Judul Buku: Kemauan Orang Arif dan Orang Zuhud: Hakikat, Tujuan, dan Jalan Menuju Allah
Pengantar
Dalam dunia tasawuf, para salik (pencari jalan menuju Allah) terbagi ke dalam berbagai maqam dan niat. Di antara maqam-maqam itu, terdapat dua tingkatan penting yang sering dibicarakan oleh para sufi: maqam zuhud dan maqam ma'rifat. Orang yang zuhud berpaling dari dunia demi kebaikan akhiratnya. Sementara orang yang arif, telah sampai pada cinta hakiki kepada Allah sehingga ia tidak memikirkan pahala atau surga, melainkan hanya Allah semata.
Hadis dan Sebab Turunnya
Hadis yang melandasi pemikiran ini antara lain:
قال رسول الله ﷺ: "إن لله عباداً يحبهم ويحبونه، قلوبهم كالقلوب الطير، لا يطمعون في شيء من الدنيا، ولا يتشوقون إلى الجنة، وإنما هم مشغولون بالله"
"Sesungguhnya Allah memiliki hamba-hamba yang mencintai-Nya dan dicintai-Nya. Hati mereka laksana hati burung, mereka tidak tamak pada dunia, tidak pula sangat menginginkan surga. Mereka hanya disibukkan dengan Allah." (HR. Abu Nu’aim dalam Hilyatul Auliya’)
Hadis ini turun dalam konteks menyikapi sekelompok sahabat yang lebih memilih kelaparan dan ibadah terus-menerus dibandingkan kenikmatan duniawi atau bahkan janji-janji kenikmatan surga.
Penjelasan dan Hakikat
- Zuhud adalah berpaling dari dunia karena sadar akan kefanaan dan berharap pada akhirat.
- Ma'rifat adalah mengenal Allah dengan sebenar-benarnya, hingga seluruh kehendaknya adalah Allah, bukan surga atau pahala.
"Kemauan orang zuhud adalah berdoa, karena ia ingin manfaat bagi dirinya. Sedangkan kemauan orang arif adalah memuji, karena tujuannya hanya Allah."
Ayat Al-Qur'an
إِنَّمَا نَتَقَبَّلُ مِنْ الْمُتَّقِينَ (Al-Ma’idah: 27)
Innamā yataqabbalu allāhu minal-muttaqīn
"Sesungguhnya Allah hanya menerima (amalan) dari orang-orang yang bertakwa."
وَمَنْ أَرَادَ الْآخِرَةَ وَسَعَى لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَئِكَ كَانَ سَعْيُهُمْ مَشْكوْرًا (Al-Isra’: 19)
"Dan barang siapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka usaha mereka itu akan dibalas dengan baik."
Tafsir dan Relevansi Sekarang
Dalam dunia modern yang materialistik, zuhud bisa berarti sederhana dan tidak konsumtif, sedangkan ma’rifat bisa menjadi representasi kesadaran spiritual tertinggi. Keduanya penting: zuhud untuk menenangkan diri dari gemerlap dunia, dan ma’rifat untuk menemukan cinta sejati kepada Allah.
Nasihat Para Sufi
- Hasan al-Bashri: “Dunia adalah bayangan. Jangan mengejar bayangan, kejar pemiliknya: Allah.”
- Rabi‘ah al-Adawiyah: “Aku tidak menyembah Allah karena takut neraka atau mengharap surga, tapi karena aku cinta kepada-Nya.”
- Abu Yazid al-Bistami: “Tuhanku, Engkau tahu bahwa aku tidak menginginkan dari-Mu selain Engkau.”
- Junaid al-Baghdadi: “Ma’rifat adalah ketika kau tidak melihat dirimu, hanya Allah yang kau saksikan.”
- Al-Hallaj: “Ana al-Haqq — Aku adalah Yang Maha Benar — adalah jeritan fana’ dalam cinta.”
- Al-Ghazali: “Zuhud itu bukan meninggalkan dunia, tapi meletakkannya di tangan, bukan di hati.”
- Abdul Qadir al-Jailani: “Jangan minta surga, mintalah Allah. Karena surga pun butuh Allah untuk menjadi nikmat.”
- Jalaluddin Rumi: “Jangan mencintai bentuk, cintailah ruh. Jangan mencari surga, carilah Sang Pemilik surga.”
- Ibnu ‘Arabi: “Sesungguhnya ma’rifat adalah mengenal Allah dalam semua ciptaan-Nya, bukan hanya dalam ibadahmu.”
- Ahmad al-Tijani: “Zikir yang benar akan mengangkat hijab antara hamba dan Tuhannya. Ketika itu, surga tak lagi menjadi tujuan.”
Penutup
Zuhud dan makrifat adalah dua maqam dalam perjalanan menuju Allah. Orang zuhud memulai langkah dengan meninggalkan dunia, dan orang arif menuntaskan perjalanan dengan mencintai Allah tanpa syarat. Marilah kita meniti jalan ini dengan ketulusan dan kerinduan hanya kepada-Nya.
Djoko Ekasanu
Dokumen buku "Kemauan Orang Arif dan Orang Zuhud: Hakikat, Tujuan, dan Jalan Menuju Allah" telah selesai saya buat.
-----
Oke, ini dia versi ngobrol santai dan gaul kekinian dari isi buku "Kemauan Orang Arif dan Orang Zuhud". Cocok buat dijadiin renungan ringan tapi dalam. Gaya bahasa sengaja dibuat santai kayak lagi ngobrol sama temen deket di warung kopi setelah ngaji:
📖 Ngobrolin Soal Kemauan Orang Arif vs Orang Zuhud
🧠 “Bro, Lo Cari Surga Apa Cari Allah?”
Lo pernah nggak sih nanya ke diri sendiri: gue ini ngejalanin hidup buat apa, sih? Buat pahala? Buat surga? Atau… buat Allah?
Nah, para sufi zaman dulu itu mikirnya udah beda banget sama kita. Ada dua tipe orang yang ngejalanin jalan spiritual—yang satu disebut orang zuhud, yang satu lagi orang arif.
🧘♂️ Si Zuhud: Si Paling Taat dan Anti Dunia
Orang zuhud tuh kayak orang yang udah muak sama dunia. Kayak dia bilang, “Udahlah, capek mikirin duit, harta, jabatan. Gue cuma pengen akhirat. Gue pengen surga, pahala, dan ketenangan.”
Tiap hari ibadahnya rajin. Doanya panjang. Tapi fokus dia tuh, ya buat dapetin hadiah dari Allah: pahala, surga, ketenangan hati.
Zuhud itu keren, bro. Tapi itu masih langkah awal. Masih mikirin “apa yang gue dapet” dari Allah.
❤️ Si Arif: Gak Cari Apa-Apa Selain Allah
Nah, yang satu lagi nih — orang arif, levelnya udah beda. Dia tuh gak mikirin pahala, gak ngarep surga. Yang dia pengen cuma satu: Allah.
Bayangin lo pacaran, tapi bukan karena cantiknya, bukan karena duitnya, tapi karena emang lo cinta. Kayak gitu tuh orang arif. Dia ibadah, dia dzikir, dia sujud, bukan karena pengen dapet apa-apa. Tapi karena dia kangen. Dia pengen deket.
Dia gak bilang “ya Allah, kasih aku bidadari surga.” Tapi dia bilang, “Ya Allah, kasih aku Engkau.”
📜 Hadisnya Ada?
Ada dong. Rasulullah ﷺ pernah bilang:
“Ada hamba-hamba Allah yang hatinya kayak burung—gak rakus dunia, gak juga ngarep surga. Mereka cuma sibuk sama Allah.”
(HR. Abu Nu’aim)
Ini nih, tipe orang yang arif tadi. Udah tenggelam dalam cinta. Dunia? Lewat. Surga? Lewat. Yang dia cari cuma Allah.
🕋 Al-Qur’an Juga Nyinggung?
Yup, ini salah satunya:
“Innamā yataqabbalu allāhu minal-muttaqīn”
“Sesungguhnya Allah hanya menerima dari orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Ma’idah: 27)
Dan juga:
“Barang siapa yang menginginkan akhirat dan berusaha untuknya, sedang dia beriman, maka usahanya itu akan diterima.” (QS. Al-Isra’: 19)
Artinya? Fokus lo menentukan nilai amal lo. Lo fokus dunia? Ya lo dapet dunia. Lo fokus surga? Lo dapet surga. Tapi kalau lo fokus ke Allah? Lo dapet Allah.
🔥 Gimana Relevansinya Buat Kita?
Zaman sekarang tuh godaannya gila-gilaan. HP, medsos, duit, eksis, validasi. Gampang banget kita kejebak hidup buat dunia.
Tapi coba lo pikir:
- Lo kerja keras, tapi ujungnya stres.
- Lo cari pujian, tapi tetap gak bahagia.
- Lo ibadah, tapi kadang pengennya dipuji alim.
Makanya penting banget belajar dari orang zuhud dan orang arif. Biar lo gak cuma “sholeh kelihatan”, tapi juga “sholeh beneran”.
🌻 Kata Para Sufi Tentang Ini
- Hasan al-Bashri: “Jangan ngejar bayangan. Kejar Pemilik bayangan: Allah.”
- Rabi’ah al-Adawiyah: “Aku gak nyembah Allah karena takut neraka atau ngarep surga, tapi karena cinta.”
- Abu Yazid al-Bistami: “Ya Allah, aku gak mau apa-apa dari-Mu selain Engkau.”
- Al-Ghazali: “Zuhud itu bukan miskin, tapi gak nempel di hati.”
- Jalaluddin Rumi: “Cari Allah, bukan bentuk. Cinta Dia, bukan imbalannya.”
🧴 Penutup: Lo Mau Jadi Apa?
Zuhud keren, arif luar biasa. Tapi yang penting, lo mulai dari sekarang.
Jangan cuma ngejar pahala, coba kejar hadirat-Nya.
Jangan cuma takut dosa, tapi rindukan perjumpaan.
Bukan cuma berdoa, tapi juga memuji.
Bukan cuma minta surga, tapi juga minta dekat.
Karena yang punya surga jauh lebih indah dari surga itu sendiri.
Berikut ini bahan kultum singkat setelah sholat Shubuh berdasarkan tema Kemauan Orang yang Makrifat dan Orang yang Zuhud, dengan bahasa yang menyentuh, sederhana, dan mudah dipahami oleh jamaah masjid dari berbagai kalangan:
KULTUM SUBUH
Judul: "Mau Surga atau Mau Allah?"
🕓 Durasi: ±7-10 menit
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillah, kita semua masih diberi nikmat hidayah, sehat, dan semangat untuk hadir di majelis Subuh ini. Semoga cahaya Subuh ini menerangi hati kita hingga akhir hayat. Aamiin.
🟢 Mukadimah: Dunia, Akhirat, atau Allah?
Bapak, Ibu, dan para jamaah yang dirahmati Allah...
Coba kita tanya ke dalam hati kita:
Kita ini rajin ibadah karena apa?
Karena ingin surga?
Atau karena takut neraka?
Atau… karena memang cinta sama Allah?
Pertanyaan ini sederhana, tapi jawabannya menentukan arah hidup kita.
🟩 Zuhud vs Makrifat: Sama-Sama Bagus, Tapi Tujuannya Beda
Dalam dunia tasawuf, ada dua jenis orang sholeh:
-
Orang Zuhud
- Dia berpaling dari dunia.
- Hidupnya sederhana, ibadahnya khusyuk.
- Tapi fokusnya masih: “Saya ingin pahala, ingin surga, ingin keselamatan diri saya.”
-
Orang Arif (Makrifat)
- Bukan hanya tidak mengejar dunia,
- Tapi juga tidak mengejar surga.
- Yang dia cari cuma satu: Allah.
📜 Hadis dan Hikmahnya
Nabi Muhammad ﷺ bersabda:
“Ada hamba-hamba Allah yang hatinya seperti hati burung, tidak mengejar dunia dan tidak pula mengejar surga. Mereka hanya disibukkan dengan Allah.”
(HR. Abu Nu’aim)
Subhanallah... mereka tidak sibuk menghitung pahala, tapi sibuk menenggelamkan diri dalam dzikir dan cinta kepada Allah.
📖 Al-Qur'an pun Menyentuh Hati Kita:
إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ
“Sesungguhnya Allah hanya menerima (amalan) dari orang-orang yang bertakwa.”
(QS. Al-Ma'idah: 27)
Bukan banyaknya amal yang jadi ukuran, tapi ketakwaan dan niatnya.
Bukan berapa rakaatnya, tapi untuk siapa shalat itu kita tujukan.
🌹 Kisah Rabi‘ah al-Adawiyah: Cinta Tanpa Pamrih
Rabi‘ah, seorang wali wanita, pernah berkata dalam doanya:
“Ya Allah, jika aku menyembah-Mu karena takut neraka, maka bakarlah aku di dalamnya.
Jika aku menyembah-Mu karena ingin surga, maka haramkan surga untukku.
Tetapi jika aku menyembah-Mu karena cinta kepada-Mu, maka jangan Kau jauhkan aku dari-Mu.”
Masya Allah… betapa dalam cinta seorang hamba kepada Rabb-nya.
✨ Relevansi dengan Kita Hari Ini
Jamaah Subuh yang dimuliakan Allah,
Di zaman sekarang ini, kita mudah tergoda dunia. Bahkan beribadah pun kadang masih ingin dilihat orang, atau berharap masalah cepat selesai.
Tapi mari perlahan kita benahi niat:
➡️ Bukan hanya ingin dunia tenang, tapi ingin Allah ridha.
➡️ Bukan hanya ingin pahala, tapi ingin kedekatan dengan Allah.
💎 Penutup dan Doa
Mari kita naikkan maqam ibadah kita.
Dari hanya berharap surga, menjadi berharap bisa bertemu dengan Allah.
Dari hanya takut neraka, menjadi takut kehilangan cinta-Nya.
“Barangsiapa mengenal Allah, maka dunia dan akhirat tak lagi menyesatkannya.” — (Abu Yazid al-Bistami)
🌤️ Doa Singkat
اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنَ العَارِفِينَ، وَارْزُقْنَا الْإِخْلَاصَ فِي كُلِّ أَعْمَالِنَا، وَحُبَّكَ فَوْقَ كُلِّ شَيْءٍ.
“Ya Allah, jadikanlah kami termasuk hamba-Mu yang mengenal-Mu, dan karuniakan keikhlasan dalam setiap amal kami, serta cinta kepada-Mu di atas segala sesuatu.”
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.