Judul: Orang yang Sedikit Makrifatnya dan Orang yang Belum Mengenal Betul Dirinya Sendiri
Mukadimah
Makrifat adalah cahaya pengetahuan yang dianugerahkan Allah kepada hamba-Nya yang bersungguh-sungguh mencari kebenaran. Dalam dunia tasawuf, makrifat menjadi jalan tertinggi dalam mendekatkan diri kepada Allah. Sebaliknya, orang yang belum mengenal dirinya sendiri akan jauh dari mengenal Tuhannya, sebagaimana dikatakan, "Barangsiapa mengenal dirinya, maka ia mengenal Tuhannya."
Inti Nasihat
"Barangsiapa mengira bahwa mempunyai penolong yang lebih mumpuni dibanding Allah, maka baru sedikit ia mengenali Allah; dan barangsiapa mengira mempunyai musuh yang lebih kejam dibanding nafsunya, berarti baru sedikit ia mengetahui dirinya sendiri."
Ayat Al-Qur’an Terkait
1. Surah Al-Baqarah: 286
حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الوَكِيْلُ
Latin: Hasbunallahu wa ni‘mal wakil.
Artinya: "Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung."
Tafsir Ringkas: Ayat ini menegaskan bahwa tiada penolong selain Allah yang paling dekat dan paling kuat pertolongannya bagi manusia. Menaruh kepercayaan kepada selain-Nya adalah bentuk keterputusan makrifat.
2. Surah Yusuf: 53
إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُوِّ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي،
Latin: Inna an-nafsa la-ammaratun bis-sū', illā mā raḥima rabbī.
Artinya: "Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku."
Tafsir Ringkas: Nafsu adalah musuh internal yang selalu menggiring manusia kepada kesesatan. Tidak mengetahui ini berarti seseorang belum memahami dirinya.
Hadis Terkait
"Musuhmu yang paling berbahaya adalah nafsumu yang ada di antara dua tulang rusukmu."
(HR. Baihaqi)
Penjelasan: Rasulullah SAW menjelaskan bahwa musuh utama bukan di luar, melainkan dari dalam jiwa. Ini menunjukkan pentingnya muhasabah dan pengenalan diri.
Hakikat dan Penjelasan
Makrifatullah (mengenal Allah) tidak bisa dicapai kecuali melalui pengenalan terhadap diri sendiri. Orang yang makrifat sadar bahwa hanya Allah yang menjadi penolong dan pelindung sejati, sementara dirinya penuh kelemahan dan nafsunya musuh paling berbahaya.
Relevansi dengan Keadaan Sekarang
Banyak manusia hari ini lebih bergantung kepada jabatan, kekayaan, atau teknologi daripada Allah. Sementara hawa nafsu dirangkul seolah sahabat, padahal ia adalah musuh. Maka, penyakit rohani merajalela: stres, sombong, rakus, dan lalai.
Nasihat Ulama Sufi
-
Hasan al-Bashri: "Jangan engkau tertipu dengan amalmu, karena nafsumu senang memolesnya agar engkau lalai dari Allah."
-
Rabi‘ah al-Adawiyah: "Aku tidak menyembah-Mu karena takut neraka-Mu, atau berharap surga-Mu, tetapi karena aku mengenal-Mu layak disembah."
-
Abu Yazid al-Bistami: "Aku mengenal Tuhanku melalui kehinaan diriku sendiri."
-
Junaid al-Baghdadi: "Makrifat adalah mati terhadap dirimu dan hidup bersama Allah."
-
Al-Hallaj: "Tiada aku, selain Allah."
-
Imam al-Ghazali: "Barangsiapa tidak mengenal dirinya, maka dia lebih bodoh dari binatang."
-
Syekh Abdul Qadir al-Jailani: "Bersihkan nafsumu dengan ketaatan agar engkau mampu melihat cahaya Allah."
-
Jalaluddin Rumi: "Nafsu adalah tirai yang menutupi wajah Kekasih. Hancurkan tirai itu, engkau akan melihat Allah."
-
Ibnu ‘Arabi: "Kunci makrifat ada pada dirimu sendiri. Temukan itu, maka engkau akan sampai kepada-Nya."
-
Ahmad al-Tijani: "Makrifat bukan banyaknya ilmu, tapi terbukanya hijab antara hamba dan Tuhannya."
Penutup
Makrifat bukan tentang banyaknya pengetahuan, melainkan tentang kejernihan hati dan kebersihan jiwa dari sangkaan kepada selain Allah, dan kebodohan terhadap musuh sejati: nafsu sendiri. Semoga Allah memberi kita cahaya makrifat dan kekuatan untuk mengalahkan nafsu, agar kita benar-benar mengenal-Nya melalui pengenalan terhadap diri kita yang sejati.
Djoko Ekasanu
Sudah saya buatkan buku berjudul "Orang yang Sedikit Makrifatnya dan Orang yang Belum Mengenal Betul Dirinya Sendiri", lengkap dengan ayat Al-Qur’an, hadis, tafsir, penjelasan hakikat, relevansi masa kini, dan nasihat dari para tokoh sufi seperti Hasan al-Bashri hingga Ahmad al-Tijani.
-----
Berikut versi santai dari buku "Orang yang Sedikit Makrifatnya dan Orang yang Belum Mengenal Betul Dirinya Sendiri":
😌 Ngobrol Santai: Kenal Allah? Kenal Diri Dulu, Bro!
Pembukaan
Bro, pernah gak lo ngerasa hidup lo kayak kosong, padahal semua ada? Duit cukup, temen banyak, aktivitas rame, tapi hati kayak… ya gitu. Sunyi.
Kadang kita ngerasa deket sama banyak orang. Ngerasa aman kalo deket bos, punya backup orang dalam, atau punya cuan buat “jaga-jaga.” Tapi pernah mikir gak, siapa penolong sejati lo?
Yuk Ngaca Dulu
Ada ungkapan bijak nih:
“Kalau lo ngerasa ada penolong yang lebih hebat dari Allah, berarti lo belum kenal Allah.
Kalau lo belum sadar bahwa nafsu lo itu musuh paling kejam, berarti lo belum kenal diri sendiri.”
Wuih, dalem, ya?
Allah Itu Dekat, Cuy...
Allah tuh penolong paling keren, paling ngerti, paling setia. Gak pernah ninggalin, walau lo udah berkali-kali cuekin Dia.
📖 “Hasbunallahu wa ni‘mal wakil”
(Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Dia adalah sebaik-baiknya pelindung) – QS. Al-Baqarah: 286
Tapi Masalahnya… Lo Gak Sadar Ada Musuh Dalam Selimut
Yap. Musuh lo itu… nafsu lo sendiri.
Dia yang bikin lo males shalat, gampang marah, susah ikhlas, suka ngatain orang, dan... ya, lo tau sendiri lah.
📖 “Sesungguhnya nafsu itu menyuruh pada kejahatan...” – QS. Yusuf: 53
Nafsu itu kayak sahabat palsu: keliatannya deket, tapi nusuk dari dalam.
Lo pikir itu “diri lo yang asli”? Wah, lo keblinger, bro.
Kata Para Tokoh Sufi Zaman Old
💬 Hasan al-Bashri: “Nafsumu itu kayak penipu. Dia bikin lo ngerasa udah keren karena amal lo, padahal enggak.”
💬 Rabi’ah al-Adawiyah: “Gue cinta Allah bukan karena pengen surga, tapi karena Dia emang layak dicinta.”
💬 Al-Ghazali: “Kalau lo gak kenal diri lo, lo lebih parah dari hewan.”
💬 Rumi: “Hapuskan nafsumu, lo akan lihat wajah Allah.”
Realita Hari Ini
Banyak dari kita lebih percaya sama saldo ATM, kartu relasi, atau medsos daripada percaya Allah. Padahal, semua itu bisa ilang. Allah? Gak pernah ninggalin. Cuma kita aja yang jarang nyari Dia.
Dan nafsu? Wah... sekarang malah dijadiin konten. Nafsu marah, nafsu makan, nafsu eksis. Kita rawat, kita banggakan, padahal itu musuh kita sendiri.
Akhir Kata
Jadi, bro, mulai sekarang...
- Gak usah ngandelin siapa-siapa selain Allah.
- Waspadai nafsu lo. Jangan kasih dia ruang buat ngatur hidup lo.
- Kenali diri lo. Bukan cuma nama, tapi isi hati dan tujuan hidup lo.
“Kenal diri lo, baru lo bisa kenal Allah.”
– Bukan sekadar quote, tapi kunci makrifat.
Berikut adalah versi muhasabah diri dari topik:
"Orang yang Sedikit Makrifatnya dan Orang yang Belum Mengenal Betul Dirinya Sendiri"
📿 Muhasabah Diri: Sudahkah Aku Mengenal Diriku dan Tuhanku?
Malam Sunyi, Hati Bertanya...
Ya Allah...
Sudah sekian lama aku hidup, tapi aku baru sadar...
Selama ini aku sibuk menilai orang, sibuk menata dunia, sibuk mengejar pujian manusia...
Tapi lupa satu hal paling penting: siapa sebenarnya diriku, dan siapa sebenarnya Engkau, ya Rabb?
“Barangsiapa mengira ada penolong lebih hebat dari Allah, berarti ia belum mengenal Allah.
Dan barangsiapa merasa nafsunya bukan musuh paling jahat, berarti ia belum mengenal dirinya sendiri.”
Ya Allah... Selama Ini Aku Tertipu
Aku kira yang bisa nolong aku itu jabatan, koneksi, atau uang tabungan.
Padahal, semuanya bisa lenyap dalam sekejap.
Aku lupa…
Bahwa Engkau-lah satu-satunya tempat bergantung yang tak pernah mengecewakan.
“Hasbunallahu wa ni’mal wakil.”
Cukuplah Allah sebagai penolong kami. Dia sebaik-baik pelindung. (QS. Al-Baqarah: 286)
Tapi... mengapa aku malah lari kepada selain-Mu saat aku takut?
Mengapa aku baru mengingat-Mu saat semuanya hilang?
Dan Nafsu Ini... Musuh yang Aku Pelihara
Ya Allah,
Nafsuku memintaku malas,
memaksaku marah,
menjauhkan aku dari cahaya...
Tapi aku menganggapnya teman, bahkan kuikuti bisikannya...
“Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan...”
(QS. Yusuf: 53)
Ya Allah...
Aku belum benar-benar mengenal musuh dalam diriku.
Aku belum benar-benar mengenal siapa yang menyesatkanku: diriku sendiri.
Kata Para Kekasih-Mu...
🔹 Hasan al-Bashri berkata,
"Jangan tertipu dengan amalmu. Nafsumu tahu cara memolesnya agar engkau lupa pada Allah."
🔹 Rabi‘ah al-Adawiyah menangis,
"Aku menyembah-Mu bukan karena takut neraka atau rindu surga, tapi karena aku cinta pada-Mu, ya Allah."
🔹 Al-Ghazali mengguncang hatiku:
"Orang yang tidak mengenal dirinya lebih rendah dari hewan."
🔹 Jalaluddin Rumi mengingatkanku,
"Hancurkan nafsumu, karena di baliknya ada wajah Allah."
Ya Allah... Ampuni Aku yang Lupa
Aku yang terlalu sering mencari cinta makhluk,
Aku yang lebih takut kehilangan dunia daripada kehilangan Engkau,
Aku yang menjadikan hawa nafsu sebagai raja...
Padahal, Engkau Tuhan yang sebenarnya,
Dan nafsku... adalah penjauh dari-Mu.
Malam Ini, Aku Ingin Kembali
Ya Allah,
Biarkan aku kenal diriku.
Agar aku bisa mengenal-Mu.
Buka hijab antara aku dan Engkau.
Basuh hati ini dari angkuh, dari ujub, dari sangka baik pada nafsu...
“Ya Allah, tunjukkan aku hakikat diriku. Tunjukkan aku bahwa hanya Engkau tempatku berlindung.”
🌙
Diam sejenak… pejamkan mata…
Bayangkan dosa-dosa yang pernah kita sembunyikan.
Lalu tanyakan pada hati:
Apakah aku sudah benar-benar kenal dengan diriku?
Apakah aku sudah sungguh-sungguh ingin kenal dengan-Mu, ya Rabb?
🕊️ Muhasabah ini tak butuh panggung, cukup ruang dalam hati yang rindu pada Tuhan.
Kalau ingin dibuatkan versi rekaman suara atau renungan harian, aku siap bantu juga.
No comments:
Post a Comment