Tuesday, December 16, 2008

MINUM KOPI DAN RESIKO GOUT (ASAM URAT)

MINUM KOPI DAN RESIKO GOUT (ASAM URAT)


Setidaknya minum empat cangkir kopi per hari akan menurunkan risiko itu hingga 40 persen. Gout berawal dari naiknya kadar asam urat dalam darah. Selanjutnya kristal asam urat menumpuk pada persendian dan daerah sekitarnya. Ini menimbulkan bengkak dan rasa nyeri.

Kesimpulan itu didasarkan pada data dari sekitar 46 ribu pria yang profesional di bidang medis yang mengikuti studi bertajuk the Health Professionals Follow-Up. Selama lebih 12 tahun, 757 orang dari antara mereka terdiagnosis mengalami gout. Demikian dilaporkan Hyon K. Choi, MD, DrPH, beserta tim di University of British Columbia di Vancouver.

Karena para pria itu mengisi secara detail pertanyaan seputar diet, tim Choi bisa mencatat konsumsi mereka terhadap kopi dan teh. Ditemukan bahwa banyaknya kopi yang mereka minum berkaitan dengan berkurangnya risiko gout.

Minum 1-3 cangkir kopi per hari menurunkan risiko gout hingga 8 persen. Risiko itu menurun hingga 40 persen bila minum 4-5 kopi per hari. Bahkan pada pecandu kopi – minum 6 cangkir kopi atau lebih per hari – penurunan itu sekitar 60 persen.

Bukan kafein dalam kopi maupun teh yang membuat risiko gout menurun. Meski kopi decaf memiliki efek, tetapi tidak sebesar efek kopi yang dimasak secara sempurna. Pria yang minum 1-3 cangkir kopi decaf per hari, penurunan risiko gout 33 persen. Dan yang minum 4 cangkir kopi decaf atau lebih per hari, hanya mengalami penurunan risiko gout 27 persen.

Memang belum jelas benar mengapa kopi bisa menurunkan risiko gout. Choi dan timnya mencatat, kopi banyak mengandung antioksidan kuat, seperti asam fenol klorogenik, yang mungkin berdampak pada turunnya risiko gout. Namun, belum diketahui apakah perempuan yang suka minum kopi juga menurun risiko goutnya.

"gout" = asam urat

Jadi gimana? kalo saya sih minum kopinya yg normal2 aja deh...

Sumber :
http://www.binus.web.id/index.php?topic=214.0

Sumber Gambar:
http://www.medicine.ox.ac.uk/bandolier/band161/gout3.jpg

7 PRINSIP DIET PENDERITA ASAM URAT

7 PRINSIP DIET PENDERITA ASAM URAT


Penyakit asam urat memang sangat erat kaitannya dengan pola makan seseorang. Pola makan yang tidak seimbang dengan jumlah protein yang sangat tinggi merupakan penyebab penyakit ini.

Meskipun demikian, bukan berarti penderita asam urat tidak boleh mengkonsumsi makanan yang mengandung protein. Asalkan jumlahnya dibatasi, ya tidak masalah. Selain itu, pengaturan diet yang tepat bagi penderita asam urat mampu mengontrol kadar asam dan urat dalam darah.

Berkaitan dengan diet tersebut, berikut ini beberapa prinsip diet yang harus dipatuhi oleh penderita asam urat.

1. Membatasi asupan purin atau rendah purin
Pada diet normal, asupan purin biasanya mencapai 600-1.000 mg per hari. Namun, penderita asam urat harus membatasinya menjadi 120-150 mg per hari. Purin merupakan salah satu bagian dari protein. Membatasi asupan purin berarti juga mengurangi konsumsi makanan yang berprotein tinggi. Asupan protein yang dianjurkan bagi penderita asam urat sekitar 50-70 gram bahan mentah per hari atau 0,8-1 gram/kg berat badan/hari.

2. Asupan energi sesuai dengan kebutuhan
Jumlah asupan energi harus disesuaikan dengan kebutuhan tubuh berdasarkan pada tinggi badan dan berat badan.

3. Mengonsumsi lebih banyak karbohidrat
Jenis karbohidrat yang dianjurkan untuk dikonsumsi penderita asam urat adalah karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti, dan ubi. Karbohidrat kompleks ini sebaiknya dikonsumsi tidak kurang dari 100 gram per hari, yaitu sekitar 65-75% dari kebutuhan energi total. Sedangkan karbohidrat sederhana jenis fruktosa seperti gula, permen, arum manis, gulali, dan sirup sebaiknya dihindari karena akan meningkatkan kadar asam urat dalam darah.

4. Mengurangi konsumsi lemak
Lemak bisa menghambat eksresi asam urat melalui urine. Makanan yang mengandung lemak tinggi seperti jeroan, seafood, makanan yang digoreng, makanan bersantan, margarin, mentega, avokad, dan durian sebaiknya dihindari. Konsumsi lemak sebaiknya hanya 10-15% dari kebutuhan energi total.

5. Mengonsumsi banyak cairan
Penderita rematik dan asam urat disarankan untuk mengonsumsi cairan minimum 2,5 liter atau 10 gelas sehari. Cairan ini bisa diperoleh dari air putih, teh, kopi, cairan dari buah-buahan yang mengandung banyak air seperti apel, pir, jeruk, semangkan, melon, blewah, dan belimbing.

6. Tidak mengonsumsi minuman beralkohol
Alkohol akan meningkatkan asam laktat plasma. Asam laktat ini bisa menghambat pengeluaran asam urat dari tubuh. Karena itu, orang yang sering mengonsumsi minuman beralkohol memiliki kadar asam urat yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak mengonsumsinya.

7. Mengonsumsi cukup vitamin dan mineral
Konsumsi vitamin dan mineral yang cukup, sesuai dengan kebutuhan tubuh akan dapat mempertahankan kondisi kesehatan yang baik.

Prinsip diet bagi penderita asam urat ini terangkum dalam buku Sajian Sehat & Lezat untuk Penderita Asam Urat yang diterbitkan oleh DeMedia. Buku ini juga berisi tentang kelompok bahan makanan berdasarkan kadar purin dan 25 resep masakan bagi penderita asam urat.


Sumber :
http://demediapustaka.com/2008021442/Berita/7-Prinsip-Diet-Penderita-Asam-Urat.html
14 Febriuari 2008

Sumber Gambar:
http://www.goutyjoint.com/images/organic-fruit-vegetables.jpg

KHASIAT DAUN BAMBU UNTUK ATASI ASAM URAT

KHASIAT DAUN BAMBU UNTUK ATASI ASAM URAT


So Hobby hanya termangu menyaksikan tingkah polah evelyn cucunya yang tengah bermain, sesekali bocal 5 tahun itu merengek minta digendong sang kakek. Namun, apa daya kedua pergelangan tangan Hobby bak tertusuk-tusuk jarum sehinggga tak kuasa menahan bobot tubuh si bocah. Itu gara-gara kadar asam urat mencapai 8,1 mg/dl. Angka itu melebihi ambang batas normal yakni 4,1-6,1 mg/dl. Menurut dr Suharti K Suherman SpFK, dari Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, asam urat merupakan hasil akhir metabolisme purin. Senyawa itu banyak terdapat dalam makanan seperti jeroan, emping, dan sarden.

Asam urat sebetulnya diperlukan tubuh untuk membentuk inti-inti sel. Namun, yang diperlukan tubuh hanya sedikit. Sisanya dikeluarkan melalui usus (30%) dan ginjal (70%). Tingginya kadar asam urat dalam darah disebabkan sintesis asam urat berlebih, sedangkan ekskresi di ginjal sedikit.

Asam urat berlebih itu berpadu dengan natrium membentuk kristal natrium urat pada jaringan lunak persendian. Terbentuklah endapan yang disebut topus. Akibatnya terjadi peradangan-biasa disebut arthritis gout-akut yang ditandai rasa nyeri di persendian seperti pada lutut, jari tangan, jari kaki, dan pergelangan tangan.
Gaya hidup

Kadar asam urat tinggi berawal dari kebiasaan buruk Hobby mengkonsumsi makanan berlemak. Masakan khas Padang yang sarat lemak tak pernah luput disantap. Belum lagi kebiasaan mengkonsumsi kudapan kacang tanah setiap kali menonton televisi. ‘Setengah kilo kacang tanah bisa habis dalam 3 hari,’ kata pengusaha percetakan itu. Kegemaran itu berlangsung sejak remaja. Meskipun kacang tanah berkadar purin rendah yaitu kurang dari 100 mg/100 g takaran saji, tapi bila dikonsumsi terus-menerus jumlahnya menumpuk di dalam darah.

Gaya hidup yang kurang sehat di perkotaan membuat prevalensi penyakit gout lebih tinggi ketimbang pedesaan. Menurut dr Setyo Purwono MKes SpPD, dokter spesialis penyakit dalam Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, prevalensi gout di pedesaan hanya 1,7%, sedangkan di perkotaan mencapai 4,8%. Agar terbebas dari gout, pasien biasanya dianjurkan mengkonsumsi obat pereda sakit, antipembengkakan, dan penurun kadar asam urat darah. Untuk mengurangi sakit dan bengkak, pasien diberi obat berbahan aktif kolkisin, indometasin, fenilbutason, dan kortikosteroid.

Pengobatan untuk menurunkan kadar asam urat ditempuh dengan 2 cara: mencegah pembentukan atau mempercepat ekskresi asam urat. Obat pencegah terbentuknya asam urat biasanya golongan alopurinol. Sedangkan golongan probenesid, sulfonipirazon, azapropazon, dan benebronaron berperan mempercepat ekskresi asam urat.

Obat-obatan itu biasanya diberikan dalam jangka waktu lama. Hal itu tentu saja menjadi beban bagi pasien. ‘Obat penurun kadar asam urat biasanya cukup mahal,’ ujar Setyo. Karena itu Hobby lebih memilih mengkonsumsi tablet ekstrak daun bambu Phyllostachis glauca asal daerah Anji, Zhejiang, China. Sejak 2008, ia rutin mengkonsumsi suplemen buatan China yang ditawarkan koleganya 2 kali sehari masing-masing 4 tablet.

Diuretik

Sebulan mengkonsumsi, rasa sakit di persendian pergelangan tangan mulai reda. Hobby pun tak lagi merintih saat kedua tangannya menggendong sang cucu. Untuk memastikan kesembuhannya, pria kelahiran Bagan Siapi-api itu memeriksakan darah sebulan silam. Hasil pemeriksaan kadar asam urat turun menjadi 7 mg/dl. Jumlah itu memang masih melebihi ambang normal, tapi cenderung menurun. ‘Saya akan terus mengkonsumsi ekstrak daun bambu hingga kadar asam urat kembali normal,’ katanya.

Menurut Sinse Mochammad Yusuf, ahli pengobatan China di Sukabumi, Jawa Barat, daun bambu yang ada di Indonesia juga dapat digunakan untuk meredakan asam urat. ‘Sebaiknya gunakan daun muda,’ katanya. Daun bambu yang baru dipetik dijemur hingga kering agar getahnya hilang. Sebelum direbus, gesek-gesekkan antar daun bambu untuk menghilangkan bulu-bulu halus yang gatal.

Kemudian rebus segenggam daun bambu atau setara 9-15 g dalam 3 gelas air hingga tersisa 2 gelas. Setelah dingin, minum air rebusan daun bambu 2 kali sehari masing-masing 1 gelas. Yusuf menuturkan daun bambu berefek diuretik sehingga mempercepat ekskresi asam urat dari ginjal.

Kaya flavon

Menurut dr Handoyo, dokter umum di Jakarta, kadar asam turun lantaran daun bambu kaya flavon. Flavon salah satu kelas dari flavonoid. Selain sebagai salah satu sumber antioksidan, flavon juga berperan menghambat oksidasi xantin menjadi asam urat.

Cara kerja daun bambu menurunkan kadar asam urat mirip kemangi Ocimum basilicum var. anisatum. Tanaman yang kerap dijadikan lalapan itu biasanya dihindari penderita gout lantaran memicu naiknya kadar asam urat. Padahal, hasil riset secara in vivo yang dilakukan dr Setyo Purwono MKes SpPD, kemangi justru ampuh menurunkan kadar asam urat.

Penelitian dilakukan terhadap 50 tikus putih jantan dari galur yang sama secara acak. Tikus-tikus itu kemudian dibagi ke dalam 5 kelompok berdasarkan perlakuan. Kelompok I dijadikan kontrol dan hanya diberi 4 ml air. Kelompok II diberi perlakuan alopurinol berdosis 42,85 mg/kg bobot tubuh. Alopurinol golongan senyawa aktif yang berperan memcegah terbentuknya asam urat yang beredar di pasaran. Pada kelompok II-V tikus diberi sari air daun kemangi dengan dosis masing-masing 51,36 g/kg BB, 102,72 g/kg BB, dan 205,44 g/kg BB.

Sebelum diberi perlakuan tiap hewan coba diambil darahnya melalui ekor sebanyak 2 ml untuk mengetahui kadar asam urat awal. Setelah itu diberi perlakuan sehari sekali selama 7 hari. Pengamatan kadar asam urat darah dilakukan pada hari ke-1, 3, 5, dan 7 setelah perlakuan.
Menurun

Hasil penelitian menunjukkan pemberian sari air daun kemangi berdosis 51,36 g/kg BB dan 102,72 g/kg BB menurunkan kadar asam urat tikus mulai hari ke- 3-7. Sedangkan pada dosis 205,44 g/kg BB mampu menurunkan kadar asam urat sejak hari pertama perlakuan. Namun, kemampuan kemangi menurunkan kadar asam urat masih kalah kuat dengan alopurinol.

Menurut Setyo belum diketahui secara pasti senyawa yang berperan menurunkan asam urat. ‘Perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kandungan senyawa aktif,’ kata alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada itu. Ia menduga cara kerja kemangi mirip alopurinol yakni menghambat oksidase xantin menjadi asam urat. Dengan begitu nyeri akibat radang sendi perlahan sirna.


Sumber :
http://www.trubus-online.co.id dalam :
http://cintaherbal.wordpress.com/2009/12/10/khasiat-daun-bambu-untuk-atasi-asam-urat/
10 Desember 2009

Sumber Gambar:
http://www.twofrog.com/images/bam6.jpg

Nyeri Asam Urat Jangan Dipijat

Nyeri Asam Urat Jangan Dipijat

Hati-hati jika Anda merasa pegal-pegal di sekujur badan, apalagi jika pegal-pegal itu diikuti dengan nyeri di persendian. Jika Anda merasa pegal dan nyeri, maka bisa jadi Anda terkena asam urat.

Asal tahu saja, asam urat terjadi karena ginjal tidak mampu mengatur kadar asam di tubuh sehingga menimbulkan rasa pegal dan nyeri di persendian. "Rasa pegal atau nyeri ini bisa hilang sendiri. Tapi, kalau parah, harus ke dokter," kata Erin Destrini, dokter dari Klinik Jakarta Medical Center (JMC).

Asam urat tergolong parah jika sudah terjadi pembengkakan pada daerah persendian. Pembengkakan ini biasanya dibarengi dengan iritasi sehingga tubuh memerah.

Erin bilang, penderita asam urat tidak disarankan untuk pijat. Pasalnya, pijatan pada sendi yang mengalami pembengkakan bukannya meredakan keluhan nyeri, melainkan malah membuatnya semakin menjadi.

la pun menyarankan agar penderita melakukan pengobatan sehingga kadar asam bisa kembali normal. Kadar asam urat yang normal pada pria adalah 3,5-7 miligram per desiliter (mg/dl) dan pada perempuan 2,6-6 mg/dl. (Sofyan Nur Hidayat)


Sumber :
http://kesehatan.kompas.com/read/2010/07/27/17134676/Nyeri.Asam.Urat.Jangan.Dipijat
27 Juli 2010

Mengobati Penyakit Asam Urat Secara Alamiah

Mengobati Penyakit Asam Urat Secara Alamiah




Seseorang dikatakan mengalami gangguan asam urat (gout) bila kadar asam urat dalam darah melebihi batas normal (diatas 7 mg%). Penaykit ini ditandai dengan pembengkakan di sendi-sendi lutut dan jari-jari yang disertai rasa nyeri. Hal ini terjadi karena bertumpuknya kristal-kristal asam rat dari hasil metabolisme bahan pangan yang mengandung purin.

Ginjal adalah organ yang mengatur kestabilan kadar asam urat dalam tubuh dan akan membawa sisa asam urat ke pembuangan air seni. Namun jika kadar asam urat itu berlebihan, ginjal tidak akan sanggup mengaturnya sehingga kelebihan itu akan menumpuk pada jaringan dan sendi. Otomatis, ginjal juga akan mengalami gangguan. Kandungan asam urat yang tinggi menyebakan nyeri dan sakit dipersedian yang amat sangat, jika sudah sangat parah, penderita bisa tidak bisa jalan.

Kadar asam urat sangat berhubungan erat dengan makanan yang dikonsumsi. Oleh karena itu, pengaturan pola makan sangat diperlukan.

Hindari konsumsi bahan pangan yang mengandung kadar purin tinggi, seperti:

-minuman fermentasi dan mengandung alkohol seperti bir, wiski, anggur, tape, dan tuak.
-udang, remis, tiram, kepiting, kerang
-berbagai jenis makanan kaleng seperti sarden,kornet sapi
-Berbagai jeroan seperti hati, ginjal, jantung, otak, paru, limpa, usus,
-buah-buahan tertentu seperti durian, alpokat dan es kelapa.
Beberapa prinsip diet yang harus dipatuhi oleh penderita asam urat:

1. Membatasi asupan purin atau rendah purin
Pada diet normal, asupan purin biasanya mencapai 600-1.000 mg per hari. Namun, penderita asam urat harus membatasinya menjadi 120-150 mg per hari. Purin merupakan salah satu bagian dari protein. Membatasi asupan purin berarti juga mengurangi konsumsi makanan yang berprotein tinggi. Asupan protein yang dianjurkan bagi penderita asam urat sekitar 50-70 gram bahan mentah per hari atau 0,8-1 gram/kg berat badan/hari.

2. Asupan energi sesuai dengan kebutuhan
Jumlah asupan energi harus disesuaikan dengan kebutuhan tubuh berdasarkan pada tinggi badan dan berat badan.

3. Mengonsumsi lebih banyak karbohidrat
Jenis karbohidrat yang dianjurkan untuk dikonsumsi penderita asam urat adalah karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti, dan ubi. Karbohidrat kompleks ini sebaiknya dikonsumsi tidak kurang dari 100 gram per hari, yaitu sekitar 65-75% dari kebutuhan energi total. Sedangkan karbohidrat sederhana jenis fruktosa seperti gula, permen, arum manis, gulali, dan sirup sebaiknya dihindari karena akan meningkatkan kadar asam urat dalam darah.

4. Mengurangi konsumsi lemak
Lemak bisa menghambat eksresi asam urat melalui urine. Makanan yang mengandung lemak tinggi seperti jeroan, seafood, makanan yang digoreng, makanan bersantan, margarin, mentega, avokad, dan durian sebaiknya dihindari. Konsumsi lemak sebaiknya hanya 10-15% dari kebutuhan energi total.

5. Mengonsumsi banyak cairan
Penderita rematik dan asam urat disarankan untuk mengonsumsi cairan minimum 2,5 liter atau 10 gelas sehari. Cairan ini bisa diperoleh dari air putih, teh, kopi, cairan dari buah-buahan yang mengandung banyak air seperti apel, pir, jeruk, semangkan, melon, blewah, dan belimbing.

6. Tidak mengonsumsi minuman beralkohol
Alkohol akan meningkatkan asam laktat plasma. Asam laktat ini bisa menghambat pengeluaran asam urat dari tubuh. Karena itu, orang yang sering mengonsumsi minuman beralkohol memiliki kadar asam urat yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak mengonsumsinya.

7. Mengonsumsi cukup vitamin dan mineral
Konsumsi vitamin dan mineral yang cukup, sesuai dengan kebutuhan tubuh akan dapat mempertahankan kondisi kesehatan yang baik.

8. Perbanyaklah mengonsumsi buah dan sayuran untuk menjaga ketahanan tubuh terhadap infeksi yang lebih parah. Buah dan sayuran untuk mengobati gangguan asam urat, antara lain buah naga, nanas, belimbing wuluh, jahe, labu kuning, sawi hijau, sawi putih, serai, dan tomat.

Berikut adalah resep jus nanas dan jus sirsak yang bermanfaat untuk penderita asam urat:


Jus Nanas
• 1/2 buah nanas, potong-potong
• 2 iris melon, korek bulat dengan sendok cocktail
• 1 gelas es serut

Cara Membuat:
• Blender halus nanas, tambahkan melon.
• Segera sajikan didalam gelas berisi es serut (untuk 2 gelas).


Jus Sirsak

300 gr sirsak, buang bijinya
250 gr melon
1 sdm air jeruk nipis (bila suka)
es batu secukupnya

Cara Membuat:

Blender sirsak bersama melon hingga halus, tambahkan air jeruk nipis.
Tuangkan ke dalam gelas dan beri es batu secukupnya. Segera sajikan. (untuk 3 gelas)

Perhatikan, sari buah bukanlah "penertralisir" setelah anda makan jeroan, selalu usahakan hindari makanan pantangan untuk asam urat bila Anda sudah mulai merasakan gejalanya. (Erabaru/yqm)

Sumber :
http://erabaru.net/featured-news/48-hot-update/11664-mengobati-penyakit-asam-urat-secara-alamiah
22 Maret 2010

Sumber Gambar:
http://tykhaamrah.files.wordpress.com/2010/05/soursop_drink.jpg
http://www.whatzups.com/account/1-BuahSirsak2.jpg
http://elmudunya.files.wordpress.com/2010/06/1asamurat.jpg

Demam Berdarah Dengue

Demam Berdarah Dengue





Penanggung Jawab: Titte K. Adimidjaja
Editor: Tri Djoko Wahono
Tim Penulis: Kristina, Isminah, Leny Wulandari


I. PENDAHULUAN

Pada awal tahun 2004 kita dikejutkan kembali dengan merebaknya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), dengan jumlah kasus yang cukup banyak. Hal ini mengakibatkan sejumlah rumah sakit menjadi kewalahan dalam menerima pasien DBD. Untuk mengatasinya pihak rumah sakit menambah tempat tidur di lorong-lorong rumah sakit serta merekrut tenaga medis dan paramedis. Merebaknya kembali kasus DBD ini menimbulkan reaksi dari berbagai kalangan. Sebagian menganggap hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan dan sebagian lagi menganggap karena pemerintah lambat dalam mengantisipasi dan merespon kasus ini.

Sejak Januari sampai dengan 5 Maret tahun 2004 total kasus DBD di seluruh propinsi di Indonesia sudah mencapai 26.015, dengan jumlah kematian sebanyak 389 orang (CFR=1,53% ). Kasus tertinggi terdapat di Propinsi DKI Jakarta (11.534 orang) sedangkan CFR tertinggi terdapat di Propinsi NTT (3,96%)
.
Penyakit Demam Berdarah atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) ialah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut.

Penyakit DBD sering salah didiagnosis dengan penyakit lain seperti flu atau tipus. Hal ini disebabkan karena infeksi virus dengue yang menyebabkan DBD bisa bersifat asimtomatik atau tidak jelas gejalanya. Data di bagian anak RSCM menunjukkan pasien DBD sering menunjukkan gejala batuk, pilek, muntah, mual, maupun diare. Masalah bisa bertambah karena virus tersebut dapat masuk bersamaan dengan infeksi penyakit lain seperti flu atau tipus. Oleh karena itu diperlukan kejelian pemahaman tentang perjalanan penyakit infeksi virus dengue, patofisiologi, dan ketajaman pengamatan klinis. Dengan pemeriksaan klinis yang baik dan lengkap, diagnosis DBD serta pemeriksaan penunjang (laboratorium) dapat membantu terutama bila gejala klinis kurang memadai.

Penyakit DBD pertama kali di Indonesia ditemukan di Surabaya pada tahun 1968, akan tetapi konfirmasi virologis baru didapat pada tahun 1972. Sejak itu penyakit tersebut menyebar ke berbagai daerah, sehingga sampai tahun 1980 seluruh propinsi di Indonesia kecuali Timor-Timur telah terjangkit penyakit. Sejak pertama kali ditemukan, jumlah kasus menunjukkan kecenderungan meningkat baik dalam jumlah maupun luas wilayah yang terjangkit dan secara sporadis selalu terjadi KLB setiap tahun.
KLB DBD terbesar terjadi pada tahun 1998, dengan Incidence Rate (IR) = 35,19 per 100.000 penduduk dan CFR = 2%. Pada tahun 1999 IR menurun tajam sebesar 10,17%, namun tahun-tahun berikutnya IR cenderung meningkat yaitu 15,99 (tahun 2000); 21,66 (tahun 2001); 19,24 (tahun 2002); dan 23,87 (tahun 2003).

Meningkatnya jumlah kasus serta bertambahnya wilayah yang terjangkit, disebabkan karena semakin baiknya sarana transportasi penduduk, adanya pemukiman baru, kurangnya perilaku masyarakat terhadap pembersihan sarang nyamuk, terdapatnya vektor nyamuk hampir di seluruh pelosok tanah air serta adanya empat sel tipe virus yang bersirkulasi sepanjang tahun.

Departemen kesehatan telah mengupayakan berbagai strategi dalam mengatasi kasus ini. Pada awalnya strategi yang digunakan adalah memberantas nyamuk dewasa melalui pengasapan, kemudian strategi diperluas dengan menggunakan larvasida yang ditaburkan ke tempat penampungan air yang sulit dibersihkan. Akan tetapi kedua metode tersebut sampai sekarang belum memperlihatkan hasil yang memuaskan.

II. EPIDEMIOLOGI

1. Penyebab
Penyakit DBD disebabkan oleh Virus Dengue dengan tipe DEN 1, DEN 2, DEN 3 dan DEN 4. Virus tersebut termasuk dalam group B Arthropod borne viruses (arboviruses). Keempat type virus tersebut telah ditemukan di berbagai daerah di Indonesia antara lain Jakarta dan Yogyakarta. Virus yang banyak berkembang di masyarakat adalah virus dengue dengan tipe satu dan tiga. 3

2. Gejala
Gejala pada penyakit demam berdarah diawali dengan :
a. Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38 �C- 40 �C)
b. Manifestasi pendarahan, dengan bentuk : uji tourniquet positif puspura pendarahan, konjungtiva, epitaksis, melena, dsb.
c. Hepatomegali (pembesaran hati).
d. Syok, tekanan nadi menurun menjadi 20 mmHg atau kurang, tekanan sistolik sampai 80 mmHg atau lebih rendah.
e. Trombositopeni, pada hari ke 3 - 7 ditemukan penurunan trombosit sampai 100.000 /mm�.
f. Hemokonsentrasi, meningkatnya nilai Hematokrit.
g. Gejala-gejala klinik lainnya yang dapat menyertai: anoreksia, lemah, mual, muntah, sakit perut, diare kejang dan sakit kepala.
h. Pendarahan pada hidung dan gusi.
i. Rasa sakit pada otot dan persendian, timbul bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah.

3. Masa Inkubasi
Masa inkubasi terjadi selama 4-6 hari.

4. Penularan
Penularan DBD terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti / Aedes albopictus betina yang sebelumnya telah membawa virus dalam tubuhnya dari penderita demam berdarah lain. Nyamuk Aedes aegypti berasal dari Brazil dan Ethiopia dan sering menggigit manusia pada waktu pagi dan siang.
Orang yang beresiko terkena demam berdarah adalah anak-anak yang berusia di bawah 15 tahun, dan sebagian besar tinggal di lingkungan lembab, serta daerah pinggiran kumuh. Penyakit DBD sering terjadi di daerah tropis, dan muncul pada musim penghujan. Virus ini kemungkinan muncul akibat pengaruh musim/alam serta perilaku manusia.

5. Penyebaran
Kasus penyakit ini pertama kali ditemukan di Manila, Filipina pada tahun 1953. Kasus di Indonesia pertama kali dilaporkan terjadi di Surabaya dan Jakarta dengan jumlah kematian sebanyak 24 orang. Beberapa tahun kemudian penyakit ini menyebar ke beberapa propinsi di Indonesia, dengan jumlah kasus sebagai berikut :
- Tahun 1996 : jumlah kasus 45.548 orang, dengan jumlah kematian
sebanyak 1.234 orang.
- Tahun 1998 : jumlah kasus 72.133 orang, dengan jumlah kematian
sebanyak 1.414 orang (terjadi ledakan)
- Tahun 1999 : jumlah kasus 21.134 orang.
- Tahun 2000 : jumlah kasus 33.443 orang.
- Tahun 2001 : jumlah kasus 45.904 orang
- Tahun 2002 : jumlah kasus 40.377 orang.
- Tahun 2003 : jumlah kasus 50.131 orang.
- Tahun 2004 : sampai tanggal 5 Maret 2004 jumlah kasus sudah
mencapai 26.015 orang, dengan jumlah kematian
sebanyak 389 orang.

III. PENCEGAHAN

Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektornya, yaitu nyamuk Aedes aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat, yaitu :
1. Lingkungan
Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan perbaikan desain rumah. Sebagai contoh:
 Menguras bak mandi/penampungan air sekurang-kurangnya sekali seminggu.
 Mengganti/menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali.
 Menutup dengan rapat tempat penampungan air.
 Mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah dan lain sebagainya.
2. Biologis
Pengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan pemakan
jentik (ikan adu/ikan cupang), dan bakteri (Bt.H-14).
3. Kimiawi
Cara pengendalian ini antara lain dengan:
 Pengasapan/fogging (dengan menggunakan malathion dan fenthion), berguna untuk mengurangi kemungkinan penularan sampai batas waktu tertentu.
 Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air seperti, gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain.

Cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit DBD adalah dengan mengkombinasikan cara-cara di atas, yang disebut dengan �3M Plus�, yaitu menutup, menguras, menimbun. Selain itu juga melakukan beberapa plus seperti memelihara ikan pemakan jentik, menabur larvasida, menggunakan kelambu pada waktu tidur, memasang kasa, menyemprot dengan insektisida, menggunakan repellent, memasang obat nyamuk, memeriksa jentik berkala, dll sesuai dengan kondisi setempat.

IV. PENGOBATAN

Pengobatan penderita Demam Berdarah adalah dengan cara:
� Penggantian cairan tubuh.
� Penderita diberi minum sebanyak 1,5 liter �2 liter dalam 24 jam (air teh dan gula sirup atau susu).
� Gastroenteritis oral solution/kristal diare yaitu garam elektrolit (oralit), kalau perlu 1 sendok makan setiap 3-5 menit.

V. KEBIJAKAN PEMERINTAH

Dalam rangka mengatasi dampak yang ditimbulkan oleh penyakit demam berdarah, pemerintah Indonesia telah mengambil beberapa kebijakan, di antaranya adalah:
a. Memerintahkan semua rumah sakit baik swasta maupun negeri untuk tidak menolak pasien yang menderita DBD.
b. Meminta direktur/direktur utama rumah sakit untuk memberikan pertolongan secepatnya kepada penderita DBD sesuai dengan prosedur tetap yang berlaku serta membebaskan seluruh biaya pengobatan dan perawatan penderita yang tidak mampu sesuai program PKPS-BBM/ program kartu sehat . (SK Menkes No. 143/Menkes/II/2004 tanggal 20 Februari 2004).
c. Melakukan fogging secara massal di daerah yang banyak terkena DBD.
d. Membagikan bubuk Abate secara gratis pada daerah-daerah yang banyak terkena DBD. Melakukan penggerakan masyarakat untuk melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk melalui 3M dan merekrut juru pemantau jentik (jumantik).
e. Penyebaran pamflet lewat udara tentang pentingnya melakukan gerakan 3 M (Menguras, Menutup, Mengubur).
f. Menurunkan tim bantuan teknis untuk membantu RS di daerah , yang terdiri dari unsur-unsur :
 Ikatan Dokter Anak Indonesia
 Persatuan Dokter Ahli Penyakit Dalam Indonesia
 Asosiasi Rumah Sakit Daerah
g. Membantu propinsi yang mengalami KLB dengan dana masing-masing Rp. 500 juta, di luar bantuan gratis ke rumah sakit.
h. Mengundang konsultan WHO untuk memberikan pandangan, saran dan bantuan teknis.
i. Menyediakan �call center�.
 DKI Jakarta, Pusadaldukes (021) 34835188 (24 jam)
 DEPKES, Sub Direktorat Surveilans (021) 4265974, (021) 42802669
 DEPKES, Pusat Penanggulangan Masalah Kesehatan (PPMK) (021) 5265043
j. Melakukan Kajian Sero-Epidemiologis untuk mengetahui penyebaran virus dengue.

VI. TINDAKAN BADAN LITBANG KESEHATAN

Dalam rangka membantu mengatasi penyakit Demam Berdarah, Badan Litbang Kesehatan telah melakukan beberapa penelitian, di antaranya :
1. Penelitian Seroepidemiologi Infeksi Virus Dengue pada Anak-anak dan Remaja di Mataram, Tahun1998.
2. Penelitian Evaluasi dan Pembinaan Pokja DBD Khususnya Ibu Dasa Wisma dalam Pelaksanaan Penanggulangan Penularan Penyakit DBD, Tahun 1999.
3. Penelitian Peningkatan Penanggulangan Demam Berdarah Dengue (DBD) Berbasis Masyarakat dengan Pendekatan Pendidikan Kesehatan Masyarakat, Tahun 2000.
4. Penelitian Pengembangan Metode Pemberantasan Demam Berdarah Dengue di Daerah Endemis Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Tahun 2001.
5. Penelitian Kejadian Luar Biasa Demam Berdarah Dengue di DKI Jakarta 2003.
6. Penelitian Wabah Demam Berdarah Dengue pada Sepuluh Rumah Sakit di DKI Jakarta Tahun 2004. (Penelitian ini sedang berlangsung).

Badan Litbangkes berkerja sama dengan Namru 2 telah mengembangkan suatu sistem surveilen dengan menggunakan teknologi informasi (Computerize) yang disebut dengan Early Warning Outbreak Recognition System ( EWORS ).
EWORS adalah suatu sistem jaringan informasi yang menggunakan internet yang bertujuan untuk menyampaikan berita adanya kejadian luar biasa pada suatu daerah di seluruh Indonesia ke pusat EWORS (Badan Litbangkes. Depkes RI.) secara cepat.
Melalui sistem ini peningkatan dan penyebaran kasus dapat diketahui dengan cepat, sehingga tindakan penanggulangan penyakit dapat dilakukan sedini mungkin. Dalam masalah DBD kali ini EWORS telah berperan dalam hal menginformasikan data kasus DBD dari segi jumlah, gejala/karakteristik penyakit, tempat/lokasi, dan waktu kejadian dari seluruh rumah sakit DATI II di Indonesia.

VII. KESIMPULAN

1. Penyebab penyakit DBD di Indonesia adalah Virus Dengue tipe DEN 1, DEN 2, DEN 3, dan DEN 4.
2. Sejak Bulan Januari sampai dengan 5 Maret 2004 total kasus DBD di seluruh propinsi di Indonesia sudah mencapai 26.015, dengan jumlah kematian sebanyak 389 orang (CFR=1,53% )10. Kasus DHF tertinggi terdapat di Propinsi DKI Jakarta (11.534 orang) dan CFR tertinggi terdapat di Propinsi NTT (3,96%)
3. Perlu kewaspadaan yang tinggi terhadap penyakit DHF terutama pada musim penghujan.
4. Cara yang paling efektif untuk mencegah penyakit DBD adalah Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan �3M Plus� yang melibatkan seluruh masyarakat serta disesuaikan dengan kondisi setempat.


VIII. SARAN

1. Perlunya digalakkan �Gerakan 3 M plus� tidak hanya bila terjadi wabah tetapi harus dijadikan gerakan nasional melalui pendekatan masyarakat.
2. Early Warning Outbreak Recognition System (EWORS) perlu dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna.

Sumber :
http://www.litbang.depkes.go.id/maskes/052004/demamberdarah1.htm
10 Mei 2009

Sumber Gambar :
http://wimax.blog.friendster.com/files/nyamuk-demam-berdarah.jpghttp://dhiez.files.wordpress.com/2008/05/penyebaran.gif
http://www.koalisi.org/dokumen/dokumen2171.jpg

Mengenal dan Mewaspadai Penyakit Demam Berdarah

Mengenal dan Mewaspadai Penyakit Demam Berdarah


Saudariku yang dirahmati Allah, bulan-bulan terakhir ini Indonesia cukup disibukkan dengan wabah demam berdarah (DB) yang meluas dan menjangkiti hampir seluruh wilayah. Penyakit ini dapat menyerang anak maupun dewasa. Tingkat keparahannya bervariasi, mulai dari yang bisa sembuh sendiri sampai yang fatal. Pandangan masyarakat pun berbeda-beda tentang DB. Ada yang sangat ketakutan, namun ada pula yang menanggapi sambil lalu. Sebenarnya, apa dan bagaimana sih terjadinya DB itu ?

Apakah DB itu?

Demam berdarah dengue, istilah kedokterannya Dengue Hemorrhagik Fever (DHF) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Dengue tipe 1-4, dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti betina (dominan) dan beberapa spesies Aedes lainnya. Di Indonesia sendiri, keempat tipe virus Dengue dapat ditemukan, dan yang dihubungkan dengan gejala DHF yang parah adalah tipe 3. Kekebalan (imunitas) terhadap satu jenis virus tidak berlaku untuk infeksi jenis virus lainnya, bahkan dapat menimbulkan reaksi yang kurang menguntungkan bagi tubuh. Jumlah kasus DHF utamanya meningkat pada musim hujan dimana sumber air bersih bagi perkembangbiakan nyamuk Aedes tersedia dimana-mana, jika tidak dilakukan program pembersihan lingkungan yang baik.

Apa Saja Tanda-Tandanya ?

Saudariku yang dirahmati Allah, gejala yang tampak akibat infeksi virus dengue biasanya muncul setelah masa inkubasi (masa dimana virus berkembang hingga menimbulkan gejala) 3-8 hari setelah virus masuk ke dalam tubuh. Jika sistem pertahanan tubuh dapat mengatasi virus, maka gejala yang tampak bisa ringan atau bahkan tidak didapatkan. Namun jika tidak, dapat timbul beberapa kondisi sebagai berikut:

Demam tinggi mendadak, >38° C, 2-7 hari
Demam tidak dapat teratasi maksimal dengan penurun panas biasa
Mual, muntah, nafsu makan minum berkurang
Nyeri sendi, nyeri otot (pegal-pegal)
Nyeri kepala, pusing
Nyeri atau rasa panas di belakang bola mata
Wajah kemerahan
Nyeri perut
Konstipasi (sulit buang air besar) atau diare
Jika seluruh atau beberapa gejala diatas ditemukan pada seseorang, maka secara medis orang itu didiagnosis menderita Demam Dengue (Dengue Fever).

Adapun tanda-tanda seseorang menderita Demam Berdarah Dengue (DHF) adalah jika didapatkan:

Demam tinggi mendadak >38°C selama 2-7 hari
Adanya manifestasi perdarahan spontan, seperti bintik-bintik merah di kulit yang tidak hilang jika ditekan (utamanya di daerah siku, pergelangan tangan dan kaki), mimisan, perdarahan gusi, perdarahan yang sulit dihentikan jika disuntik atau terluka
Pembesaran organ hepar (hati) dan limpa
syok
Kriteria berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium darah:

Adanya trombositopenia, yaitu jumlah trombosit < 150.000/mm³ (normalnya 150-450 ribu/mm³)
Hemokonsentrasi, yaitu pengentalan darah akibat perembesan plasma (komponen darah cair non seluler), ditandai dengan nilai Hematokrit (Hct) yang meningkat 20% dari nilai normalnya.
Jika terdapat minimal 2 tanda klinis dan 2 laboratoris, maka orang yang mengalaminya didiagnosis menderita DHF. Berdasarkan tanda-tanda diatas pula, DHF dibagi atas beberapa derajat, yaitu:

DHF derajat I: Tanda-tanda infeksi virus, dengan menifestasi perdarahan yang tampak hanya dengan Uji Torniquet positif.
DHF derajat II: Tanda infeksi virus dengan manifestasi perdarahan spontan (mimisan, bintik-bintik merah)
DHF derajat III: Disebut juga fase pre syok, dengan tanda DHF grade II namun penderita mulai mengalami tanda syok; kesadaran menurun, tangan dan kaki dingin, nadi teraba cepat dan lemah, tekanan nadi masih terukur.
DHF derajat IV: Atau fase syok (disebut juga dengue syok syndrome/DSS), penderita syok dalam dengan kesadaran sangat menurun hingga koma, tangan dan kaki dingin dan pucat, nadi sangat lemah sampai tidak teraba, tekanan nadi tidak dapat terukur.
Apakah Semua Penderita DHF Perlu Dirawat ?

Jawabannya: Tidak, ya Saudariku fillah. Rata-rata penderita atau keluarga penderita mulai menyadari sakitnya pada DHF grade I-II, dan keduanya tidak memerlukan perawatan di rumah sakit, kecuali jika penderita sangat sulit minum dan makan, yang biasanya terjadi pada anak kecil. Yang memerlukan perawatan dan pemantauan intensif hanya DHF grade III-IV, karena fatalitas yang mungkin terjadi. Jadi janganlah kita tergesa-gesa memaksakan perawatan di Rumah Sakit, apalagi jika demamnya baru berlangsung selama 2-3 hari dan kondisi penderita masih cukup baik, masih mau makan dan minum. Selain karena sifat penyakit ini yang sebenarnya dapat sendiri dengan perbaikan kondisi penderita, kita juga dapat menghindari pengeluaran biaya yang tidak perlu dan kontaminasi kuman yang mungkin terjadi di rumah sakit.

Apa yang Bisa Dilakukan di Rumah ?

Pengobatan DHF sesungguhnya bersifat suportif dan simtomatik, artinya tidak memerlukan obat untuk kausanya (seperti antivirus). Yang paling ditekankan adalah nutrisi dan hidrasi alias makan dan minum yang cukup. Lebih ditekankan untuk minum yang banyak, untuk mengatasi efek kebocoran plasma darah dan meningkatkan jumlah trombosit. Setidaknya, memenuhi kebutuhan cairan harian per harinya, yang dapat dihitung dengan rumus:

Dewasa: 50 cc/kg BB/hari
Anak: Untuk 10 kg BB pertama: 100cc/kg BB/ hari
- Untuk 10 kg BB kedua: 50 cc/kg BB/ hari
- Untuk 10 kg BB ketiga dan seterusnya: 20 cc/kg BB/hari
Contoh: Anak fulan 8 tahun dengan BB 23 kg, berarti kebutuhan cairan perharinya adalah ((100×10) + (50×10) + (20×3))= 1560 cc
Pengobatan lain yang dapat diberikan adalah kompres hangat dan penurun panas jika demam, vitamin penambah nafsu makan, antimuntah jika dibutuhkan. Perlu diingat juga bahwa penggunaan antibiotik tidak diperlukan pada kasus DHF murni (tanpa adanya infeksi bakterial). Jika ada diantara ukhti yang membawa pasien DHF berobat, dan kemudian mendapatkan resep antibiotik, bertanyalah pada dokter atau yang meresepkan tersebut apa kepentingannya, agar tidak terjadi pemborosan uang dan obat, dan membebani tubuh penderita.

Kapan Harus Waspada ?

Beberapa kasus DHF dapat berlanjut menjadi serius yang diakibatkan oleh beberapa faktor, antara lain seperti keganasan virus dan pertahanan tubuh yang lemah. Tanda-tanda yang menunjukkan penderita perlu mendapat pemeriksaan medis antara lain:

Muntah darah segar (merah) atau muntah hitam
Buang air besar berwarna hitam
Sesak nafas yang makin lama makin sesak meski demam telah teratasi
Nyeri perut yang makin nyata, diiringi dengan pembesaran lingkar perut
Kesadaran menurun tanpa syok, nyeri kepala atau pusing hingga muntah nyemprot, pandangan makin lama makin kabur
Tanda-Tanda Syok

Tanda-tanda tersebut menggambarkan perembesan plasma yang tidak teratasi dan efek perdarahan dalam rongga tubuh (misalnya saluran cerna, otak) akibat trombosit yang terus turun. Penderita yang mengalami tanda diatas sebaiknya segera diperiksakan ke Rumah Sakit untuk mendapat penanganan lebih lanjut.

Lalu… Kapan Sembuhnya ?

DHF umumnya akan mengalami penyembuhan sendiri setelah 7-8 hari, jika tidak ada infeksi sekunder dan dasar pertahanan tubuh penderitanya memang baik. Tanda penyembuhan antara lain meliputi demam yang turun perlahan, nafsu makan dan minum yang membaik, lemas yang berkurang dan tubuh terasa segar kembali.

Nah saudariku, semoga informasi singkat diatas dapat menambah pengetahuan kita akan DB/DHF ini. Yang terpenting hendaknya kita selalu ingat bahwa Allah Ta’ala menciptakan segala sesuatu pastilah ada hikmahnya. Contoh kecil adalah penyakit ini, dimana virus yang ukurannya dalam skala nanometer, dapat menyebabkan sakit serius pada mahluk yang jauh lebih besar darinya, menunjukkan betapa lemahnya kita manusia di hadapan Sang Pencipta alam semesta.

Maroji’:

Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Bagian Infeksi & Penyakit Tropis , terbitan
IDAI.
Tatalaksana DBD di Indonesia , terbitan IDAI.
Standar Pelayanan Medis, terbitan IDAI.

Sumber :
http://muslimah.or.id/kesehatan-muslimah/mengenal-dan-mewaspadai-penyakit-demam-berdarah.html
10 Mei 2009

Sumber Gambar:
http://dhiez.files.wordpress.com/2008/05/penyebaran.gif

Demam Berdarah Dengue

Demam Berdarah Dengue


Apakah demam dengue?

Demam dengue umumnya menyerang orang yang kekebalan tubuhnya sedang menurun. Sebenarnya saat kita terkena infeksi dengue, tubuh akan memproduksi kekebalan terhadap tipe virus dengue tersebut, kekebalan ini akan berlangsung seumur hidup. Sayangnya, demam dengue disebabkan oleh banyak strain atau tipe virus sehingga walaupun kita kebal terhadap salah satu tipe namun kita masih dapat menderita demam dengue dari tipe virus yang lain.

Demam berdarah dengue atau DBD merupakan demam dengue dengan derajat yang lebih berat. Perbedaan yang paling utama adalah pada demam dengue tidak ditemukan manifestasi perdarahan pada pasien. Pada kulit pasien dengan demam dengue hanya tampak ruam kemerahan saja sementara pada pasien demam berdarah dengue akan tampak bintik bintik perdarahan. Selain perdarahan pada kulit, penderita demam berdarah dengue juga dapat mengalami perdarahan dari gusi, hidung, usus dan lain lain. Bila tidak ditangani segera, demam berdarah dengue dapat menyebabkan kematian.

Daerah mana saja yang mudah terjangkit demam dengue?

Demam dengue banyak terjangkit di daerah tropis dan subtropis. Asia menempati urutan pertama dalam jumlah penderita demam dengue tiap tahun. Hal ini mungkin disebabkan oleh karena curah hujan di Asia yang sangat tinggi terutama di Asia timur dan selatan ditambah dengan sanitasi lingkungan yang tidak bagus.

WHO memperkirakan lebih dari 500.000 dari 50 juta kasus demam dengue memerlukan perawatan di rumah sakit. Lebih dari 40% penduduk dunia hidup di daerah endemis demam dengue.

Bagaimana penularan demam dengue?

Virus dengue ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang sebelumnya sudah menggigit orang yang terinfeksi dengue. Populasi nyamuk ini akan meningkat pesat saat musim hujan namun nyamuk Aedes aegypti juga dapat hidup dan berkembang biak pada bak bak penampungan air sepanjang tahun. Satu gigitan nyamuk yang telah terinfeksi sudah mampu untuk menimbulkan penyakit dengue pada orang yang sehat.

Penularan demam dengue tidak bisa langsung dari manusia ke manusia tetapi harus melalui perantara nyamuk sehingga kita tidak perlu khawatir kontak langsung dengan penderita demam dengue.

Apa saja gejala dan tanda demam dengue?

Setelah tergigit nyamuk pembawa virus, masa inkubasi akan berlangsung antara 3 sampai 15 hari sampai gejala demam dengue muncul. Gejala demam dengue akan diawali oleh perasaan menggigil, nyeri kepala, nyeri saat menggerakan bola mata dan nyeri punggung. Kesakitan pada tungkai dan sendi akan terjadi beberapa jam sejak gejala demam dengue mulai dirasakan. Suhu tubuh akan meningkat dengan cepat mencapai 40 derajat celcius dengan detak nadi yang normal serta tekanan darah yang cenderung turun. Bola mata akan tampak kemerahan. Kemerahan juga tampak pada wajah yang dengan cepat akan menghilang. Kelenjar pada leher dan tenggorokan terkadang ikut membesar.

Demam dan gejala lain dari demam dengue akan berlangsung selama 2 hari yang kemudian diikuti oleh penurunan suhu yang cepat dengan diiringi oleh produksi keringat yang meningkat. Periode penurunan suhu ini biasanya berlangsung sehari, selanjutnya suhu tubuh akan meningkat lagi dengan cepat. Saat ini seluruh tubuh pasien akan kemerahan kecuali pada wajah.

Bagaimana penanganan pasien demam dengue?

Karena demam dengue disebabkan oleh virus maka tidak ada pengobatan spesifik untuk penyakit ini termasuk penggunaan antibiotika. Umumnya pengobatan demam dengue hanya ditujukan untuk mengatasi gejala yang terjadi (simptomatis). Istirahat dan asupan cairan yang cukup merupakan dua hal yang sangat penting pada pasien demam dengue. Penggunaan aspirin dan NSAID harus dihindari. Penggunaan paracetamol terutama untuk mengatasi gejala demam dan sakit kepala yang terjadi.

Bagaimana kelanjutan pasien dengue?

Demam dengue tidak akan menyebabkan kematian. Pengalaman selama ini, kematian akibat demam dengue kurang dari 1% dari seluruh kasus yang terjadi. Perbaikan kondisi pasien akan berlangsung beberapa minggu.

Bagaimana dengan demam berdarah dengue?

Demam berdarah dengue atau DBD umumnya terjadi pada anak dibawah 10 tahun. Gejalanya antara lain nyeri pada perut, perdarahan, dan syok. Bila terjadi syok maka DBD sering disebut Dengue Syok Syndrome atau DSS. Pasien dengan DSS biasanya agak sulit untuk dipulihkan.

DBD dimulai dengan demam tinggi serta sakit kepala yang hebat. Terdapat gejala pada saluran nafas dan saluran pencernaan berupa nyeri menelan, batuk, mual, muntah dan nyeri perut. Syok dapat terjadi setelah 2 sampai 6 hari semenjak gejala DBD timbul. Gejala syok dimulai dengan penurunan suhu tubuh tiba tiba, akral dingin, nadi lemah, dan kebiruan pada bibir.

Pada DBD, terdapat perdarahan pada jaringan lunak, bintik perdarahan pada kulit, muntah darah, darah pada kotoran, gusi berdarah dan mimisan. Pada beberapa kasus dapat terjadi radang paru paru dan radang pada otot jantung atau miokarditis.

Pasien dengan DBD harus di monitor dengan ketat terutama pada hari ke empat sejak timbulnya gejala. Bila terjadi kebiruan atau sianosis maka pasien harus diberikan oksigen dan apabila terdapat kegagalan vaskuler maka pasien harus diinfus. Transfusi darah diperlukan untuk mengendalikan perdarahan.

Angka kematian pasien DBD sangat tinggi antara 3 sampai 30%. Sebagian besar kematian terjadi pada anak anak.

Bagaimana mencegah demam dengue?

Transmisi virus melalui nyamuk harus dihentikan untuk mencegah timbulnya demam dengue. Untuk melakukan ini maka pasien demam dengue harus dikelilingi oleh kawat nyamuk/kelambu sampai demam mereda.

Pencegahan demam dengue membutuhkan pengendalian atau eradikasi dari nyamuk pembawa virus. Lakukan 3 M (Menguras, Menutup dan Menimbun) tempat tempat yang disukai nyamuk untuk berkembang biak. Peranan pemerintah sangat diperlukan sebagai motivator disamping peranan masyarakat sebagai pelaksana.

Sampai saat ini belum ada vaksin yang pas untuk demam dengue, sehingga hanya pencegahan terpadulah yang bisa dilakukan.

Sumber :
http://www.blogdokter.net/2008/06/27/demam-berdarah-dengue/
10 Mei 2009

Sumber Gambar:
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/8/83/Aedes_aegypti_during_blood_meal.jpg

Jus Jambu Atasi Demam Berdarah ?

Jus Jambu Atasi Demam Berdarah ?


Penyakit demam berdarah (DBD)kembali membuat gundah. Jambu biji merah punmenjadi buah yang paling dicari. Jus buah ini dianggap dapat mengobati penyakityang disebarkan oleh nyamuk aedes aegypti itu. Benarkah demikian?



Musim hujan kembali datang dan penyakitdemam berdarahkerap meningkat dimusimini. Dimusim hujan hampir tidak ada daerah di Indonesia yang terbebas dari serangan penyakit DBD. Penelitian terakhir menyebutkan bahwa penyakit ini sudah ditemukan di seluruh propinsi di Indonesia. Maklumlah, penyakit ini lebih sering berkembang di daerah tropis atau subtropis.



Penyakit ini cukup membuat kita resah karena jika tidak diatasi dengan segera dapat menimbulkan kematian. Meskipun, patut disayangkan karena kecemasan ini tidak diikuti dengan tindakanuntuk mengurangi kemungkinan munculnya si penyebarpenyakit (baca: nyamuk aedes aegypti). Masyarakat sering lupa melaksanakan tindakan 3 M ( menguras, mengubur, dan memberikan bubuk abate) yang sesungguhnyamenjadicara awal untuk menangkal penyakit ini.

Akibatnya penyakit demam berdarah pun semakin merajalela. Di kalangan masyarakat umum, berkembang anggapan bahwa untuk mengobati demam berdarah penderita DBD harus mengkonsumsi jus jambu dalam jumlah banyak. Akibatnya buah jambu biji merah ini pun menjadi primadona. Bahkan harganya bisa naik jadi dua kali lipat. Benarkah jus jambu merah ini ampuh mengobati demam berdarah?

Fakta yang sebenarnya
Demam berdarah adalah penyakit infeksi yang diakibatkan oleh virus dengue. Virus ini masuk ke dalam pembuluh darah dan menyerang dinding pembuluh darah. Di dalam tubuh terjadi reaksi yang komplek, yang mengakibatkan kebocoran pembuluh darah. Akibatnya terjadi penurunan jumlah trombosit.

Jika hal ini tidak ditanggulangi, akan terjadi perdarahan saluran cernayang ditandai dengan warna tinja yang hitam. Terjadi pula perdarahan pada organ tubuh lain seperti ginjal dan paru-paru.Pada stadium akhir dapat terjadi muntah darah.

Namun, sebelum hal ini terjadi, tubuh akan bereaksi terhadap virus. Pada tahap awal tubuh akan mencoba melawan virus dengan menetralisir virus.Jika tidak berhasil virus akan menganggu fungsi pembekuan darah dan timbul perdarahan. Supaya tubuh kita berhasil melawan virus dibutuhkan daya tahan tubuh yang kuat.

Untuk mendapatkan daya tahan tubuh yang baik, salah satu yang diperlukan adalah asupan makanan yang kaya gizi dan vitamin. Salah satu jenisvitaminyang cukup penting adalah vitamin C. Jambu biji adalahsatu dari banyakjenis buah-buahan yang mengandung banyak vitamin C.Ini berarti bahwa jus jambu biji akan efektif sebagai pembangun daya tahan tubuh untuk melawan virus dengue bukan untuk menyembuhkan penyakit demam berdarah.

Untuk mengobati penyakit demam berdarah, sebagai langkah awal dokter akan memberikan cairan agar penderita DBD tidak mengalami dehidrasi. Jika pemberian cairan melalui mulut tidak mencukupi atau derajat kebocoran plasma cukup berat, cairan harus diberikan melalui infus yang dimasukkan lewat pembuluh darah vena.

Cairan melalui infus biasanya diberikan jika penderita muntah setiap kali makan atau minum. Dokter juga akan memberikan obat penurun panas guna mengurangi demam dan rasa nyeri.Selanjutnya dokter akan melakukan pemeriksaan dan memantau perkembangan penderita DBD.Jika terjadi perdarahan cerna, dokter mungkin akan melakukan transfusi darah.

Pada saat penderita mengalami demam berdarah dan harus dirawat di rumah sakit, dokter bisa jadi melarang konsumsi jus jambu. Terutama jika hal ini menimbulkan munta-muntah. Tapi, pada penderita demam berdarah stadium awal, ketika penderita masih bisa makan dan minum, pemberian jus jambu masih diperbolehkan. Dengan harapan, dapat membantu memperbaiki daya tahan tubuh.

Waspadai gejala demam berdarah seperti berikut ini:

# Demam mendadak tanpa sebab yang jelas
# Demam disertai kemerahan di wajah dan leher serta muntah
# Timbul perdarahan, baik dari gigi, mulut, hidung, kulit, atau tinja
# Anda juga patut curiga jika terjadi penurunan suhu secara tiba-tiba setelah beberapa waktu penderita mengalami demam. Gejala ini diiringi dengan rasa gelisah, sakit perut, dan badan lemas. Ini menandakan DBD akan memasuki fase syok yang sangat berbahaya.

Sumber :
http://www.anakku.net/content/jus-jambu-atasi-demam-berdarah
10 Mei 2009

Sumber Gambar:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfPrL3UjYfSOI3d0iopjjUTid9RW4uaX8jJQ5WDRTkjL6Ws-bYGYTMYpifJlLQj65HyTfzWR9fyGhyEQCrhYq-BAvCSCGzK2g4mfyWjEEVCuM3e48LG5U66gftg_IYCO9L-lEDjwNAwgk/s320/JusJambuBiji.jpg

Demam Berdarah : Cegah atau Obati?

Demam Berdarah : Cegah atau Obati?

Sampai saat ini, pengobatan khusus untuk membasmi virus demam berdarah yang terlanjur menginfeksi tubuh belum ditemukan. Pengobatan hanya ditujukan untuk mengatasi efek yang ditimbulkan oleh virus, seperti demam, kebocoran pembuluh darah, turunnya tekanan darah, dan lain-lain. Virus sendiri diharapkan akan diatasi imunitas tubuh kita.

Efek yang ditimbulkan oleh virus seringkali berada dalam tingkat yang membahayakan jiwa penderitanya. Kebocoran pembuluh darah menyebabkan pendarahan hebat, yang kerapkali harus diatasi dengan pemberian cairan infus dan transfusi darah. Jika tindakan ini gagal, oleh karena keterlambatan pengobatan atau karena keadaanya memang sangat parah, penyakit ini dapat berujung pada kematian.

Oleh karena itu, tindakan pencegahan agar tidak terinfeksi virus DBD sangat penting.

Salah satu langkahnya adalah pemberantasan penular virus DBD, yaitu nyamuk Aedes, baik Aedes aegypti maupun Aedes albopictus.

Metode pemberantasan yang banyak dikampanyekan adalah 3M Plus, menguras, menutup, dan mengubur. Plusnya banyak, antara lain : melakukan penyemprotan (fogging), menabur abate di tempat yang menampung air (abatisasi), memelihara ikan pemakan jentik, dll (Litbang Depkes, 2004).

Waktu yang dibutuhkan untuk berkembangnya telur menjadi nyamuk dewasa adalah sekitar 10 hari. Oleh karena itu, menguras bak mandi harus dilakukan kurang dari 10 hari, dianjurkan tiap seminggu sekali. Dengan demikian, jentik tak akan sempat berkembang menjadi nyamuk dewasa.

Nyamuk betina dewasa yang sudah mengisap darah siap untuk bertelur. Nyamuk ini biasanya akan segera mencari tempat bertelur yang ideal, yaitu air yang jernih. Dengan menutup tempat penampungan air dan mengubur benda-benda yang dapat menampung air hujan, membuat nyamuk betina kehilangan tempat untuk menyimpan telurnya.

Jika tempat yang menampung air sukar untuk ditutup, penaburan bubuk abate perlu dipertimbangkan. Abate yang sudah ditaburkan akan segera menempel di dinding tempat penampungan air. Jika jentik menyentuhnya, jentik tersebut akan mati. Keamanan penggunaan abate telah diakui oleh WHO dan Depkes.

Jika di suatu daerah ada individu yang terinfeksi DBD, biasanya langsung dilakukan penyemprotan terhadap lingkungan sekitarnya, dibarengi pencarian jentik nyamuk. Penyemprotan berguna untuk membunuh nyamuk dewasa, tapi tidak mampu memberantas telur dan jentiknya. Selain itu, saat ini diperkirakan nyamuk Aedes sudah kebal terhadap insektisida yang disemprotkan ke sarang-sarang mereka.

Pakaian lengan panjang dan penggunaan antinyamuk oles (repellant) juga dapat dilakukan, terutama bagi mereka yang memasuki daerah yang diperkirakan banyak nyamuk Aedesnya.

Ternyata, banyak tindakan pencegahan yang dapat dilakukan. Tetapi, apapun cara pencegahannya, tujuannya adalah memberantas nyamuknya atau menghindar dari gigitannya. Jadi, apakah anda punya cara lain?

Referensi :
Litbang Depkes (2004) : Demam Berdarah Dengue. Dikutip 16 Nop 2007.

Sumber :
Paisal
http://www.wartamedika.com/2007/11/demam-berdarah-cegah-atau-obati.html