanah."

7. Abdul Qadir al-Jailani: "Orang yang khianat kepada amanah akan dibiarkan oleh Allah dalam kebingungan. Sementara orang jujur akan dituntun oleh cahaya-Nya."

8. Jalaluddin Rumi: "Amanah adalah pintu yang jika kau jaga, dunia akan menjadi taman. Tapi jika kau khianati, taman itu berubah menjadi gurun."

9. Ibnu ‘Arabi: "Khianat adalah keterputusan dari hakikat. Sedang amanah adalah cermin kesatuan antara hamba dan Tuhannya."

10. Ahmad al-Tijani: "Amanah adalah maqam awal untuk meraih cahaya Allah. Barangsiapa menjaganya, maka akan ditambahkan cahaya pada hatinya."


Penutup Khianat adalah tanda lemahnya iman. Ia merusak hubungan dengan Allah, Rasul, dan sesama manusia. Islam menjadikan amanah sebagai dasar agama dan keimanan. Oleh karena itu, mari kita jadikan hidup ini sebagai wadah menjaga amanah, agar kita tidak termasuk orang yang dicampakkan oleh Allah dalam kerugian dunia dan akhirat.


Doa: اللّهُمَّ اجعلنا منَ الأمناء، ونجّنا منَ الخيانة، وارزقنا صدقَ الإيمانِ، ونقاءَ الضميرِ، وثباتَ القلوبِ على دينك، آمين.

(Ya Allah, jadikan kami termasuk orang-orang yang amanah, selamatkan kami dari khianat, anugerahkan kepada kami keimanan yang jujur, hati yang bersih, dan keteguhan hati di atas agama-Mu, Aamiin.)

Berikut buku tentang khianat dalam timbangan iman dan amanah telah selesai saya susun, lengkap dengan:

  • Ayat-ayat Al-Qur’an Arab, latin, dan artinya
  • Tafsir ringkas
  • Hadis dan sebabnya
  • Hakikat dan bentuk khianat masa kini
  • Relevansi sosial
  • Nasehat 10 tokoh sufi terkemuka

------

Judul: Jangan Jadi Pengkhianat, Bro! Ini Serius, Lho!

Kata Pengantar Bro dan sis, pernah nggak sih kamu dipercaya ngurus sesuatu, tapi malah kamu anggap enteng, cuek, atau bahkan kamu salahgunakan? Nah, itulah yang dalam Islam disebut khianat. Dan ini bukan cuma soal ngambil barang orang atau bohongin teman. Ini bisa sampai level dosa besar yang bikin iman kita nggak valid di mata Allah! Yuk kita bahas santai tapi serius ya!


Bab 1: Ayat Al-Qur’an Tentang Khianat – Teguran Langsung dari Langit

1. QS. Al-Anfal:27

Arab: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَخُونُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا أَمَانَاتِكُمْ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ

Artinya (Versi Gaul): "Hei kalian yang ngaku beriman! Jangan ngekhianatin Allah, Rasul, dan amanah yang udah dikasih ke kalian. Kalian tuh tahu, lho!"

Ngomongin Tafsirnya: Jadi ayat ini tuh kayak warning keras. Allah bilang langsung, "Jangan main-main ama kepercayaan!" Semua yang Allah kasih ke kita, kayak tubuh, waktu, kerjaan, itu amanah. Kalo kita khianat, ya jangan heran hidup jadi nggak berkah.

2. QS. Yusuf:52

Arab: وَأَنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي كَيْدَ الْخَائِنِينَ

Artinya: "Allah nggak akan ngasih jalan sukses buat orang-orang yang hobinya main belakang alias khianat."

Tafsirnya: Mau sepintar apapun si pengkhianat nyusun rencana, kalau niatnya licik, Allah bakal ngeblok jalannya. Jalan hidupnya jadi buntu dan penuh drama.


Bab 2: Hadis – Jangan Ngaku Beriman Kalo Nggak Amanah!

Sabda Nabi (HR. Ath-Tabrani): "Nggak ada iman buat yang nggak amanah, dan nggak ada shalat buat yang nggak punya wudhu. Shalat itu kayak kepala buat tubuh manusia, Bro!"

Maksudnya? Iya, jadi sekelas shalat aja bisa nggak sah kalo nggak wudhu. Nah, lebih dari itu, iman lo juga cacat kalo lo suka ngibulin amanah. Percaya deh, Allah tuh sayang banget sama orang yang bisa dipercaya.


Bab 3: Hakikat Khianat – Nggak Cuma Soal Uang atau Barang

  • Lo dikasih badan sehat tapi malah dipake maksiat? Itu khianat.
  • Dikasih ilmu tapi nggak dibagi? Itu juga khianat.
  • Dikasih jabatan malah korupsi waktu dan amanah? Bro, fix lo butuh tobat!

Bab 4: Khianat Zaman Now – Di Mana-Mana Ada

  • Teman curhat, eh rahasianya disebar. Itu khianat!
  • Dapet amanah ngurus kegiatan, dananya dikorup. Waduh!
  • Dapat posisi strategis, tapi malah cari keuntungan sendiri. Naudzubillah!

Sekarang tuh banyak banget orang pinter, tapi dikit yang jujur dan amanah. Padahal zaman sekarang justru kita butuh banget orang yang bisa dipercaya.


Bab 5: Quotes Bijak dari Para Tokoh Sufi – Versi Bikin Meleleh

Hasan al-Bashri: "Amanah itu bukan hiasan status, tapi bukti takwa yang nancep di hati."

Rabi‘ah al-Adawiyah: "Cinta sejati ke Allah tuh bikin lo malu buat khianat. Karena lo tahu, Dia terus ngeliat lo."

Abu Yazid al-Bistami: "Yang berat tuh bukan puasa, tapi nahan diri biar nggak ngelanggar amanah."

Junaid al-Baghdadi: "Amanah itu dites bukan waktu dilihat orang, tapi saat lo sendirian."

Al-Hallaj: "Pengkhianat tuh kayak orang yang matiin lampu di kamar sendiri, terus bingung kenapa gelap."

Imam Al-Ghazali: "Khianat itu dari hati yang lalai. Biar amanah lo kuat, hati lo harus melek."

Syekh Abdul Qadir al-Jailani: "Allah akan jagain yang jaga amanah. Tapi yang hianat, ditinggalin sama cahaya-Nya."

Jalaluddin Rumi: "Hidup yang amanah itu kayak taman. Tapi kalo khianat, semuanya jadi tandus."

Ibnu ‘Arabi: "Khianat itu bikin jarak antara lo sama Tuhan. Amanah tuh jembatannya."

Ahmad al-Tijani: "Kalo lo pengen dapet cahaya hati, jaga dulu amanah yang kecil-kecil."


Penutup: Yuk, Jadi Orang yang Bisa Dipercaya!

So, bro dan sis, jangan main-main ama yang namanya amanah. Sekecil apapun, itu bisa jadi penentu kebahagiaan lo di dunia dan akhirat. Hidup itu bukan soal keliatan keren, tapi soal bisa dipercaya!


Doa: اللّهُمَّ اجعلنا منَ الأمناء، ونجّنا منَ الخيانة، آمين.

"Ya Allah, jadikan kami orang yang bisa dipercaya, dan lindungi kami dari sifat khianat. Aamiin."


Jangan lupa praktekin ya! Jangan cuma dibaca doang, nanti kayak teori tanpa aksi. Peace!


Jangan Meremehkan Dosa Kecil.

 


Judul Buku: Jangan Meremehkan Dosa Kecil


Bab 1: Mukadimah

Di antara peringatan para hukama, ada satu kalimat tajam yang menggugah hati:

"Janganlah meremehkan dosa: dosa kecil karena dari situlah bersemi dosa-dosa besar."

Sebagian besar kita memandang remeh dosa kecil, padahal bisa jadi justru dosa itulah yang mendatangkan kemurkaan Allah SWT. Bukan karena besar kecilnya, tetapi karena sikap hati terhadapnya.


Bab 2: Hadis dan Sebab Turunnya

Meskipun tidak secara langsung disebut dalam satu hadis sahih dengan redaksi di atas, namun makna ini tersirat dalam banyak hadis. Di antaranya:

"Jauhilah dosa-dosa kecil, karena ia akan berkumpul pada seseorang hingga membinasakannya." (HR. Ahmad dan Thabrani)

Hadis ini turun untuk memperingatkan para sahabat agar tidak terbuai dengan dosa-dosa yang dianggap kecil dan tidak berdampak. Rasulullah ﷺ tahu bahwa manusia sering menyepelekan kesalahan kecil, padahal jika dibiarkan, ia bisa menjadi gelombang besar yang menghancurkan.


Bab 3: Ayat Al-Qur'an dan Tafsirnya

QS. Al-Zalzalah (99): 7-8

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ (٧) وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ (٨)

Latin:

Faman ya‘mal mitsqāla dzarrah khairaiy-yarah (7) Wa man ya‘mal mitsqāla dzarrah syarraiy-yarah (8)

Artinya:

“Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.”

Tafsir Ringkas: Imam Al-Qurtubi menjelaskan bahwa ayat ini menegaskan keadilan Allah yang sempurna. Tak ada satu pun perbuatan, sekecil apapun, yang akan luput dari perhitungan. Baik maupun buruk, semua akan diperlihatkan kelak.


Bab 4: Hakekat Dosa Kecil dan Dampaknya

Dosa kecil bila dilakukan terus-menerus, dengan meremehkannya, maka ia akan menjadi dosa besar. Bahkan lebih berbahaya dari dosa besar yang dilakukan dengan rasa takut dan penyesalan. Sebabnya adalah kesombongan hati dan ketidaktundukan kepada Allah.


Bab 5: Relevansi dengan Keadaan Sekarang

Di era digital, kita sering melakukan "dosa kecil" tanpa merasa: menyebarkan gosip, membuka aurat di media sosial, berkata kasar di komentar, menunda salat, memelihara iri hati. Semua itu dianggap sepele. Tapi kelak, bisa jadi dosa-dosa kecil ini menumpuk dan menjadi sebab kehancuran hidup atau adzab di akhirat.


Bab 6: Nasihat Para Sufi dan Ulama

1. Hasan al-Bashri:

“Jangan engkau pandang kecilnya dosa, tapi pandanglah kepada siapa engkau berdosa.”

2. Rabi‘ah al-Adawiyah:

“Cinta yang sejati kepada Allah tidak akan tega berbuat dosa sekecil apapun.”

3. Abu Yazid al-Bistami:

“Satu lintasan dosa dalam hati lebih buruk dari seribu dosa yang dilakukan anggota tubuh.”

4. Junaid al-Baghdadi:

“Orang yang takut kepada dosa kecil adalah tanda bahwa hatinya hidup.”

5. Al-Hallaj:

“Ketika kau merasa dosa kecil itu tak terlihat, maka itu tanda hijabmu tebal dari Allah.”

6. Abu Hamid al-Ghazali:

“Iblis menyesatkan manusia lewat dosa kecil karena ia tahu manusia mudah lengah di sana.”

7. Abdul Qadir al-Jailani:

“Tobat dari dosa kecil harus lebih cepat, karena ia seperti api kecil yang mudah membesar.”

8. Jalaluddin Rumi:

“Jangan biarkan luka kecil menganga, karena akan jadi pintu masuk racun besar.”

9. Ibnu ‘Arabi:

“Setiap dosa, sekecil apapun, adalah ketidaksempurnaan wujudmu dalam meneladani sifat Allah.”

10. Ahmad al-Tijani:

“Dosa kecil mengotori jiwa yang ingin memandang Allah, maka bersihkanlah ia dengan istighfar.”


Bab 7: Penutup

Jangan meremehkan dosa kecil. Sebab ia dapat membuka jalan bagi syetan. Ia dapat menjadi sebab kelalaian, lalu kelalaian itu menjadi kebiasaan, dan kebiasaan menjadi kerak yang membutakan hati. Kunci keselamatan adalah rasa takut kepada Allah, bahkan dalam hal yang sekecil apapun.

Wallahu a’lam.

Djoko Ekasanu

Sudah saya buatkan buku dengan judul “Jangan Meremehkan Dosa Kecil” yang mencakup:

  • Hadis dan sebab turunnya
  • Ayat Al-Qur’an (arab, latin, arti, dan tafsirnya)
  • Hakikat dan dampak dosa kecil
  • Relevansi dengan kondisi sekarang
  • Nasihat dari 10 tokoh sufi besar

----

Berikut versi santai dari buku "Jangan Meremehkan Dosa Kecil" — 


Jangan Remehin Dosa Kecil, Bro!

Pembuka:

Halo, Sobat Hati-hati!

Pernah gak sih ngerasa, “Ah, cuma ngomongin orang dikit doang, gak parah-parah amat.”
Atau, “Cuma lupa salat satu waktu doang, besok bisa diganti deh.”

Nah, hati-hati ya... kata para ulama, dosa kecil itu ibarat bara kecil yang kalau dibiarin bisa jadi kebakaran hutan, Bro! 🔥


Ngobrol Bareng Rasulullah ﷺ

Suatu ketika Rasulullah bilang:

“Jauhilah dosa-dosa kecil, karena ia akan menumpuk dan membinasakan seseorang.”
(HR. Ahmad & Thabrani)

Maksudnya gini... Dosa kecil itu kayak air netes di batu. Awalnya gak ngaruh. Tapi kalau tiap hari netes, bisa bikin batu bolong, Bro! Apalagi hati manusia, lebih rapuh dari batu.


Ngaji Dikit: Ayat yang Kena Banget

📖 QS. Az-Zalzalah: 7–8

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ
وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ

Artinya:

“Siapa yang ngerjain kebaikan seberat debu, bakal dia lihat balasannya. Dan siapa yang ngerjain kejahatan seberat debu, juga bakal dia lihat balasannya.”

➡️ Jadi, Allah gak pernah skip catatan kita. Sekecil apapun kebaikan atau dosa, semua masuk arsip-Nya.


Apa Kata Para Tokoh Sufi Keren?

🧠 Hasan al-Bashri:

“Jangan liat dosa itu kecil atau gede, tapi liat siapa yang kamu durhakai.”

💓 Rabi‘ah al-Adawiyah:

“Kalau kamu bener-bener cinta Allah, kamu bakal gak tega ngelakuin dosa, sekecil apapun.”

😳 Junaid al-Baghdadi:

“Takut sama dosa kecil itu tanda hati kamu masih hidup.”

🔥 Al-Ghazali:

“Iblis gak buru-buru suruh kamu maksiat gede. Dia bisikin dosa kecil dulu, pelan-pelan sampai kamu nyaman.”

🧼 Abdul Qadir al-Jailani:

“Dosa kecil itu ibarat titik noda. Kalau gak dibersihin, lama-lama jadi hitam semua.”

🎨 Jalaluddin Rumi:

“Luka kecil yang gak diurus, bisa jadi pintu racun besar.”


Kenyataan Hari Ini

Coba deh pikirin...

  • Nyindir orang di status?
  • Skip salat gara-gara scroll TikTok?
  • Liat yang haram, terus bilang “cuma ngeliat doang”?

Itu semua bisa masuk kategori dosa kecil yang merusak dari dalam, Sob!


Penutup Gaul:

Bro, Sis, jangan nunggu dosa jadi gede baru nyesel.
Mulai sekarang, istighfar itu harus kayak napas — tiap saat, tiap salah, tiap waktu.
Karena yang ngeremehin dosa kecil, bisa jadi dia ngeremehin Allah secara gak sadar. 😢


🧢 Catatan dari Bang Djoko:
Kalau kamu merasa ini semua nyentil, itu tandanya hatimu masih hidup.
Tetap berteman sama kebaikan, dan jangan gengsi buat bertobat.
Jalan ke surga dimulai dari langkah kecil yang istiqomah. 💫




Tangisan Usman Karena Kuburan: Rahasia Kesendirian di Alam Barzakh.

 


Judul Buku: Tangisan Usman Karena Kuburan: Rahasia Kesendirian di Alam Barzakh

Bab 1: Riwayat Tangisan Usman bin Affan Diriwayatkan dari Abu Bakar al-Ismaili dengan sanadnya dari Usman bin Affan radhiyallahu ‘anhu bahwa ketika disebutkan perihal tentang neraka kepada Usman maka ia tidak menangis. Ketika disebutkan perihal tentang Kiamat kepadanya maka ia tidak menangis. Akan tetapi ketika disebutkan perihal tentang kuburan kepadanya maka ia menangis.

Ketika ia ditanya, “Mengapa anda demikian itu? Wahai Amirul Mukminin!” Ia menjawab, “Sesungguhnya ketika aku berada di neraka maka aku akan bersama orang lain. Ketika aku berada di Hari Kiamat maka aku juga akan bersama mereka. Tetapi ketika aku berada di kuburan maka aku akan sendirian. Tidak ada seorang pun yang akan bersamaku di sana."

Bab 2: Sebab dan Makna yang Dalam Tangisan Usman bukan sekadar tangisan emosional, melainkan lahir dari makrifat mendalam tentang hakikat kuburan. Kubur adalah awal perjalanan akhirat, tempat pertama yang akan menjadi taman surga atau lubang neraka. Rasulullah SAW bersabda:

"القَبْرُ أَوَّلُ مَنْزِلٍ مِنْ مَنَازِلِ الآخِرَةِ، فَإِنْ نَجَا مِنْهُ، فَمَا بَعْدَهُ أَيْسَرُ مِنْهُ، وَإِنْ لَمْ يَنْجُ مِنْهُ، فَمَا بَعْدَهُ أَشَدُّ مِنْهُ"

Latin: Al-qabru awwalu manzilin min manâzilil âkhirah, fa in najâ minhu famâ ba'dahu aysaru minhu, wa in lam yanjû minhu famâ ba'dahu asyaddu minhu.

Artinya: "Kubur adalah tempat pertama dari tempat-tempat akhirat. Jika seseorang selamat darinya, maka setelahnya lebih mudah. Jika tidak, maka setelahnya akan lebih berat." (HR. Tirmidzi)

Bab 3: Tafsir Ayat-Ayat Terkait

  1. Surah Al-Mulk: 2 الذِيْ خَلَقَ المَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَملًاً

Latin: Alladzii khalaqal-mauta wal-hayâta liyabluwakum ayyukum ahsanu 'amala.

Artinya: "Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya."

Tafsir: Ibn Katsir menjelaskan bahwa kehidupan dan kematian adalah ujian. Kubur adalah fase antara, tempat ujian berlangsung dan amal dihisab. Di sanalah hakikat amal kita terungkap.

Bab 4: Hakikat Kesendirian di Kubur Usman memahami bahwa kubur adalah tempat sepi yang hakiki. Tidak ada anak, istri, jabatan, atau kekayaan yang menemani. Hanya amal yang akan menjadi teman.

"Barang siapa dunianya adalah penjara baginya maka kuburan adalah surganya. Barang siapa dunia adalah surga baginya maka kuburan adalah penjaranya."

Bab 5: Relevansi dengan Kehidupan Modern Dalam dunia modern, manusia takut miskin, takut tidak viral, tapi lupa mempersiapkan kuburnya. Hidup serba instan membuat orang lupa bahwa mati bisa datang tiba-tiba. Kubur bukan dongeng. Ia pasti.

Bab 6: Nasehat dari Para Sufi

Hasan al-Bashri: "Wahai anak Adam, sesungguhnya engkau hanyalah kumpulan hari. Setiap hari yang berlalu, berarti sebagian dari dirimu ikut pergi. Maka jangan sibukkan dirimu kecuali untuk akhirat."

Rabi'ah al-Adawiyah: "Dunia ini adalah hijab bagi pecinta Allah. Semakin kau larut di dalamnya, semakin tertutup pandanganmu terhadap cahaya kubur."

Abu Yazid al-Bistami: "Kubur adalah madrasah. Jika kau tidak pernah belajar sebelum masuk ke dalamnya, maka tak ada lagi guru yang akan membantumu di sana."

Junaid al-Baghdadi: "Kesendirian di kubur adalah buah dari hati yang tidak pernah mengingat Allah di dunia."

Al-Hallaj: "Dalam kubur, semua topeng dunia akan terbakar. Tinggal wajah asli: siapa yang mengenal Allah, dan siapa yang hanya mengenal dunia."

Imam al-Ghazali: "Orang bijak bukanlah yang tahu banyak ilmu, tapi yang mempersiapkan kuburnya sebaik-baiknya. Dunia bukan rumahmu, kubur pun bukan tempat tinggalmu, tapi di antara keduanya ada ujian besar."

Syekh Abdul Qadir al-Jailani: "Barang siapa menjadikan hatinya kubur bagi dunia, maka kuburnya kelak akan menjadi taman dari taman-taman surga."

Jalaluddin Rumi: "Kematian bukanlah pergi, melainkan pulang. Namun hanya yang mengenal jalan pulang yang bisa tenang di kuburnya."

Ibnu Arabi: "Kubur adalah pintu kepada realitas. Bila engkau telah mengenal hakikat dirimu, maka engkau tidak akan takut pada kubur, karena engkau tahu siapa yang menyambutmu."

Ahmad al-Tijani: "Bersihkan hatimu, karena kubur tidak menerima keburukan yang biasa kau sembunyikan di balik wajah senyum dunia."

Penutup: Tangisan Usman adalah isyarat bagi kita semua: jangan abaikan persiapan menuju rumah keheningan. Kubur bukan tempat singgah, tapi awal dari perjalanan panjang. Siapkan amal, bersihkan hati, dan mohon ampunan sebelum digulung tanah.


Djoko Ekasanu

Buku dengan judul “Tangisan Usman Karena Kuburan: Rahasia Kesendirian di Alam Barzakh” telah selesai disusun dan tersedia di samping ini. Isinya memuat riwayat lengkap tangisan Sayyidina Usman, ayat-ayat Al-Qur’an terkait, tafsir, hikmah, serta nasihat dari para tokoh sufi seperti Hasan al-Bashri, Rabi‘ah al-Adawiyah, hingga Ahmad al-Tijani.

-------

Berikut versi santai dari isi buku “Tangisan Usman Karena Kuburan”—dibikin seperti kamu lagi curhat sama sahabat dekat:


Tangisan Usman Karena Kuburan

(Versi Ngobrol Santai & Gaul Kekinian)

Lu pernah nggak sih, ngebayangin hidup sendirian… tapi bukan di gunung, bukan di kamar kosan, bukan juga ditinggal mantan… tapi di kuburan. Yup, sendirian. Gelap. Nggak ada sinyal. Nggak bisa update story. Nggak ada yang bisa nemenin—kecuali amal.

Kisah ini tuh datang dari Sayyidina Usman bin Affan radhiyallahu ‘anhu—sahabat Nabi, menantu Rasul, orang shaleh banget. Lucunya, waktu ada yang cerita ke beliau tentang neraka, dia nggak nangis. Cerita kiamat—nggak nangis juga. Tapi pas denger tentang KUBUR… dia langsung mewek.

Orang-orang bingung dong. “Lho kok bisa gitu?”
Jawabannya bikin nyesss di hati:

“Kalau aku di neraka, aku masih bareng orang lain. Di hari kiamat juga rame-rame. Tapi… di kuburan, aku sendirian. Nggak ada yang nemenin.”

💔 Woooow… dalem bro, dalem.


Kubur: Rumah Pertama Setelah Mati

Rasulullah pernah bilang:

“Kubur itu tempat tinggal pertama di alam akhirat. Kalau selamat di situ, yang lain insya Allah lebih gampang. Tapi kalau gagal… yaa siap-siap berat selanjutnya.”

Bayangin, kita biasa khawatir soal sewa kontrakan, cicilan, atau tugas kuliah. Tapi jarang banget khawatir soal rumah masa depan yang kita PASTI tinggalin: KUBUR.


Usman Lanjut Berkata...

“Kalau dunia ini terasa sempit dan berat buat kamu, insya Allah kubur akan jadi taman surga. Tapi kalau dunia kamu anggap surga, bisa jadi kubur malah jadi penjara.”

“Orang paling keren itu bukan yang viral, bukan yang kaya, tapi yang ninggalin dunia sebelum dunia ninggalin dia. Yang nyari ridho Allah sebelum ketemu Allah. Yang nyiapin kuburannya sebelum masuk ke dalamnya.”


Sufisme Masuk Gengs...

Para sufi juga kasih nasihat, dan ini bisa banget relate sama kita yang hidup di zaman serba digital:

  • Hasan al-Bashri:
    “Lu itu cuma kumpulan hari. Tiap hari yang lewat, sebagian dari lu juga ikut ilang. Jadi pake waktu buat nyiapin akhirat, bukan ngejar validasi netizen.”

  • Rabi‘ah al-Adawiyah:
    “Cinta dunia = tabir. Makin cinta, makin ketutup pandangan ke akhirat.”

  • Abu Yazid al-Bistami:
    “Kalau nggak pernah belajar tentang hidup setelah mati, jangan kaget kalau panik di kubur.”

  • Junaid al-Baghdadi:
    “Hati yang jarang ingat Allah bakal ngerasa super kesepian di alam kubur.”

  • Al-Hallaj:
    “Di kubur, semua topeng jatuh. Nggak ada lagi status, cuma amal yang bicara.”

  • Imam Ghazali:
    “Orang pinter itu bukan yang banyak hafalan, tapi yang nyiapin kuburnya.”

  • Syekh Abdul Qadir al-Jailani:
    “Kalau hatimu jadi kuburan dunia (nggak cinta dunia), maka kuburmu nanti bisa jadi taman surga.”

  • Jalaluddin Rumi:
    “Mati itu pulang. Tapi cuma yang tahu jalan pulang yang tenang di kuburnya.”

  • Ibnu ‘Arabi:
    “Kubur itu pintu realitas. Siapa yang kenal Allah, dia tenang. Yang nggak kenal, panik.”

  • Ahmad al-Tijani:
    “Lu bisa sembunyiin aib dari orang, tapi nggak bisa sembunyiin dari kubur.”


Ngomong-ngomong… Lo Gimana?

  • Pernah mikir mau nyicil rumah? Bagus.
  • Pernah mikir nyiapin liang kubur? Ehem.

Waktu, umur, dan nafas kita itu kayak baterai HP. Nggak kelihatan abisnya… tapi tiba-tiba bisa mati.

Yuk, sambil hidup, sambil nyiapin ‘rumah masa depan’ kita.
Gak harus lebay. Gak harus horor. Tapi cukup sadar: kubur itu pasti, dunia itu singgah, dan yang kita bawa cuma amal.