Sunday, June 22, 2025

Larangan Mencari Barang Hilang di Rumah Allah.



Judul Buku: Adab Masjid: Larangan Mencari Barang Hilang di Rumah Allah


Pendahuluan

Masjid adalah tempat yang suci, tempat berdzikir, bersujud, bermunajat, dan beribadah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memberikan banyak bimbingan mengenai adab di masjid. Salah satunya adalah larangan mencari barang hilang di dalam masjid.


Hadis Utama

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata:

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

'Barangsiapa yang mendengar ada seseorang yang mencari barang hilang di masjid, hendaklah ia mengatakan: Allah tidak mengembalikannya kepadamu, karena sesungguhnya masjid itu tidak dibangun untuk hal tersebut.'

(HR. Muslim No. 568)


Ayat Al-Qur'an Terkait

  1. Surah An-Nur ayat 36

Arabic:

ءَفِي بُيوُتِ أَذِنَ اللهُ أَن تُرفَعَ وَيُذْكَرَ فِيها اسْمُهُ يُسَبِّحُ لَهُ فِيها بِالَغُدُوِّ وَالأَصِيلِ

Latin:

Fî buyûtin adzinallâhu an turfa'a wa yudzkara fîhasmuhû yusabbihu lahû fîhâ bil-ghudûwi wal-ashîl.

Artinya:

"(Bertasbih kepada Allah) di rumah-rumah (masjid) yang Allah izinkan untuk ditinggikan dan disebut nama-Nya di dalamnya, bertasbih kepada-Nya di waktu pagi dan petang."

Tafsir Singkat:

Masjid bukan tempat untuk urusan duniawi, melainkan tempat khusus untuk mengagungkan nama Allah.

  1. Surah Al-Jinn ayat 18

Arabic:

وَأَنَّ المَسَاجِدَ لِلّهِ فَلَا تَدْعُوا مَعَ اللّهِ أَحَداً

Latin:

Wa annal-masâjida lillâhi fa lâ tad'û ma'allâhi ahadâ.

Artinya:

"Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah milik Allah, maka janganlah kamu menyembah seseorang pun di dalamnya selain Allah."

Tafsir Singkat:

Segala aktivitas di masjid harus bernilai ibadah dan berorientasi hanya kepada Allah.


Hakekat Larangan

Larangan ini mengajarkan kita untuk menjaga kesucian fungsi masjid. Masjid adalah tempat dzikir, shalat, tafaqquh fid-din, bukan untuk urusan duniawi seperti jual beli, mencari barang hilang, kampanye, atau kegiatan duniawi lainnya. Ketika seseorang mengumumkan barang hilang di masjid, ia seolah mengotori ketenangan masjid dengan urusan dunia.


Relevansi Dengan Zaman Sekarang

Di era modern, banyak masjid yang dijadikan tempat bazar, transaksi, bahkan kampanye politik. Hadis ini mengingatkan kita bahwa fungsi utama masjid harus tetap dijaga sebagai tempat ibadah murni. Teknologi seperti media sosial, pengeras suara luar, atau papan pengumuman khusus bisa digunakan di luar masjid untuk kepentingan duniawi agar tidak mengganggu kesakralan masjid.


Nasehat Para Ulama Sufi

  1. Hasan al-Bashri: "Dunia itu rumah orang yang tidak punya rumah. Masjid adalah rumah orang yang mengenal Allah. Maka jangan kau masukkan urusan dunia ke rumah kekasihmu."

  2. Rabi'ah al-Adawiyah: "Jika cinta Allah memenuhi hatimu, tak akan kau sibukkan masjid dengan urusan dunia yang fana."

  3. Abu Yazid al-Bistami: "Masjid itu istana hati, tempat ruh bersujud. Jika engkau penuhi ia dengan hiruk pikuk dunia, ruhmu akan gelap."

  4. Junaid al-Baghdadi: "Adab adalah mahkota sufi. Siapa yang mengotori masjid dengan urusan dunia, dia telah menjatuhkan mahkota itu."

  5. Al-Hallaj: "Di dalam masjid hanya ada Allah dan hamba. Tidak pantas hamba membawa selain Allah di dalamnya."

  6. Imam al-Ghazali: "Tujuan masjid adalah tazkiyatun nafs. Mengumumkan barang hilang justru menebarkan kegelisahan nafsu."

  7. Abdul Qadir al-Jailani: "Barang siapa menjaga adab masjid, Allah akan menjaga hatinya dari kesesatan."

  8. Jalaluddin Rumi: "Masjid adalah taman ruhani. Mengisinya dengan urusan dunia seperti menanam duri di taman bunga."

  9. Ibnu 'Arabi: "Di hadapan Wujud Mutlak, urusan dunia adalah hijab. Masjid adalah ruang menyingkap hijab."

  10. Ahmad al-Tijani: "Masjid adalah ladang cahaya akhirat. Jangan biarkan benih dunia tumbuh di sana."


Penutup

Hadis ini sederhana namun sangat dalam. Ia mengajarkan keseimbangan antara dunia dan akhirat. Dunia ada tempatnya, akhirat pun demikian. Masjid adalah benteng akhirat yang harus kita jaga kehormatannya. Semoga kita termasuk orang-orang yang menjaga adab di rumah Allah.

Sudah saya buatkan draf awal buku berjudul "Adab Masjid: Larangan Mencari Barang Hilang di Rumah Allah".



Perlindungan dari Siksa Kubur dalam Cahaya Hadis dan Hikmah Para Auliya.

 


Judul: Perlindungan dari Siksa Kubur dalam Cahaya Hadis dan Hikmah Para Auliya

Hadis Utama:

Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

ثَلاَثَةٌ يَعصِمُهُمُ اللهُ تَعَالَى مِنْ عَذَابِ القِبْرِ الشَّهِيِدُ وَالْمُؤَذِّنُ وَالْمُتَوَفَّى يَوْمَ الجُمُعَةِ وَلَيْلَةَ الجُمُعَةِ

"Ada tiga golongan yang Allah Ta'ala lindungi dari siksa kubur: orang yang mati syahid, muadzin (tukang adzan), dan orang yang wafat pada hari Jum'at atau malam Jum'at."


Landasan Al-Qur'an:

1. Orang Syahid:

QS. Ali Imran: 169

وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيْلِ اللهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ

"Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki."

2. Muadzin:

QS. Al-Baqarah: 186

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku."

Muadzin adalah penyeru doa, penyeru panggilan kepada Allah.

3. Wafat di Hari Jum'at:

QS. Al-Jumu'ah: 9

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُوِدِيَ لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلى ذِكْرِ اللهِ

"Wahai orang-orang yang beriman! Apabila diseru untuk melaksanakan shalat pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah."


Tafsir dan Hakikat:

  • Orang Syahid: Mereka yang mati demi membela agama, kemanusiaan, dan kebenaran. Hakikat syahid adalah totalitas penyerahan diri kepada Allah.
  • Muadzin: Menyerukan adzan adalah dakwah, menghidupkan syiar Islam, mengajak manusia mengingat Allah.
  • Wafat di Hari Jum'at: Hari penuh rahmat dan keutamaan, wafat di hari itu pertanda husnul khatimah.

Hikmah Para Auliya:

  1. Hasan al-Bashri: "Siapa yang menjaga shalat, Allah akan menjaganya di kubur."
  2. Rabi'ah al-Adawiyah: "Cinta sejati kepada Allah memadamkan ketakutan akan kubur."
  3. Abu Yazid al-Bistami: "Mati syahid adalah fana dalam cinta Ilahi, bukan sekedar perang."
  4. Junaid al-Baghdadi: "Orang yang tulus adzannya, kelak kuburnya jadi taman surga."
  5. Al-Hallaj: "Siapa yang wafat dengan membawa Asma Allah dalam hatinya, kuburnya menjadi cahaya."
  6. Abu Hamid al-Ghazali: "Wafat di hari Jum'at itu tanda bahwa ajalnya disambut ampunan."
  7. Abdul Qadir al-Jailani: "Orang yang mati dalam ibadah seperti syahid, karena ia wafat dalam ketaatan."
  8. Jalaluddin Rumi: "Kematian di hari Jum'at adalah undangan jamuan kekasih sejati."
  9. Ibnu 'Arabi: "Kubur bagi hamba yang mengenal Allah hanyalah ruang hijrah menuju perjumpaan."
  10. Ahmad al-Tijani: "Siapa mati membawa sholawat dan dzikir, kuburnya dipenuhi rahmat Jum'at yang tak putus."

Penutup:

Hadis ini adalah motivasi agung untuk istiqamah dalam ibadah, memperbanyak amal shalih, dan mencintai hari Jum'at sebagai momentum penuh berkah. Wafat di hari Jum'at, syahid, atau menjadi muadzin bukan sekadar perbuatan lahiriah, melainkan buah dari kebersihan hati dan cinta kepada Allah.

-------